Anda di halaman 1dari 12

JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME 3 NOMOR 1 JANUARI 2012

Analisis Penyebab Miskonsepsi Siswa pada Pelajaran


Fisika di Kelas XII SMA/MA Kota Duri

Fakhruddin1, Azizahwati2 dan Yelfi Rahmi3

Lektor pada Pendidikan Fisika FKIP Universitas Riau dan 1 Alumni pada Pendidikan Fisika
1 &2
(
FKIP Universitas Riau)

ABSTRAK : Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penyebab miskonsepsi siswa pada
pelajaran fisika. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif metode survei. Instrumen
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah soal tes miskonsepsi dan angket minat belajar siswa.
Dari hasil analisis deskriptif diperoleh bahwa pada umumnya siswa mengalami miskonsepsi. Hal
ini disebabkan oleh pemikiran asosiatif rata-rata berkontribusi sebesar 80%, pemikiran humanistik
83%, alasan yang tidak lengkap 12%, intuisi yang salah 86%, tahap perkembangan kognitif 85%
dan kemampuan siswa 70% sedangkan minat belajar siswa tidak memberikan kontribusi atau
memicu terhadap terjadinya miskonsepsi siswa

Kata kunci : Penyebab Miskonsepsi, Tes miskonsepsi, Angket minat belajar

PENDAHULUAN
Mata pelajaran fisika menuntut dengan miskonsepsi (salah paham) atau
intelektualitas yang relatif tinggi. konsep alternatif.
Keterampilan berpikir sangat diperlukan Dalam konteks hasil belajar, siswa
ketika mempelajari pelajaran fisika, merupakan fokus utama yang menjadi peran
Disamping keterampilan berhitung, dalam miskonsepsi ini. Oleh karena itu, perlu
memanipulasi dan observasi serta diketahui lebih dahulu konsep-konsep
keterampilan merespon suatu masalah alternatif yang dimiliki siswa dan dari mana
secara kritis. Sifat mata pelajaran fisika sumbernya. Untuk itu, diperlukan cara-cara
salah satunya adalah bersyarat artinya setiap mengidentifikasi atau mendeteksi salah
konsep baru ada kalanya menuntut pengertian tersebut yaitu melalui peta
prasyarat pemahaman atas konsep konsep, tes essai, interview klinis dan diskusi
sebelumnya. Oleh karena itu bila terjadi kelas sebagai pencegahan atau perbaikan
kesalah pahaman konsep dalam belajar pada terhadap miskonsepsi yang ada pada siswa.
salah satu materi pokok maka akan Menurut Desvi (2009) upaya mencari
berdampakl pada jenjang pendidikan kesalahan pemahaman pada siswa maka digunakan
berikutnya. Mengingat begitu pentingnya tes diagnostik. Berdasarkan penyebaran angket
peranan ilmu fisika sudah semestinya ilmu sampel sementara pada siswa SMA/MA di
ini dipahami dengan baik oleh siswa. Fakta Kota Duri, setelah dianalisis aspek humanistik
yang sering ditemukan saat ini, para pendidik sangat berperan terhadap miskonsepsi siswa
sering menemukan bahwa siswa mempunyai yang kemudian diikuti oleh alasan yang tidak
konsep yang berbeda dengan konsep yang lengkap. Ini berarti siswa mengetahui
diterima oleh para ahli atau secara ilmiah. pelajaran fisika hanya sebatas bagian tertentu
Konsep yang berbeda itu sering disebut dan belum memaknai konsep materi yang

87
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME 3 NOMOR 1 JANUARI 2012

mereka pelajari selama ini. Hal ini akan Dalam belajar fisika, kemampuan
menjadi pemicu pada lemahnya pemahaman pemahaman konsep merupakan syarat
siswa terhadap konsep-konsep fisika. mutlak untuk mencapai keberhasilan belajar
Menurut Treagust (2006) miskonsepsi fisika. Bloom (1965) mengatakan bahwa
merupakan kesalahan siswa dalam kemampuan pemahaman konsep adalah hal
pemahaman suatu konsep. Hal ini terjadi penting dalam kemampuan intelektual yang
karena siswa tidak mampu menghubungkan selalu ditekankan di sekolah dan perguruan
fenomena yang ditemukan dalam kehidupan tinggi. Hanya dengan penguasaan konsep
sehari-hari dengan pengetahuan yang fisika seluruh permasalahan fisika dapat
diperoleh di sekolah. Brown (1989;1992) dipecahkan, baik permasalahan fisika yang ada
dengan artikelnya menjelaskan miskonsepsi dalam kehidupan sehari-hari maupun
sebagai suatu pandangan yang naif dan permasalahan fisika dalam bentuk soal-soal
mendefinisikannya sebagai sebagai suatu fisika di sekolah. Miskonsepsi yang terjadi
gagasan yang tidak sesuai dengan pengertian pada fisika dalam artikel Wandersee, Mintzes
ilmiah yang sekarang diterima. Feldsine dan Novak (1994) mengenai Research on
(1987) menemukan miskonsepsi sebagai alternative Conception in Science, menjelaskan
suatu kesalahan dan hubungan yang tidak bahwa konsep-konsep alternatif (miskonsepsi)
benar antara konsep-konsep. Flowler dalam terjadi dalam semua bidang fisika.
Suparno (2005) menjelaskan miskonsepsi Secara garis besar penyebab
sebagai pengertian yang tidak akurat akan miskonsepsi menurut Suparno (2005) terbagi
konsep, penggunaan konsep yang salah, atas lima kelompok dan Nengah Maharta
klasifikasi contoh-contoh yang salah, dalam jurnalnya memberikan ringkasan yang
kekacauan konsep-konsep yang berbeda sama seperti dimuat dalam Tabel 1 berikut:
dan hubungan hirarkis konsep-konsep yang
tidak benar.
Tabel 1
Penyebab miskonsepsi siswa
Sebab Utama Sebab Khusus
Siswa Prakonsepsi, pemikiran asosiatif, pemikiran humanistik, reasoning yang tidak
lengkap, intuisi yang salah, tahap perkembangan kognitif siswa, kemampuan
siswa, minat belajar siswa
Pengajar Tidak menguasai bahan, bukan lulusan dari bidang ilmu fisika, tidak
membiarkan siswa mengungkapkan gagasan/ide, relasi guru-siswa tidak baik
Buku Teks Penjelasan keliru, salah tulis terutama dalam rumus, tingkat penulisan buku
terlalu tinggi bagi siswa, tidak tahu membaca buk teks, buku fiksi dan kartun
sains sering salah konsep.
Konteks Pengalaman siswa, bahasa sehari-hari berbeda, teman diskusi yang salah,
keyakinan dan agama, penjelasan orang tua/orang lain yang keliru, konteks
hidup siswa (tv, radio, film yang keliru, perasaan senang tidak senang, bebas
atau tertekan.
Cara mengajar Hanya berisi ceramah dan menulis, langsung ke dalam bentuk matematika,
tidak mengungkapkan miskonsepsi, tidak mengoreksi PR, model analogi
yang diapakai kurang tepat, model demonstrasi sempit,dll

