Anda di halaman 1dari 13

Sebagai tambahan dari ketiga komisura yang berkembang di lamina terminalis, terdapat tiga

komisura tambahan. Dua di antaranya, komisura posterior dan habenula, tepat berada di bawah
dan ke arah rostral ke kelenjar pineal. Yang ketiga, kiasma optik, yang muncul pada arah rostral
dinding diensefalon, yang terdiri dari serat optik dari bagian medial retina (Gbr. 18.30).

Cairan serebrospinal

Cairan serebrospinal (CSS) disekresikan oleh pleksus koroid di ventrikel otak. Pleksus ini
merupakan modifikasi dari lapisan ependymal dan menghasilkan sekitar 400 hingga 500 mL
CSS per hari. Cairan bersirkulasi melalui ventrikel otak meninggalkan ventrikel lateral, melalui
foramina interventrikular, memasuki ventrikel ketiga, kemudian melewati aquaduktus serebri
ke ventrikel keempat (Gbr. 18.30). Beberapa CSS memasuki kanal tulang belakang dan
beberapa keluar dari ventrikel keempat melalui apertura medial dan lateral untuk memasuki
ruang subarachnoid yang mengelilingi sistem saraf pusat (SSP). CSS diserap ke dalam sistem
vena dari ruang subarachnoid melalui granulasi arachnoid, terutama yang diproyeksikan ke
sinus sagital superior. CSS "mengapungkan" otak dan, dengan demikian, memberikan bantalan
bagi otak dan memberinya daya apung sehingga beratnya tidak menekan saraf kranial terhadap
tengkorak.

REGULASI MOLEKULER PERKEMBANGAN OTAK

Bagian anteroposterior (kraniokaudal) SSP dimulai pada awal perkembangan, selama


gastrulasi dan induksi saraf (lihat Bab 5 dan 6). Setelah neural plate terbentuk, sinyal untuk
pemisahan otak menjadi otak depan, otak tengah, dan daerah otak belakang berasal dari gen
homeobox yang diekspresikan dalam notochord, prechordal plate, dan neural plate. Otak
belakang memiliki delapan segmen, Rhomobomeres, yang memiliki pola ekspresi variabel gen
homeobox kelas Antennapedia, gen HOX (lihat Bab 6,hal. 81). Gen-gen ini diekspresikan
tumpang tindih (bersarang), dengan gen paling akhir 3′ dari kelompok yang memiliki batas
anterior lebih banyak dan gen paralogous memiliki domain ekspresi identik (Gbr. 18.81). Gen
pada akhir 3’ juga diekspresikan lebih awal daripada gen pada akhir 5’, sehingga terbentuk
hubungan tempora. Gen-gen ini, kemudian, memberikan nilai posisi sepanjang sumbu
anteroposterior otak belakang, menentukan identitas rhombomer, dan menentukan turunannya.
Bagaimana regulasi ini terjadi masih tidak jelas, meskipun retinoid (asam retinoat)
memainkan peran penting dalam mengatur ekspresi HOX. Sebagai contoh, asam retinoat
berlebih menggeser ekspresi gen HOX secara anterior dan menyebabkan lebih banyak
rhombomer kranial untuk berdiferensiasi menjadi tipe yang lebih kaudal. Defisiensi asam
retinoat menghasilkan otak belakang yang kecil. Ada juga respon lainnya terhadap asam
retinoat oleh gen HOX; kelompok pada akhir 3’ lebih sensitif daripada kelompok dengan akhir
5’.

