Anda di halaman 1dari 57

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Ny.

S DENGAN
MASALAH INFEKSI SALURAN KEMIH DI RT. 07 DESA
KOLAM KIRI DALAM KECAMATAN BARAMBAI
KABUPATEN
BARITO KUALA

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas


PROFESI NERS STAGE KOMUNITAS dan KEPERAWATAN KELUARGA

Disusun Oleh :
ANNISA OKTAFIANTI, S.Kep
NIM: 15149011111

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN TAHAP PROFESI NERS
TAHUN 2016
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Laporan : Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Ny. S dengan Masalah


Infeksi Saluran Kemih Di RT. 07 Desa Kolam Kiri Dalam
Kecamatan Barambai Kabupaten Barito Kuala
Nama Mahasiswa : Annisa Oktafianti.,S.Kep
NPM : 15149011111
Institusi : Universitas Muhammadiyah Banjarmasin.

Menyetujui

Banjarmasin, Oktober 2016

CT CT

M. Syafwani, SKp.,M.Kep.,Sp.J Dewi Kartika Wulan Sari, S.Kep.,Ns


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan suatu infeksi yang disebabkan
oleh pertumbuhan mikroorganisme di dalam saluran kemih manusia. Saluran
kemih manusia merupakan organ-organ yang bekerja untuk mengumpul dan
menyimpan urin serta organ yang mengeluarkan urin dari tubuh, yaitu ginjal,
ureter, kandung kemih dan uretra. Menurut National Kidney and Urologic
Disease Information Clearinghouse (NKUDIC), ISK merupakan pernyakit
infeksi kedua tersering setelah infeksi saluran pernafasan dan sebanyak 8,3 juta
kasus dilaporkan per tahun. ISK dapat menyerang pasien dari segala usia mulai
bayi baru lahir hingga orang tua.
Pada umumnya wanita lebih sering mengalami episode ISK dari pada pria.
Namun, pada masa neonatus ISK lebih banyak terjadi pada bayi laki (2,7%)
yang tidak menjalani sirkumsisi dari pada bayi perempuan (0,7%). Dengan
bertambahnya usia, insiden ISK terbalik yaitu pada masa sekolah ISK pada
anak perempuan 3%, sedangkan anak laki-laki 1,1%. Insiden ISK ini pada
remaja anak perempuan meningkat 3,3 sampai 5,8% (Purnomo, 2009).
Menurut Simanjuntak et.al (1982), dalam jurnalnya yang berjudul Masalah
Bakteriuria Asimptomatik pada Kehamilan, dilaporkan bahwa insidensi ISK
pada wanita hamil mencapai 7% dibandingkan wanita yang tidak hamil dan
biasanya infeksi yang nyata terjadi antara kehamilan 26-36 minggu, dengan
puncak insiden pada kehamilan 30-32 minggu.
Menurut Loynd dan Rosh (2009), dalam artikel di Emedicine – Urinary
Tract Infection in Pregnancy, di Amerika Serikat, sebanyak 2-7% dari ibu hamil
terkena ISK dan sebanyak 40% dari padanya terkena bakteriuria asimptomatik.
Beberapa penelitian juga dilakukan di seluruh dunia dan angka kejadian
terjadinya ISK bervariasi antara penelitian satu dengan yang lain. Dari suatu
penelitian yang dilakukan di Nigeria, dari 80 orang wanita hamil yang diteliti,
sebanyak 47,5% dari padanya terdiagnosa dengan ISK (Okonko, 2008) begitu
juga dengan hasil penelitian dari Yemen menunjukkan sebanyak 30% dari 198
orang ibu hamil yang diteliti menderita ISK (Moghadas, 2009).
Di Indonesia, Bawono, Affandi dan Yunizaf mengatakan insidensi
bakteriuria pada wanita hamil sebanyak 9,18% (Simanjuntak et al, 1982). Pada
penelitian yang telah dilakukan di Bagian Obstetri dan Ginekologi FKUI-
RSCM Jakarta, ditemukan ISK asimptomatik pada wanita hamil sebanyak 20%
(Junizaf,1994). Di Banjarmasin, didapatkan sebanyak 25,81% dari wanita hamil
menderita dengan ISK (Tobing,1994).
Menurut Effendi dan Pribadi (2008) dalam Sarwono (2008), apabila
bakteriuria asimptomatik ini tidak diobati, sekitar 25% pasien kemudian akan
mengalami infeksi simptomatik akut selama kehamilan tersebut. Pada beberapa
penelitian, bakteriuria dilaporkan menyebabkan sejumlah efek merugikan pada
kehamilan. Asimptomatik bakteriuria dalam kehamilan sering dilupakan
sebagai salah satu penyebab komplikasi kehamilan pada ibu dan janin seperti
abortus, prematuritas, dismaturitas, kematian jaringan dalam kandungan dan
sebagainya (Simanjuntak et al, 1982).
Oleh karena itu pencegahan perlu dilakukan supaya insidensi ISK ini tidak
terus bertambah dikalangan wanita hamil dan komplikasi dalam kehamilan juga
dapat diatasi. Edukasi pada wanita hamil merupakan salah satu cara untuk
mencegah terjadinya ISK. Tidak semua wanita hamil dan keluarganya
mendapat pendidikan dan konseling kesehatan yang memadai tentang kesehatan
reproduksi, terutama tentang kehamilan dan upaya untuk menjaga agar
kehamilan tetap sehat dan berkualitas (Effendi & Sarwono, 2008). Oleh itu,
penelitian perlu dilakukan untuk mengetahui bagaimana perilaku ibu hamil
terhadap Infeksi Saluran Kemih (ISK) dalam kehamilan.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Penulis mampu menerapkan pola pikir ilmiah dalam melaksanakan asuhan
keperawatan keluarga Ny. S di RT 07 dengan penyakit Infeksi Saluran
Kemih.

2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penulisan ini agar penulis mampu :
a. Mengumpulkan data pada keluarga Ny. S dengan penyakit infeksi
saluran kemih.
b. Menganalisa data yang telah dikumpulkan.
c. Merumuskan masalah kesehatan keluarga.
d. Menentukan prioritas masalah kesehatan keluarga
e. Menentukan diagnosa keperawatan
f. Menentukan rencana tindakan keperawatan
g. Melaksanakan tindakan keperawatan
h. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan
i. Mendokomentasikan hasil asuhan keperawatan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
ISK ( INFEKSI SALURAN KEMIH )

A. Anatomi Fisiologi

B. Defenisi Infeksi saluran kemih


Infeksi saluran kemih adalah ditemukannya bakteri pada urine di kandung
kemih yang umumnya steril. (Arif mansjoer, 2001)

Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi yag terjadi sepanjang saluran
kemih, terutama masuk ginjal itu sendiri akibat proliferasi suatu organisme
(Corwin, 2001: 480)

Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau Urinarius Tractus Infection (UTI) adalah
suatu keadaan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy,
2001).
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah berkembangnya mikroorganisme di
dalam saluran kemih yang dalam keadaan normal tidak mengandung bakteri,
virus/mikroorganisme lain.