88
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME 3 NOMOR 1 JANUARI 2012

Beberapa fakta yang dikemukakan oleh mengatasi miskonsepsi yang efektif dan
para peneliti miskonsepsi menyimpulkan efisien memang sulit ditemukan, namun ada
bahwa miskonsepsi sulit diperbaiki, seringkali beberapa langkah yang bisa dilakukan seperti
‘sisa’ miskonsepsi terus menerus mengganggu, yang dikemukakan oleh Berg (Ed) (1991),
soal-soal sederhana dapat dikerjakan, tetapi yaitu:
pada soal yang lebih sulit miskonsepsi muncul Langkah pertama, adalah mendeteksi
tanpa disadari, seringkali terjadi regresi prakonsepsi siswa dengan mengetahui apa
sehingga miskonsepsi belum dapat dengan saja yang sudah ada dalam kepala siswa
sepenuhnya dihilangkan (Effendi, 2002). sebelum guru mulai mengajar. Langkah kedua,
Walaupun sulit mengatasi miskonsepsi ini merancang pengalaman belajar yang bertolak
tetapi tetap ada banyak cara yang bisa dari prakonsepsi tersebut dan kemudian
dilakukan untuk mengatasi atau setidaknya menghaluskan bagian yang sudah baik dan
mengurangi miskonsepsi siswa. Cara mengoreksi bagian konsep yang salah.

METODE
Penelitian ini dilaksanakan di kelas XII menggunakan random numbers ataupun
SMA di Kota Duri semester awal Tahun dengan undian biasa (Nazir,2005).
pelajaran 2011/2012. Waktu penelitian ini Instrumen yang digunakan dalam
berlangsung dari bulan Agustus 2011 sampai penelitian ini adalah tes miskonsepsi dan
Desember 2011 selama 4 bulan. angket minat belajar siswa. Instrumen
Penelitian ini merupakan penelitian tersebut diperoleh melalui daftar instrumen
deskriptif. Menurut Sukardi (2004) penelitian miskonsepsi fisika pada siswa yang pernah
deskriptif adalah penelitian yang berusaha ditemukan para peneliti oleh Paul Suparno
menggambarkan dan mengintegrasi objek (2005) dan miskonsepsi pengajaran fisika:
sesuai dengan apa adanya. Tujuan dari kenyataan di lapangan oleh Dr. Sparisoma
penelitian deskriptif untuk membuat Viridi dalam loka karya Pembina olimpiade
pecandraan secara sistematis, faktual dan sains bidang fisika di Bandung. Dalam
akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat penyusunan butir soal tes, penulis melakukan
suatu populasi. Pendekatan yang penulis pesiapan berupa membuat kisi-kisi dan
gunakan pada penelitian ini adalah indikator, kemudian berdasarkan kisi-kisi
pendekatan kuantitatif. disusunlah item pernyataan yang diadopsi dari
Populasi dalam penelitian ini adalah instrumen para peneliti sebelumnya yang
siswa kelas XII SMA/MA Kota Duri pada berjumlah 31 pernyataan (lampiran 1). Item
tahun pelajaran 2011/2012. Sampel dalam pernyataan ini merupakan daftar pernyataan
penelitian ini berjumlah 162 siswa yang dengan jawaban instrumen setuju atau tidak
terdiri atas 41 orang siswa SMA N 1 Mandau, setuju beserta alasan.
46 orang siswa SMA N 2 Mandau, 16 orang Pada instrumen yang berupa angket
siswa SMA IT Mutiara, 36 orang siswa SMA minat belajar siswa diadopsi dari angket
N 3 Mandau, 11 orang siswa MA YASMI dan model ARCS (attention, relevance, confidence,
12 orang siswa MA Hubbulwathan. Sampel satisfaction) yang dikembangkan oleh Keller
diperoleh menggunakan teknik simple untuk mengukur minat belajar siswa yang
random sampel (sampel random sederhana) terdiri dari 15 item pernyataan. Penyebaran
yaitu pengambilan sampel yang tiap unit item pernyataan soal tes miskonsepsi siswa
populasi diberi nomor kemudian sampel yang dan angket minat belajar siswa terlampir pada
diinginkan ditarik secara random, baik dengan lampiran 1 dan lampiran 2.

