Anda di halaman 1dari 2

1.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG


PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA
FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA MILIK PEMERINTAH DAERAH
2. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG
PENGGUNAAN DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL UNTUK JASA PELAYANAN
KESEHATAN DAN DUKUNGAN BIAYA OPERASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT
PERTAMA MILIK PEMERINTAH DAERAH
3. PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 1.1 TAHUN 2014 TENTANG PENGGUNAAN
PENDAPATAN UNIT PELAKSANA TEKNIS BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA DINAS
KESEHATAN

Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman nomor :188/167 tentang pembagian jasa
pelayanan kesehatan pada UPT puskesmas di lingkungan dinas kesehatan

1. Dasar pembuatan 118/167 ini tidak mencermati perpres 32/2014 dan permenkes 21/2016.

a. perpres 32/2014 pasal 2 :

Peraturan Presiden ini mengatur mengenai Pengelolaan dan Pemanfaatan


Dana Kapitasi JKN pada FKTP milik Pemerintah Daerah yang *belum
menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD*.

b. permenkes 21/2016. Pasal 2:

Pengaturan penggunaan Dana Kapitasi JKN untuk jasa pelayanan kesehatan


dan dukungan biaya operasional pada FKTP milik pemerintah daerah ditujukan
bagi FKTP milik pemerintah daerah yang *belum menerapkan pola
pengelolaan keuangan badan layanan umum daerah*.

Jadi kalau digunakan sebagai dasar penetapan tidak bisa karena UPT puskesmas dilingkungan
kabupaten sleman sudah menerapkan pola pengelolaan keuangan BLUD.

*Mengingat* itu kan sebuah dasar hukum yang bersifat yuridis bagi pembentukan peraturan
perundang-undangan. Sederhananya dasar hukum yang dipergunakan tidak pas. Karena ya kembali
lagi ke atas tadi bahwa UPT puskesmas dilingkungan kabupaten sleman sudah menerapkan pola
pengelolaan keuangan BLUD. Lha yang digunakan sebagai dasar hukum saja sudah tidak pas ya
apalagi produk yang dihasilkan tentu saja tidak pas juga. Kalau dalam kaca mata hukum adalah
cacad.

Mungkin alasannya adalah, lho kan Cuma diambil sebagian saja buat referensi pembagian point2
nya, ini lebih tidak adil lagi karena gelem nongkonya nggak mau pulut nya. Cuma nyadur pleg nggak
ada modifikasi sama sekali. Trus dimana penghargaan terhadap ka subbag tu dalam posisi manager
blud..

Bagaimana dengan perbub 1.1 / 2014, ya ini yang bisa dipakai sebagai landasan yuridis nya.

Trus solusinya bagaimana:

1. Yang paling ekstrim adalah cabut dan nyatakan tidak berlaku.


2. Sok-sok meneh kalau ada yang nyangkut2 beginian ajaklah kita2 tuh diskusi, jangan terus2an
kita tuh dibenturkan dan terbenturkan dengan kapus.
3. Regulator memang ada di SKPD, kita nggak diajak pun sebetulnya sah-sah saja, tapi yang
namanya sebuah proses menghasilkan produk hukum itu kan ada tahapan2 yang harusnya
dilalui.

Anda mungkin juga menyukai