C. Klasifikasi Infeksi Saluran Kemih


Klasifikasi Infeksi Saluran Kemih, sebagai berikut :
a. Kandung Kemih (sistitis)
b. Uretra (uretritis)
c. Prostat (prostatitis)
d. Ginjal (pielonefritis)

D. Etiologi Infeksi Saluran Kemih


Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain :
1. Pseudomonas, Proteus, Klebsiella
2. Escherichia Coli
3. Enterobacter, staphylococcus epidemidis, enterococci, dan lain-lain

Faktor Resiko
Pada umumnya faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan perkembangan
infeksi saluran kemih adalah :
1. Wanita cenderung mudah terserang dibandingkan dengan laki-laki. Faktor-
faktor postulasi dari tingkat infeksi yang tinggi terdiri dari urethra dekat
kepada rektum dan kurang proteksi sekresi prostat dibandingkan dengan
pria.
2. Abnormalitas struktural dan fungsional
Mekanisme yang berhubungan termasuk statis urine yang merupakan media
untuk kultur bakteri, refluks urine yang infeksi lebih tinggi pada saluran
kemih dan peningkatan tekanan hidrostatik.
Contoh : strikur, anomali, ketidaksempurnaan hubungan uretero vesicalis.
3. Obstruksi
Contoh : Tumor, Hipertropi prostat.
4. Gangguan inervasi kandung kemih
Contoh : Malformasi sum-sum tulang belakang kongenital, multiple
sklerosis.
5. Penyakit kronis
Contoh : Gout, DM, hipertensi
6. Instrumentasi
Contoh : Prosedur kateterisasi

E. Manifestasi Klinis
1. Tanda dan gejala ISK pada bagian bawah adalah :
a. Nyeri yang sering dan rasa panas ketika berkemih
b. Spasme pada area kandung kemih dan suprapubis
c. Hematuria
d. Nyeri punggung dapat terjadi
2. Tanda dan gejala ISK bagian atas adalah :
a. Demam
b. Menggigil
c. Nyeri panggul dan pinggang
d. Nyeri ketika berkemih
e. Malaise
f. Pusing
g. Mual dan muntah

F. Patofisiologi
Masuknya mikroorganisme ke dalam saluran kemih dapat melalui:
1. Penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat terdekat saluran
kemih yang terinfeksi
2. Hematogen yaitu penyebaran mikroorganisme patogen yang terdapat kuman
penyebab infeksi saluran kemih yang masuk melalui darah dari suplai
jantung ke ginjal.
3. Limfogen yaitu kuman masuk melaluikelenjar getah bening yang disalurkan
melalui helium ginjal.
4. Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter atau sistoskopi. Dua
jalur utama terjadi infeksi saluran kemih ialah hematogen dan ascending.
Tetapi dari kedua cara ini, ascending lah yang paling sering terjadi.
Infeksi hematogen kebanyakan terjadi pada pasien dengan daya tahan tubuh
yang rendah karena menderita suatu penyakit kronik atau pada pasien yang
sementara mendapat pengobatan imun supresif. Penyebaran hemtogen bisa
juga timbul akibat adanya infeksi disalah satu tempat misalnya infeksi
S.Aureus pada ginjal bisa terjadi akibat penyebaran hematogen dari fokus
infeksi dari tulang, kulit, endotel atau ditempat lain.

Infeksi ascending yaitu masuknya mikroorganisme dari uretra ke kandung


kemih dan menyebabkan infeksi saluran kemih bawah. Infeksi ascending
juga bisa terjadi oleh adanya refluks vesico ureter yang mana
mikroorganisme yang melalui ureter naik ke ginjal untuk menyebabkan
infeksi.

Infeksi tractus urinarius terutama berasal dari mikroorganisme pada feses


yang naikdari parineum ke uretra dan kandung kemih serta menempel pada
permukaan mukosa. Agar infeksi dapat terjadi, bakteri harus mencapai
kandung kemih, melekat dan mengkolonisasi epitelium traktus urinarius
untuk menghindari pembilasan melalui berkemih, mekanisme pertahanan
penjamu dan cetusan inflamasi.
G. Pathway

Akumulasi etiologi dan


factor resiko (infeksi Makanan
terkontaminasi Jaringan parut -> total
mikroorganisme,
mikroorganisme tersumbat
penggunaan steroid
dalam jangka panjang, masuk lewat mulut
usia lanjut, anomaly Obtruksi saluran kemih
saluran kemih, cidera yang bermuara kevesika
HCL (Lambung)
uretra,riwayat isk) urinarius

Hidup Tidak hidup

Peningkatan tekanan VU
Usus terutama pleg Resiko infeksi
player
Penebalan dinding VU
Kuman mengeluarkan
endotoksin
Kontraksi otot VU
Bakterimia primer
Kesulitan berkemih
Tidak difagosit Di fagosit
Retensi urin
Bakterimia sekunder Mati

Ureter Hipotalamus
Reinteraksi abdominal

Iritasi ureteral

Menekan termoreguler obstruksi


Uliguria
Hipertermi Mual muntah
Gangguan eliminasi
urine Cepat lelah Kekurangan volume cairan

Peradangan Intoleransi aktifitas Pembuluh darah kapiler

Depresi saraf perifer Procesia pada kulit


Peningkatan frekuensi /
dorongan kontrasi uretral
Nyeri Tidak hipertermi
H. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Diagnostik
1. Urinalisis
- Leukosuria atau piuria: merupakan salh satu petunjuk pentig adanya ISK.
Leukosuria positif adanya ISK. Leukosuria lebih dari 5 leukosit/lapang
pandang besar (LPB) sediment air kemih.
- Hematuria: hematuria positif bila terdapat 5-10 eritrosit/LPB sediment
air kemih. Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik
berupa kerusakan glomerulus ataupun uroitiasis.
2. Bakteriologis
- Mikroskopis
- Biakan bakteri
3. Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifik
4. Hitung koloni :hitung koloni sekitar 100.000 koloni per milliter urine dan
urin tampung aliran tengah atau dari specimen dalam kateter dianggap
sebagai kriteria utama adanya infeksi.
5. Metode tes
- Tes dipstick multisrip untuk WBC (tes esterase lekosit) dan nitrit (tes
Griess) untuk pengurangan nitrat). Tes eterase lekosit positif: maka
pasien mengalami piuria. Tes pengurangan nitrat, Griess postif jika
terdapat bakteri yang mengurangi nitrat urine normal menjadi nitrit.
- Tes Penyakit Menular Seksual (PMS)
Uretritia akut akibat organisme menular secara seksual (misal, klamidia
gonorrhoeae, herpes simplek).
- Tes-tes tambahan :
Urogram intravena (IVU), pielografi (IVP), msistografi, dan
ultrasonografi juga dapat dilakukan untuk menetukan apakah infeksi
akibat dari abnormalitas traktus urinarius, adanya batu, massa renal atau
abses, hodronerosis atau hiperpasie prostate. Urogram IV atau evaluasi
ultrasonic, sistoskopidan prosedur urodinamik dapat dilakukan untuk
mengidentifikasi penyebab kambuhnya infeksi yang resisten.
I. Komplikasi
1. Gagal ginjal akut
2. Ensafalopati hipertensif
3. Gagal jantung, edema paru, retinopati hipertensif