89
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME 3 NOMOR 1 JANUARI 2012

Teknik pengumpulan data yang penulis pernyataan ditentukan menggunakan skala


gunakan adalah teknik pemberian tes dan likert dengan rentang skala 1-5.
angket. Menurut Suharsimi Arikunto (2002) Dalam menggambarkan penyebab
kuisoner atau angket adalah sejumlah miskonsepsi siswa dikelas XII SMA/MA
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk Kota Duri dikemukakan dengan cara:
memperoleh informasi dari responden dalam 1. Untuk instrumen tes miskonsepsi siswa,
arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal data tes dikelompokan berdasarkan tingkat
yang ia ketahui. pemahaman konsep. Pemahaman konsep
Data yang terkumpul dari hasil tes menurut Nakiboglu (2003) terbagi atas empat
miskonsepsi kemudian diberi skor dengan kategori yaitu paham, salah paham, salah
ketentuan sebagai berikut: paham sebagian dan tidak paham. Data
Skor 4 = jika jawaban instrumen benar dan yang diperoleh dari pemberian tes
alasan benar. miskonsepsi dianalisis dengan menggunakan
Skor 3 = jika jawaban instrumen benar dan teknik persentase (%) dengan rumus:
alasan benar tetapi tidak lengkap. F
P = N x 100 %, …(1). Keterangan : P =
Skor 2 = jika jawaban instrumen benar dan
Persentase jawaban; F= Frekuensi atau
alasan salah.
jumlah siswa pada kelompok pemahaman; N
Skor 1 = jika jawaban instrumen salah dan
= Jumlah peserta tes. Untuk lebih jelasnya
alasan salah/tidak membuat alasan.
dapat dilihat pada Tabel 2 berikut:
Data yang terkumpul dari hasil kuisoner
atau angket pada masing-masing item
Tabel 2
Penafsiran skor rata-rata hasil tes miskonsepsi siswa
No Tingkat Pemahaman Skor Penafsiran
1 Tidak miskonsepsi 4 Paham
Salah Paham disebabkan alasan tidak
2 miskonsepsi sebagian 3
lengkap
3 Miskonsepsi 1 dan 2 Salah Paham

2. Untuk instrumen angket minat belajar pernyataan positif dan pernyataan negatif; N
siswa, dianalisa dengan menggunakan = Jumlah sampel. Kemudian skor yang
rumus: diperoleh dapat dikategorikan pada Tabel3
M=
FX
… (2). Keterangan: M= Rata-rata berikut:
N
yang dicari; Fx = Jumlah skor rata-rata dari
Tabel 3
Interval skor rata-rata dan penafsiran minat belajar siswa
Interval skor rata-rata Kategori atau penafsiran
1.00 - 1.49 tidak baik
1.50 - 2.49 kurang baik
2.50 - 3.49 cukup baik
3.50 - 4.49 Baik
4.50 - 5.00 Sangat baik

90
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME 3 NOMOR 1 JANUARI 2012

HASIL
Data Penelitian
Tabel4.
Persentase miskonsepsi terhadap penyebab miskonsepsi siswa yang diujikan
pada siswa kelas XII SMA/MA di Kota Duri.

No Penyebab Miskonsepsi Siswa ∑ Soal No.Soal %Rata-Rata

1,2,3,
1 Pemikiran Asosiatif 6 80%
4,12,14
13,16,18,
2 Pemikiran Humanistik 6 83%
19,20,21

4 Alasan yang tidak lengkap 31 1 sampai 31 12%

Intuisi yang salah 5,6,7,8,9,


5 8 86%
10,22,23
28,29,
6 Tahap Perkembangan Kognitif 4 85%
30,31
11,15,17,
7 Kemampuan Siswa 7 70%
24,25, 26,27

:
Tabel5.
Hasil skor rata-rata pada pengisian angket minat belajar siswa

No Nama Sekolah % Rata-rata minat siswa Keputusan

1 SMA N 1 Mandau 3.90 Baik


2 SMA N 2 Mandau 3.79 Baik
3 SMA IT Mutiara 3.88 Baik
4 SMA N 3 Mandau 3.83 Baik
5 MA YASMI 3.62 Baik
6 MA Hubbulwathan 3.98 Baik
Rata-rata keseluruhan 3.83 Baik

PEMBAHASAN
Dari data yang disajikan pada Tabel4 fisika di Kota Duri terhadap 6 indikator
dapat diketahui persentase penyebab penyebab misknsepsi siswa. Analisis
miskonsepsi siswa SMA/MA pada pelajaran pembahasannya sebagai berikut:

Pemikiran Asosiatif
Rata-rata miskonsepsi yang dialami Analisis Soal nomor 1. Pernyataan
pada pemikiran asosiatif pada yang diberikan yaitu Penjumlahan vektor
SMA/MA Kota Duri sebesar 80% yang adalah sama dengan penjumlahan biasa. Pada
terdapat pada nomor 1,2,3,4,12,14. soal ini terdapat miskonsepsi dikarenakan

91
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME 3 NOMOR 1 JANUARI 2012

