ABSTRACT
Tomato (Solanum lycopersicum var Bulat) is one of commodity that it’s demand always increase every year.
Further more, the stock of tomato always not enough to market demand. Due to this problem, the productivity
have to increased by nanosilica fertilizer. Nanosilica fertilizer contain micronutrient of Si that important to
plant growth. This research aim to analyze the effect of Nanosilica fertilizer to the growth of Solanum
lycopersicum var Bulat. This research was used Completely Randomized Design with 4 treatment, each
replicated 3 times. The concentration of nanosilica fertilizer was applied in 3 different concentration, 25 %, 50
%, and 75 %. Parameter that was observed are the plant height, the number of leaf, the root height, and the
fresh weigth of plant. The result showed that the growth optimalized by nanosilica fertilizer in 75 %
concentration.
ABSTRAK
Tomat merupakan komoditas sayuran yang permintaan pasar dari tahun ke tahun terus meningkat. Oleh sebab
itu peluang bisnis buah tomat masih terbuka lebar karena pasokan kebutuhan belum mencukupi. Salah satu
cara untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksinya yaitu dengan pemberian pupuk nanosilika. Pupuk
nanosilika yaitu pupuk yang mengandung unsur hara Si bermanfaat dalam mendukung pertumbuhan tanaman.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan pupuk nanosilika terhadap pertumbuhan
tanaman Solanum lycopersicum var Bulat. Penelitian ini dilaksanakan dengan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) 4 perlakuan yaitu kontrol, konsentrasi pupuk nanosilika 25%, 50% dan 75% masing-masing perlakuan
3 ulangan. Parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, panjang akar, berat basah tanaman.
Data yang diperoleh dianalisis dengan ANOVA dan jika ada beda nyata diuji lanjut Duncan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pupuk nanosilika berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi, jumlah daun dan jumlah
akar tanaman tomat,tetapi tidak berpengaruh terhadap berat basah tanaman . Pertumbuhan optimal terjadi
pada tanaman tomat dengan pemberian pupuk nanosilika konsentrasi 75%.
34
Buletin Anatomi dan Fisiologi
Volume 24, Nomor 1, Maret 2016
tahun 2003 mencapai 62.302 ha. Untuk produksinya meningkat. Pola ini sangat efektif dan
pertumbuhannya yang baik, tanaman tomat cepat sekali untuk menggantikan unsur Si yang
membutuhkan tanah yang gembur, kadar hilang oleh berbagai factor . Menurut Gufron
keasaman (pH) antara 5-6, tanah sedikit (2014) pupuk cair silika berbasis nanoteknologi
mengandung pasir dan banyak mengandung (Nanosil 99). Dosis pemberian pada tanaman
humus serta pengairan yang teratur dan cukup adalah 5mg/1,5 Liter air.
mulai tanaman mulai dapat dipanen (Pitojo, 2005). Pertumbuhan tanaman merupakan suatu
Pemupukan lewat daun maupun akar hasil dari metabolisme sel – sel hidup yang dapat
sebagai salah satu usaha intensifikasi pertanian diukur sebagai pertambahan bobot basah atau
merupakan usaha yang bertujuan menambah kering, isi, panjang atau tinggi. Fase vegetatif
persediaan unsur hara dibutuhkan tanaman untuk terutama terjadi pada perkembangan akar, daun
meningkatkan produksi dan mutu hasil tanaman. dan batang baru. Fase ini berhubungan dengan 3
Unsur hara Si bermanfaat dalam mendukung proses penting : (1) pembelahan sel, (2)
pertumbuhan tanaman yang sehat. Menurut Gunes pemanjangan sel, dan (3) tahap awal dari
et al (2008) peran hara Si bagi tanaman dapat diferensiasi sel. Fase vegetatif tersebut dibagi
menstimulasi fotosintesis dan translokasi menjadi 3 stadia, yaitu perkecambahan,
karbondioksida. Silika juga dapat mengurangi pembukaan kotiledon, dan perkembangan daun
cekaman biotik, seperti serangan hama dan bertingkat (tetrafoliate). Daun tomat muncul dari
penyakit dan juga dapat mengurangi ancaman dari buku pada batang utama atau cabang. Fase
faktor abiotik antara lain suhu, radiasi cahaya, reproduktif terjadi pada pembentukan dan
angin, kekeringan. Silika memperkuat jaringan perkembangan kuncup-kuncup bunga, buah dan
tanaman sehingga lebih tahan terhadap serangan biji atau pada pembesaran dan pendewasaan
penyakit dan hama. Ketersediaan Si yang cukup struktur penyimpanan makanan (Tugiyono, 2005).
