Anda di halaman 1dari 14

Tugas Kelompok Kelas A

Mata Kuliah Midwifery Al-Insyirah

Tentang QS.Al-INSYIRAH

Angggota :

1. Suryanita, Amd.Keb
2. Nora Fransiska, Amd.Keb
3. Debby Melinda, Amd.Keb
4. Rosita,Amd.Keb

STIKES AL-INSYIRAH PEKANBARU


PRODI D IV KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kita hidup di dunia ini tidak terlepas dari ujian dan cobaan. Umat manusia
akan berhasil mendapatkan kebahagiaan di akhirat apabila ia berhasil menghadapi
semua ujian dan cobaan yang diberikan Allah SWT kepadanya.
Kita harus percaya bahwa setiap kesulitan yang kita hadapi, pasti ada
kemudahan sebagai jalan keluarnya. Hal ini sudah diatur oleh Allah SWT sesuai
firman-Nya dalam surah Al – Insyirah. Tetapi, jalan keluar dari permaslahan yang
kita hadapi semata – mata tidak datang jika kita hanya berpangku tangan saja.
Kita harus berusaha dan berdoa untuk menemukan pemecahan masalah yang kita
hadapi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana surat Al-Insyirah?
2. Bagaimana isi kandungan surat Al-Insyirah?
3. Bagaimana perilaku menurut al-Qur’an surat Al-Insyirah?
BAB II
PEMBAHASAN

Terjemah Surat Al Insyirah ayat 1-8 :


1. Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?,
2. Dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu,
3. yang memberatkan punggungmu?
4. Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu.
5. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
6. sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
7. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah
dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,
8. dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.”
Mengartikan Surat Al-Insyirah ayat 1-8 :

Surah Al Insyirah atau Surat Alam Nasyrah( ‫) سورة الشرح‬adalah surat ke-94
dalam Al Qur'an. Surat ini terdiri atas 8 ayat dan termasuk golongan surat-surat
Makkiyah serta diturunkan sesudah surat Adh Dhuhaa. Nama Alam Nasyrah
diambil dari kata Alam Nasyrah yang terdapat pada ayat pertama, yang berarti:
bukankah Kami telah melapangkan.

Pokok-pokok Isi :
Penegasan tentang nikmat-nikmat Allah SWT yang diberikan kepada Nabi
Muhammad SAW, dan pernyataan Allah bahwa disamping kesukaran ada
kemudahan karena itu diperintahkan kepada Nabi agar tetap melakukan amal-
amal saleh dan bertawakkal kepada-Nya.

Kandungan Isi :
‫الر ِح ِيم‬
‫الرحْ َم ِن ه‬ ‫ب ِِس ِْم ه‬
‫َّللاِ ه‬ ِ

Dengan Nama Allah, Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Surah ini berkaitan erat dengan surah sebelumnya, dan sebagian mufasir
menganggapnya sebagai sambungan langsung dari Surah al-Dhuha. Bagaimana
pun juga, surah ini ditujukan kepada Nabi dan diperluas kepada semua orang yang
mengikuti jejak langkah Nabi.
َ َ‫أَلَ ْم نَ ْش َر ْح لَك‬
َ‫صد َْرك‬

Bukankah Kami telah melapangkan dadamu untukmu?


Syaraha berarti 'membukakan, menyingkapkan, menjelaskan,
menerangkan atau menampakkan,' dan 'melapangkan'. Syaraha juga berarti
'memotong'. Dalam dunia bedah, kata tasyrih berarti pemotongan.

Shadara berarti 'kembali dari pengairan, melanjutkan, memancar, keluar',


dan shadr adalah 'dada, payudara atau peti'. Jika seseorang mengatakan ia ingin
'mengambil sesuatu dari dadanya', maka sesuatu ini, tentu saja, bukan obyek fisik.
Melainkan, sesuatu yang sudah ia kenakan sendiri pada dirinya, sehingga ia
merasa terhimpit atau terbebani, seolah-olah ia tidak bisa lagi bernapas dengan
bebas. Dengan melepaskan diri dari beban ini, dengan 'melapangkan' diri, maka
yang jauh menjadi dekat dan yang sulit menjadi mudah.