77% (124 dari peserta tes) memberikan (160 dari peserta tes) memberikan jawaban
jawaban setuju dengan pernyataan tersebut. setuju dengan pernyataan tersebut. dalam
Pada konsep fisika penjumlahan vektor tidak buku fisika universitas menjelaskan bahwa
sama dengan penjumlahan biasa. Pada sesaat mengacu pada satu nilai tunggal dari
dasarnya untuk menjumlahkan besaran- waktu. Pernyataan pada soal ini jelas
besaran vektor masing-masing vektor harus merupakan konsepsi yang salah karena jika
diuraikan dahulu atas komponen-komponen ditinjau dari rumus, sesaat dinyatakan dalam
pembentuknya, komponen-komponen pada bentuk limit mendekati nol yang berarti
arah yang sama baru boleh dijumlahkan dan mengacu pada sesuatu yang berlangsung
vektor resultan dibentuk dari komponen- untuk suatu selang waktu yang sangat pendek.
komponen yang telah dijumlahkan Tidak bisa diganti dengan istilah waktu yang
(Suparisoma, 2008). intervalnya kecil saja.
Analisis Soal nomor 2. Pernyataan Analisis Soal nomor 12. Pernyataan
yang diberikan yaitu Kecepatan adalah kata yang diberikan yaitu Gaya tarik molekul sama
lain dari speed. Pada soal ini terdapat dengan gerakan molekul. Pada soal ini
miskonsepsi dikarenakan 98% ( 158 dari terdapat miskonsepsi dikarenakan 87%
peserta tes) memberikan jawaban setuju (141dari peserta tes) memberikan jawaban
dengan pernyataan tersebut. Pada konsep setuju dengan pernyataan tersebut. pernyataan
fisika kata speed menunjukkan kelajuan pada soal ini jelas merupakan konsepsi yang
sedangkan untuk kecepatan digunakan kata salah karena gerakan molekul tidak bisa
velocity. disamakan dengan tarikan. Seorang siswa
Analisis Soal nomor 3. Pernyataan pada umumnya lebih suka mengasosiasikan
yang diberikan yaitu Istilah jarak dan gerakan dan tarikan. Dalam konteks gerakan
perpindahan adalah sinonim dan dapat molekul berarti molekul tersebut yang aktik
digunakan secara bergantian. Pada soal ini bergerak atau memberikan gaya pada dirinya
terdapat miskonsepsi dikarenakan 73% (118 sendiri sedangkan tarikan molekul berarti
dari peserta tes) memberikan jawaban setuju. hubungan molekul tersebut dengan materi
Perlu diperhatikan bahwa dua hal tersebut yang berada diluar. Suatu tarikan tentu
sangat berbeda. Jarak dan perpindahan bukan melakukan gerak namun suatu gerakan belum
hal yang sama dan mereka tidak bisa tentu terjadi tarikan.
digunakan secara bergantian karena pada Analisis Soal nomor 14. Pernyataan
konsep fisika jarak adalah besaran skalar yang diberikan yaitu Panas dan suhu adalah
sedangkan perpindahan adalah besaran vektor sama. Pada soal ini terdapat miskonsepsi
yang memperhitungkan arah. Perpindahan dikarenakan 50% (81 dari peserta tes)
dapat berharga positif ataupun negatif memberikan jawaban setuju dengan
bergantung pada titik acuan dan arah gerak pernyataan tersebut. Menurut Zemansky,
sedangkan jarak selalu dalam positif. Sears (1994) panas merupakan suatu keadaan
Analisis Soal nomor 4. Pernyataan sedangkan suhu adalah sifat yang menentukan
yang diberikan yaitu Istilah sesaat diartikan apakah sistem itu setimbang termal dengan
sebagai waktu dengan interval kecil. Pada soal sistem lainnya atau tidak.
ini terdapat miskonsepsi dikarenakan 99%

92
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME 3 NOMOR 1 JANUARI 2012

Pemikiran humanistik
Rata-rata miskonsepsi yang dialami pada diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan tapi
pemikiran humanistik pada SMA/MA Kota hanya dapat berubah dari suatu bentuk ke
Duri sebesar 83%. yang terdapat pada nomor bentuk kebentuk yang lainnya.
13,16,18,19,20,21. Analisis Soal nomor 19. Pernyataan
Analisis Soal nomor 13. Pernyataan yang diberikan yaitu Benda yang diam tidak
yang diberikan yaitu Mendidih adalah suhu memiliki energi. Pada soal ini terdapat
tertinggi yang dapat dicapai suatu benda. Pada miskonsepsi dikarenakan 86% (139 dari
soal ini terdapat miskonsepsi dikarenakan peserta tes) memberikan jawaban setuju
86% (140 dari peserta tes) memberikan dengan pernyataan tersebut. Pada soal ini
jawaban setuju dengan pernyataan tersebut. siswa kembali menganalogikan bahwa benda
Dalam konsep fisika mendidih merupakan yang diam layaknya manusia. Mereka
perubahan wujud zat namun dalam fisika berpendapat bahwa ketika benda diam maka
ketika sebuah benda mencapai suhu tertinggi benda itu tidak melakukan gaya pada
konteksnya tidak dapat diwakilkan dengan lingkungan terdekatnya, seperti manusia diam
kata mendidih. Benda yang berwujud cair tidak melakukan apa-apa. Padahal dalam
memang benar akan mendidih pada suhu 1000 konsep fisika benda yang diam memiliki gaya
C namun jika suhu dinaikkan lagi maka benda berat dan juga memiliki energi potensial.
yang berwujud cair tersebut akan bisa Analisis Soal nomor 20. Peryataan
menguap. yang diberikan yaitu Tidak ada hubungan
Analisis Soal nomor 16. Pernyataan antara materi dan energi. Pada soal ini
yang diberikan yaitu Energi potensial gravitasi terdapat miskonsepsi dikarenakan 85% (138
hanya tergantung pada ketinggian objek. Pada dari peserta tes) memberikan jawaban setuju
soal ini terdapat miskonsepsi dikarenakan dengan pernyataan tersebut. Pada konsep
65% (105 dari peserta tes) memberikan fisika materi dan energi memiliki hubungan
jawaban setuju dengan pernyataan tersebut. yang erat. Jika ditinjau dari definisi materi itu
Siswa yang mengalami miskonsepsi ini sendiri maka sudah jelas bahwa setiap materi
menganggap bahwa energi potensial grafitasi tentu memiliki massa walau sekecil apapun
hanya tergantung pada ketinggian. Padahal massanya. Ketika sesuatu memiliki massa
dalam konsep fisika terdapat besaran massa maka ia akan memiliki energy potensial.
yang juga mempengaruhi energi potensial Analisis Soal nomor 21. Pernyataan
grafitasi. yang diberikan yaitu Tekanan fluida muncul
Analisis Soal nomor 18. Pernyataan dari fluida yang bergerak. Pada soal ini
yang diberikan yaitu Energi selalu hilang terdapat miskonsepsi dikarenakan 93% (150
dalam banyak transformasi energi. Pada soal dari peserta tes) memberikan jawaban setuju
ini terdapat miskonsepsi dikarenakan 80% dengan pernyataan tersebut. Siswa yang
(130 dari peserta tes) memberikan jawaban mengalami miskonsepsi beranggapan bahwa
setuju dengan pernyataan tersebut. tekanan fluida memang benar muncul dari
Miskonsepsi ini terjadi disebabkan pemikiran fluida yang bergerak padahal pada fluida statis
siswa yang menganggap bahwa energi juga terdapat tekanan fluida jadi tekanan
berprilaku seperti manusia. Pada konsep fisika muncul bukan hanya pada fluida yang
dikatakan bahwa energi tidak pernah habis bergerak.
atau bahkan hilang karena energi tidak dapat

