01,
Januari 2016
ABSTRACT
Background : Hypertension is a disease that can not be cured but can be controlled , it
requires patience and the cost is quite expensive . Therefore it takes effort to make non-
pharmacological treatment , one of them with a touch therapy .
Objective: To determine the effect of therapeutic touch on changes in blood pressure in
hypertensive patients in the Village District of Donorojo Tulakan Jepara ..
Method: quantitative research , while the design in use is pretest - posttest control group
design . In this design there are two groups of randomly selected , 38 samples were used
as samples .
Results: The results of testing the effect of healing touch therapy to changes in blood pressure in
patients with hypertension showed that the statistical analysis obtained by Wilcoxon test ( p value
= 0.000 ) is smaller than ( á = 0.05 ) , it can be concluded that there is the effect of touch therapy on
blood pressure ( systolic and diastolic ) in hypertensive patients .
Conclusion : There is significant influence between the effect of touch therapy on blood
pressure ( systolic and diastolic ) in hypertensive patients Tulakan Village District of Jepara
Donorojo
Keywords : Touch Therapy , Blood Pressure , Hypertension
orang dewasa di seluruh dunia menderita menurunkan tekanan darah dan mengendalikan
hipertensi (23). faktor resiko serta penyakit penyerta lainnya (13).
Terapi nonfarmakologis merupakan terapi tanpa
Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
menggunakan agen obat dalam proses terapinya.
tahun 2007 menunjukkan prevalensi penyakit
Dalam algoritme penanganan hiper-tensi terapi
hipertensi di Indonesia cukup tinggi, yaitu 8,3%
nonfarmakologis diantaranya modifikasi gaya
per 1.000 anggota rumah tangga (8). Berdasar
hidup termasuk pengelolaan stress dan
Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) tahun 2007
kecemasan merupakan langkah awal yang harus
sebagaimana dipublikasikan Kementrian Kese-
dilakukan (13). Pada orang yang normal,
hatan menunjukkan bahwa prevalensi hiper-tensi
kecemasan mengakibatkan terjadinya
di Indonesia berdasarkan pengukuran tekanan
peningkatan tekanan darah sesaat. Pada pasien
darah sangat tinggi, yaitu 31,7 %, atau 1 dari 3
hipertensi kecemasan dapat memicu kenaikan
orang mengalami hipertensi (zuraidah, 2012).
heart rate (HR), tekanan darah dan ketegangan
Prevalensi hipertensi di provinsi Jawa
otot yang membutuhkan intervensi medis
Tengahmengalami peningkatan dari 1,87% pada
maupun intervensi keperawatan. Manajemen
tahun 2007, meningkat menjadi 2,02% pada
stress melalui teknik relaksasi dan biofeedback
tahun 2008, dan 3,30% pada tahun 2009. Pre-
dapat menurunkan tekanan darah dalam jangka
valensi sebesar 3,30% artinya setiap 100 orang
pendek maupun jangka panjang. Misalnya
terdapat 3 orang penderita hipertensi primer
dengan penggunaan terapi, salah satunya dengan
(Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009).
terapi komplementer (13).
Prevalensi hipertensi di Kabupaten Jepara
Terapi komplementer adalah sebuah kelom-
menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten
pok dari macam - macam sistem pengobatan
Jepara, dalam laporan penyakit tidak menular
dan perawatan kesehatan, praktik dan produk
di Kabupaten Jepara jumlah hipertensi pada
yang secara umum tidak menjadi bagian dari
bulan September tahun 2013 sebanyak 573
pengobatan konvensional. Adapun dalam
kasus. Cakupan prevalensi hipertensi Kabu-
terapi ini yang bisa di gunakan untuk
paten Jepara pada tahun 2012 sebesar 2,1%
menurunkan tekanan darah misalnya terapi
dengan 23.979 kasus hipertensi, yang terdiri
bekam, terapi relaksasi, terapi pijat dan juga
dari 20.932 kasus hipertensi essensial dan
terapi healing touch (13).