Spesifikasi area otak depan dan otak tengah juga diatur oleh gen yang mengandung
homeodomain. Namun, gen-gen ini bukan dari kelas Antennapedia, yang batas ekspresinya
paling anterior berhenti pada rhombomere 3. Dengan demikian, gen-gen baru telah mengambil
peran pola untuk area- area otak ini, yang secara evolusioner membentuk "kepala baru’. Pada
tahap neural plate, LIM1, yang diekspresikan dalam prechordal plate, dan OTX2, yang
diekspresikan dalam neural plate, penting untuk menentukan area otak depan dan otak tengah,
dengan LIM1 mendukung ekspresi OTX2. (Gen-gen ini juga diekspresikan pada tahap awal
gastrulasi, dan embantu dalam menentukan seluruh daerah kranial). Setelah lipatan dan
lengkung faring terlihat, gen homeobox tambahan, termasuk OTX1, EMX1 , dan EMX2,
diekspresikan dalam pola spesifik dan tumpang tindih (bersarang) di daerah otak tengah dan
otak depan dan menentukan identitas daerah ini. Setelah batas-batas ini ditetapkan, dua pusat
pengorganisasian muncul: anterior neural ridge (ANR) di persimpangan batas kranial dari
neural plate dan ektoderm nonneural (Gbr. 18.32) dan isthmus (Gbr. 18.33) antara otak
belakang dan otak tengah. Di kedua lokasi ini, fibroblast growth factor 8 (FGF8) adalah
molekul kunci sinyal, yang menginduksi ekspresi gen berikutnya yang mengatur diferensiasi.
Dalam ANR pada tahap empat-somit, FGF8 menginduksi ekspresi FOXG1, sebuah faktor
transkripsi (Gbr. 18.32). FOXG1 kemudian mengatur pengembangan telensefalon (hemisfer
serebri) dan spesifikasi regional pada otak depan, termasuk telensefalon basal dan retina.
Dalam tanah genting di persimpangan antara otak tengah dan wilayah otak belakang, FGF8
diekspresikan dalam cincin di sekitar lingkaran lokasi ini (Gbr. 18.33). FGF8 menginduksi
ekspresi engrailed 1 dan 2 (EN1 dan EN2), dua gen yang mengandung homeobox,
diekspresikan dalam gradien yang terpancar anterior dan posterior dari isthmus. EN1 mengatur
perkembangan di seluruh wilayah ekspresinya, termasuk otak tengah bagian dorsal (tectum)
dan otak belakang bagian anterior (otak kecil), sedangkan EN2 hanya terlibat dalam
perkembangan serebelar.

FGF8 juga menginduksi eksprsi WNT1 secara sirkumferensial pada bagian anterior
FGF8 (Gbr 18.33). WNT1 berinteraksi dengan EN1 dan EN2 untuk meregulasi perkembangan
bagian ini, termasuk serebelum. Faktanya, WNT1 telah ada sejak awal pada bagian otak tengah
sejak terekspresi pada tingkat pembentukan neural. FGF8 juga tampak pada awal
perkembangan mesoderm otak tengah-belakang kemudian meregulasi ekspresi WNT1 dan
memulai inisiasi pola bagian ini. Konstriksi isthmus ke arah posterior otak tengah dan otak
belakang, yang menempel pada batas kaudal ekspresi OTX2.

Bagian dorsoventral (mediolateral) juga terjadi pada otak depan dan area otak tengah.
Bagian ventral dikontrol oleh SHH yang dilewati oleh SSP. SHH, disekresi oleh prechordal
plate, yang mengekspresikan NKX2.1, sebuah homeodomain yang berisikan gen dalam
meregulasi perkembangan hipotalamus. Yang penting diketahui, sinyal SHH membutuhkan
protein untuk membalah, dan carboxy-terminal mengeksekusi proses ini. Selama pembelahan
protein SHH, kolestrol berhubungan kovalen dengan carboxy-terminal pada akhir produk asam
amino. Terminal amino ini menahan semua sinyal SHH yang berhubungan dengan distribusi
kolestrol.

Dorsal (lateral) pada neural tube dikontrol oleh bone morphogenetiv proteins 4 dan
7 (BMP4 dan BMP7) yang tampak pada noneural ektoderm hingga neural plate. Protein ini
menginduksi ekspresi MSX1 pada garis tengah dan kembali mengekspresikan FOXG1 (Gbr
18.32). Apabila neural tube tertutup, BMP2 dan 4 tampak pada roof plate, dan protein ini
meregulasi ekspresi dari faktor transkripsi LHX2 di korteks. Ekspresi ini kemudian memulai
kaskade gen.

Ekspresi gen yang meregulasi bagian anterior-posterior (kraniokaudal) dan dorsovental


(mediolateral) saling tumpang tindih dan berhubungan dengan batas batasnya. Selanjutnya,
berbagai macam area tersebut kompeten dalam merespon sinyal atau tidaknya secara spesfik.
Sebagai contoh, hanya bagian kranial pada neural plate yang mengekspresikan NKX2.1 sebagai
respon SHH. Sebaliknya, hanya neural plate anterior yang memproduksi FOXG1 sebagai
respon FGF8, otak tengah mengekspresikan EN2 sebagai respon sinyal FGF8, Hal itu
merupakan respon kompeten yang juga ada pada masing masing area secara spesifik.

