Anda di halaman 1dari 8

HUMANIKA Vol. 22 No.

2 (2015) ISSN 1412-9418


Filsafat Ilmu Karl R. Popper dan Thomas S.Kuhn serta Implikasinya dalam Pengajaran Ilmu
Slamet Subekti

FILSAFAT ILMU KARL R. POPPER DAN THOMAS S. KUHN SERTA


IMPLIKASINYA DALAM PENGAJARAN ILMU 1
Oleh:
Slamet Subekti
Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro
Jl. Prof. H. Soedarto, SH Tembalang Semarang 50275
E-mail: slametsubekti01@gmail.com

ABSTRACT

This article discusses about philosophy of science according to Karl R. Popper and Thomas S.
Kuhn. There are similarities and differences between their views about how progress and what
function of science.Apparently both Popper and Kuhn agree that science does not proceed by
induction. However Kuhn disagrees with the view that science progresses by falsifiability
through conjectures and refutations, but occurance by paradigm shift. Popper and Kuhn’s
disagreement amounted to a distinction between two functions within the practice of science,
one of criticism (Popper) and one of puzzle solving (Kuhn).Science education implies the
teaching and learning of science interesting and fruitful in one hand, and teachers should be
role models to students in the other hand.

Keywords:falsifiability, conjectures and refutations,paradigm shift, criticism, puzlle solving.

I. PENGERTIAN
Pengertian ilmu merupakan padanan Pembahasan makalah ini diawali
kata“scientia” berasal dari bahasa dengan uraian tentang garis besar filsafat
Latin,yang berarti “pengetahuan” dan ilmu Karl R. Popper dan Thomas S. Kuhn,
selanjutnya mengacu pada usaha sistematis dilanjutkan dengan perbandingan pemikiran
yang membangundan mengorganisir kedua tokoh tersebut khususnya tentang
pengetahuan dalam bentuk eksplanasi yang kemajuan ilmu, dan diakhiri dengan
dapat diuji dan prediksi tentang alam implikasi pemikiran mereka dalam
semesta. Filsafat ilmu berkaitan dengan pengajaran ilmu di lingkungan pendidikan di
semua asumsi, landasan, metode, implikasi negara kita.
dari ilmu, dan dengan penggunaan
ilmu(http://web.stanford.educlasssymsys13 II. FILSAFAT ILMU KARL
0 Philosophy%of%20science.pdf). R.POPPER
Karl Popperdan Thomas Kuhn adalah Sir Karl Raimund Popper (1902-1994)
dua tokoh terkemuka filsafat ilmu abad ke- adalah seorang filsuf Austro-British dan
20. Ide-ide beliau bahkan menjadi arus- profesor pada London School of Economics
utama kebudayaan, karena konsep-konsep (LSE). Beliau lazim dipandang sebagai salah
filsafat ilmuyang praktis dijadikan panduan seorang filsuf ilmu terbesar pada abad ke-20.
parailmuwan (https://www.academia.edu/
7491614/KARL_POPPER_VERSUS_THO
MAS_KUHN).
1
Makalah dipresentasikan dalam kelas Filsafat Ilmu pada Magister Ilmu Sejarah FIB Universitas Diponegoro
Bagan 1.Riwayat singkat Karl R. Popper
pada 31Oktober 2015 ini telah diperluas. Ucapan terima kasih kepada Dr. Sindung Tjahyadi (Fakultas Filsafat
UGM) atas kesempatan diskusi di kelas Biologi UGM pada 4 November 2015.

39
HUMANIKA Vol. 22 No. 2 (2015) ISSN 1412-9418
Filsafat Ilmu Karl R. Popper dan Thomas S.Kuhn serta Implikasinya dalam Pengajaran Ilmu
Slamet Subekti