3.047 kasus hipertensi lain. Sedangkan
Prevalensi hipertensi di Puskesmas Donorojo Healing touch adalah terapi yang diyakini
adalah 957 kasus (Profil Dinas Kesehatan dapat mengidentifikasi dan memperbaiki ketidak
Kabupaten Jepara, 2012). seimbangan energy klien dengan meletakkan/
mengusapkan tangan di atas pasien atau tubuh
Obat anti hipertensi yang dipergunakan
yang merasa sakit (13). Dalam peran ini otak dan
mengandung zat kimia dengan berbagai efek
kulit adalah organ yang sangat penting. Kulit
samping, diantaranya dapat menyebabkan
adalah system organ yang paling penting ia
hipokalemi, aritmia jantung, hipovolemi, syok,
menempatkan nilai yang besar pada nilai
gagal ginjal dan sebagainya. Di samping itu obat
terapeutik sentuhan terutama sebagai alat untuk
anti hipertensi juga relatif mahal dan peng-
menurunkan efek ketegangan. kulit adalah organ
gunaannya seumur hidup. Terkadang orang tua
terkuat yang dapat menerima rangsangan pada
atau orang yang sibuk sering melupakan
tubuh manusia, dan ketika reseptor sensoriknya
penggunaan obat anti hipertensi ini, padahal
dirangsang, hormon oksitoksin (yang membuat
sangatlah penting untuk menggunakannya
tubuh merasa lebih baik) dilepaskan. Pada saat
secara teratur (19).
yang bersamaan kortisol (hormon stress)
Terapi nonfarmakologis di berikan kepada berkurang. Berhu-bungan dengan orang lain
semua pasien hipertensi primer dengan tujuan melalui sentuhan
Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu” Vol. 07 No. 01,
Januari 2016
merupakan ekspresi kepedulian secara seder- penelitian ini, pemberian terapi healing touch
hana dan pengalaman terapeutik yang kuat. terhadap perubahan tekanan pada pasien
Penggunaan sentuhan telah di aplikasikan hipertensi dilakukan dalam waktu bersamaan
secara universal dalam konteks penyembuhan. dan saat itu juga.
Sentuhan digunakan untuk memberi kenya- Data primer diperoleh dari pengukuran
manan, berkomunikasi dan mengaktivasi sifat tekanan darah menggunakan tensi meter atau
tubuh dalam penyembuhan diri (6). spignomanometer dan stetoskop pada pasien
Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti hipertensi di Desa Tulakan Kecamatan
pada bulan November 2014 yaitu observasi Donorojo Kabupaten Jepara. Data sekunder
langsung dengan melakukan pemeriksaan adalah data yang didapat tidak secara langsung
tekanan darah pada pasien hipertensi sebanya 10 dari objek penelitian. Dalam penelitian ini data
orang dari Desa Tulakan Kecamatan Donorojo sekunder didapatkan data pasien hipertensi di
Kabupaten Jepara didapatkan hasil dari 6 Orang Desa Tulakan Kecamatan Donorojo Kabupaten
penderita hipertensi mengatakan kepala pusing, Jepara. Pada penelitian ini yang menjadi
rata-rata dalam pemeriksaan tekanan darah populasi adalah seluruh pasien hipertensi di
didapatkan sistol >140 mmHg dan diastol >90 Desa Tulakan Kecamatan Donorejo Kabupaten
mmHg sedangkan 4 orang tekanan darahnya Jepara sejumlah 62 orang. Dalam penelitian ini
normal. Kesepuluh responden menyatakan sudah mengunakan teknik sampling jenuh yaitu
melakukan pengobatan secara farma-kologis tehnik penentuan sampel bila semua anggota
namun belum ada perubahan yang signifikan. popu-lasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono,
Mereka juga mengatakan, belum tahu tentang 2010). Instrumen penelitian adalah alat-alat
terapi healing touch. yang digunakan untuk pengumpulan data.
Instru-men dalam penelitian ini yaitu
BAHAN DAN CARA PENELITIAN menggunakan lembar observasi digunakan
Jenis penelitian yang digunakan merupakan untuk mengetahui tekanan darah responden
jenis penelitian kuantitatif, sedangkan desain dengan mengguna-kan alat Spignomanometer
yang di gunakan adalah Pretes-Posttest Control elektrik untuk pengukuran tekanan darah. Uji
Group Design. Dalam desain ini terdapat dua validitas dan reliabilitas tidak dilakukan karena
kelompok yang dipilih secara random, kemu- alat ukur yang dipakai sudah dibakukan.
