Anda di halaman 1dari 14

HAKIKAT SAINS

DAN

HAKIKAT PEMBELAJARAN SAINS

OLEH

1. LA ABDUL M.TAJSAM
2. MARIA BUPU
3. MARIA EMERIANSIANA MUKU
4. MARIA ECHARISTA JASLAN
5. MARIA G.R NDAHANG

PROGRAM STUDI PGSD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA BAJAWA

TAHUN 2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan yang senantiasa melimpahkan rahmat karunia dan
berkahnya sehingga penulis mendapat bimbingan dan kemudahan dalam menyelesaikan
penulisan makalah dengan judul “HAKIKAT SAINS DAN HAKIKAT
PEMBELAJARAN SAINS”.

Makalah ini merupakan hasil dari tugas kelompok bagi para mahasiswa, untuk belajar
dan mempelajari lebih lanjut tentang topik hakikat sains dan hakikat pembelajaran sains.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk menumbuhkan proses belajar mandiri kepada
mahasiswa, agar kreativitas dan penguasaan materi kuliah dapat optimal sesuai dengan yang
diharapkan.
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam
mengetahui tentang hakikat sains dan hakikat pembelajaran sains serta dapat memahami
materi tersebut.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan senantiasa menjadi sahabat dalam belajar
untuk meraih prestasi yang gemilang. Kritik dan saran dari dosen pengasuh mata kuliah dan
juga teman-teman sangat kami harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan dalam belajar
pada masa mendatang.
DAFTAR ISI

Halaman judul
Kata pengantar

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan

BAB II : PEMBAHASAN

A. Pengertian Sains
B. Hakikat Sains
C. Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar

BAB 3 : PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dasarnya manusia ingin tahu lebih banyak tentang IPA atau Sains, antara
lain sifat sains, model sains, dan filsafat sains. Pada saat setiap orang mengakui
pentingnya sains dipelajari dan dipahami, tidak semua masyarakat mendukung. Pada
umumnya siswa merasa bahwa sains sulit, dan untuk mempelajari sains harus
mempunyai kemampuan memadai seperti bila akan menjadi seorang ilmuan. Ada tiga
alasan perlunya memahami sains antara lain, pertama bahwa kita membutuhkan lebih
banyak ilmuan yang baik, kedua untuk mendapatkan penghasilan, ketiga karena tiap
kurikulum menuntut untuk mempelajari sains. Mendefinisikan sains secara sederhana,
singkat dan yang dapat diterima secara universal sangat sulit dibandingkan dengan
mendefinisikan ilmu-ilmu lain.
IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang
sangat luas terkait dengan kehidupan manusia.
Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga
perkembangan teknologi, karena IPA memiliki upaya untuk memebangkitkan minat
manusia, serta kemampuan ilmu dan teknologi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka masalah yang dirumuskan
sebagai berikut:
1. Pengertian SAINS
2. Hakikat SAINS
3. Hakikat Pembelajaran SAINS
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini agar mahasiswa:
a. Dapat mengembangkan rasa ingin tahu tentang hakikat sains dan
pembelajaran sains.
b. Mengembangkan kesadaran tentang pentingnya sains dalam kehidupan
sehari-hari.

D. Manfaat Penulisan
a. Membantu mahasiswa dalam menerapkan ilmu-ilmu sains kepaada peserta
didik agr dapat dipahami dengan baik dan benar.
b. Meningkatkan rasa ingin tahu bagi siswa yang ingin mempelajari hakikat
sains secara keseluruhan.
c. Meningkatkan keterampilan bagi siswa dalam mempraktekan tentang ilmu
dan hakekat sains.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian sains

Ilmu pengetahuan alam atau sains (science) diambil dari kata latin Scientia yang arti
harfiahnya adalah pengetahuan, tetapi kemudian berkembang menjadi khusus Ilmu
Pengetahuan Alam atau Sains. Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa Sains merupakan
kumpulan pengetahuan dan proses. Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains adalah istilah yang
digunakan yang merujuk pada rumpun ilmu benda-benda alam dengan hukum-hukum yang
pasti dan umum, berlaku kapanpun di manapun (Vardiansyah, 2008 :11). Sains sebagai
proses merupakan langkah-langkah yang ditempuh ilmuwan untuk melakukan penyelidikan
dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-gejala alam. Sedangkan Kuslan Stone
menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan
dan mempergunakan pengetahuan tersebut.