Syarh (uraian terperinci, penjelasan) yang utama adalah berupa


pengetahuan, penyaksian langsung bahwa yang ada hanyalah Allah. Itulah syarh
yang terakhir; tidak ada apa-apa di luar itu. Tidak ada kelegaan di luar penyaksian
langsung.

Meskipun ayat ini ditujukan kepada Nabi, namun ia berlaku kepada semua orang.
Beban kebodohan digantikan dengan beban kenabian, tapi beban tersebut menjadi
ringan karena berbagai rahasia alam semesta telah diungkapkan kepadanya.

َ‫ض ْعنَا َعنكَ ِو ْز َرك‬


َ ‫َو َو‬

Dan mengangkat bebanmu dari (pundak)mu,


Wazara, akar dari wizr (beban, muatan berat), adalah 'memikul atau menanggung
(suatu beban)'. Dari kata tersebut muncul kata wazir artinya 'menteri, wakil,
konselor', yakni, seseorang yang membantu penguasa atau raja untuk memikul
beban negara. Maksud ayat ini adalah bahwa kita dibebaskan dari tanggung jawab
apa pun selain daripada sebagai hamba Pencipta kita. Jika kita sungguh-sungguh
memahami penghambaan, maka kita tidak lagi terbebani seperti sebelumnya tapi
kita malah hanya melaksanakan tanggung jawab dan kewajiban kepada Allah,
tanpa menambah beban lagi kepada diri kita.

َ َ‫الهذِي أ َ ْنق‬
َ ‫ض‬
َ‫ظ ْه َرك‬

Yang telah memberatkan unggungmu?


Lagi-lagi ini merupakan penjelasan metaforis. Ada di antara kita yang
nampaknya memikul beban berat, meskipun, sebenarnya, tidak ada beban yang
bersifat permanen. Jika kita selalu ingat akan Allah (zikrullah), sadar bahwa pada
suatu saat napas kita bisa berhenti, dan bahwa kita akan segera kembali menjadi
debu, maka kita pun akan sadar bahwa yang dapat kita lakukan saat ini hanyalah
menghamba dan berusaha berbuat sebaik-baiknya. Tidak ada yang harus kita
lakukan selain dari itu. Secara tidak sengaja mungkin kita telah mengundang
kesulitan di dunia ini, namun kesulitan dunia ini tetap akan datang dan
menemukan kita. Jika kita tidak memperdulikan orang fi sabilillah (di jalan
Allah), jika kita tidak membantu orang, melayani dan membimbing mereka, maka
berbagai kesulitan akan menimpa kita.

َ‫َو َرفَ ْعنَا لَكَ ِذ ْك َرك‬

Dan meninggikan untukmu sebutan kamu?


Ini berkenaan dengan zikir lahiriah Nabi. Kita tidak bisa melakukan zikir
lahiriah yang lebih tinggi dari Nama Allah. Zikir batiniah Nabi merupakan
kesadaran beliau yang tak henti-henti, berkesinambungan, dan tidak terputus
terhadap Penciptanya. Zikir Nabi terhadap Penciptanya memiliki kedudukan
paling tinggi karena di antara ciptaan Allah beliaulah yang paling dekat kepada-
Nya.

Ketika Nabi berzikir, zikimya diangkat lebih tinggi sehingga zikir Nabi
berada di urutan paling tinggi; kehidupannya sendiri merupakan zikrullah.
‫فَإ ِ هن َم َع ْالعُس ِْر يُس ًْرا‬

Karena sesungguhnya bersama setiap kesulitan ada kemudahan,


‫ِإ هن َم َع ْالعُس ِْر يُس ًْرا‬

Sesungguhnya bersama setiap kesulitan ada kemudahan.