dalam tanah juga meningkatkan ketahanan Menurut Pitojo (2005), iklim merupakan
tanaman terhadap ketidakseimbangan unsur hara, salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh
seperti kelebihan N, kekurangan dan kelebihan P, terhadap pertumbuhan benih tomat. Sinar
serta keracunan Na, Fe, Mn, dan Al. ultraviolet dari matahari berperan dalam proses
Teknologi nanosil99 telah dapat fotosintesis. Selain itu, cahaya matahari
menghasilkan pupuk silika dengan ukuran berpengaruh terhadap pertumbuhan, pembungaan,
nanometer (1x10-9 meter) sehingga dengan ukuran serta pembuahan. Tanaman tomat termasuk
partikel yang sangat kecil tersebut silika akan lebih kelompok tanaman berhari netral yang
mudah dan cepat diserap oleh tanaman tomat memerlukan penyinaran matahari minimal selama
sehingga mampu meningkatkan produktivitas, delapan jam per hari. Selama masa
kestabilan dan kualitas hasil, sehingga karena pertumbuhannya, tanaman tomat cocok dengan
efektifitas (kecepatan) meningkatkan proses suhu udara siang 240C curah hujan. Tanaman
fotosintesis, maka secara kualitatif dan kuantitatif tomat pada fase vegetatif memerlukan curah hujan
35
Pengaruh Pupuk Nanosilika….
Harmigita Putri Fitriani, Sri Haryanti, 34-41
yang cukup. Sebaliknya, pada fase generatif 10 hari sekali sampai pertama kali tumbuh bunga.
memerlukan curah hujan sedikit. Tanaman tomat Berikut konsentrasi pupuk nanosilika pada
dapat tumbuh dengan hasil yang baik jika ditanam perlakuan :
di lahan terbuka pada musim yang tidak banyak Kontrol: tanpa nanosilika
hujan dan angin. Dengan latar belakang tersebut di P1 : (Konsentrasi pupuk Nanosilika
atas perlu adanya penelitian tentang pengaruh Si 25%) yaitu dengan cara
terhadap pertumbuhan tanaman tomat. melarutkan125 ml nanosilika
dalam 1.5 liter air
METODE PENELITIAN
P2 : (Konsentrasi pupuk Nanosilik
Penelitian dilaksanakan di Rumah Kawat, 50%) yaitu dengan cara
Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Matematika, melarutkan 2.5 ml nanosilika
Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah. dalam 1.5 liter air
Bahan yang digunakan dalam penelitian meliputi P3 : (Konsentrasi pupuk Nanosilika
benih Solanum lycopersicum var Bulat, pupuk 75%) yaitu dengan cara
nanosilika, pupuk NPK, air, media tanam (tanah). melarutkan 3.75 ml nanosilika
Alat yang digunakan meliputi polybag, sekop dalam 1.5 liter air
kecil, alat semprot, label, penggaris, alat tulis, Pengamatan parameter yang diamati
ember, kamera, bambu, tali rafia, kertas HVS, adalah tinggi tanaman ,jumlah daun ,panjang akar
timbangan. ,berat basah tanaman diamati pada umur tanaman
35 hari. Penelitian dilaksanakan dengan
Cara Kerja Penelitian
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
Benih direndam di dalam air dipilih biji dengan 4 perlakuan ( kontrol, nanosilika 25%,
yang tenggelam agar diperoleh biji yang utuh, nanosilika 50%, nanosilika 75% ). Setiap
tidak cacat, dan matang. Media tumbuh adalah perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Data yang
tanah. Biji tomat yang terpilih ditanam dalam diperoleh kemudian dianalisis sidik ragam
polybag berisi 5 benih. Penyiraman air pada pagi Analysis of Variance (ANOVA) pada taraf
dan sore. Setelah 4-7 hari dalam persemaian, kepercayaan 95% dan jika terdapat beda nyata
muncul bibit yang siap tanam. Benih yang telah maka dilanjutkan dengan uji Duncan.