Ilmu pengetahuan alam sendiri berasal dari kata sains yang berarti alam. Menurut
Suyoso Sains merupakan pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis
tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yaitu teratur, sistematis,
berobjek, bermetode dan berlaku secara universal. Menurut Abdullah, Sains merupakan
pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu
dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori,
eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya saling berkaitan antara cara yang satu
dengan cara yang lain.

Merujuk pada pengertian sains menurut para ahli maka kelompok menyimpulkan sains
merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam beserta benda-benda yang terdapat di
dalamnya.
B. Hakekat Sains

Sains merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam
bentuk kumpulan konsep, prinsip, teori dan hukum. Sains dapat dipandang sebagai produk
yaitu sebagai ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui metode ilmiah, dan dapat juga
dipandang sebagai proses yaitu sebagai pola berfikir atau metode berfikirnya. Sedangkan
sikap yang dibutuhkan dalam metode ilmiah berupa sikap ilmiah yang antara lain berupa
hasrat ingin tahu, kerendahan hati, jujur, objektif, cermat, kritis, tekun, terbuka, dan penuh
tanggung jawab.

Sains membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang
didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini
sebagaimana yang dikemukakan oleh Powler (dalam Winaputra, 1992 : 122) bahwa Sains
merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis
yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil obervasi dan
eksperimen. Pada hakikat ini, Sains atau sains ada empat macam yaitu sebagai produk,
proses, sikap dan teknologi.

Adapun penjelasannya sebagai berikut

1. Sains sebagai Produk

Sains sebagai produk yang mencakup fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori.
Pada tingkat dasar sains dibedakan menjadi tiga, yaitu ilmu biologi (life science) yang
mempelajari tentang kehidupan makhluk hidup meliputi anatomi, fisiologi, zoologi,
citologi, embriologi, mikrobiologi contohnya adalah siswa mempelajari tentang salah
satu sifat air yang dapat mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah dan
mendeskripsikan cara penggunaan air secara baik dan benar di sekolah maupun di
rumah. Ilmu fisik (physical sciences) yang mempelajari tentang astronomi, kimia,
geologi, mineralogi, meteorologi, dan fisika. Sedangkan ilmu bumi, mempelajari
tentang benda-benda langit dan bumi. Dengan mempelajari ketiganya yaitu ilmu
biologi, ilmu fisik, dan ilmu bumi siswa dapat melestarikan, melindungi dan
mempergunakannya secara bijaksana berkaitan dengan lingkungan sekitar.
2. Sains sebagai Proses

Sains sebagai proses, disini Sains tidak dipandang sebagai kata benda,
kumpulan pengetahuan atau fakta untuk dihafalkan tetapi sebagai kata kerja untuk
mencapai sesuatu. Siswa tidak hanya sebagai pendengar saja tetapi keaktifan siswa
dan guru sebagai fasilitator yang membuat kelas menjadi lebih menyenangkan dan
kondusif. Contohnya adalah siswa mempelajari air tidak hanya menghafalkan, tetapi
siswa mempelajarinya melalui pengetahuan awal yaitu pengamatan dan percobaan,
mengumpulkan data dari pengukuran dan menghitung jumlah penggunaan air di
sekolah setiap hari, setiap minggu, bahkan setiap tahun ajaran. Mendiskusikan dengan
siswa lain sehingga pengetahuan baru diperoleh dari kesulitan tanpa menghafalkan
yang belum tentu dapat diingat terus.