Dua ayat ini memberikan penjelasan khusus mengenai 'sang' kesulitan,
yakni 'bersama kesulitan ada kemudahan', yang menunjukkan bahwa hanya ada
satu kesulitan. Ini berarti bahwa pada setiap kesulitan ada dua kemudahan atau
solusi. Solusi pertama adalah bahwa kesulitan akan berlalu: ia tidak bisa berlalu
dengan sendirinya, tapi akhirnya ia akan berlalu karena lambat laun kita pergi
darinya melalui kematian. Solusi kedua adalah bagi pencari sejati; solusinya
terletak dalam pengetahuan tentang proses awal terjadinya kesulitan kemudian
melihat kesempumaan di dalamnya.

Umpamanya, seseorang bisa saja melakukan kesalahan dengan memasuki


areal proyek pembangunan yang berbahaya sehingga kepalanya tertimpa sesuatu.
Ia mungkin saja tidak menyadari berbagai faktor yang terkait dengan
kecelakaannya, apakah orang lain bermaksud mencelakakannya atau tidak, tapi
yang jelas ia akan mengalami musibah itu. Begitu ia mengetahui bagaimana
musibah itu terjadi, betapa sempurna kejadiannya! Kepalanya akan terluka, tapi
itu pun akan sembuh: itu adalah kemudahan lain. Bersamaan dengan sulitnya
merasakan pemisahan muncul pertolongan untuk mengetahui bahwa kita
berhubungan.

َ ‫فَإِذَا فَ َر ْغتَ فَان‬


ْ‫صب‬

Maka jika engkau sudah bebas, tetaplah tabah bekerja keras!


Makna syari’ (lahiriah) dari ayat ini adalah bahwa begitu kita selesai
berurusan dengan dunia dan dengan segala tanggung jawab kita di dalamnya,
hendaknya kita bersiap-siap untuk mencari pengetahuan langsung tentang Realitas
Ilahi. Menurut penafsiran golongan ahl al-Bayt tentang ayat ini, bila kita selesai
menunaikan salat-salat formal kita, maka hendaknya kita melanjutkan ke tahap
berikutnya, yakni begadang sepanjang malam melaksanakan salat lagi, zikir dan
belajar. Bila kita sudah menyelesaikan segala kewajiban kita terhadap penciptaan
dan terhadap Pencipta kita, maka hendaknya kita berbuat lebih, dan mencurahkan
diri kita sepenuhnya. Perjuangan dan upaya batin ini adalah makna harfiah dari
kata jihad, yang hanya dalam peristiwa tertentu saja menjadi 'perang suci'.

ْ َ‫َوإِلَى َربِِّكَ ف‬
ْ‫ارغَب‬

Dan jadikanlah Tuhanmu sebagai tujuan [kerinduan] engkau semata!


Ketika kita mempraktikkan hasrat keingintahuan kita, bila kita
menginginkan pengetahuan, maka kita akan menjadi pengetahuan, persis
sebagaimana kita mempraktikkan kemarahan, maka kita pun akan menjadi
kemarahan. Begitu kita meletakkan dasar-dasar yang perlu untuk menunaikan
segala kewajiban kita, maka kita pun sah untuk menjadikan Allah sebagai satu-
satunya tujuan kita. Bagaimana pun, menunaikan kewajiban kita terlebih dahulu
adalah penting, karena, kalau tidak kita akan melaksanakan keinginan untuk
melarikan diri