93
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME 3 NOMOR 1 JANUARI 2012

Alasan yang tidak lengkap (miskonsepsi sebagian)


Miskonsepsi sebagian memiliki arti nomor 1 sampai 31 pada soal tes miskonsepsi
bahwa terdapat miskonsepsi siswa yang siswa. Miskonsepsi sebagian ini dapat dilihat
disebabkan oleh alasan yang kurang lengkap berdasarkan rata-rata persentase tiap soalnya.
dengan kata lain siswa kurang lengkap dalam Berdasarkan lampiran 8, rata-rata
menggeneralisasikan suatu konsep sehingga miskonsepsi yang dialami pada alasan yang
dapat menimbulkan miskonsepsi. tidak lengkap di SMA/MA Kota Duri sebesar
Miskonsepsi sebagian yang terdapat pada 12%.
SMA/MA Kota Duri dapat dianalisis dari soal

Intuisi yang salah


Rata-rata miskonsepsi yang dialami Analisis Soal Nomor 7. Pernyataan
pada intuisi yang salah pada SMA/MA Kota yang diberikan yaitu Percepatan selalu dalam
Duri sebesar 86% yang terdapat pada nomor satu garis lurus. Pada soal ini terdapat
5,6,7,8,9,10,22,23. miskonsepsi dikarenakan 92% (149 dari
Analisis Soal Nomor 5 peserta tes) memberikan jawaban setuju
Pernyataan yang diberikan yaitu Dua dengan pernyataan tersebut. Siswa yang
benda yang percepatan dan waktunya sama mengalami miskonsepsi menyatakan setuju
akan menempuh jarak yang sama. Pada soal dengan pernyataan yang diberikan pada soal
ini terdapat miskonsepsi dikarenakan 87% tersebut. Jika ditelaah pada konsep fisika
(141 dari peserta tes) memberikan jawaban bahwa percepatan tidak selalu dalam satu garis
setuju dengan pernyataan tersebut. Pada lurus. Kata-kata selalu disini yang membuat
dasarnya siswa yang mengalami miskonsepsi konsep menjadi salah karena percepatan pada
lupa bahwa kecepatan awal perlu benda yang bergerak melingkar tidaklah pada
diperhitungkan karena unsur itu yang satu garis lurus, percepatannya menuju ke
membuat jarak berbeda. Dalam rumus jarak pusat lingkaran.
1
𝑆𝑡 = 𝑣0 𝑡 + 2 𝑎𝑡 2 . Tampak bahwa kecepatan Analisis Soal Nomor 8. Pernyataan
yang diberikan yaitu Percepatan selalu positif.
awal ( 𝑣0 ) ikut menentukan jarak yang
Pada soal ini terdapat miskonsepsi
ditempuh suatu benda. Dua benda yang
dikarenakan 66% (107 dari peserta tes)
bergerak dengan kecepatan awal yang
memberikan jawaban setuju dengan
berlainan meskipun waktu (t) dan
pernyataan tersebut. Pada konsep fisika
percepatannya (a) sama, akan menempuh
percepatan ada dalam positif dan dalam
jarak yang berbeda (Suparno,2005).
negatif. Ketika percepatan bernilai negatif
Analisis Soal Nomor 6. Pernyataan
maka benda mengalami perlambatan.
yang diberikan yaitu Benda yang massanya
Analisis Soal Nomor 9. Pernyataan
lebih besar akan jatuh bebas lebih cepat dari
yang diberikan yaitu Percepatan selalu terjadi
benda yang bermassa kecil. Pada soal ini
pada arah yang sama pada benda yang
terdapat miskonsepsi dikarenakan 96% (155
bergerak.. Pada soal ini terdapat miskonsepsi
dari peserta tes) memberikan jawaban setuju
dikarenakan 90% (145 dari peserta tes)
dengan pernyataan tersebut. Pada konsep
memberikan jawaban setuju dengan
fisika benda yang massanya lebih besar akan
pernyataan tersebut. ketika benda bergerak
sama dengan benda yang bermassa kecil jika
lurus dengan kecepatan konstan maka
tidak ada unsur lain yang mempengaruhi.
percepatan akan searah dengan kecepatan
Penyebab hal ini adalah gesekan udara.
atau dengan kata lain searah dengan gerak
Pengamatan yang ada, umumnya tidak bisa
benda namun ketika benda yang berkecepatan
menghilangkan gesekan udara. Tanpa gesekan
konstan tiba-tiba direm maka percepatannya
udara a = g.
akan berlawanan arah dengan arah gerak