inductivist klasik tentang ilmu. Popper


*born in Vienna, educated menyatakan secara tegas menentang
at U of Vienna pandangan kaum observationalist-
*1928 PhD, 1930-1936 inductivist, dengan berpegang bahwateori-
secondary school teacher teori ilmiah pada hakikatnya abstrak, dan
*1934 Logik der hanya dapat diuji secara tidak langsung,
Forschung (translated dengan mengacu pada implikasi-
1959 The Logic of implikasinya. Beliau juga berpegang
Scientific Discovery) bahwateori ilmiah, dan pengetahuan
*1937 emigration to NZ, manusia pada umumnya, adalah conjectural
lecturer at Canterbury U maupun hypothetical yang sifatnya tidak
College of NZ dapat direduksi, dan yang berasal dari
*1946 emigrated to UK, imaginasi kreatif dalam hubungan untuk
position at LSE memecahkan masalah-masalah yang muncul
*1963 Conjectures and dalam setting historico-cultural
Refutations khusus(https://www.academia.edu/7491614
*popular in science; /KARL_POPPER_VERSUS THOMAS
‘Popperazzi’ KUHN).
Sumber: http://philosophy.ucsd.edu/
faculty/ wuthrich/ Bagan 2. Perubahan ilmu melalui siklus
conjenctures dan refutation
Pandangan Popper tentang ilmu terdiri
dari dua unsur: kriteria demarkasi antara
ilmu dan metafisika, dan deskripsi tentang
hakikat metodologi ilmiah. Unsur pertama
berkaitan dengan isu berkaitan dengan status
ilmu dalam spektrum luas dari pengetahuan
khususnya dalam memandang ilmu-ilmu
sosial. Unsur kedua berkaitan dengan isu
tentanghakikat ilmudan bagaimana
kemajuan ilmu
(https://www.academia.edu/7491614/KAR Sumber: http://philosophy.ucsd.edu/
L_POPPER_VERSUS_THOMAS_KUHN. faculty/ wuthrich/
Metode ilmiahmenurut Popper
ditandai dengan proposisi dari teori-teori Jadi secara logis, tidak ada sejumlah
maupun usaha dugaan-dugaan (conjectures) hasil (outcomes) positif pada level pengujian
dan penolakan-penolakan(refutations) teori- eksperimental dapat mengkonfirmasi satu
teori tersebut. Popper menyajikan ide teori ilmiah, tetapi satu contoh-tandingan
tentang falsifiability sebagai cara untuk (counterexample) tunggal adalah decisive
membedakan teori ilmiah asli (genuine secara logis: yang menunjukkan teori, dari
scientific theories) dari teori ilmiah-semu padanya kesimpulan ditarik, menjadi salah.
(pseudoscience). Popper menggunakan Istilah falsifiable bukan berarti sesuatu
istilah “Rasionalisme Kritis” (critical dibuat salah, melainkan bahwa, jika
rationalism) untuk mendeskripsikan sekiranya salah, dapat ditunjukkan dengan
filsafatnya. Berkaitan dengan metode observasi atau eksperimen. Pandangan
ilmiah, istilah tersebut mengindikasikan Popper tentang asimetri logis (logical
penolakannya terhadap Empirisme Klasik asymmetry) antara verification dan
(classical empiricism), serta telah keluar dari falsifiability merupakan inti dari filsafat
pandangan kaum observationalist- ilmunya. Itu juga yang menginspirasi beliau

40
HUMANIKA Vol. 22 No. 2 (2015) ISSN 1412-9418
Filsafat Ilmu Karl R. Popper dan Thomas S.Kuhn serta Implikasinya dalam Pengajaran Ilmu
Slamet Subekti