J. Penatalaksanaan
1. Pengobatan umum.
Obati demam, muntah, dehidrasi, dll. Pengobatan sakit kencing diberikan
Penaziopiridin ( pyridium ) 7 – 10 mg / kg BB / hari.
2. Pengobatan khusus.
Ditujukan terhadap 3 hal, yaitu:
a) Pengobatan terhadap infeksi.
b) Pengobatan dan pencegahan infeksi berulang.
c) Mendeteksi dan melakukan koreksi bedah terhadap kelainan anatomis
kongenital / didapat pada tractus urinarius.
3. Pengobatan infeksi akut.
a) Berikan Antibiotik / kemoterapi oral, obat-obatan Ampicillin,
Kotrimoksazol, Sulfisoksazol, Asam Nalidiksat, Dll.
b) Pengobatan diberi selama 7 hari.
c) Pengobatan dan pencegahan infeksi berulang.
Dalam pengamatan 30 – 50 %, pasien mengalami infeksi berulang dan
sekitar 50 % diantaranya tanpa gejala.
● Minggu pertama dilakukan pengobatan ulang setelah selesai
pengobatan fase akut.
● 1 bulan, 3 bulan dan seterusnya setiap 3 bulan selama 2 tahun harus
diobati seperti pengobatan fase akut.
● Bila relaps / reinfeksi terjadi > 2 x pengobatan dilanjutkan profilaksis.
d) Koreksi bedah.
Jika ditemukan destruksi maka dilaksanakan koreksi bedah, penanganan
refluks tergantung dari derajat stadiumnya.
● Pada stadium 1 dan 3, biasanya menghilang dengan pengobatan terhadap
infeksi.
● Pada stadium 4, perlu dilakukan koreksi bedah dengan remplantasi ureter
pada kandung kemih
KONSEP KELUARGA

1. Pengertian Keluarga.

Adalah unit terkecil dari masayarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu
atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi,2008).

Keluarga adalah dua atau tiga individu yang tergabung karena hubungan
darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam
suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam peranannya
masing-masing, menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Bailon dan
Maglaya, 1989 dalam Setiadi,2008).

Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan


perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional dan social diri tiap anggota keluarga (Duval dan logan,1986
dalam Setiadi,2008).

Dari tiga difinisi diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa keluarga
adalah :
a. Unit terkecil dari masyarakat.
b. Terdiri atas dua orang atau lebih.
c. Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah. d. Hidup dalam satu
rumah tangga.
d. Di bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga. f. Berinteraksi
diantara sesama anggota keluarga.
e. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing. h.
Menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan.
2. Tipe Keluarga

Dalam (Sri Setyowati, 2007) tipe keluarga dibagi menjadi dua macam yaitu :
a. Tipe Keluarga Tradisional
1) Keluarga Inti ( Nuclear Family ) , adalah keluarga yang terdiri dari
ayah, ibu dan anak-anak.
2) Keluarga Besar ( Exstended Family ), adalah keluarga inti di tambah
dengan sanak saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu,
paman, bibi dan sebagainya.
3) Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami
dan istri tanpa anak.
4) “Single Parent” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang
tua (ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat
disebabkan oleh perceraian atau kematian.
5) “Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang
dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost
untuk bekerja atau kuliah)
b. Tipe Keluarga Non Tradisional
1) The Unmarriedteenege mather
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari
hubungan tanpa nikah.
2) The Stepparent Family
Keluarga dengan orang tua tiri.
3) Commune Family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan
fasilitas yang sama, pengalaman yang sama : sosialisasi anak dengan
melelui aktivitas kelompok atau membesarkan anak bersama.
4) The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family
Keluarga yang hidup bersama dan berganti – ganti pasangan tanpa
melelui pernikahan.
5) Gay And Lesbian Family
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama
sebagaimana suami – istri (marital partners).
6) Cohibiting Couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena
beberapa alas an tertentu.
7) Group-Marriage Family
Beberapa orang dewasa menggunakan alat – alat rumah tangga bersama
yang saling merasa sudah menikah, berbagi sesuatu termasuk
sexual dan membesarkan anaknya.
8) Group Network Family
Keluarga inti yang dibatasi aturan atau nilai – nilai, hidup bersama atau
berdekatan satu sama lainnya dan saling menggunakan barang – barang
rumah tangga bersama, pelayanan dan tanggung jawab membesarkan
anaknya.
9) Foster Family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau
saudara didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut
perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga
yang aslinya.
10) Homeless Family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanent karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan
ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
11) Gang.
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang- orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian
tetapi berkembang dalam kekerasan dan criminal dalam kehidupannya.
3. Struktur Keluarga
Dalam (Setiadi,2008), struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam,
diantarannya adalah :
a. Patrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ayah.
b. Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi di mana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga
sedarah istri.
d. Patrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga
sedarah suami.
e. Keluarga kawinan : adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembina keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

4. Fungsi keluarga
Dalam (Setiadi,2008) fungsi keluarga adalah beberapa fungsi yang dapat
dijalankan keluarga sebagai berikut :
a. Fungsi Biologis
1) Untuk meneruskan keturunan.
2) Memelihara dan membesarkan anak.
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4) Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi Psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
4) Memberikan identitas keluarga.
c. Fungsi sosialisasi
1) Membina sosial pada anak
2) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
3) Menaruh nilai-nilai budaya keluarga.
d. Fungsi Ekonomi
1) Mencari sumber – sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhankeluarga.
2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa
yang akan datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan
sebagainya.
e. Fungsi pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki.
2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
4) Menurut Effendy, (1998) dalam (Setiadi,2008) dari berbagai fungsi
diatas ada 3 fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarganya,
adalah :
a) Asih adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa
aman, kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan
mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.
b) Asuh adalah memenuhi kebutuhan pemeliharaan dan perawatan
anak agar kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan
menjadikan mereka anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosila
dan spiritual.
c) Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga
siap menjadi manusia dewasa yang mendiri dalam mempersiapkan
masa depannya.

5. Tugas Kesehatan Menurut Friedman (1998), dalam (Murwani, 2007) yaitu:


a. Mengenal masalah kesehatan.
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
d. Mempertahankan/menciptakan suasana rumah sehat.
e. Mempertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas kesehatan
masyarakat.

6. Peran Keluarga
Dalam (Setiadi, 2008), peranan keluarga menggambarkan seperangkat
perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam
posisi dan situasi tertentu. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga
adalah sebagai berikut :
a. Peranan ayah : ayah sebagai suami dan istri dan anak-anak, berperan
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai
kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkunmgan.
b. Peranan ibu : sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan
pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari
peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan
dalam keluarga.Peranan anak : anak- anak melaksanakan peranan psiko-
sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan
spriritual.