3. Sains Sebagai Sikap

Sains sebagai sikap yaitu memotivasi siswa untuk mengembangkan


pentingnya mencari jawaban dan penjelasan rasional tentang fenomena alam dan fisik
serta melibatkan dalam aktivitas pembelajaran. Apabila sains diajarkan menurut cara
yang tepat, maka sains merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan
kesempatan berpikir kritis. Hal ini dihadapkan pada suatu masalah seperti dapat
dikemukakan suatu masalah atau perumusan masalah kemudian memecahkannya.
Siswa dalam memecahkan masalah pada mata pelajaran Sains dengan materi Air
diajarkan menemukan, mencari dan menyelidiki sendiri tentang cara penggunaan air
dengan mengajukan pertanyaan, mendengarkan pendapat orang lain, bekerjasama
dalam kelompok, membaca buku dan mencari reverensi tentang air.

4. Sains Sebagai Teknologi

Sains sebagai teknologi merupakan pelaksanaan pembelajaran Sains untuk


siswa dapat mempelajari kehidupan nyata, mengidentifikasi masalah, dan
memanfaatkan teknologi. Sains (Sains) berupaya membangkitkan minat manusia agar
mau meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang penuh
dengan rahasia yang tidak ada habisnya. Dengan tersingkapnya tabir rahasia alam itu
satu persatu, serta mengalirnya informasi yang dihasilkannya, jangkauan Sains
semakin luas dan lahirlah sifat terapannya, yaitu teknologi adalah lebar. Namun dari
jarak tersebut semakin lama semakin sempit, sehingga semboyan ”Sains hari ini
adalah teknologi hari esok” merupakan semboyan yang berkali-kali dibuktikan oleh
sejarah. Bahkan kini Sains dan teknologi manunggal menjadi budaya ilmu
pengetahuan dan teknologi yang saling mengisi (komplementer), ibarat mata uang,
yaitu satu sisinya mengandung hakikat Sains (the nature of Science) dan sisi yang
lainnya mengandung makna teknologi (the meaning of technology). Bahwa sains
berfaedah bagi suatu bangsa.

Kesejahteraan materil suatu bangsa banyak sekali tergantung pada


kemampuan bangsa itu dalam bidang sains, sebab sains merupakan dasar teknologi,
yaitu sebagai tulang punggung pembangunan. Pengetahuan dasar untuk teknologi
ialah sains. Dalam hakikat Sains sebagai teknologi contohnya pengaruh teknologi
dalam materi Air adalah adanya Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Air
pegunungan dapat dimanfaatkan untuk air mineral, mendaur ulang limbah air dari
hotel dengan alat teknologi menjadi air yang dapat dimanfaatkan kembali.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam belajar sains harus
mencakup empat komponen yaitu sains sebagai produk, proses, sikap, dan
teknologi. Keempat komponen dia atas, saling berkaitan dan saling mempengaruhi.
Pembelajaran akan lebih bermakna apabila siswa diberi kesempatan untuk tahu dan
terlibat secara aktif dalam menemukan konsep dari fakta-fakta yang dilihat dengan
pengamatan dan percobaan serta mempelajari dari lingkungan sekitar dengan
bimbingan guru yang hanya sebagai fasilitator.
C. Pembelajaran Sains di SD
1. pengertian pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan
pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan
kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan
kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar
dengan baik. (Wikipedia.com)
Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di
manapun dan kapanpun.

Istilah “pembelajaran” sama dengan “instruction atau “pengajaran”. Pengajaran


mempunyai arti cara mengajar atau mengajarkan. (Purwadinata, 1967, hal 22). Dengan
demikian pengajaran diartikan sama dengan perbuatan belajar (oleh siswa) dan Mengajar
(oleh guru). Kegiatan belajar mengajar adalah satu kesatuan dari dua kegiatan yang searah.
Kegiatan belajar adalah kegiatan primer, sedangkan mengajar adalah kegiatan sekunder yang
dimaksudkan agar terjadi kegiatan secara optimal.

Dan dapat ditarik kesimpulan bahwa Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru
untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang
belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam
waktu yang relative lama dan karena adanya usaha.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan


yang melibatkan beberapa komponen :

1. Siswa

Seorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

2. Guru

Seseorang yang bertindak sebagai pengelola, katalisator, dan peran lainnya yang
memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif.

3. Tujuan
Pernyataan tentang perubahan perilaku (kognitif, psikomotorik, afektif) yang
diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.