untuk mengambil falsifiability sebagai


kriteria demarkasi antara ilmiah asli, dan Thomas Samuel Kuhn(1922-1996)
yang bukan: “satu teori harus dipandang adalah seorang ahli fisika, sejarawan, dan
ilmiah jika, dan hanya jika, ia dapat filsuf ilmu berkebangsaan Amerika yang
difalsifikasi”. kontroversial karena karyanya The
Demikianlah, Popper menegaskan Structure of Scientific Revolutions (1962)
bahwa kemajuan ilmu melalui proses dugaan telah berpengaruh secara mendalam baik
(conjecture)dan penolakan (refutation). dalam lingkungan akademik maupun
Beliau merangkumkan beberapa fitur populer, yang memperkenalkan istilah
penting proses tersebut sebagai berikut: "paradigmshift"(https://www.academia.edu
• Sangat mudah untuk "memverifikasi" /7491614/KARL_POPPER_VERSUS_TH
bukti; maka memverifikasi bukti ini tidak OMAS_KUHN).
ada nilai intrinsik.
• Dalam penggunaan tertentu, prediksi- Bagan3.Riwayatsingkat Thomas S. Kuhn
prediksi akan berisiko. * born in Cincinnati OH,
• Teori-teoriakan lebih baik (mempunyai educated at Harvard
banyak content) sebanyak mungkin (physics)
membatasi pada apa yang bisa terjadi. * 1949 PhD, taught at
• Teori-teori yang tidak dapat tertolak Harvard, Berkeley,
dengan pengamatan yang mungkin itu Princeton, MIT
bukan ilmiah (kriteria demarkasi). * 1962 The Structure of
• untuk "menguji" satu teori dalam artian ScientificRevolutions
serius adalah dengan mencoba untuk * 1977 The Essential
menunjukkan kesalahannya. Tension:
• Bukti akan mengokohkan (corroborates) SelectedStudies in
satu teori jika lulus dari pengujian yang Scientific Tradition
serius (genuine). andChange
Proses ini berlangsung dimulai dengan
dugaan (conjecture) dan dicoba untuk Sumber: http://philosophy.ucsd.edu/
menolaknya (falsify); selanjutnya bergerak faculty/ wuthrich/
pada conjecture berikutnya, demikian
seterusnya, sampai ditemukan satu Kuhn membuat beberapa klaim
conjecture yang tidak dapat difalsifikasi. terkenal berkaitan dengan kemajuan
Jika kita kesulitan untuk memfalsifikasinya, pengetahuan ilmiah: bahwa bidang ilmiah
maka teori tersebut terkokohkan berlangsung periodic "paradigm shifts"
(corroborated). Hal ini bukan berarti bahwa ketimbang bergerak maju dalam satu jalur
teori tersebut mempunyai tingkat linear dan berkelanjutan; bahwa paradigm
probabilitas yang tinggi. Teori tersebut shifts tersebut membuka pendekatan-
mungkin masih improbable memberikan pendekatan baru untuk memahami apa yang
bukti. Kita hanya menerima teori-teori oleh para ilmuwan tidak pernah dipandang
ilmiah secara tentatif, seraya melanjutkan valid sebelumnya; dan bahwa pengertian
percobaan untuk menolaknya. Di sini tentang kebenaran ilmiah(scientific truth),
"penerimaan tentatif" bukan berarti untuk pada momen tertentu, tidak dapat dibangun
percaya bahwa teori-teori itu benar, atau sendiri dengan kriteria objektif melainkan
bahkan menjadi sangat percayaakan didefinisikan dengan satu konsensus dari
kebenarannya.(http://www.soc.iastate.edu/s masyarakat ilmiah (scientific community).
app/phil_sci_lecture08.html) Paradigma-paradigma yang
III. FILSAFAT ILMU THOMAS S. berkompetisi seringkali incommensurable;
KUHN yaitu, mereka berkompetisi pandangan

41
HUMANIKA Vol. 22 No. 2 (2015) ISSN 1412-9418
Filsafat Ilmu Karl R. Popper dan Thomas S.Kuhn serta Implikasinya dalam Pengajaran Ilmu
Slamet Subekti