Perilaku Menurut Al - Qur`An Surah Al – Insyirah


Perilaku yang dapat kita ambil dari makna yang terdapat dalam surah Al –
Insyirah adalah:
1) Bahwa Allah SWT telah membukakan hati Rasulullah untuk menerima cahaya
ilahi, sehingga beliau mmiliiki kearifan, mmpunyai kelapangan hati untuk
mnghadapi berbagai kesuliitan serta memahami hakikat kehidupan.
2) Bahwa Rasulullah pernah merasakan beban yang sangat berat dalam
kehidupannya. Ditengah menghadapi beban tersebut Allah SWT mengutus
Malaikat Jibril untuk memberikan wahyu kepadanya. Dengan wahyu dari
Allah SWT, Rasulullah mendapat pencerahan bagaimana menanggulangi umat
islam yang diliputi kezaliman dan kebejatan moral. Apabila dibandingkan
dengan masalah Rasulullah, masalah kamu tidak seberapa oleh karena itu
apabila kamu menghadapi masalah baik dalam belajar, bekerja, atau dengan
teman kamu harus sabar dan berusaha dan semaksimal mungkin agar masalah
yang dihadapi dapat diselesaikan.
3) Bahwa Allah SWT telah meninggikan dan mengharumkan Rasulullah dan
menjadi manusia pilihannya. Semua hamba Allah pasti akan diangkat
derajatnya asalkan mau berusaha untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
4) Allah menerangkan bahwa setiap menghadapi berbagai kesulitan kamu harus
yakin bahwa aka nada penyelesaian dan jalan keluarnya. Sesungguhnya
bersama kesulitan itu pasti ada kemudahan.
5) Allah cinta kepada orang yang suka bekerja keras tanpa lelah berfikir tanpa
henti ’’Khalifah Umar Bin Khatab berpesan, ‘’ aku benci melihat kalian tidak
melakukan aktifitas yang menyangkut kehidupan dunia dan akhirat’’. Intinya
islam tidak menganjurkan umatnya untuk berdoa tanpa usaha.
6) Kita harus selalu berharap kepada Allah dari usaha yang telah dilakukan
dengan sungguh-sungguh, tentunya dengan doa dan ikhtiar.

Khasiat dari Surah Al – Insyirah


Surat ini mengandung beberapa khasiat kaitannya dengan Rizki
sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW:
“Barang siapa membaca surat Alam Nasyroh seperti ia mendatangi aku dan
aku telah mengambil kesempatan maka menjadi suatu kelapangan dari padaku.”
Al-Imam Syafi’i Rahimahullah berkata ”Barang siapa ingin merasa
kenyang dan sabar dari rasa lapar, maka bacalah surat Alam Nasyroh 7 (Tujuh)
kali.
Dan barang siapa ingin marahnya menjadi santun, maka bacalah surat
Alam Nasyroh setiap hari 1 (satu) kali.
Dan barang siapa ingin merasakan tidur yang sedikit namun merasa cukup
baginya, Maka bacalah surat Alam Nasyroh 3-7 (Tiga atau tujuh) kali ketika
hendak tidur.
Dan barang siapa ingin kesulitannya dipermudahkan oleh Allah, Maka
bacalah surat alam nasyroh 3 (Tiga) kali setiap selesai shalat lima waktu.
a. Barang siapa membaca Alam Nasyroh setiap selesai shalat fardhu maka
Allah SWT akan memudahkan segala urusannya, dan dimudahkan rizkinya
dengan datang tanpa di duga-duga, serta dijauhkan dari segala macam
kesulitan dan kesukaran.
b. Barang siapa membacanya 9 kali selesai shalat fardhu, maka Allah SWT
akan melapangkan dadanya dari sifat kesal, jenuh, jengkel dan dilapangkan
rizkinya dan segala urusannya menjadi serba mudah.
c. Barang siapa membaca surat Alam Nasyroh sebanyak 41 kali seama 7 hari
berturut-turut tanpa putus yang dimulai hari Ahad (Minggu) sampai dengan
hari sabtu, maka Insya Allah, dengan izin Allah SWT ia akan diberi
kecukupan rizqi, diberi kekayaan hati, dan diberikan rizqi yang sangat luas
dengan jalan tidak terduga.
d. Bila anda mempunyai suatu Hajat yang sangat besar seperti ingin Naik Haji,
Menjadi Bupati, Lurah, atau masuk Calon Pegawai negeri sipil, dan ingin
agar Hajat anda bisa dikabulkan oleh Allah SWT maka anda bepuasa selama
7 hari yang dimulai dari hari Juma’at, dan selama menjalani puasa tengah
malamnya anda Sholat Hajat Khusus yaitu 4 Rakaat dengan 2 kali salam,
selesai shalat membaca istighfar 100 kali dan shelawat 100 kali, kemudian
membaca surat Alam Nasyroh 1000 kali, Lalu berdoa kepada Allah apa yang
di Hajatkan, Insya Allah bila anda serius dan tekun, Akan dimudahkan
segala niat anda atas RidhoNya. Amin.
e. Bila anda membaca surat Alam Nasyroh 200 kali sesudah shalat Dhuha 4
rakaat setiap harinya, maka Allah SWT akan memperlihatkan berbagai
perkara-perkara Gaib kepadanya yang tidak bisa dilihat oleh Manusia.
f. Bila anda mempunyai suatu Hajat kepada Allah SWT baik soal Rizqi,
mencari pekerjaan yang cocok, dimudahkan mendapatkan jodoh yang
terbaik, maka bacalah surat Alam Nasyroh sebanyak bilangan jumlah
hurufnya yaitu 101 kali setiap malam setelah shalat Tahajud ataupun Hajat
selama 7 hari berturut-turut tanpa putus, Caranya : Setelah sholat Hajat 2
Rakaat, lalu membaca istighfar 100 kali dan shelawat 100 kali, kemudian
bacalah surat Alam Nasyroh 101 kali, lalu memohon Hajatnya, Insya Allah
akan tercapai, Bila sangat penting usahakan dengan berpuasa Hajat pada
siang harinya, agar lebih maqbul.