4. Isi Pelajaran

Segala informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep yang diperlukan untuk mencapai
tujuan.

5. Metode

Cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapat
informasi yang dibutuhkan mereka untuk mencapai tujuan.

6. Media

Bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan untuk menyajikan i
nformasi kepada siswa.

7. Evaluasi

Cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan hasilnya.

2. Teori-Teori Pembelajaran
A. Berhavioristik

Pembelajaran selalu memberi stimulus kepada siswa agar menimbulkan


respon yang tepat seperti yang kita inginkan. Hubunagn stimulus dan respons ini bila
diulang kan menjadi sebuah kebiasaan.selanjutnya, bila siswa menemukan kesulitan
atau msalah, guru menyuruhnya untuk mencoba dan mencoba lagi (trial and error)
sehingga akhirnya diperoleh hasil.

B. Kognitivisme

Pembelajaran adalah dengan mengaktifkan indera siswa agar memeperoleh


pemahaman sedangkan pengaktifan indera dapat dilaksanakan dengan jalan
menggunakan media/alat Bantu. Disamping itu penyampaian pengajaran dengan
berbagai variasi artinya menggunakan banyak metode.

C. Humanistic

Dalam pembelajran ini guru sebagai pembimbing memberi pengarahan agar


siswa dapat mengaktualisasikan dirinya sendiri sebagai manusia yang unik untuk
mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam dirinya sendiri.
Dan siswa perlu melakukan sendiri berdasarkan inisisatif sendiri yang
melibatkan pribadinya secara utuh (perasaan maupun intelektual) dalam proses
belajar, agar dapat memperoleh hasil.

D. Sosial/Pemerhatian/permodelan

Proses pembelajaran melalui proses pemerhatian dan pemodelan Bandura


(1986) mengenal pasti empat unsure utama dalam proses pembelajaran melalui
pemerhatian atau pemodelan, iaitu pemerhatian (attention), mengingat (retention),
reproduksi (reproduction), dan penangguhan (reinforcement) motivasi (motivion).
Implikasi dari pada kaedah ini berpendapat pembelajaran dan pengajaran dapat
dicapai melalui beberapa cara yang berikut:

Penyampaian harus interktif dan menarik


Demonstasi guru hendaklah jelas, menarik, mudah dan tepat
Hasilan guru atau contoh-contoh seperti ditunjukkan hendaklah mempunyai
mutu yang tinggi.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pembelajaran Sains melibatkan siswa dalam berbagai ranah, yaitu ranah kognitif,
psikomotorik, dan afektif.

Proses pembelajaran Sains di sekolah menekankan pada pemberian pengalaman


langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam
sekitar secara ilmiah. Hal ini disebabkan karena Sains diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah
yang dapat diidentifikasikan. Penerapan Sains perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak
berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI diharapkan pembelajaran Sains
ada penekanan pembelajaran Salingtemas (sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat)
yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya
melalui penerapan konsep Sains dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.

B. Saran
Dalam proses memahami pembelajaran sains, untuk menjadikan manusia lebih
memahami pengetahuan secara menyeluruh, maka diharapkan kepada peserta didik
untuk lebih giat memahami ilmu pengetahuan yang berguna dan bermanfaat baik bagi
diri sendiri maupun untuk orang lain.
Pada zaman sekarang ini berbagai ilmu pengetahuan telah berkembang dengan
pesat khususnya sains, sehingga perlu ditumbuhkan rasa kesadaran diri terhadap
pentingnya ilmu pengetahuan agar tidak salah dalam menerapkanya dalam kehidupan
sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Rujukan ini diambil dari internet


- Hartati, Sri. 2006. Peningkatan Keterampilan Pengelolaan dan Keterampilan Proses
Sains Di SD Melalui Penerapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem
Based Instruction)
- Sumber: http://www.sekolahdasar.net/2011/05/hakekat-pembelajaran-ipa-di-
sekolah.html#ixzz3ngE43z4q
- Aqib, Zaenal. 2009. Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Yrama
Widya

Anda mungkin juga menyukai