tentang realitas yang tidak dapat edu/7491614/KARL_POPPER_VERSUS_


direkonsiliasi secara koheren. Oleh karena THOMAS_KUHN).
itu, pemahaman kita tentang ilmutidak akan Selama periodenormal science,
pernahsepenuhnya"objectivity"; kita harus kegagalan untuk menyesuaikan dengan
mempertimbangkan juga perspektif paradigma dipandang bukan sebagai
subjektif (subjective perspectives). penolakan paradigma, tetapi sebagai
kesalahan dari peneliti, ini kontradiksi
Bagan 4. Perubahan ilmiah: ilmu normal dengan kriteria falsifiability Popper.
dan evolusi ilmiah Sebagaimana anomali (anomalous) yang
dihasilkan, maka ilmu mencapai ‘krisis’,
pada satu titik paradigma baru, dimanateori
lamaterimbas anomali akan digeser
kerangka teori yang diterima. Hal ini disebut
dengan‘revolutionary science’.
Sumber: http://philosophy.ucsd.edu/ Lazim terdapat gambaran tentang ilmu
faculty/ wuthrich/ tetapi sangat menyederhanakan melihat ilmu
sebagaiusaha kumulatif secara ketat
Pandangan Kuhn tentang ilmu tampak (kemajuan ilmudengan menemukan
bertolak belakangdengan pandangan sebanyakmungkin cara tentang bekerjanya
Popper. Kuhn menegaskan bahwa dunia). Istilah "sebanyak mungkin"
ilmubukan maju melalui akumulasi linear menyarankan tidak ada yang hilang. Kuhn
dari pengetahuan baru, tetapi berlangsung menegaskan bahwa sebaliknya terdapat
periodic revolutions, disebut kehilangan maupun perolehan substantial
pula“paradigmshifts” dimana hakikat ketika terjadi paradigm shifts. Berikut ini
penyelidikan ilmiah dalam satu bidang beberapa contoh.
tertentua dalam abruptly transformed. Kuhn • Beberapa problem tidak mensyarat-kan
memperkenalkan konsep paradigm shift solusi, karenamereka dibuat bukan dalam
untuk menandai situasi dalam sejarah ilmu artian paradigma baru, maupun mereka
dimana satu teori ditinggalkan untuk tertolak.
mendukung teori lain, sebagai hasil dari • Berbagai standar untuk mengevaluasi
krisis yang didorong oleh kemunculan teori-teori ilmiah berkembang bersamaan
sejumlah teka-teki (puzzles) yang tidak dapat denganberbagai problem sehingga satu
dipecahkan dalam konteks kerangka teori teori harus menyesuaikan dengan
lama (old framework). Pada umumnya, paradigm solve.
ilmuterbelah ke dalamtiga tahapan yang
berbeda. Tahap pertama adalah prailmiah Misalnya: Fisika Newtonian
(prescience), ditandai dengan kurangnya memperkenalkan satu unsur "ghaib" yaitu
central paradigm. Selanjutnya diikuti gaya(forces), terhadap pandangan yang
dengan "normal science”, tahapketika berlaku dari pandangan sel hidup
parailmuwan berusaha untuk memperluas (corpuscular) bahwa semua penjelasan fisik
central paradigm dengan “memecahkan harus dalam hal tumbukan (collisions) dan
teka-teki”(puzzle-solving). Dipandu oleh interaksi fisikal yang lain di antara partikel-
paradigma, normal science ini sangat partikel. Teori Newton tidak sesuai dengan
produktif: "ketika paradigma berhasil, standar ini, tetapi teori tersebutmemecahkan
ilmuwan akan mampu memecahkan banyak problem terkemuka. (Pandangan
berbagai masalah ...dan ini tidak akan pernah corpuscular tidak dapat menjelaskan selain
dilakukan tanpa komitmen pada paradigma dalam cara kualitatif kasar mengapa planet-
"(https://www.academia. planet bergerak dalam orbit; Hukum Kepler
memisahkan deskripsi tentang mengapa

42
HUMANIKA Vol. 22 No. 2 (2015) ISSN 1412-9418
Filsafat Ilmu Karl R. Popper dan Thomas S.Kuhn serta Implikasinya dalam Pengajaran Ilmu
Slamet Subekti