dian diberi pre test untuk mengetahui keadaan
HASIL DAN PEMBAHASAN
awal. Adakah kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Hasil pre test yang baik bila Hasil
nilai kelompok eksperimen tidak berbeda
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden
secara signikan (Sugiono, 2010). Pendekatan Berdasarkan Umur di Desa Tulakan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kecamatan Donorojo Kabupaten Jepara
pendekatan cross-sectional yaitu variabel Tahun 2014 (N=38)
sebab (independent variabel) dan variabel
Usia Frekuensi Prosentase
akibat (dependent variabel) yang terjadi pada (%)
obyek penelitian di ukur atau dikumpulkan <50 tahun 12 31,6
secara simultan atau dalam waktu bersamaan,
>50 tahun 26 61,4
obser-vasi atau pengumpulan data sekaligus
pada suatu saat (point time approach) artinya Total 38 100
tiapsubyek penelitian ini hanya diobservasi
sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap Sumber : Data Primer, 2015.
status karakter atau variabel subyek pada
pemeriksaan (Notoadmodjo, 2010). Pada
Sukarmin, “Pengaruh Terapi Healing Touch terhadap Perubahan
Tekanan Darah.....”
supaya hasil penelitian lebih dapat di 13. Kamalluddin, R. (2010). Pengalaman pasien
generalisasi. hipertensi yang menjalani terapi alternatif
komplementer bekam di kabupaten
KEPUSTAKAAN banyumanis.
1. Bare, S. C. (2001). Keperawatan medikal 14. Kozier, E. B. (2011). Fundamental
bedah. Jakarta. Keperawatan. Jakarta.
2. Potter, Perry. (2005). Fundamental 15. Gusmira, S. (2012). Evaluasi penggunaan
Keperawatan. Jakarta. EGC antihipertensi konvensional dan kombinasi
3. Sigarlaki, H. J. (2006). Karakteristik dan konvensional-bahan alam pada pasien
faktor berhubungan dengan hipertensi di hipertensi di puskesmas Wilayah Depok.
desa Bocor, kecamatan Bulus Pesantren, 16. Martha, K. (2012). Panduan cerdas
Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. mengatasi hipertensi. Yogyakarta.
4. Slevin, l. B. (2006). Teori praktik 17. Muttaqin, A. (2012). Asuhan keperawatan
keperawatan. Jakarta. klien dengan gangguan sistem
5. Gunawan, L. (2007). Hipertensi tekanan kardiovaskuler. Jakarta.
darah tinggi. Yogyakarta. 18. Tedjasukmana, P. (2012). Tata laksana
6. Sugiharto (2007). Faktor-faktor resiko hipertensi. Jakarta.
hipertensi grade II pada masyarakat (Studi 19. Widyatuti. (2012). Terapi komplementer
Kasus di Kabupaten Karanganyar). dalam keperawatan. Kesehatan ,
7. Macintyre, B. D. (2008). The efficacy of 20. Zuraidah. (2012). Analisa faktor risiko
healing touch in coronary artery bypass penyakit hipertensi pada masyarakat di
surgery recovery: a randomized clinical kecamatan Kemuning Kota Palembang.
trial. Penelitian .
21. Arif, D. (2013). Faktor - faktor yang
8. Tuminah, E. R. (2009). Prevalensi hipertensi. berhubungan dengan kejadian hipertensi
Jakarta. pada lansia di pusling Desa Klumpit UPT
9. Ade dian anggraini, d. (2009). Faktor— Puskesmas Gribig Kabupaten Kudus.
faktor yang berhubungan dengan kejadian 22. Hasan, M. W. (2013). Prevalensi penyakit
hipertensi pada pasien yang berobat di jantung hipertensi pada pasien gagal
poliklinik dewasa puskesmas bangkinang. jantung kongestif di RSUP H.Adam Malik.
Penelitian , 7-8.
23. Mboi, N. (2013). Panduan peringatan hari
10. Arif muttaqin. (2009). Asuhan keperawatan kesehatan sedunia. Jakarta
dengan pasien gangguan kardiovaskuler.
24. Musfina, U. (2013). Pengaruh diet tinggi
Jakarta
serat terhadap tekanan darah pada
11. Irza Syukraini (2009). Analisa faktor resiko penderita hipertensi di desa Welahan rw 01
hipertensi pada masyarakat Nagari Bungo kecamatan Welahan Kabupaten Jepara.
Tanjung, Sumatera Barat.
25. Rosiyah, l. (2013). Hubungan merokok dan
12. Hikmah, E. (2010). Pengaruh terapi sentuh pola makan dengan derajat hipertensi di
terhadap suhu dan frekuensi nadi bayi Desa Dorolegi Kecamatan Godong
prematur yang dirawat di ruang Kabupaten Grobogan.
perinatologi RSUD Kabupaten Tangerang.