Korelasi Klinis

Defek Kranial

Holoprosensefali (HPE) merupakan istilah yang digunakan dalam abnormalitas


akibat hilangnya garis tengah yang sehingga terjadi malformasi pada otak dan wajah. Pada
kasus berat, ventrikel lateral bergabung menjadi sebuah vesikel telensefal (alobar HPE), mata
berfusi dan hanya ada satu lubang hidung sertadefek fasial lainnnya. ( br. 18.34), Pada kasus
sedang-berat, beberapa divisi prosensefalon menjadi dua hemisfer serebri, namun terdapat
pertumbuhan garis tengah yang abnormal. Biasanya, bulbus olfaktorius dan traktus serta
korpus kalosum menjadi hipoplasia atau hilang. Pada kasus ringan, beberapa kriteria
menentukan derajat HPE. HPE terjadi pada 1/15.000 kelahiran hidup namun ada pada 1/250
kehamilan yang tidak terbentuk pada awal kehamilan. Mutasi SHH, gen yang meregulasi
keseimbangan garis tengah venteal pada SSP, menghasilkan berbagai bentuk HPE. Penyebab
lainnya adalah defek biosintesis kolestrol yang memacu terjadinya sindrom Smith-lemli-
opitz. Anak anak dengan sindrom ini memiliki defek kranofasial dan anggota gerak, 5%
menglami HPE. Sindrom Smith-lemli-opitz merupakan keadaan autosomal resesif terjadinya
abnormalitas pada 7-dehydrocholesterol reduktase, yang memecah 7-dehydrocholesterol
menjadi kolesterol. Banyak defek, termasuk anggota gerak dan otak, dapat menyebabkan
terganggunya sinyal SHH, kolestrol dibutuhkan pada gen ini untuk mendapat efeknya.
Penyebab genetik lainnya ialah mutasi pada faktor transkripsi sine occulis homeobox 3 (SIX3),
TG-interacting factor (TGIF) dan zinc finger protein (ZIC2).

Skizensefal merupakan kelainan yang jarang ditemukan yakni terdapat celah besar pada
hemisfer serebri, terkadang dapat menyebabkan kehilangan parenkim otak. Mutasi pada gen
homeobox EMX2 timbul pada beberapa kasusnya.

Defek osifikasi pada tulang tengkorak dapat menyebabkan meningokel, meningoensefalokel,


dan meningohidroensefalokel.. Tulang tulang yang paling sering terkena ialah bagian pipih
tulang oksipital, parsial maupun seluruhnya. Jika defeknya kecil, hanya meningen yang timbul
keluar (meningokel) namun apabila defeknya besar, bagian otak dan ventrikel penetrasi pada
celah tersebuh ke kantong meningeal (Gbr. 18.35 dan 18.36) kedua kelainan malformasi
tersebut disebut sebagai meningoensefalokel, dan meningohidroensefalokel. Defek ini
terjadi pada 1/12.000 kelahiran.

Exensefal ditandai dengan kegagalan menutupnya neural tube. Hal ini menyebabkan,
permukaan tulang tidak terbentuk, sehingga tampak malformasi. Lama kelamaan jaringan ini
akan berdegenerasi, meninggalkan jaringan nekrotik. Defek ini disebut anensefal, meskipun
batang otak masih intak. (Gbr.18.37A) Pada beberapa kasus, penutupan defek neural tube ini
akan berakhir di medula spinalis dan abnormalitasnya disebut kraniiohischisis (Gbr.18.37B).
Selain itu, terdapat juga anensefal, namun dengan defek besar yang melibatkan tulang
belakang. Karena fetus anensefal kehilangan refleks menelan, pada 2 bulan akhir kehamilan
ditandai dengan polihidramnion. Abnormalitas ini akan dikenali dengan ultrasound,
hilangnya permukaan tulang. Anensefal terjadi pada 1/5000 kelahiran dan lebih banyak pada
wanita dibandingkan pria. Seperti spina bifida, banyak kasus ini yang dapat dicegah dengan
mengonsumsi asam folat 400 ug per hari sebelum dan awal kehamilan. Hidrosefalus ditandai
dengan adanya akumulai serebrospinal di sistem ventrikel. Pada kebanyakan kasus,
hidrosefalus pada bayi baru lahir disebabkan oleh karena obstruksi akuaduktus Sylvii (stenosis
akuaduktus). Hal ini menghalangi CSF dari ventrikel lateral dan tiga ke ventrikel empat dan
dari ventrikel empat ke ruangan subarakhnoid tempatnya direabsorpsi. Akibatnya cairan
berakumulasi di ventrikel lateral dan menekan otak dan tulang tengkorak. Dikarenakan sutura
kranialis belum fusi secara sempurna, ruangan diantaranya melebar saat kepala membesar.
Pada kasus berat, jaringan otak dan tulang menjadi tipis dan kepala sangat besar (Gambar
18.38).