demikian. Oleh karena itu merupakan hanya menjadi masuk akal (dapat
prestasi besar ketika mempostulatkan gaya dikonseptualisasikan) ketika entitas
mengambil derivasidari Hukum Kepler.) tersebut diperkenalkan. (misal Oksigen
"Gaya" sebagian besar diterima tidak "ditemukan" sampai teori oksigen
sebagai ganjil, semacam entitas "magis". tentang pembakaran combustion
Newton berusaha mengembangkan teori dikembang-kan).
corpuscular tentang gravitasi, tetapi tidak • Unsur-unsur yang dipertahankan
berhasil, sebagaimana banyak ilmuwan mungkin mempunyai status yang sama
Newtonian yang mengikuti jejak beliau. sekali berbeda. (Konstanta kecepatan
Akhirnya, ketika menyadari upayanya itu cahaya merupakan postulat dalam teori
sia-sia, maka standar bahwa penjelasan relativitas khusus, sebagai
corpuscular-mekanistik itu lalu diabaikan, konsekuensidariteori Maxwell.) Tesis-
dan atraksi gravitasional diterima sebagai tesis konseptual substantif mungkin
intrinsik, sifat materi yang tidak dapat diperlakukan sebagai "tautologis" (misal
dijelaskan. Hukum Newton II).
Misal lagi: Kimia sebelum Dalton
bertujuan menjelaskan kualitas-kualitas Fakta menunjukkan bahwa berbagai
sensoridari persenyawaan (warna, aroma, standar, konsep, dan gambaran metafisika
suara, dsb.). Paradigma atomis Dalton hanya baru diperkenalkan menjadi-kan paradigma-
cocok untuk menjelaskan mengapa paradig mabukan hanya tidak cocok, tetapi
persenyawaan ada bersama dalam proporsi juga tidak dapat diperbandingkan
tertentu; sehingga ketika itu diterima secara (incommensurable). Paradigm shift adalah
umum maka kebutuhan teoriyang pergeseran pandangan
menjelaskan kualitas-kualitas sensori dunia.(http://www.soc.ia state.
diabaikan. edu/sapp/phil_sci_lecture11.html).
Misal lagi: (a) Phlogiston. Problem
tantang menjelaskan bagaimana phlogiston IV. PERBANDINGAN PANDANGAN
dikombinasikan dengan calxes menjadi POPPER DAN KUHN
bentuk metal khusus ditinggalkan ketika
phlogiston itu sendiri ditinggalkan. Ether Pada dasarnya posisi Popper
(media untuk radiasi elektromagnetis); memainkan peranan utama dari seorang
menjelaskan mengapa gerakan melalui ether ilmuwan yang baik dengan mengkritik atas
tidak terdeteksi lenyap bersama dengan kemapanan maupun bekerjanya hipotesis.
ether. Dalam hal ini tidal ada problem yang Sifat yang paling khas dari metode ilmiah
perlu dipecahkan. bahwa para ilmuwan akan melakukan segala
(b) Percobaan Michelson-Morley. cara untuk mengkritik dan menguji teori.
Percobaan ini pertama-tama "dijelaskan" Mengkritik dan menguji itu berjalan
oleh Lorenz berdasarkan teorinya tentang beriringan, teori ini dikritik dari berbagai
elektron, yang mengandaikan bahwa karena sudut pandang yang berbeda dalam rangka
gaya bersama materi merupakan untuk membawa keluar titik-titik yang
elektromagnetis dan oleh karenanya mungkin rentan (https://www.academia.
dipengaruhi oleh gerak melalui ether, maka edu/7491614/KARL_POPPER_VERSUS_
bagian-bagian benda kontraksi dalam arah THOMAS_KUHN).
gerak ketika bergerak melalui ether.
Relativitas menjelaskan kontraksi, tetapi Bagan 5. Kerja ilmuwan dan fungsi ilmu
dalam kerangka konseptual baru yang tidak ala Popper
meliputiether.
• Beberapa entitas baru diperkenalkan
bersama dengan paradigma; sebenarnya

43
HUMANIKA Vol. 22 No. 2 (2015) ISSN 1412-9418
Filsafat Ilmu Karl R. Popper dan Thomas S.Kuhn serta Implikasinya dalam Pengajaran Ilmu
Slamet Subekti

socio-psychological dari pandangan Popper.