94
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME 3 NOMOR 1 JANUARI 2012

benda. Jadi konsepsi dalam soal ini salah, kemudian dengan bersamaan dinding-dinding
tidak selalu sama percepatan sebuah benda gelas itu ditusuk dengan jarum maka fluida itu
dengan arah gerak benda. akan langsung keluar. Ini membuktikan
Analisis Soal Nomor 10. Pernyataan bahwa fluida menekan kesegala arah.
yang diberikan yaitu Benda yang memiliki Analisis Soal Nomor 23. Pernyataan
speed nol tidak memiliki percepatan. Pada soal yang diberikan yaitu Percepatan tidak
ini terdapat miskonsepsi dikarenakan 99% memiliki arah. Pada soal ini terdapat
(161 dari peserta tes) memberikan jawaban miskonsepsi dikarenakan 77% (125 dari
setuju dengan pernyataan tersebut. Pernyataan peserta tes) memberikan jawaban setuju
ini jelas merupakan konsepsi yang salah. Hal dengan pernyataan tersebut. Siswa yang
ini dapat dibuktikan pada gerak vertikal mengalami miskonsepsi pada konsep ini
keatas. Ketika sebuah bola tepat berada dititik sependapat dengan pernyataan sedangkan
tertinggi maka ia memiliki speed nol namun pada konsep fisika percepatan itu memiliki
tetap memiliki percepatan yaitu percepatan arah karena makna percepatan adalah
grafitasi. perubahan dari kecepatan dimana merupakan
Analisis Soal Nomor 22. Pernyataan besaran vektor. Perlu ditambahkan seperti
yang diberikan yaitu Tekanan fluida hanya penjelasan pada soal sebelumnya Ketika
berlaku kearah bawah. Pada soal ini terdapat percepatan terjadi pada benda yang bergerak
miskonsepsi dikarenakan 84% (136 dari pada lintasan lurus maka percepatan akan
peserta tes) memberikan jawaban setuju searah dengan arah gerakan dan jika ia
dengan pernyataan tersebut. Pada konsep mengalami pengereman maka percepatan
fisika tekanan fluida bukan kebawah saja, akan bernilai negatif yang juga disebut
keatas saja atau kesamping saja tetapi berlaku perlambatan dan arahnya akan berlawanan
kesegala arah. hal ini dapat dibuktikan dengan arah dengan pergerakan benda. Ketika benda
percobaan. Misalkan pada wadah yang bergerak melingkar maka percepatan akan
contohnya kantong plastik, fluida diisikan menuju pusat lingkaran yang disebut
kedalam kantong tersebut dan dibiarkan fluida percepatan sentripetal. Jadi jelas bahwa
itu tenang. Ketika sudah tenang atau statis percepatan tersebut memiliki arah

Tahap perkembangan kognitif


Rata-rata miskonsepsi yang dialami pada Analisis Soal Nomor 29. Pernyataan
tahap perkembangan kognitif pada SMA/MA yang diberikan yaitu Hukum kekekalan materi
Kota Duri sebesar 85% yang terdapat pada juga terdapat pada proses penguapan. Pada
nomor 28,29,30,31. soal ini terdapat miskonsepsi dikarenakan
Analisis Soal Nomor 28. Pernyataan 87% (141 dari peserta tes) memberikan
yang diberikan yaitu Materi didefinisikan jawaban setuju dengan pernyataan tersebut.
sebagai benda yang padat. Pada soal ini Soal ini diberikan untuk mendeteksi
terdapat miskonsepsi dikarenakan 64% (104 miskonsepsi tahap perkembangan kognitif
dari peserta tes) memberikan jawaban setuju siswa dalam hal pengetahuan. Namun ternyata
dengan pernyataan tersebut. Siswa yang siswa belum dapat menghubungkan
terkena miskonsepsi menganggap bahwa keterkaitan konsep yang benar pada berbagai
materi itu selalu padat. Mereka tidak persoalan. Dalam fisika ketika penguapan
memahami konsep dari sebuah kata materi. terjadi maka materi yang ada tersebut tetap
Dalam fisika materi didefinisikan sebagai akan kekal hanya saja berubah bentuk dan
kumpulan dari berbagai partikel, bisa partikel keadaan.
yang berwujud cair, gas atau padat. Analisis Soal Nomor 30. Pernyataan
yang diberikan yaitu Hukum kekekalan