berkecambah atau telah mencapai tinggi antara 7-
10 cm (2 minggu) dipilih yang homogen. Pada HASIL DAN PEMBAHASAN
awal penanaman tanaman diberi pupuk NPK 2,2 Hasil analisis varian (ANOVA) pupuk
gr. Pemupukan berikutnya dua tahap yaitu pada nanosilika terhadap rerata tinggi tanaman, jumlah
minggu ke 3 setelah penanaman dengan pupuk daun, jumlah bunga, panjang akar menunjukkan
NPK dan pemupukan dengan nanosilika 10 hari adanya pengaruh nyata , namun berpengaruh tidak
setelah pemberian pupuk NPK. Pemupukan nyata terhadap berat basah tanaman tomat
dengan menggunakan nanosilika dilakukan setiap (Solanum lycopersicum) var. Bulat (Tabel 4.1)
36
Buletin Anatomi dan Fisiologi
Volume 24, Nomor 1, Maret 2016
Tabel 1. Rerata tinggi tanaman, jumlah daun, panjang akar, berat basah setelah perlakuan penggunaan
pupuk nanosilika pada tanaman tomat (Solanum lycopersicum) var. Bulat.
Keterangan : Angka – angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan
perbedaan nyata berdasarkan uji Duncan.
50 36,49 a a
34,83 b 38,2
Tinggi Tanaman
40 b 29,91 c
30
(cm)
20
10
0
Gambar 1. Histogram rerata tinggi tanaman tomat (Solanum lycopersicum) var. Bulat setelah perlakuan
pupuk nanosilika
37
Pengaruh Pupuk Nanosilika….
Harmigita Putri Fitriani, Sri Haryanti, 34-41
Fungsi Si yang lain yaitu memperkuat batang pupuk nanosilika dalam dosis atau jumlah yang
tanaman sehingga dapat mengurangi kerobohan, banyak mampu membuat tanaman efektif
menekan laju transpirasi sehingga efisien dalam menyerap nutrisi. Sesuai dengan pernyataan
menggunakan air dan lebih tahan terhadap Silviana (2009) yang menyatakan bahwa tanaman
kekeringan. Sementara tinggi tanaman terendah telah diketahui memerlukan adanya unsur hara
terdapat pada perlakuan P1 ( nanosilika makro dan mikro bagi pertumbuhannya. Apabila
25%)(Gambar 4.1). Hal ini menunjukkan bahwa salah satu unsur hara baik makro atau mikro
pemberian pupuk nanosilika 25% pada tanaman kurang tersedia, maka dapat menyebabkan
tomat tidak mampu memacu pertumbuhan pertumbuhan dan perkembangan tanaman
tanaman secara optimal. Sebaliknya pemberian terhambat.