Sementara itu Popper berkonsentrasi pada
aspek hypothetico-deductive dari ilmu ini
pada dasarnya terlalu menyibukkan diri pada
kajian teoretis (lihat Widisuseno, 2006:
154), Kuhn merambah faktor-faktor sosial
dan psikologis berkenaan dengan aktivitas
Sumber : Darrell.Rowbottom ilmuwan. Tampaknya Popper dan Kuhn
@philosophy.ox.ac.uk sepaham bahwa ilmu bukan berlangsung
melalui induction. Akan tetapi Kuhn tidak
Pandangan Kuhn di lain pihak bahwa sepaham dengan pandangan
kritik merupakan pengecualian bahwakemajuan ilmu dicapai melalui siklus
(exceptional); yang membawa pada conjectures dan refutations
terjadinya paradigm shift dan “puzzled (https://www.academia.edu/7491614/KAR
solving” dalam ilmu maupun“normal L_POPPER_VERSUS_THOMAS_KUHN)
science”. Kegagalan untuk mencapai satu .
solusi hanya akan mendiskreditkan para Bagan 7. Model hibrida: Fungsi ilmu pada
ilmuwan dan bukan pada teori. Kuhn boleh level kelompok
jadi benar, bahwa sebagian besar waktu
jangan untuk menanyakan kaidah (rules),
akan tetapi jika kaidah tidak pernah
ditanyakan maka kita tidak akan memiliki
eksplanasi atas terjadinya paradigm shifts itu
sedari awal, oleh karena itu Kuhn memberi
kita gambaran tentang bagaimana ilmu
bekerja. Popper dan Kuhn tidak sepaham
tentang fungsi dalam praktikilmu, yang satu
menyebutnya sebagai kritik (Popper) dan Sumber:Darrell.Rowbottom
yang lain menyebut sebagai puzzle solving @philosophy.ox.ac.uk
(Kuhn).
Perdebatan tentang manakah fungsi
Bagan 6. Kerja ilmuwan dan fungsi ilmu ilmu itu lebih penting untuk dibahas dalam
ala Kuhn konteks individual ilmuwan, tetapi baik
Popper dan Kuhn jelas kehilangan solusi:
kedua fungsi bekerja (performed) pada
group level, yaitu, dengan sekelompok
ilmuwan bekerja dalam satu disiplin (ilmu)
khusus. Beberapa ilmuwan lebihmeningkat
kepeduliannya terhadap kritikdan ilmuwan
lain peduli pada puzzle solving. Ilmu bekerja
Sumber:Darrell.Rowbottom dengan baik karena terdapat pembagian
@philosophy.ox.ac.uk kerja yang memfasilitasi interaksi
berkelanjutandi antara dua fungsi tersebut.
Para ilmuwan lain melihat hubungan V. INSPIRASI DARI POPPER DAN
antara pandangan Popperdan Kuhn karena KUHN UNTUK PENGAJARAN
kedua pandangan tersebut memotret DAN PENGEMBANGAN ILMU
beberapa aspek dari kemajuan ilmu.
Pandangan Kuhn tentang hakikat dan
kemajuan ilmu merupakan perkembangan

44
HUMANIKA Vol. 22 No. 2 (2015) ISSN 1412-9418
Filsafat Ilmu Karl R. Popper dan Thomas S.Kuhn serta Implikasinya dalam Pengajaran Ilmu
Slamet Subekti