7. Tahap Perkembangan Keluarga


Menurut Duval (1985) dalam (Setiadi,2008), membagi keluarga dalam 8 tahap
perkembangan, yaitu:
a. Keluarga Baru (Berganning Family)
Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas
perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :
1) Membina hubungan intim yang memuaskan.
2) Menetapkan tujuan bersama.
3) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok
social.
4) Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB.
5) Persiapan menjadi orang tua.
6) Memehami prenatal care (pengertisn kehamilan, persalinan dan
menjadi orang tua).
b. Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (Child Bearing).
Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan
krisis keluarga. Studi klasik Le Master (1957) dari 46 orang tua dinyatakan
17 % tidak bermasalah selebihnya bermasalah dalam hal :
1) Suami merasa diabaikan.
2) Peningkatan perselisihan dan argument.
3) Interupsi dalam jadwal kontinu.
4) Kehidupan seksusl dan social terganggu dan menurun. Tugas
perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :
5) Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual dan
kegiatan).
6) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
7) Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran orang tua
terhadap bayi dengan memberi sentuhan dan kehangatan).
8) Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak. e)
Konseling KB post partum 6 minggu.
9) Menata ruang untuk anak.
10) Biaya / dana Child Bearing.
11) Memfasilitasi role learning angggota keluarga.
12) Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.
c. Keluarga dengan Anak Pra Sekolah
Tugas perkembangannya adalah menyesuaikan pada kebutuhan pada anak
pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kotak
sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya. Tugas perkembangan
keluarga pada saat ini adalah :
1) Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga.
2) Membantu anak bersosialisasi.
3) Beradaptasi dengan anak baru lahir, anakl yang lain juga terpenuhi.
4) Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar keluarga.
5) Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak.
6) Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang
anak.
d. Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (6 – 13 tahun) Tugas perkembangan
keluarga pada saat ini adalah :
1) Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan
lingkungan lebih luas.
2) Mendoprong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual.
3) Menyediakan aktivitas untuk anak.
4) Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut sertakan
anak.
5) Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan
kesehatan anggota keluarga.
e. Keluarga dengan Anak Remaja (13-20 tahun).
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang
seimbang dan brertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang
yang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi).
2) Memelihara komunikasi terbuka (cegah gep komunikasi).
3) Memelihara hubungan intim dalam keluarga.
4) Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan anggota
keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.
f. Keluarga dengan Anak Dewasa (anak 1 meninggalkan rumah).
Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri
dan menerim,a kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber
yang ada dalam keluarga, berperan sebagai suami istri, kakek dan nenek.
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2) Mempertahankan keintiman.
3) Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat.
4) Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian
anaknya.
5) Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga.
6) Berperan suami – istri kakek dan nenek.
7) Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi
anak – anaknya.
g. Keluarga Usia Pertengahan (Midle Age Family).
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :

1) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah


minat social dan waktu santai.
2) Memuluhkan hubungan antara generasi muda tua.
3) Keakrapan dengan pasangan.
4) Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga.
5) Persiapan masa tua/ pension.
h. Keluarga Lanjut Usia.
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Penyesuaian tahap masa pension dengan cara merubah cara hidup.
2) Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian.
3) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.
4) Melakukan life review masa lalu.

8. Peran Perawat memberikan Asuhan Keperawatan Kesehatan Keluarga


Dalam (Setiadi,2008), memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga ada
beberapa peranan yang dapat dilakukan oleh perawat antara lain :
1. Pemberian Asuhan Keperwatan kepada anggota keluarga.
2. Pengenal/pengamat masalah dan kebutuhan kesehatan keluarga.
3. Koordinator pelayanan kesehatan dan perawatan kesehatan keluarga. d.
Fasilitator menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkau.
4. Pendidikan kesehatan, perawat dapat berperan sebagai pendidikan
untuk merubah perilaku keluarga dari perilaku tidak sehat.
5. Penyulun dan konsultan, perawat dapat berperan memberikan petunjuk
tentang Asuhan Keperawatan dasar terhadap keluarga disamping menjadi
penasehat dalam mengatasi masalah-masalah perawatan
keluarga.

1. Pengkajian
a. Identitas Kepala Keluarga
b. Komposisi Keluarga
Komposisi keluarga biasanya nama, jenis kelamin, hubungan dengan kk,
dan imunisasi bagi balita dan disertai genogram keluarga tersebut
c. Tipe Keluarga
Tipe keluarga beserta kendala atau masalah yang terjadi dengan jenis tipe
keluarga tersebut
d. Suku Bangsa (etnis)
Latar belakang etnis keluarga atau anggota keluarga, tempat tinggal
keluarga, dan kegiatan keagamaan
e. Agama dan Kepercayaan
Apakah anggota keluarga berbeda dalam praktek keyakinan beragama
mereka
f. Status Sosial Ekonomi
Status social ekonomi keluarga ditentukan berdasarkan tingkat
kesejahteraan keluarga.
g. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Aktifitas rekreasi keluarga Menonton tv bersama, kadang pergi sekeluarga
untuk makan bakso , dll.
2. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga adalah mengkaji keluarga berdasarkan tahap
perkembangan keluarga berdasarkan duvall
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tahap ini ditentukan sampai dimana perkembangan keluarga saat ini dan
tahap apa yang belum dilakukan oleh keluarga serta kendalanya
c. Riwayat kesehatan inti
Yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-
masing anggota dan sumber pelayanan yang digunakan keluarga
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Disini diuraikan riwayat kepala keluarga sebelum membentuk keluarga
sampai saat ini

3. Data Lingkungan
a. Karakteristik rumah
b. Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal yang lebih luas
c. Mobilitas geografis keluarga, Ditentukan dengan kebiasaan keluarga
berpindah tempat,
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
e. Sistem pendukung keluarga, yang termasuk sistem pendukung keluarga
adalah jumlah anggota keluarga yang sehat

4. Struktur Keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
Cara komunikasi antar anggota keluarga, bahasa, frekuensi dan kualitas
komunikasi
b. Strukur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga dalam mengendalikan dan mempengaruhi
orang lain untuk mengubah perilakunya.
c. Struktur peran
Peran masing – masing anggaota keluarga baik secara formal maupun
informal, model peran keluarga, konflik dalam pengaturan keluarga
d. Nilai dan norma budaya
Nilai dan norma yang dianut keluarga yang berhubungan dengan kesehatan
5. Fungsi keluarga
a. Ekonomi
b. Fungsi mendapatkan status sosial
c. Funsi pendidikan
d. Fungsi sosialisasi
e. Fungsi perawatan kesehatan
1. Mengenal masalah kesehatan
2. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat
3. Merawat anggota keluarga yang sakit
4. Memelihara, memodifikasi lingkungan keluarga yang sehat
5. Menggunakan fasilitas kesehatan atau pelayanan kesehatan di
masyaraka
6. Fungsi religious, Menjelaskan tentang kegiatan keagamaan yang
dipelajari dan dijalankan oleh keluarga yang berhubungan dengan
kesehatan
7.
Penerapan prioritas masalah

