Anda di halaman 1dari 3

Setelah di dalam lambung lemak dicerna secara kimiawi oleh

lipase gastrik kemudian digiling secara mekanis melalui gerak


kontraksi lambung, kemudian bersama penambahan asam
lambung akan masuk kedalam duodenum (usus 12 jari)

(saya meyimak link video dengan judul : Digestion and Absorption


of Fats

sebenarnya kalau ditilik kembali, pada jawaban di sebelumnya


telah disebutkan bahwa makanan (dalam hal ini lipid/lemak)
masuk ke duodenum, hanya ternyata saya lupa tidak
menyebutkan pencernaan kimiawi lemak di sana

3 hormon yang disebutkan di jawaban sebelumnya sangat


berperan dalm pencernaan lemak.

Hormon sekretin, pankreozimin, dan CCK (kolesistokinin) akan


merangsang dihasilkannya senyawa kimia berupa enzim dan
cairan empedu kemudian akan masuk ke dalam duodenum. Pada
duodenum (usus 12 jari) terdapat enzim-enzim berikut yang
berasal dari pankreas yang akan mencerna lemak :

Menyadari bahwa suatu zat


hanya dapat dicerna jika
terlarut dalam air, sedangkan
lemak tidak bisa bercampur
denga air, maka untuk dapat
mencernanya proses
emulsifikasi lemak mutlak
diperlukan.

Cairan yang dihasilkan hati (liver) ini –getah empedu -adalah zat
yang mampu mengemulsi lemak dan merubah ukurannya 300 kali
lebih kecil dari ukuran semula. Dengan bantuan enzim lipase dari
pancreas, emulsi lemak kemudian dihidrolisis menjadi asam
lemak dan gliserol.

Keduanya akan bereaksi dengan garam empedu untuk kemudian


menghasilkan butir-butir lemak (micel) yang diabsorbsi oleh usus
kosong (jejunum) dan usus penyerapan (ileum).

lanjutannya kembali di jawaban kemarin (sebelumnya)

2. Gangguan pada system pencernaan yang banyak terjadi : maag


(termasuk saya )
Sakit maag atau dispepsia adalah gejala penyakit berupa rasa nyeri dan
panas pada lambung yang terjadi akibat sejumlah kondisi. Di antaranya
adalah luka terbuka pada lapisan dalam lambung (tukak lambung), infeksi
bakteriHelicobacter pylori, efek samping penggunaan obat antiinflamasi
nonsteroid (OAINS), dan stres.

Sakit maag merupakan salah satu penyakit yang umum terjadi di


Indonesia. Menurut data dari beberapa pusat endoskopi di Indonesia, ada
sekitar 7000 kasus sakit maag yang dilakukan endoskopi, dan lebih dari
85% merupakan dispepsia fungsional. Dispepsia fungsional merupakan
kondisi sakit maag yang tidak diketahui penyebabnya.
Gejala Sakit Maag
Sebagian besar sakit maag bersifat ringan dan dapat ditangani tanpa
perlu berkonsultasi ke dokter. Namun, segera temui dokter jika sakit
maag terjadi secara terus-menerus atau disertai gejala seperti:
 Muntah
 Sulit menelan
 Nyeri ulu hati
 Berat badan turun tanpa sebab.
Penderita sakit maag yang telah berusia 55 tahun ke atas juga dianjurkan
untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika gejala di atas muncul.
Gejala bisa memburuk bila disertai stress.
Sakit maag dapat disebabkan kebiasaan makan yang terlalu banyak dan
cepat, atau terlalu banyak mengonsumsi makanan pedas dan berlemak.
Radang pada pankreas dan usus tersumbat, juga dapat memicu sakit
maag.
Pengobatan dan Pencegahan Sakit Maag
Sakit maag ringan akan hilang dengan sendirinya. Adapun sakit maag
yang parah dapat diatasi dengan obat-obatan seperti antasida, antibiotik
dan antidepresan. Terapi seperti meditasi dan relaksasi juga bisa
membantu mengatasi sakit maag.
Sakit maag dapat dicegah dengan cara:
 Makan secara perlahan, dalam porsi yang kecil.
 Batasi konsumsi makanan pedas dan berlemak.
 Kurangi minuman berkafein.
 Hindari obat-obatan yang menyebabkan nyeri lambung.

Sumber : www.alodokter.com

Anda mungkin juga menyukai