Di satu pihak, pandangan Popper mengantarkan mereka pada penemuan


tentang kemajuan ilmu berimplikasi dalam dengan keterlibatan diri mereka. Implikasi
pengajaran ilmu. Implikasi pertama kedua mengandaikan bahwa pengajar harus
mengandaikan bahwa pengajar harus menjadi role modelsbagi pembelajar.
mendorong objektivitas, penalaran logis dan Selanjutnya pengajar menjadi pemandu agar
pengembangan ketrampilan pemecahan pembelajar melakukan berbagai investigasi
masalah (problem solving skills). atas isu-isu yang berkaitan dengan ilmu.
Pembelajar dalam kelompok dapat membuat Akhirnya, menarik perhatian kita
usulan teori-teori dan melalui diskusi dicoba untuk melakukan refleksi sejauh mana
untuk falsify teori dari kelompok lain praktik pengajaran ilmu pada pendidikan
sehingga menjadikan pengajaran dan dasar sampai pendidikan tinggi di
pembelajaran ilmu menarik dan bermanfaat. lingkungan kita telah menerapkan
Implikasi kedua meng-andaikan bahwa pendekatan integral-komprehensif dan
pengajar harus menumbuh-suburkan sikap mendasarkan diri pada budaya bangsa?
di antara pembelajar bahwa semua ilmu Diperlukan kajian tentang ketepatan content
bersifat tentatif, dan diperlukan usaha terus- dan metode pembelajaran kurikulum terbaru
menerus untuk menemukan ide-ide yang 2013 dalam rangka menyediakan ruang-
lebih kuat melalui pemikiran dan ruang bagi para pembelajar untuk
penyelidikan kritis mengaktualisasikan potensi dirinya secara
(https://www.academia.edu/7491614/KAR penuh. Lebih dari itu, diperlukan politik
L_POPPER_VERSUS THOMAS_KUHN). pendidikan untuk memajukan dunia
Pada gilirannya, pandangan Kuhn pendidikan di Indonesia secara signifikan
berimplikasi pula dalam pendidikan ilmu. dalam rangka penguatan daya saing sumber
Implikasi pertama mengandaikan bahwa daya manusia, terutama akses pendidikan
pengajarharus membantu bagi anak bangsa yang lemah dan
pembelajarmeraihpengetahuandalamilmum terpinggirkan. Pendidikan sejatinya proses
elaluikombinasi kegiatan problem solving. pembebasan dari kondisi kekurangan dan
Pembelajarharus diberi berbagai ketertindasan yang membelenggu diri
eksperimendan dipandu melakukan berbagai sehingga memungkinkan anak bangsa ini
observationdan konklusi. Observasidan menyongsong hari esok yang lebih baik.
pengujianyang berulang-ulang akan

45
HUMANIKA Vol. 22 No. 2 (2015) ISSN 1412-9418
Filsafat Ilmu Karl R. Popper dan Thomas S.Kuhn serta Implikasinya dalam Pengajaran Ilmu
Slamet Subekti

DAFTAR PUSTAKA

Kuhn, Thomas S. (1996). The Structure of Thomas Kuhn’s Philosophy of Science.


Scientific Revolutions. Chicago: The Diunduh dari http://www.wsws.org/
University of Chicago Press. articles/2011/oct
Pajares, F. (n.d.).Kuhn’s Structure of 2011/kuhn_028.html.
Scientific Revolutions. Widisuseno, Iriyanto. (2006). Teori
Diunduhdarihttp://www.des.emory.ed Pertumbuhan Pengetahuan Ilmiah
u/mfp/Kuhn.html Karl R. Popper (Epistemologi
Philosophy of Science. Diunduhdarihttp: Evolusioner) dan Penerapannya di
//www.en.wikipedia.org/wiki/phlosop Indonesia. Semarang: BP UNDIP.
hy_of_science Wutrich, Christian. 2013.“Popper, Kuhn,
Lakatos and Fayerabend”. Philosophy
Pillos,Stathis. (1995). “Theory, Science and
of Science lecture notes University of
Realism”. Lecture Notes.
California at San Diego.Diunduh dari
Popper, Karl R. (1959). The Logic of http://philosophy. ucsd. du/faculty/
Scientific Discovery. New York: wuthrich/
Basic Books.
Zynda, Lyle. 1994. “Carnap vs Popper”.
Popper and Philosophy of Education. Introduction to Philosophy of Scince
Diunduh dari http://www.ffst.hr lecture notes Princetown University.
/ENCYCLOPAEDIA/doku.php?=pop Diakses dari
per_and_phylosophy_of_education. http://www.soc.astate.edu/sapp/phil_sci
Rowbottom, Darrell P. “Kuhn vs. Popper on _lecture08.html
Criticism and Dogmatism in Science: _______________“Anomaly, Crisis, and
A Resolution at the Group Level”, the Non-Comulativity of Paradigm
Faculty of Philosophy, University of Shift”. Introduction to Philosophy of
Oxford. Science lecture notes Princetown
Darrell.Rowbottom@philosophy.ox.a University. Diakses dari
c.uk http://www.soc.iastate.edu/sapp/phil_
sci_lecture11.html

https://www.academia.edu/7491614/KARL
_POPPER_VERSUS_THOMAS_KU
HN

46

Anda mungkin juga menyukai