95
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME 3 NOMOR 1 JANUARI 2012

momentum linear hanya berlaku pada benda diubah maka panjang dapat berubah. Pada
yang bertembukan. Pada soal ini terdapat soal ini terdapat miskonsepsi dikarenakan
miskonsepsi dikarenakan 96% (156 dari 93% (151 dari peserta tes) memberikan
peserta tes) memberikan jawaban setuju jawaban setuju dengan pernyataan tersebut
dengan pernyataan tersebut. Pada konsep Soal ini diberikan juga untuk melihat tahap
fisika pernyataan pada soal tersebut adalah perkembangan kognitif siswa pada bagian
salah . Hal ini dapat dibuktikan dengan pemahaman rumus yang disini terlihat bahwa
memperhatikan contoh berikut; misalkan rumus yang ada tidak dipahami dari arti secara
sebuah mobil yang melaju dengan konstan fisis. Kesalahan pada pernyataan ini muncul
dan akhirnya berhenti maka momentum karena melihat hubungan yang tidak memiliki
awalnya akan tetap sama dengan momentum arti secara fisis. Panjang sebuah kawat jika
akhirnya tanpa harus bertumbukan, contoh dirubah memang akan mengakibatkan
lain pecahan bom yang menyebar kesegala perubahan pada resistansi tapi tidak bisa
arah, pada senapan yang memberikan sebaliknya. Konteks disini adalah variable
sentakan kepada penembaknya dan seorang terikat dan variable bebas. R adalah variable
peloncat renang yang membuat papan terikat oleh L, A dan 𝜌 sedangkan ketiga ini
loncatnya berayun. merupakan variable bisa dirubah-rubah.
Analisis Soal Nomor 31. Pernyataan
𝐿
yang diberikan yaitu 𝑅 = ñ , jika resistensi
𝐴

Kemampuan siswa
Rata-rata miskonsepsi yang dialami konsep fisika enegri kinetik ditentukan
pada kemampuan siswa pada SMA/MA Kota 1
dengan menggunakan rumus 2 m v 2 . Ketika
Duri sebesar 70% yang terdapat pada nomor
kalimat pada pernyataan tersebut
11,15,17,24,25,26,27
dterjemahkan pada rumus yang ada maka
Analisis Soal Nomor 11. Pernyataan
hasilnya bukan energi kinetiknya bertambah
yang diberikan yaitu Posisi benda dapat
dua kali lipat melainkan 4 kali lipat.
ditentukan dengan menyatakan jaraknya dari
Analisis Soal Nomor Soal 17.
suatu titik yang diberikan. Pada soal ini
Pernyataan yang diberikan yaitu Satu-satunya
terdapat miskonsepsi dikarenakan 51% (82
bentuk energi potensial adalah gravitasi. Pada
dari peserta tes) memberikan jawaban setuju
soal ini terdapat miskonsepsi dikarenakan
dengan pernyataan tersebut.. Soal ini
93% (151 dari peserta tes) memberikan
diberikan untuk melihat kemampuan siswa.
jawaban setuju dengan pernyataan tersebut
Secara konsep fisika ketika suatu titik
Pada konsep fisika dikatakan bahwa energi
diberikan maka titik tersebut dapat menjadi
potensial bukan hanya terdapat pada energi
acuan untuk menentukan posisi suatu benda.
potensial grafitasi tetapi juga terdapat energi
Analisis Soal Nomor15. Pernyataan
potensial pegas.
yang diberikan yaitu Jika kecepatan suatu
Analisis Soal Nomor 24. Pernyataan
benda yang bergerak dilipat duakan maka
yang diberikan yaitu Gerak parabola
energi kinetiknya juga bertambah dua kali
merupakan perpaduan GLB dan GLBB. Pada
lipat. Pada soal ini terdapat miskonsepsi
soal ini terdapat miskonsepsi dikarenakan
dikarenakan 90% (145 dari peserta tes)
55% (89 dari peserta tes) memberikan
memberikan jawaban setuju dengan
jawaban setuju dengan pernyataan tersebut.
pernyataan tersebut. Soal dalam pernyataan ini
Pernyataan tersebut adalah benar namun
juga mendeteksi miskonsepsi siswa yang
siswa yang mengalami miskonsepsi menjawab
disebabkan pada kemampuan siswa. Pada
tidak setuju dengan pernyataan yang ada. Hal
96
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME 3 NOMOR 1 JANUARI 2012

ini disebabkan oleh kemampuan siswa dalam yang timbul karena menentang gaya atay
mengingat pelajaran dan konsep-konsep yang usaha dari luar yang hendak merubah luas
ada masi tergolong rendah. permukaan tersebut. perlu ditambahkan
Analisis Soal Nomor 25. Pernyataan terjadinya tegangan permukaan ini berawal
yang diberikan yaitu Paduan dari beberapa dari adanya gaya tarik anatar molekul air
gaya akan menghasilkan resultan gaya. Pada dipermukaan dengan kata lain terdapat kohesi
soal ini terdapat miskonsepsi dikarenakan pada molekul-molekul air dipermukaan. Gaya
40% (64 dari peserta tes) memberikan kohesi ini selalu berusaha untuk memperkecil
jawaban setuju dengan pernyataan tersebut. luas permukaan air akibatnya permukaan air
Hal ini juga disebabkan oleh kemampuan seolah-olah diselimuti oleh kulit yang tegang
siswa pada konsep yang telah dipelajarinya sehingga serangga dapat berjalan.
masih tergolong rendah. Analisis Soal Nomor 27. Pernyataan
Analisis Soal Nomor 26. Pernyataan yang diberikan yaitu Persamaan kontinuitas
yang diberikan yaitu Serangga dapat berjalan membicarakan hukum kekekalan massa. Pada
pada permukaan air karena pengaruh soal ini terdapat miskonsepsi dikarenakan
tegangan permukaan air. Pada soal ini 93% (150 dari peserta tes) memberikan
terdapat miskonsepsi dikarenakan 72 % (116 jawaban setuju dengan pernyataan tersebut.
dari peserta tes) memberikan jawaban setuju Hal ini disebabkan lagi oleh kemampuan
dengan pernyataan tersebut. Hal ini siswa yang masih kurang menerapkan konsep-
disebabkan oleh kurangnya pemahaman konsep fisika yang ada. Dalam fisika pokok
konsep fisika pada konsep tegangan bahasan fluida yang bergerak pada pipa
permukaan air sehingga siswa tidak mampu dibahas bahwa pada persamaan kontinuitas
menjelaskan kebenaran dari pernyataan terdapat konsep hukum kekalan massa karena
tersebut. tegangan permukaan pada zat cair massa yang masuk ke dalam akan sama
didefinisikan sebagai gaya atau usaha dari dengan massa yang keluar dari pipa tersebut.
lapisan permukaan atau anatar permukaan

Analisis penyebab miskonsepsi berdasarkan angket minat belajar.