Mikrosefali menggambarkan tempurung kepala yang lebih kecil dibandingkan normal


(Gambar 18.39). Oleh karena ukuran kranium bergantung kepada pertumbuhan otak,
penyebab dasarnya ialah adanya defek pada pertumbuhan otak. Penyebabnya sangat
bervariasi; genetik (autosomal resesif), gangguan saat masa prenatal seperti infeksi atau
paparan terhadap obat atau bahan teratogenik lainnya. Disabilitas intelektual terjadi pada
lebih dari setengah kasus.

Infeksi fetus oleh toksoplasmosis dapat menyebabkan kalsifikasi serebral, disabilitas


intelektual, hidrosefalus atau mikrosefali. Sama halnya paparan terhadap radiasi saat tahap
awal perkembangan dapat menyebabkan mikrosefalu. Hipertermia (demam) yang disebabkan
oleh infeksi maternal atau sauna dan mandi dengan rendaman air panas dapat menyebabkan
spina bifida dan ansefali.

Kelainan-kelainan yang disebabkan diatas merupakan salah satu yang paling serius
dan mungkin tidak dapat bertahan hidup. Defek lainnya dapat terjadi tanpa manifestasi
eksternal. Contohnya tidak terdapatnya ataupun parsial korpus kalosum tanpa adanya
gangguan fungsional yang bermakna. Sama halnya dengan tidak adanya atau parsial
serebelum dapat menyebabkan sedikit gangguan kordinasi. Disamping itu, kasus-kasus berat
dengan disabilitas intelektual mungkin tidak dapat dikaitkan dengan kelainan otak yang dapat
dideteksi secara morfologi. Disabilitas intelektual dapat disebabkan oleh kelainan genetik
(sindrom Down) atau paparan terhadap teratogen seperti agen infeksi (rubela,
cytomegalovirus, toksoplasmosis). Penyebab utama disabilitas intelektual ialah
penyalahgunaan alkohol selama kehamilan.

Saraf Kranial
Pada minggu ke-4 perkembangan janin, nukleus untuk 12 saraf kranialis sudah terbentuk.
Semua saraf kranialis kecuali olfaktorius (I) dan optikus (II) berasal dari batang otak dan
hanya okulomotorius berasal dari otak belakang. Pada otak belakang, pusat proliferasi di
neuroepitel mempunyai 8 segmen yang disebut rhombomere. Rhombomere ini membentuk
badan sel motor neuron dari saraf kranial IV, V, VI, VII, IX, X, XI dan XII (Gambar 18.17
dan 18.40). Pembentukan segmen ini diatur oleh mesoderm dikumpulkan dalam bentuk
somitomere dibawah neuroepitel.

Motor neuron untuk nukleus kranialis terdapat didalam batang otak sedangkan ganglia
sensorik diluar otak. Oleh sebab itu, penyususnan saraf kranial merupakan bersifat homolog
terhadap saraf spinalis walaupun tidak seluruh saraf kranial mempunyai kedua saraf sensoris
maupun motorik (Tabel 18.2).

Ganglia sensoris saraf kranialis berasal dari plakoda ektoderm dan sel-sel krista
neural. Plakoda ektoderm meliputi nasal, otik, dan empat plakoda epibrankial berbentuk
penebalan ektoderm dorsal terhadap arkus (brakial) faring (Tabel 18.3; lihat juga Gambar
17.2). Plakoda epibrankial berkontribusi terhadap ganglia untuk saraf dari arkus faring (V,
VII, IX, dan X). Ganglia parasimpatik (eferen viseral) berasal dari sel-sel krista neural dan
seratnya dibawa oleh saraf kranialis III, VII, IX dan X (Tabel 18.2).