Skala untuk menentukan prioritas Asuhan Keperawatan Keluarga


(Bailon dan Maglaya, 1978 dalam Murwani, 2008)
NO KRITERIA BOBOT
1. Sifat masalah 1

Skala : tidak/ kurang sehat 3


Ancaman kesehatan
Keadaan sejahtera 2

2. Kemungkinan masalah dapat dirubah 1 2

Skala : Mudah 2
Sebagian
Tidak dapat 1

0
3. Potensial masalah untuk dicegah 1

Skala : Tinggi 3
Cukup
Rendah 2

4. Menonjolnya masalah 1 1

Skala : Masalah berat harus segera ditangani 2

Ada masalah tetapi tidak perlu 1


ditangani

Skoring :
Masalah tidak dirasakan 0
a) Tentukan skore untuk setiap kriteria
b) Skore dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah
dengan bobot

skore x bobot
angka tertinggi
c) Jumlahkanlah skore untuk semua kriteria
Prioritas diagnosa keperawatan

Dengan melihat kriteria yang pertama, yaitu sifatnya masalah, bobot yang lebih
berat diberikan pada tidak / kurang sehat karena pertama memerlukan tindakan
segera dan biasanya disadari dan dirasakan oleh keluarga.

Untuk kriteria kedua, yaitu untuk kemungkinan masalah dapat diubah


perawat perlu memperhatikan terjangkaunya faktor-faktor sebagai berikut :
a. Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani
masalah.
b. Sumber daya keluarga : dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga.
c. Sumber daya perawat : dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan waktu.
d. Sumber daya masyarakat : dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam
masyarakat, dan sokongan masyarakat.
Untuk kriteria ketiga, yaitu potensial masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang
perlu diperhatikan ialah :
a. Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu maslah itu
ada.
b. Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang tepat dalam
memperbaiki masalah.
c. Adanya kelompok “high risk” atau kelompok yang sangat peka menambah
potensi untuk mencegah masalah.

Untuk kriteria keempat, yaitu menonjolnya masalah perawat perlu menilai


persepsi atau bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan tersebut. Nilai skore
yang tinggi yang terlebih dahulu dilakukan intervensi keperawatan keluarga
(Murwani, 2008).

Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai, keluarga,


atau masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan data dan analisa
data secara cermat, memberikan dasar untuk menetapkan tindakan-tindakan dimana
perawat bertanggungjawab untuk melaksanakannya (Mubarak, 2007).

Tahapan tindakan keperawatan keluarga


Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup hal-hal berikut ini
(Murwani, 2007) :

a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenal masalah-


masalah kesehatan dengan cara :
1) Memberikan informasi
2) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
3) Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat,
dengan cara :
1) Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan
2) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
3) Mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang
sakit dengan cara :
1) Mendemonstrasikan cara perawatan
2) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah
3) Mengawasi keluarga melakukan perawatan
4) Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat
lingkuan menjadi sehat

Evaluasi

Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil


implementasi dengan kriteria yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya.
Kegiatan evaluasi meliputi mengkaji kemampuan status kesehatan keluarga,
membandingkan respon keluarga dengan kriteria hasil dan menyimpulkan hasil
kemajuan masalah dan kemajuan percapaian tujuan keperawatan. Bila hasil evaluasi
tidak / berhasil sebagian, perlu disusun rencana keperawatan yang baru. Perlu
diperhatikan juga evaluasi yang dilakukan beberapa kali dengan melibatkan
keluarga sehingga perlu pula direncanakan waktu yang sesuai dengan kesediaan
keluarga (Murwani, 2008).

Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional


menurut Murwani (2008) :
S : adalah hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjectif
setelah dilakukan intervensi keperawatan.
O : adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah
dilakukan intervensi keperawatan.
A : adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada
tujuan yang terkait dengan diagnosis.

P : adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari


keluarga pada tahapan evaluasi.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Ny. S DENGAN INFEKSI
SALURAN KEMIH DI RT 07 DESA KOLAM KIRI DALAM KECAMATAN
BARAMBAI KABUPATEN BARITO KUALA

A. Pengkajian

1. DATA UMUM
Nama KK : Tn. T
Umur : 42 Tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Alamat : Desa Kolam Kiri Dalam, RT 07
Agama : Islam
Suku : Jawa
2. KLIEN
Nama Klien : Ny. S
Umur : 41 Tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Alamat : Desa Kolam Kiri Dalam, RT 07
Agama : Islam
Suku : Jawa

3. Data anggota Keluarga


No. Nama Umur L/P Agama Pendidikan Pekerjaan Keadaan Fisik Ket.
Sehat Sakit Penyakit
1. Tn. T 42 L Islam SD Petani √
2. Ny. S 41 P Islam SD Petani √ ISK
3. An. M 14 L Islam SMP pelajar √
4. An. M 2 P Islam Belum - √
sekolah
4. Genogram

Keterangan : : Laki-laki

: Perempuan

: Anggota Keluarga yang Sakit

: Meninggal Perempuan

: Tinggal Serumah

5. Tipe Keluarga

1. Tipe keluarga
Keluarga Tn.T terdiri dari ayah ibu dan anak, yang diperoleh dari
keturunan, tipe keluarga ini adalah keluarga inti ( nuclear family)

2. Pengambil keputusan
Pola pengambilan keputusan di dalam keluarga Tn. T biasanya dilakukan
berdasarkan keputusan kepala keluarga, dan untuk masalah tertentu,
pengambilan keputusan dengan musyawarah.

3. Hubungan dalam keluarga


Hubungan dalam keluarga tampak harmonis, komunikasi berjalan dengan
baik dan lancar.
6. Sosial Ekonomi
1. Pendapatan dan pengeluaran
Anggota keluarga yang mencari nafkah adalah Tn.T dan Ny.S.
Penghasilan berkisar : Rp. 500.000 perbulan, itupun tidak menentap
Penghasilan didapatkan dari pekerjaan sebagai petani itupun hampir sama
dengan pengeluaran yang dibutuhkan untuk mencukupi kehidupan dari
keluarga Tn. T untuk sehari hari dan belum di tambah dengan
pengeluaran lainnya
2. Sosial
Hubungan keluarga dengan masyarakat baik, ataupun dalam
kepengurusan masyarakat.

7. Pola Kebiasaan Keluarga


1. Nutrisi
Ny. S tinggal dengan suaminya Tn. T kebiasaan makan 3 x sehari
dengan waktu yang teratur, dengan makanan pokok nasi ditambah tahu
atau tempe dan lauk pauk, makan sayur mayur, dan Ny. S makan tidak
ada pantangan baik itu manis, asam dan asin.