Berdasarkan Tabel5 hasil skor rata- belajar siswa yang baik tidak cukup untuk
rata pada pengisian angket minat belajar siswa menafsirkan bahwa siswa tidak akan terkena
SMA/MA di Kota Duri berada pada kategori miskonsepsi karena ada beberapa faktor
baik. Jika dihubungkan dengan hasil tes penyebab yang membuat siswa mengalami
miskonsepsi disini menjelaskan bahwa minat miskonsepsi.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan analisa dan pembahasan sampel berkontribusi terhadap miskonsepsi
data hasil tes miskonsepsi siswa dan angket sebagian yang disebabkan indikator alasan
minat belajar siswa terhadap penyebab yang tidak lengkap. 86% dari sampel
miskonsepsi siwa pada pelajaran fisika di kelas berkontribusi terhadap miskonsepsi siswa
XII SMA/ MA Kota Duri, maka dapat yang disebabkan indikator intuisi yang salah.
disimpulkan bahwa pada pelajaran fisika di 85% dari sampel berkontribusi terhadap
kelas XII SMA/MA Kota Duri, 80% dari miskonsepsi siswa yang disebabkan indikator
sampel berkontribusi terhadap miskonsepsi tahap perkembangan kognitif dan 70% dari
siswa yang disebabkan indikator pemikiran sampel berkontribusi terhadap miskonsepsi
asosiatif. 83% dari sampel berkontribusi siswa yang disebabkan indikator kemampuan
terhadap miskonsepsi siswa yang disebabkan siswa. Namun pada minat belajar siswa tidak
indikator pemikiran humanistik. 12% dari memberikan menjadi pemicu atau

97
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME 3 NOMOR 1 JANUARI 2012

berkontribusi terhadap miskonsepsi siswa minat belajar yang baik.


karena seluruh siswa yang diujikan memiliki

Saran
Saran untuk penelitian ini yaitu mengurangi dan mengobati miskonsepsi siswa
miskonsepsi yang berkembang harus segera pada pelajaran fisika serta mendeteksi
diatasi dengan cara mengetahui sumber penyebab miskonsepsi siswa yang disebabkan
penyebab miskonsepsi. Namun sebaiknya oleh penyebab lainnya seperti buku teks atau
penelitian ini dilakukan dengan mengungkap metode mengajar dan mencoba mengurangi
secara langsung konsep-konsep fisika pada miskonsepsi dengan pembelajaran
masing-masing materi pokok. Selain itu perlu konstruktivisme
dilakukan penelitian lanjut tentang tindakan

DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Nazir,M. 2005. Metode penelitian. Bogor: Ghalia
Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Pustaka.
Cipta. Nengah Maharta. Analisis miskonsepsi siswa
Berg (Ed.). 1991. Miskonsepsi fisika fisika SMA di Bandar Lampung.
dan remidiasi. Salatiga: UKSW. http://www.scribd.com. Diakses
Bloom. 1965. Taxonomy of education objectives, the tanggal 29 Mei 2011.
classification of education goals, Hand book Sukardi. 2004. Metodelogi penelitian kompetensi
1: cognitive domain. Usa. Longman inc. dan praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.
http://faculty.washington.edu/krum Suparno. 2005. Miskonsepsi & Perubahan Konsep
me/guides/bloom1.html. Diakses 14 Pendidikan Fisika. Jakarta:
Mei 2011. PT.Grasindo.
Brown. 1992. Using examples and analogies to Treagust, David F. 2006. Diagnostic Assessment
remediate misconceptions in physic: factors in Science as a Means To Improving
influencing conceptual change. Teaching, Learning and Retention. Uni
Journal of research teaching. Serve Science Assessment Symposium
Desvi. 2009. Analisis miskonsepsi siswa SMA Proceedings 1-9. www.mendeley.com.
PGRI Padang kelas XI IPA dalam materi Diakses 24 Desember 2011.
kesetimbangan dengan remidiasi. Suparisoma. 2008. Miskonsepsi pengajaran fisika:
www.scribd.com. Diakses 24 kenyataan dilapangan
Desember 2011. www.phys.itb.ac.id/~viridi/pdf/slide-
Feldsine, J. 1987. Distinguishing student LPOS2008-4.pdf. Diakses 13 Mei
misconception from alternate conceptual 2011.
framework trough the construction of concept Wandersee, mintzes & Novak J. 1994. Reseach
maps. In proceeding of the second on alternative conceptions in science.
Internastional seminar on Handbook of research Teaching and
misconceptions and education learning, eds. Dorothy L. Gebel. New
strategies in scince and mathematics. York: Macmillan Publishing
Ithaca. NY: Cornel University. Company.
Nakiboglu. 2003. Instructional misconceptions of http://www.phy.ilstu.edu/pte/publica
Turkish prospective chemistry teachers about tions/dealing_alt_con.pdf. Diakses
atomic orbitals and hybridization. Journal tanggal 14 Mei 2011.
teaching chemistry and physics Zemansky, Sears. 1994. Fisika untuk universitas
research report. www.uoi. Diakses 24 Jakarta: Bina cipta.
Desember 2011.

98

Anda mungkin juga menyukai