Anda di halaman 1dari 27

BASIC LIFE SUPPORT

(BANTUAN HIDUP DASAR)

MEDICAL MOR VII


DEFINISI
 Adalah sistematika upaya oksigenasi darurat

 Sistem pernafasan dan sirkulasi yang berhenti


mendadak menyebabkan darah yang teroksigenasi
tidak dapat sampai ke otak dan jaringan tubuh lainnya
shingga dapat menyebabkan kematian bila tidak
segera ditolong
 Berhentinya oksigen ke otak akan menimbulkan
kerusakan di otak sejak menit ke-4 dan kematian otak
terjadi mulai menit ke-6
Dulu ABC Now CAB

 DANGER
 RESPON
 Send for Help
 CIRCULATION
 AIRWAYS
 BREATHING
DANGER
 Pastikan lingkungan aman bagi penolong dan korban,
pindahkan korban ketempat aman
NILAI KESADARAN KORBAN
(RESPON)
INGAT A.V.P.U

 ALERT : pastikan penolong dan korban aman

 VOICE : panggil dengan suara lantang & jelas

 PAIN : tekan bagian sternum / dahi

 UNRESPONSIVE :
 Buka pakaian yg menutup dada korban untuk memudahkan
tindakan resusitasi
 Letakkan korban pada alas yang rata & keras
 Posisi terlentang
 Penolong berlutut disamping korban sejajar dengan bahu korban
SEND FOR HELP
( pengaktifan sistem penanganan gawat darurat)

Hubungi 119 atau RS terdekat dengan memberikan informasi:

1. Identitas penelpon ( saya Mr.X pegawai pertamina)


2. Lokasi kejadian (Mohon kirimkan bantuan ke Kantor Pertamina,
JL Garuda, lapangan parkir depan GOR)

3. Jumlah korban ( ditemukan 1 orang laki-laki/perempuan tidak sadarkan diri)


4. Keadaan korban (jatuh dari ketinggian/ tersetrum )

Dilakukan oleh penolong ke 2 bila ada orang lain disekitar lokasi kejadian
CIRCULATION
 Penilaian Denyut Nadi :
kurang dari 10 detik

 Lokasi : Arteri Karotis (


terletak 2 jari ke kiri dan
kekanan dari garis
pertengahan leher)
Resusitasi Jantung Paru
(RJP)
Cara melakukan KOMPRESI JANTUNG LUAR :
 Titik kompresi terletak di bagian setengah bawah tulang
dada atau diantara 2 puting susu (pada garis tengah)
 Letakkan tumit salah satu tangan di titik kompresi. Tangan
lain ditempatkan diatas tangan pertama. Dianjurkan jari
jemari kedua tangan saling mengait. Uahakan agar jari
penolong tidak menyentuh bahkan menekan tulang2 iga
korban.
 Posisi badan penolong tegak lururs bidang datar, kedua
lengan lurus , penolong menekan didnding dada korban
dengan tenaga dari berat badannya.
 1 siklus = 30 kompresi + 2 nafas buatan
 Lakukan evaluasi setiap 5 siklus
 Frekuensi kompresi jantung luar minimal 100x/menit
 Kedalaman kompresi 5cm
 Biarkan chest recoil (dinding dada kembali keposisi
semula) setelah setiap kompresi luar

 Minimalkan interupsi ketika sedang kompresi jantung


luar. Interupsi yg boleh hanya untuk cek nadi dan
defibrilasi

 Hindari ventilasi berlebihan


Tanda & Gejalan Gangguan Sirkulasi:

 Frekuensi nadi >100x/menit atau <60x/menit


 Denyut nadi melemah
 Nadi tidak teratur
 Ada nya perdarahan
 Adanya syok : frekuensi nadi cepat, suhu kulit dingin
warna kulit pucat hingga kebiruan , pengisisan kapiler
pada ujung-ujung jari lambat.

BILA NADI TIDAK ADA, LANGSUNG MULAI KOMPRESI.