2. Personal Hygine
Ny. S mandi 2 x sehari yaitu pagi dan sore hari dengan memakai sabun
dan air PDAM dengan dilakukan sendiri tanpa ada bantuan oleh keluarga

3. Pola Rekreasi dan Hiburan


Ny. S diwaktu senggang di isi dengan mengurus anaknya yang kecil dan
menonton TV.

4. Kebutuhan Istirahat dan Tidur Keluarga


Lama tidur malam dalam sehari 6-7 jam, sedangkan pada siang hari
kadang-kadang saja. Ny. S kadang- kadang terbangun karena anak
kecilnya yang terbangun, dan bisa juga karena sakit kepala, leher terasa
tegang sehingga Ny. S susah memulai tidur lagi.

5. Pola Komunikasi Keluarga


Waktu berkumpul dengan keluarga setiap hari dalam pengambilan
keputusan dalam keluarga adalah suaminya yaitu Tn. T.

8. Data Keadaan Lingkungan


1. Karakteristik Rumah
Rumah yang ditempati adalah milik sendiri. Rumah itu berukuran lebar 5
x 8 m yang terdiri dari satu ruang tamu, satu ruang kelurga langsung , 2
kamar tidur, satu dapur, wc di luar rumah , Lantai rumah cukup bersih,
Hal ini terlihat dari tidak adanya kotoran pada lantai, perabotan rumah
tertata dengan rapi. Lantai rumah terbuat dari papan . Dinding rumah
terbuat dari kayu, jendela ada disetiap ruangan. Plafon tidak ada sehingga
saat siang hari terasa sangat panas. Kamar tidur ada jendela.
Pencahayaana dari jendela setiap ruangan. Penerangan malam hari
menggunakan listrik. Atap rumah dari atap. Halaman rumah bersih jika
tidak ada hujan. Bila musim hujan, halaman rumah tampak becek.
Kondisi air minum bening, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak bewarna.
Keluarga Ny. S mempunyai kebiasaan merawat rumah dengan menyapu
setiap hari dan kadang-kadang dipel pada pagi hari. Alat transportasi
keluarga adalah sepeda motor.
Keterangan : Posisi ruangan rumah dapat dilihat pada denah rumah
dihalaman ini.

Ruang Tamu

Kamar 2

Kamar 3

Dapur

WC

Keterangan : : Pintu
: Jendela
: Pintu utama

2. Sanitasi Lingkungan
a. Sumber Air Minum.
Sumber air minum dan memasak keluarga Ny. S di dapat dari
membeli. Air yang digunakan untuk minum dimasak sampai
mendidih.
b. Sumber Air Untuk Mencuci.
Air yang digunakan untuk mencuci adalah air PDAM.
c. Pembuangan Air Limbah.
Pembuangan air limbah biasanya dilakukan keluarga di belakang
rumah seperti tanah serapan.
d. Kebiasaan mengelola air minum.
Air minum selalu dimasak sampai mendidih.
e. Pembuangan kotoran BAB / BAK.
Dengan menggunakan septic tank
f. Jarak pembuangan kotoran dengan sumber air minum.
Jarak pembuangan kotoran dengan sumber air minum kurang lebih
10 meter.
g. Kebiasaan membuang sampah.
Keluarga ini membuang sampah dengan cara dikumpulkan kemudian
dibakar.
h. Letak kandang ternak keluarga.
Kandang ternak terletak di samping rumah.
i. Pemanfaatan pekarangan rumah.
Pekarangan rumah di manfaatkan oleh keluarga Ny. S untuk hewan
ternak dan menanam pohon.
3. Sarana Kesehatan
Tempat meminta pertolongan kesehatan yaitu di Mantri Kesehatan dan
Rumah Sakit Marabahan yang ada di Marabahan berjarak ± 8 km.
4. Riwayat kesehatan dan tahap perkembangan keluarga:
a. Tahapan Perkembangan Keluarga :
Pada saat ini keluarga Ny. S sedang berada pada tahap perkembangan
keluarga yaitu pada tahap keluarga dengan anak
Dari ketiga tugas perkembangan keluarga menurut Duvalla and
Miller, pada keluarga Ny. S semua tugas perkembangan tersebut telah
terpenuhi yaitu :
1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
2. Mempertahankan keintiman pasangan
3. Membantu orang tua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki
masa tua.
4. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
5. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
b. Tahap perkembangan keluarga yang terpenuhi :
Membantu anak untuk mandiri di masyarakat luas, hal ini ditunjukkan
dengan data, bahwa dari semua anggota keluarga semuanya masih
sekolah dan ada yang belum sekolah, ank-anaknya masih serumah
dengan orang tuanya.

c. Tahap perkembangan keluarga inti


Ny. S tidak mempunyai penyakit yang serius, selama ini penyakit
yang diderita adalah infeksi saluran kemih yang dirasakan sudah sejak
lama dan sering merasa nyeri datang ketika tidak minum obat. Ny.S
mempunyai riwayat ISK ± 3 tahun yang lalu.
d. Tahap perkembngan keluarga sebelumnya
Dari hasil pengkajian didapatkan data bahwa Ny. S memiliki riwayat
penyakit ISK, dan keluarganya tidak pernah mempunyai riwayat
penyakit menular atau penyakit kronis yang berat.

9. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Keluarga rukun dan perhatian dalam membina hubungan rumah tangga,
menurut Ny. S
b. Fungsi Sosial
Hubungan antar anggota keluarga baik, didalam keluarga ini tampak
kepedulian anggota dengan saling tolong menolong, dalam melaksanakan
tugas dalam keluarga ini. Keluarga ini juga membina hubungan yang
baik dengan tetangga terbukti dengan seringnya tetangga mengunjungi
rumah Ny. S untuk sekedar mengobrol.
c. Fungsi reproduksi
Keluarga Ny. S memiliki 2 orang anak, 1 anak laki-laki, dan 1 anak
perempuan.
d. Fungsi Ekonomi
Penghasilan didapat dari suami Ny. S dan Ny. S juga kadang-kadang ikut
membantu untuk memenuhi kebutuhan sandang pangan setiap hari
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga tidak mampu mengenali masalah kesehatan tentang penyakit
Infeksi Saluran Kemih hal ini dirujukan pada keluarga yang kurang
menyadari dampak masalah kesehatan akibat penyakit infeksi saluran
kemih. Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan juga terbatas
karena keluarga tidak mengetahui cara luas tentang masalah yang terjadi
pada penyakit infeksi saluran kemih. Keluarga mempunyai kesadaran
tentang terciptanya lingkungan yang sehat hal ini dibuktikan bila ada
waktu luang membersihkan ruangan ataupun lingkungan sekitar rumah.