Pesan Surat Al-Insyirah


1. Tema utama surat Al-Insyirah ini adalah penegasan tentang nikmat-nikmat
Allah SWT yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW, dan pernyataan
Allah bahwa bersama kesukaran ada kemudahan karena itu Nabi
Muhammad SAW diperintahkan agar tetap melakukan usaha-usaha dan
bertawakkal kepada-Nya.
2. Pada ayat 2-3 dalam surat Al-Insyirah ini dapat diketahui betapa berat beban
yang dipikul oleh Nabi Muhammad SAW. Ulama’-ulama’ berpendapat
tentang beban berat yang dirasakan olehbNabi Muhammad SAW, yaitu
antara lain;
a) Wafatnya istri beliau, Khadijah dan paman beliau Abu Thalib.
b) Beratnya wahyu al-Qur’an yang beliau terima (QS. Al-Hasyr [59]: 21)
c) Keadaan masyarakat pada masa Jahiliyyah.
3. Surat Al-Insyirah ini memberi petunjuk bahwa seseorang harus selalu
memiliki kesibukan. Bila telah berakhir suatu pekerjaan, ia harus
memulai lagi dengan pekerjaan yang lain, sehingga ia tidak akan
pernah menyia-nyiakan waktu.
4. Pada ayat 7-8 dalam surat Al-Insyirah ini memberi petunjuk kepada
manusia bahwa dalam ketika manusia ingin meraih sesuatu, maka ia
harus berusaha dan bekerja terlebih dahulu, baru kemudian
menggantungkan harapan kepada Allah.

Kesimpulan:
Berikut ini isi pesan dan ajaran dari surat Al Insyirah tersebut, yaitu :
1) Allah SWT mengingatkan kepada manusia bahwa Dia telah memberikan
nikmat yang jumlahnya tiada terhitung. Hanya saja kebanyakan manusia
tidak menyadari atau lupa ketika mendapat nikmat. Sebaliknya, kalau
mendapatkan sedikit kesulitan saja atau masalah dia pasti menyadarinya,
bahkan tak henti-hentinya mengeluh. Tahukah kamu bahwa ketika sedang
mengeluh kita lupa bahwa seakan-akan kita tak pernah mendapatkan nikmat.