Tabel 18. 2 Asal Saraf Kranial dan Komposisinya


Saraf Kranial Regio Otak Tipe Inervasi
Olfaktorius (I) Telensefalon SA Epitel nasal
(penciuman)
Optikus (II) Diensefalon SA Retina (penglihatan)
Okulomotorius(III) Mesensefalon SE Sup-inf- rektus, inferior
oblik, m. levator
palpebra superior
GVE (ganglion siliaris)
Sphincter pupil, m.
Siliaris
Troklear (IV) Metensefalon GSE m. sup. oblik
Trigeminal (V) Metensefalon GSA (ganglion Kulit, mulut, muka,gigi,
trigeminal) 2/3 anterior
proprioseptif lidah,
kulit, otot, sendi
SVE (motor Otot mastikasi,
brankialis) mylohyoid, anterior
digastrik, tensor
velipalatini, tensor
timpani
Abdusens (V) Metensefalon SE Rektus lateral
Fasialis (VII) Metensefalon SA Pengecapan, 2/3
anterior lidah
GSA Kulit, meatus auditorius
eksternal, 2/3 anterior
lidah
SVE Muskulus untuk
ekspresi muka, stapedis,
stylohyoid, posterior
digastrik
GVE Submandibular,
sublingal dan kelenjar
lakrimalis
Vestibulokoklear Metensefalon SA(ganglia Kanalis semisirkularis,
(VIII) vestibularis dan utrikula, sakula
spiral) (keseimbangan), organ
Corti (pendengaran)
Tabel 182 Asal Saraf Kranial dan Komposisinya
Glosofaringeal (IX) Mielensefalon SA (Ganglion 1/3 posterior lidah
inferior) (pengecapan)
GVA (ganglion Kelenjar parotis, badan
superior) dan sinus karotis
GSA (ganglion Telinga luar
inferior)
SVE Stylofaringeus
(brankiomotor)
Vagus (X) Mielensefalon SA (Ganglion Palatum dan epiglotis
inferior) (pengecapan)
GVA (Ganglion Faring, laring, trakea,
superior) jantung, esofagus,
lambung, pencernaan
GSA (Ganglion Dasar lidah, meatus
superior) auditorius eksternal
SVE m. konstriktor faring, m.
(brankiomotor) Intrinsik laring, 2/3
superior esofagus
GVE(ganglia pada Trakea, bronkus,
atau didekat visera) saluran pencernaan,
jantung
Aksesorius (XI) Miensefalon SVE Sternokleidomastoideus,
(brankiomotor) m. Trapezius
SE Palatum mole, faring
(bersamaan dengan
nervus X)
Hipoglosus (XII) Miensefalon SE Otot lidah
(palatoglosus)
SE, eferen somatis; SVE, special visceral efferent (mempersarafi otot yang berasal
dari arkus faring). GVE, general visceral efferent; GVA, general visceral afferent; SA,
special efferent, GSA, general somatic afferent; inf, inferior; m, muskulus;
SISTEM SARAF OTONOM

Secara fungsional, sistem saraf otonom (ANS) dapat dibagi menjadi dua bagian; bagian
simpatetik di regio torakolumbal dan parasimpatetik di regio kranial dan sakrum.

Sistem saraf simpatetik

Pada minggu kelima, sel-sel yang berasal dari krista neural di regio torakal bermigrasi dari
setiap sisi medula spinalis kearah dorsal dari aorta (Gambar 18.41).

Tabel 18.3 Kontribusi dari Krista Neural dan Plakoda Terhadap Ganglia Saraf
Kranialis
Saraf Kranial Ganglion Asal
Okulomotorius(III) Siliaris (eferen viseral) Krista neural pada tautan otak
depan dan tengah
Trigeminal (V) Trigeminal (aferen ) Krista neural pada tautan otak
depan dan tengah, plakoda
trigeminal
Fasialis (VII) Superior Krista neural otak belakang,
plakoda epibrankial pertama
Inferior (genikulata)(aferen Plakoda epibrankial pertama
umum dan aferen khusus)
Sfenopalatina (eferen viseral) Krista neural otak belakang
Submandibula (eferen viseral) Krista neural otak belakang
Vestibulokoklear Akustik (koklea) (spesial Plakoda otik
(VIII) eferen)
Vestibular (spesial eferen) Plakoda otik, krista neural otak
belakang
Glosofaringeal (IX) Superior (aferen umum dan Krista neural otak belakang
spesial aferen)
Inferior (petrosum) (aferen Plakoda epibrankial kedua
umum dan spesial aferen)
Otik (eferen viseral) Krista neural otak belakang
Vagus (X) Superior (aferen umum) Krista neural otak belakang
Inferior (nodus) (aferen umum Krista neural otak belakang,
dan spesial aferen) plakoda epibrankial ketiga,
keempat
Parasimpatetik vagus (eferen Krista neural otak belakang
viseral)