10. Pemeriksaan Fisik


a. Pemeriksaan Fisik Umum (TTV) :
Kesadaran compos metis
Tanda – tanda vital :
Tekanan Darah : 130/90 mmHg
Respirasi : 20x/menit
Nadi : 80x/menit
Temperatur : 36,50 C
TB : 155 cm
BB : 45 kg
b. Pemeriksaan Fisik Khusus
1. Kulit.
Warna kulit sawo matang, turgor kulit, tidak ada lesi dan kelainan
pada kulit, kulit teraba hangat dengan T: 36,50C.
2. Kepala dan Leher.
Bentuk simetris, tidak ada trauma pada kepala dan leher, pergerakan
baik, tidak ada pembesaran kelenjar Tiroid pada leher, kebersihan
cukup, klien dapat menggerakkan kepala ke segala arah.
3. Penglihatan dan Mata.
Struktur mata simetris, tidak terdapat peradangan dan pendarahan,
sklera tidak ikterik, fungsi penglihatan baik, klien tidak
menggunakan alat bantu penglihatan seperti kacamata.
4. Penciuman dan Hidung.
Struktur hidung tampak simetris, hidung tampak bersih, tidak ada
peradangan dan pendarahan pada hidung, fungsi penciuman baik.
5. Mulut dan Gigi.
Kebersihan mulut kurang baik, gigi tidak lengkap, ada gigi yang
berlubang, fungsi pengunyahan dan menelan baik.
6. Dada dan Pernafasan.
Bentuk dada simetris, tidak ada nyeri tekan saat di palpasi, frekuensi
nafas 20 x/m.
7. Abdomen.
Bentuk simetris, klien tidak mengeluh nyeri pada epigastrium, tidak
ada pembesaran hati,dan tidak ada nyeri tekan kebersihan cukup.
8. Ekstrimitas Atas dan Bawah.
Tidak terdapat keterbatasan gerak pada ekstrimitas atas dan
ektrimitas bawah
9. Harapan Keluarga
Keluarga sangat berharap sembuh dari penyakit yang diderita,
sehingga dapat melakukan aktivitas sehari- hari dengan nyaman.

B. Analisa Data

No DATA PROBLEM ETIOLOGI


1. Data Subyektif Kurangnya Ketidakmampuan
1. Ny. S mengatakan sering pengetahuan keluarga mengenal
nyeri pada bagian bawah keluarga tentang adanya masalah
perut pada saat BAK, gejala, penyebab,
nyeri datang apabila klien Infeksi Saluran
tidak minum obat. Klien Kemih
mengatakan sering sakit
pinggang yang tidak
sembuh-sembuh,dan ada
riwayat ISK 3 tahun yang
lalu.

2. Ny. S mengatakan tidak


mengetahui tanda-tanda
terjadinya infeksi pada
saluran perkemihan

Data Objektif
1. Usia 41 Tahun
2. Berdasarkan hasil
pemeriksaan tanda-tanda
vital didapatkan
TD :
130/90 mmHg
Respirasi :
20 x/mnt
Nadi :
80x/menit

2. Data Subyektif : Kurangnya Ketidakmampuan


1. Tn. T mengatakan pengetahuan keluarga merawat
istrinya dulu pernah ± 3 tentang prosedur yang sakit
tahun yang lalu, perawatan
menderita ISK.
2. Tn. T mengatakan
apabila istrinya merasa
nyeri hanya dibiarkan dan
cukup istirahat sebentar
3. Tn. T mengatakan
istrinya tidak pernah
berobat ke puskesmas,
pernah dibawa berobat ke
Mantri terdekat atau
Rumah sakit Marabahan.
4. Tn. T mengatakan
istrinya jarang
memeriksakan tentang
keluhan yang dialami
istirnya.
5. Tn. T mengatakan apabila
istrinya merasa nyeri,
istrinya cuma minum
obat / larutan adem sari.
Data Obyektif
1. TD Ny. S : 130/90
mmHg
2. Tn. M tidak tahu tentang
cara pencegahan dan
pengobatan pada ISK.

Prioritas Masalah
1. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang gejala, penyebab, Infeksi Saluran
Kemih berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga mengenal adanya
masalah

No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran

1. a. Sifat Masalah: 3 1 2/3x1 = 1 a. Infeksi


Tidak/kurang Saluran
sehat Kemih adalah
infeksi yag
terjadi
sepanjang
saluran
kemih,
terutama
masuk ginjal
itu sendiri
b. Kemungkinan
akibat
masalah dapat 2 2
2/2x2 = 2 proliferasi
diubah :
suatu
mudah.
organisme

a. Respon
keluarga mau
menerima
masukan
berupa
pendidikan
kesehatan.
b. Setelah
dilakukan
tindakan
penyuluhan

c. Potensial keluarga
2/3x1 = mengerti
masalah untuk 2
1 2/3 tanda gejala
dicegah :
Cukup. dan penyebab
ISK.

a. Penyakit ISK
dapat
dilakukan
tindakan
2/2x1 = 1 pencegahan
d. Menonjolnya
2 1 dengan
masalah :
menghindari
Masalah berat,
faktor resiko.
harus segera
ditangani.
a. Keluarga
tidak tahu
penyakit ISK
perlu
pengobatan
rutin dan
lama.

Total 4 2/3

Prioritas Masalah

2. Kurangnya pengetahuan tentang prosedur perawatan berhubungan dengan


Ketidakmampuan keluarga merawat yang sakit

Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran


No

1. Sifat masalah 3/3x 1 1 1. Ketidaktahuan keluarga


Tidak/kurang tentang perawatan
sehat penyakit Infeksi saluran
kemih merupakan
bahaya terhadap kondisi
klien.

2. Kemungkinan 1x2/2 1
1. Masalah dapat diubah
masalah dapat
secara bertahap.
diubah.

Potensi
2x1/3 1. Kepekaan terhadap
3. masalah untuk 1/3
penyakit Infeksi saluran
dicegah.
kemih rendah untuk
dicegah karena faktor
perawatan .

Menonjolnya 2x1/2
4. 1 1. Keluarga mau diajak
masalah.
kerja sama.
2. Adanya masalah yang
harus segera ditangani.
Total skor 31/3

Prioritas Masalah

1. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang gejala, penyebab, Infeksi Saluran


Kemih berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga mengenal adanya
masalah
2. Kurangnya pengetahuan tentang prosedur perawatan berhubungan dengan
Ketidakmampuan keluarga merawat yang sakit
Rencana Intervensi Keperawatan Keluarga Pada Keluarga Ny. S

Evaluasi
Masalah Tujuan Jangka Tujuan Jangka
No Masalah Kesehatan Intervensi
Keperawatan Panjang Pendek
Kriteria Standar

1 Ny. S menderita 1. Kurangnya 1) Keluarga 1) Setelah tiga kali Respon 1) Keluarga dapat
penyakit Infeksi pengetahuan dapat pertemuan diharapkan Verbal menjelaskan kembali 1) Kaji pengetahuan
Saluran Kemih keluarga mengenal keluarga mengetahui tentang tanda, gejala, keluarga tentang
tentang gejala, masalah tanda, gejala dan penyebab, serta akibat tanda, gejala,
penyebab, Infeksi penyebab serta akibat lanjut dari penyakit penyebab, serta
Infeksi saluran saluran dari infeksi saluran Infeksi saluran kemih akibat lanjut dari
kemih kemih yang kemih infeksi saluran
berhubungan dialami kemih.
dengan keluarga 2) Jelaskan kepada
Ketidakmamp Respon keluarga tentang
1. Keluarga Ny. S
uan keluarga Motorik tanda gejala,
mampu
mengenal penyebab serta
adanya membawa klien akibat lanjut dari
masalah mendatangi infeksi saluran
tempat kemih.
3) Berikan pujian
pelayanan
kepada keluarga
kesehatan untuk
meminta klien
lebih banyak
konsumsi air
putih 2 liter
perhari.