2) Setiap masalah pasti ada penyelesaiannya, setiap kesulitan tentu ada jalan
keluarnya. Oleh karenanya kita diperintahkan untuk terus berusaha mencari
jalan keluar yang paling baik ketika mendapatkan masalah. Kita dilarang
berputus asa, misalnya ketika ada masalah malah melakukan tindakan yang
menyakiti diri sendiri seperti merokok, mengkonsumsi narkoba sebagai
pelampiasan masalah, atau bahkan sampai bunuh diri. Hal ini tidak
menyelesaikan masalah, malahan menambah masalah. Bagaimana cara
terbaik yang harus dilakukan? Caranya adalah dengan berzikir, beribadah,
introspeksi diri, apa yang masih kurang, mohon ampun kepada Allah SWT
danmemohon agar segera ditunjukkan jalan keluarnya.

3) Ketika telah selesai menyelesaikan suatu pekerjaan, maka dengan segera


lakukanlah pekerjaan yang lain. Hal ini mengisyaratkan bahwa kita
diperintahkan untuk menjadi umat yang rajin bekerja dan kreatif, tidak
menjadi umat yang pemalas. Contoh orang yang malas adalah baru mau
bekerja kalau sudah tidak mempunyai uang. Sikap mental semacam ini tidak
dikehendaki oleh Allah SWT. Kita diperintahkan untuk bekerja keras, tekun,
gigih, dan ulet, sehinga tidak hidup kekurangan, bahkan kalau bisa
membantu orang lain.

4) Sukses atau tidaknya suatu pekerjaan ditentukan oleh sejauh mana semangat
seseorang dalam berusaha. Selain itu kita juga diperintahkan untuk berserah
diri kepada Allah, karena Dialah Yang Maha Kuasa dan menentukan
segalanya. Jangan cepat puas dan menyombongkan diri ketika sukses, dan
jangan cepat menyerah ketika menemui kendala. Sebaliknya, kita diajarkan
untuk bersyukur ketika sukses, dan tetap sabar ketika menemui rintangan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berikut ini isi pesan dan ajaran dari surat Al Insyirah tersebut, yaitu :
1) Allah SWT mengingatkan kepada manusia bahwa Dia telah memberikan
nikmat yang jumlahnya tiada terhitung. Hanya saja kebanyakan manusia
tidak menyadari atau lupa ketika mendapat nikmat. Sebaliknya, kalau
mendapatkan sedikit kesulitan saja atau masalah dia pasti menyadarinya,
bahkan tak henti-hentinya mengeluh. Tahukah kamu bahwa ketika sedang
mengeluh kita lupa bahwa seakan-akan kita tak pernah mendapatkan nikmat.
2) Setiap masalah pasti ada penyelesaiannya, setiap kesulitan tentu ada jalan
keluarnya. Oleh karenanya kita diperintahkan untuk terus berusaha mencari
jalan keluar yang paling baik ketika mendapatkan masalah. Kita dilarang
berputus asa, misalnya ketika ada masalah malah melakukan tindakan yang
menyakiti diri sendiri seperti merokok, mengkonsumsi narkoba sebagai
pelampiasan masalah, atau bahkan sampai bunuh diri. Hal ini tidak
menyelesaikan masalah, malahan menambah masalah. Bagaimana cara
terbaik yang harus dilakukan? Caranya adalah dengan berzikir, beribadah,
introspeksi diri, apa yang masih kurang, mohon ampun kepada Allah SWT
danmemohon agar segera ditunjukkan jalan keluarnya.
3) Ketika telah selesai menyelesaikan suatu pekerjaan, maka dengan segera
lakukanlah pekerjaan yang lain. Hal ini mengisyaratkan bahwa kita
diperintahkan untuk menjadi umat yang rajin bekerja dan kreatif, tidak
menjadi umat yang pemalas. Contoh orang yang malas adalah baru mau
bekerja kalau sudah tidak mempunyai uang.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka
penulis mohon kritik dan saran guna perbaikan untuk masa yang akan datang.
DAFTAR PUSAKA

http://www.mutiaraislam.web.id/2013/02/qs-al-insyirah.html
http://zikirmuslim.wordpress.com/2013/08/02/khasiat-surat-al-insyirah-alam-
nasyroh/
http://imaduddin19.blogspot.com/2012/11/kandungan-qs-al-insyirah.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Surah_Al-Insyirah

Anda mungkin juga menyukai