14
11,58 a 11,64 a
12 10,42 a b
9,67 b
Jumlah Daun
10
8
6
4
2
0
Kontrol P1 P2 P3
Gambar 2. Histogram rerata jumlah daun tomat (Solanum lycopersicum) var. Bulat setelah penggunaan pupuk
nanosilika
38
Buletin Anatomi dan Fisiologi
Volume 24, Nomor 1, Maret 2016
tingkat transpirasi daun. Selain itu Si juga Perlakuan P1 ( nanosilika 25%) memiliki
memperkuat dinding sel epidermis, sehingga dapat jumlah daun yang paling sedikit. Hal tersebut
menekan kegiatan transpirasi dan cekaman air kemungkinan disebabkan karena unsur Si pada
dapat berkurang. Pemupukan Si pada tomat dapat tanah terikat sangat kuat atau dalam bentuk kimia
mengontrol tingkat transpirasi, sehingga akan yang tidak dapat diserap oleh tanaman, sehingga
tahan pada cekaman kekeringan yang mana tanaman bisa kekurangan unsur hara. Pernyataan
penurunan jumlah daun dapat dikendalikan.Organ ini sesuai dengan pendapat Campbell et al (2003)
daun berkembang dari sel-sel meristematik yang menyatakan bahwa, apabila kandungan unsur
membentuk tunas yang jumlahnya dipengaruhi hara terikat kuat dalam tanah atau dalam bentuk
kandungan unsur hara dan air yang diserap. bahan kimia yang sulit untuk diserap akar, maka
Semakin banyak penyerapan unsur hara maka tanaman akan kekurangan unsur hara yang
pembentukan tunas daun menjadi lebih banyak. menyebabkan pertumbuhan kurang optimal.
Panjang Akar
30 23,4 b 27,9 a
Panjang Akar
20 17,03 c
11,97d
(cm)
10
0
Kontrol P1 P2 P3
Gambar 3. Histogram rerata panjang akar tanaman tomat (Solanum lycopersicum) var. Bulat
Tanaman tomat (Solanum lycopersicum) meningkat. Nisbah pucuk akar merupakan faktor
var. Bulat yang diberi perlakuan nanosil berbeda penting dalam pertumbuhan tanaman karena
menunjukkan hasil bahwa panjang akar 11 sampai menggambarkan perbandingan antara kemampuan
23 cm (Gambar 4.3). Hasil pada penelitian tanaman dalam menyerap air dan mineral melalui
menunjukkan P3 yang memiliki akar terpanjang. proses transpirasi dan luasan fotosintesis dari
Menurut Silviana (2009), pertumbuhan tinggi dan tanaman. Banyaknya akar yang tumbuh
jumlah daun mempengaruhi panjang akar, karena memanjang mengakibatkan penyerapan unsur
pucuk tanaman terdiri dari bagian tanaman yang hara yang lebih di dalam tanah menjadi lebih
terletak pada bagian atas dari media tanamnya. efektif. Menurut Madjid (2014) mekanisme
Apabila pertumbuhan tinggi dan jumlah daun penyerapan hara melalui proses selektif
mengalami peningkatan, maka panjang akar juga berlangsung ketika akar menyerap unsur hara
39
Pengaruh Pupuk Nanosilika….
Harmigita Putri Fitriani, Sri Haryanti, 34-41
dalam bentuk kation K,Ca,Mg dan Na maka dari paling optimum ditunjukkan pada perlakuan P3
akar akan keluar kation H dalam jumlah yang (nanosilika 75%) sedang perlakuaan P1(nanosilika
setara serta saat akar menyerap anion NO3, 25%) menunjukkan hasil yang paling tidak optimal
H2PO4, SO4 maka dari akar akan keluar HCO3 untuk tanaman tomat. Hal ini dikarenakan tanaman
dengan jumlah yang setara. pada perlakuan P1 mengalami kekurangan unsur
hara mikro yang berfungsi membuat unsur hara
Berat Basah Tanaman
makro di tanah mudah terserap ke tanaman,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sehingga berpengaruh terhadap berat sel tanaman
perlakuan P3 dan P1 berbeda tidak nyata (Gambar dan berat basahnya tidak optimum
4.5). Berat basah pada akhir pengamatan yang
40 32,37 33,07
Berat Basah
30 20,8 21,03
20
(g)
10
0
Kontrol P1 P2 P3
Gambar 4. Histogram rerata berat basah tanaman tomat (Solanum lycopersicum) var. Bulat setelah
penggunaan pupuk nanosilika
40
Buletin Anatomi dan Fisiologi
Volume 24, Nomor 1, Maret 2016
Gufron,Ahmad.2014.http://www.smartbisnis.co.id/
direktori-ukm/budidayaalam/pupuk/dipon-
nanotech-1. Diakses 29 Januari 2015
41