Di sini mereka membentuk rantai bilateral ganglia simpatis tersegmentasi segmental yang
saling berhubungan oleh serabut saraf longitudinal. Bersama-sama, mereka membentuk
sympatethic trunk di setiap sisi columna vertebra(Gbr. 18.42). Dari posisi mereka di toraks,
neuroblas bermigrasi menuju daerah serviks dan lumbosakral, memperluas trunkus simpatik
hingga panjang maksimal. Meskipun awalnya ganglia tersusun secara segmental, susunan ini
kemudian terhalangi, terutama di wilayah serviks oleh penggabungan ganglia. Beberapa
neuroblas simpatis bermigrasi di depan aorta untuk membentuk ganglia preaortic, seperti
ganglia celiac dan ganglia mesenterika (Gambar 18.42B). Sel simpatis lainnya bermigrasi ke
jantung, paru-paru, dan saluran pencernaan, di mana mereka membentuk pleksus organ
simpatis (Gambar 18.42). Setelah trunkus simpatik telah terbentuk, serabut saraf yang berasal
dari kolumna visceroefferent (lateral horn) segmen thoracolumbar (T1-L2-L3) dari spinal
cord menembus ganglia dari trunkus simpatis (Gambar 18.42). Beberapa serabut saraf ini
bersinaps pada tingkat yang sama pada trunkus simpatis atau melewati trunkus ke ganglia
preaortik atau kolateral (Gambar 18.42). Mereka dikenal sebagai serat preganglionik,
memiliki selubung mielin, dan merangsang sel-sel ganglion simpatik. Beranjak dari saraf
tulang belakang ke ganglia simpatik, mereka membentuk rami putih yang berhubungan. Karena
kolom visceroefferent hanya memanjang dari toraks pertama ke segmen lumbar kedua atau
ketiga dari medula spinalis, rami putih hanya ditemukan pada level ini. Akson sel ganglion
simpatik, serat postganglionik, tidak memiliki selubung mielin. Mereka melewati tingkat lain
dari trunkus simpatis atau meluas ke jantung, paru-paru, dan saluran usus (Gbr. 18.42A, garis
putus-putus). Serabut lain, rami yang berkomunikasi abu-abu, beralih dari trunkus simpatik ke
saraf tulang belakang dan dari sana ke pembuluh darah tepi, rambut, dan kelenjar keringat.
Rami abu-abu ditemukan di semua tingkat spinal cord.

Kelenjar suprarenal

Kelenjar suprarenal berkembang dari dua komponen: (1) bagian mesodermal, yang
membentuk korteks, dan (2) bagian ektodermal, yang membentuk medula. Selama minggu
kelima perkembangan janin, sel mesothelial antara akar mesenterium dan gonad yang sedang
berkembang mulai berproliferasi dan menembus mesenkim yang mendasarinya (Gbr. 18.41).
Di sini, mereka berdiferensiasi menjadi organ asidofilik besar, yang membentuk korteks janin,
atau korteks primitif, dari kelenjar suprarenal (Gambar 18.43A). Tak lama setelah itu,
gelombang sel kedua dari mesothelium menembus mesenkim dan mengelilingi massa sel
asidofilik asli. Sel-sel ini, lebih kecil dari gelombang pertama, kemudian membentuk korteks
definitif kelenjar (Gambar 18.43A, B). Setelah lahir, korteks janin mengalami regresi cepat
kecuali lapisan terluarnya, yang berdiferensiasi menjadi zona retikular. Struktur dewasa
korteks tidak tercapai sampai masa pubertas.

Gambar 18.42 A. Hubungan serabut saraf preganglionik dan postganglionik sistem saraf
simpatis dengan saraf tulang belakang. Perhatikan asal serat preganglionik di kolom
visceroefferent dari spinal cord. B. Menggambar ilustrasi organisasi ganglia simpatis ke
trunkus kanan dan kiri (rantai) sejajar dengan badan vertebra. Ganglia kolateral (preaortik)
terletak di permukaan ventral aorta dekat pembuluh darah besar. Ganglia ini adalah bagian dari
serangkaian pleksus yang saling berhubungan di regio ini.

Sementara korteks janin sedang dibentuk, sel-sel yang berasal dari sistem simpatis (sel-
sel krista neural) menginvasi aspek medialnya, di mana mereka diatur dalam cords dan
cluster. Sel-sel ini memunculkan medula kelenjar suprarenal. Noda kuning-coklat dengan
garam krom dan karenanya disebut sel kromafin (Gbr. 18.43). Selama kehidupan embrionik,
sel kromafin tersebar secara luas di seluruh embrio, tetapi pada orang dewasa, satu-satunya
kelompok yang bertahan adalah di medula kelenjar adrenal.