PENILAIAN ADANYA PERDARAHAN / KONDISI SYOK DILAKUKAN BILA
TERABA NADI
AIRWAY
 Pembebasan jalan nafas: HEAD TILT – CHIN LIFT
 Mendorong dahi korban ke belakang sehingga kepala
korban mendongak dan dagu korban diangkat
 Sumbatan airway oleh benda asing:
 Benda padat : makanan
 Cairan : lendir , muntahan, darah
 Bagiandari tubuh : lidah
 Penyakit : tumor, abses
Membebaskan airway dari sumbatan :

 Sapuan Jari (finger swab) : bila terlihat dengan nyata


benda asing padat yang menyumbat airway korban
 Abdominal trust
 Chest Trust
 Menggunakan alat (suction/ penyedot): bila jenis
penyumbat adalah cairan (lendir darah, muntahan)
BREATHING
Penilaian 3L:

 LOOK (Tidak tampak pergerakan otot-otot pernafasan dada)


 LISTEN (Tidak terdengar suara nafas)
 FEEL (Tidak terasa hembusan nafas keluar dari hidung)
 Bila tidak ada lakukan nafas buatan

10-12x/menit
Atau
1 x tiap 5 detik
Pernafasan buatan mulut -mulut
1. Pasang alat pelindung : barrier device , face shield
2. Penolong menarik nafas biasa saat akan menarik
nafas buatan , agar volume tidal terpenuhi
3. Jepit lubang hidung korban dengan ibu jari dan
telunjuk
4. Tutupi mulut korban dengan mulut penolong. Mulut
penolong harus dapat menutupi mulut korban agar
tidak terjadi kebocoran
5. Berikan hembusan nafas 2 kali, sambil tetap menjaga
terbukanya airway. Setiap hembusan nafas dilkukan
selama 1 detik. Beri kesempatan untuk ekspirasi.
6. Indikator keberhasilan udara masuk ke paru : dada
mengembang. Bila perut yang mengembang, perbaiki
posisi airway (karena kemungkinan udara masuk
kelambung)
Pernafasan buatan mulut-hidung
 Dilakukan bila tidak mungkin melakukan pernafasan
mulut ke mulut, misal ulut korban yang terkatup rapat
dan tidak bisa dibuka (trismus) atau mulut korban
mengalami cedera berat.

 Perbedaannya adalah ketika memberikan bantuan


nafas, hembusan diberikan melalui hidung korban
sementara mulut korban ditutup. Saat korban ekspirasi
usahakan mulut korban terbuka
DEFIBRILATOR
RE EVALUASI
 RECOVERY POSITION : posisi pulih merupakan posisi
yang tepat untuk menjaga airway tetap terbuka tanpa
menggunkan bantuan alat. Posisi ini dilakukan pada korban
yang tidak sadar dengan pernafasan normal dan denyut
nadi normal serta tidak dicurigai mengalami cedera kepala,
leher tulang belakang dll

 Ajak bicara korban selama proses evaluasi untuk


memastikan korban tidak kehilangan kesadarab kembali
selama evakuasi atau periksa kembali nada setiap….........
Recovery position
TANDA RJP DILAKUKAN BERHASIL

 Nafas spontan
 Gerakan dada naik turun
 Adanya aliran udara nafas
 Denyut nadi kembali terasa
 Denyut jantung kembali terdengar
 Kulit korban yang semula pucat menjadi kemerahan
 Dapat melakukan gerakan terarah
 Korban berusaha menelan
RJP DIHENTIKAN BILA
 Penolong kelelahan
 Korban telah dialihkan kepada petugas lain yang lebih
ahli

 Didapatkan informasii bahwa korban sudah lama


meninggal

 Denyut nadi (sirkulasi) dan pernafasan sudah kembali


pulih
RJP BOLEH DIHENTIKAN
SEMENTARA BILA:
 Saat memindahakan pasien ke tandu
 Memindahkan korban munuruni tangga atau melalui
lorong yang sempt

 Saat memasukkan / mengeluarkan korban dari


ambulans

 Saat melakukan defibrilasi


KESALAHAN – KESALAHAN
SEPUTAR RJP:
 Posisi korban tidak terlentang
 Alas: tidak lunak dan tidak rata
 Pemberian nafas yang tidak adekuat atau terlalu cepat
 Posisi penolong tidak tepat
 Kompresi dada uang kurang atau terlalu cepat
 Jumlah pijatan atau bantuan nafas tidak sesuai
Resume :

Anda mungkin juga menyukai