Sistem Saraf Parasimpatis

Neuron di batang otak dan daerah sakral (S2-S4) dari spinal cord menimbulkan serat
parasimpatis preganglionik. Serat dari nukleus dalam perjalanan di batang otak melalui saraf
oculomotor (III), facialis (VII), glossopharyngeal (IX), dan vagus (X). Serat
postganglionik timbul dari neuron (ganglia) yang berasal dari sel-sel krista neural dan
berpindah ke struktur yang dipersarafi (mis., Pupil mata, kelenjar ludah, visera)

Megacolon kongenital ( Hirshsphrung disease)

Megakolon kongenital (penyakit Hirschprung) dihasilkan dari kegagalan terbentuknya


ganglia parasimpatis di dinding bagian usus besar dan rektum karena sel-sel Crest saraf gagal
untuk bermigrasi. Sebagian besar kasus keluarga penyakit hirschsprung disebabkan oleh
mutasi pada gen RET. yang mengkode untuk reseptor tirosin kinase membran sel. Gen ini
pada kromosom 10q11 sangat penting untuk migrasi sel krista neural. ligan untuk reseptor
adalah faktor pertumbuhan neurotropik turunan sel glial yang disekresikan oleh sel
mesenkim melalui mana sel krista bermigrasi. Interaksi reseptor-ligan kemudian mengatur
migrasi sel crest. Akibatnya, jika ada kelainan pada reseptor, migrasi terhambat, dan tidak ada
ganglia parasimpatis di daerah yang terkena. Rektum terlibat dalam hampir semua kasus, dan
rektum dan sigmoid terlibat dalam 80% bayi yang terkena. Bagian melintang dan menaik dari
usus besar hanya terlibat dalam 10% hingga 20%. Usus besar melebar di atas daerah yang
terkena, yang memiliki diameter kecil karena kontraksi tonik otot-otot yang tidak terervasi.

Ringkasan
CNS berasal dari ektoderm dan muncul sebagai plate saraf pada pertengahan minggu
ketiga (gbr. 18.1) Setelah tepi lipatan plate, lipatan saraf mendekati satu sama lain di garis
tengah untuk bergabung ke dalam neural tube (Gbr. 18.2 dan 18.3). Ujung kranial menutup
kira-kira pada hari ke 2, dan ujung kaudal menutup pada hari ke-28. CNS kemudian
membentuk struktur tubular dengan bagian cephalic yang luas, otak dan bagian kaudal yang
panjang, spinal cord. kegagalan neural tube untuk menutup hasil sehingga cacat seperti spina
bifida (Gambar 18.15 dan 18.16) dan anencephaly (Gambar 18.37), cacat yang dapat dicegah
dengan asam folat.

Spinal cord, yang membentuk ujung caudal dari SSP, ditandai dengan basal plate yang
mati dan berisi neuron motorik, alar plate untuk neuron sensorik, dan floor plate dan pelat
atap sebagai jalur penghubung antara kedua sisi (gambar). 18.8). Saraf tulang belakang
terbentuk dari setiap segmen spinal cord. saraf-saraf ini memiliki nukleus motoriknya di basal
plate (di dalam tali pusat) dan badan sel indera mereka di ganglion tulang belakang yang berasal
dari sel-sel krista neural (Di dalam & tali pusat). SHH memberi ventralisasi neural tube di
daerah spinal cord dan menginduksi floor plate dan basal. Protein morfogenetik tulang 4 dan
7, diekspresikan dalam ektoderm nonneural. mempertahankan dan mengatur ekspresi PAX3
dan PAX7 di alar dan roof plate.

Otak dapat dibagi menjadi batang otak, yang merupakan kelanjutan dari spinal cord
dan menyerupai struktur itu dalam organisasi basal dan alar plate, dan pusat yang lebih tinggi,
otak kecil, dan belahan otak, yang menonjolkan alar plate. Setelah penutupan neural tube, otak
terdiri dari tiga vesikel: rhombencephalon (hindbrain), mesencephalon (otak tengah), dan
prosencephalon (forebrain). Kemudian, vesikel primer ini dibagi menjadi lima wilayah yang
berbeda. Rhombencephalon dibagi menjadi (1) myelencephalon, yang membentuk medula
oblongata (daerah ini memiliki basal plate untuk neuron eferen somatik dan visceral dan alar
plate untuk neuron aferen somatik dan visceral) (Gbr. 18.18) dan (2) metencephalon, dengan
basal plate (eferen) dan alar (aferen) yang khas (Gbr. 18.19). Vesikula otak ini juga ditandai
dengan pembentukan serebelum (Gambar 18.20), pusat koordinasi untuk postur dan gerakan,
dan pons, jalur untuk serabut saraf antara spinal cord dan korteks serebral dan serebelum (Gbr.
18.19 ).

Mesencephalon, atau midbrain, tidak membelah dan menyerupai spinal cord dengan
basal eferen dan aferen alar plate. Alar plate mesencephalon membentuk colliculi anterior dan
posterior sebagai stasiun relai untuk pusat refleks visual dan auditori (Gbr. 18.23).
Prosencephalon juga terbagi menjadi diencephalon di posterior dan telencephalon di
anterior. Diencephalon terdiri dari roof plate tipis dan alar plate tebal tempat talamus dan
hipotalamus berkembang (Gambar 18.24 dan 18.25). Ini memiliki andil dalam pembentukan
kelenjar hipofisis, yang juga berkembang dari kantong Rathke (Gbr. 18.26). Kantung Rathke
membentuk adenohipofisis, lobus intermediat, dan pars tuberalis, dan diencephalon
membentuk lobus posterior; neurohypophysis, yang mengandung neuroglia dan menerima
serat saraf dari hipotalamus.

Telencephalon terdiri dari dua outpocketings lateral, hemisfer serebral, dan sebagian
median, lamina terminalis (Gambar 18.27). Lamina terminalis digunakan oleh komisura
sebagai jalur koneksi untuk bundel serat antara hemisfer kanan dan kiri (Gbr. 18.30). Hemisfer
otak, awalnya dua outpocketings kecil (Gambar 18.24 dan 18.25), memperluas dan menutupi
aspek lateral dari diencephalon, mesencephalon, dan metencephalon (Gambar 18.26-18.18).
Akhirnya, daerah nuklear telencephalon bersentuhan dengan diencephalon (Gbr. 18.27).
Sistem ventrikel, yang berisi cairan serebrospinal, meluas dari lumen di spinal cord ke
ventrikel keempat di rhombencephalon, melalui saluran air sempit di mesencephalon dan ke
ventrikel ketiga di diencephalon. Melalui foramen Monro, sistem ventrikel memanjang dari
ventrikel ketiga ke ventrikel lateral hemisfer serebral. Cairan serebrospinal diproduksi di
pleksus koroid ventrikel ketiga, keempat, dan lateral. Penyumbatan cairan serebrospinal dalam
sistem ventrikel atau ruang subarachnoid menyebabkan hidrosefalus.

Otak terpola sepanjang sumbu anteroposterior (craniocaudal) dan dorsoventral


(mediolateral). Gen-gen HOX membentuk sumbu anteroposterior di hindbrain dan
menentukan identitas rhombomere. Faktor transkripsi lainnya yang mengandung pola
homeodomain sumbu anteroposterior di daerah forebrain dan midbrain, termasuk LIM1 dan
OTX2. Dua pusat pengorganisasian lainnya, anterior neural ridge, dan rhombencephalic
isthmus, mengeluarkan FGF8, yang berfungsi sebagai sinyal penginduksi untuk area ini.
Menanggapi faktor pertumbuhan ini, ujung kranial forebrain mengekspresikan FOXG1, yang
mengatur perkembangan telencephalon, dan isthmus mengekspresikan engrailed gene yang
mengatur diferensiasi otak kecil dan atap otak tengah. Seperti yang terjadi di seluruh SSP,
SHH, disekresikan oleh pelat prekordal dan notochord, memusatkan area forebrain dan
midbrain. Protein morfogenetik tulang 4 dan 7, disekresikan oleh ektoderm nonneural,
menginduksi dan mempertahankan ekspresi gen dorsalisasi.
Ada 12 saraf kranial, dan sebagian besar berasal dari hindbrain. Neuron motorik untuk
masing-masing saraf terletak di dalam otak, sedangkan neuron sensorik berasal di luar otak
dari ektodermal placodes dan sel-sel krista neural (Tabel 18.2 dan 18.3,). Dalam hal ini,
pengorganisasian sel-sel sensorik dan sel motorik untuk saraf-saraf ini mirip dengan saraf
tulang belakang.

Sistem saraf otonom (ANS) terdiri dari komponen simpatis dan parasimpatis. Ini
adalah sistem 2-neuron dengan serat preganglionik dan postganglionik. Neuron preganglionik
untuk sistem simpatis terletak pada medular horn (lateral) medula spinalis dari T1 hingga L2-
3; neuron postganglioniknya terletak di batang simpatik dan ganglia kolateral (preaortik) di
sepanjang aorta. Neuron preganglionik parasimpatis memiliki nukleusnya di batang otak
(berhubungan dengan saraf kranial III, VII, IX, dan X) dan di daerah sakral medula spinalis
(S2-4); nukleus postganglionik berada di ganglia yang biasanya terletak dekat dengan organ
yang dipersarafi. Sel-sel krista neural membentuk semua ganglia untuk ANS.

Anda mungkin juga menyukai