2.Ny. S mengikuti
ajakan keluarga
untuk
mendatangi
tempat
pelayanan
kesehatan untuk
kontrol
kesehatan
3. Ny. S mampu
mengonsumsi
air putih 2 liter
perhari secara
rutin.

Kurangnya 2) Keluarga 1) Keluarga dapat 3) keluarga dapat 1) Kaji pengetahuan


pengetahuan mengenal melakukan menjelaskan serta keluarga tentang
tentang prosedur pengetahua perawatan anggota melakukan tehnik perawatan
perawatan n untuk keluarga yang perawatan, dan pengobatan.
berhubungan melakukan sakit dengan benar. sederhana, 2) Diskusikan dengan
dengan perawatan. sehingga nyeri keluarga tentang
Ketidakmampuan pada saluran perawatan dan
keluarga merawat perkemihan pengobatan
yang sakit berkurang dan sederhana,jelaskan
teratasi juga pentinya
untuk
mengkonsumsi air
putih ssecara rutin
2 liter perhari.
3) Beri pujian tentang
melakukan
perawatan
keluarga.

Implementasi
No Hari/tanggal Dx. Keperawatan Implementasi Evaluasi Paraf
1 Kamis, 29 Kurangnya pengetahuan 1) Mengkaji pengetahuan keluarga S=

September keluarga tentang gejala, ♦ Keluarga mengatakan salah satu tanda dan
tentang tanda, gejala, penyebab,

2016 penyebab, Infeksi Saluran serta akibat lanjut dari infeksi gejala, tetapi keluarga mengatakan belum
Kemih berhubungan saluran perkemihan. bisa mengingat penyebab serta akibat
dengan Ketidakmampuan 2) Menjelaskan kepada keluarga lanjut dari infeksi saluran kemih.
keluarga mengenal adanya tentang ♦
tanda, gejala, penyebab, O=
masalah akibat lanjut dari infeksi saluran - Keluarga Ny. S dapat bekerjasama
perkemihan. dengan mahasiswa
3) Memberikan pujian kepada - Keluarga khususnya Ny. S mengerti
keluarga maksud dan tujuan kunjungan hari ini
- Keluarga menunjukkan minat
terhadap kegiatan atau tindakan yang
dapat dilakukan
- Keluarga memberikan respon verbal
dan non verbal yang baik

A=
- Ketidakmampuan keluarga mengenal
adanya masalah belum teratasi
P=
Lanjutkan Intervensi
1. Mengkaji pengetahuan keluarga
tentang tanda, gejala, penyebab, serta
akibat lanjut dari infeksi saluran
kemih.
2. Menjelaskan kepada keluarga
tentang tanda gejala, penyebab, serta
akibat lanjut dari infeksi saluran
kemih.
3. Memberikan pujian kepada keluarga

2 Kamis, 29 Kurangnya pengetahuan 1) Mengkaji pengetahuan keluarga S=


September tentang prosedur tentang tehnik perawatan dan - Tn.T mengatakan tidak mengetahui

2016 perawatan berhubungan pengobatan. teknik perawatan dan pengobatan


dengan Ketidakmampuan 2) Mendiskusikan dengan keluarga Infeksi saluran kemih, tetapi
keluarga merawat yang tentang perawatan dan pengobatan biasanya apabila istrinya merasa
sakit sederhana,jelaskan juga pentinya nyeri pada saluran perkemihan,
mengkonsumsi air putih secara rutin hanya dibiarkan saja dan cukup
2 liter perhari. istirahat.
3) Memberi pujian tentang melakukan - Tn. T mengatakan tidak pernah
perawatan keluarga. membawa istrinya ke puskesmas,
apabila istirnya sakit. Istrinya
memeriksakan dirinya ke tempat
mentri kesehatan / berobat ke Rumah
Sakit Marabahan untuk
memeriksakan kondisinya.
- Tn. T mengatakan istrinya jarang
sekali banyak mengkonsumsi air
putih secara rutin 2 liter perhari.

O=
- Keluarga menunjukkan minat
terhadap kegiatan atau tindakan yang
dapat dilakukan
- Keluarga memberikan respon verbal
dan non verbal
A=
- Keluarga belum dapat mengingat
perawatan dan pengobatan Infeksi
saluran kemih yang sudah dijelaskan.
- Masalah belum teratasi

P=
Intervensi dilanjutkan
1. Mengkaji pengetahuan keluarga
tentang tehnik perawatan dan
pengobatan.
2. Mendiskusikan dengan keluarga
tentang perawatan dan pengobatan
sederhana,jelaskan juga pentingnya
untuk mengkonsumsi air putih secara
rutin 2 liter perhari.
3. Memberi pujian tentang melakukan
perawatan keluarga.
Catatan Perkembangan
No. Hari/ tanggal Dx. Keperawatan SOAP Paraf
1 Selasa, 4 Kurangnya pengetahuan S=

Oktober 2016 keluarga tentang ♦ Keluargaa mengatakan sudah memahami tanda gejala Infeksi saluran kemih ,
gejala,
penyebab, Infeksi saluran Keluarga mengatakan belum mengerti penyebab serta akibat lanjut dari
kemih berhubungan dengan hipertensi.

Ketidakmampuan keluarga O=
mengenal adanya masalah - Keluarga Ny. S dapat bekerjasama dengan mahasiswa
- Keluarga khususnya Ny. S mengerti maksud dan tujuan kunjungan hari ini
- Keluarga menunjukkan minat terhadap kegiatan atau tindakan yang dapat
dilakukan
- Keluarga memberikan respon verbal dan non verbal yang baik
- Keluarga tampak masih bingung yang menyebabkan hipertensi yang di
derita Ny. S serta akibat lanjut
A=
- Ketidakmampuan keluarga mengenal adanya masalah belum teratasi
P=
Lanjutkan Intervensi
1. Menjelaskan kepada keluarga tentang akibat lanjut dari hipertensi.
2. Memberikan pujian kepada keluarga
2 Selasa, 4 Kurangnya pengetahuan S=

Oktober 2016 tentang prosedur perawatan - Tn. M mengatakan mereka jarang berolah raga karena merasa kecapean
berhubungan dengan setelah bekerja
Ketidakmampuan keluarga - Tn. M mengatakan istrinya susah sekali dilarang untuk menghindari
merawat yang sakit makanan yang menyebabkan hipertensi
O=
- Keluarga menunjukkan minat terhadap kegiatan atau tindakan yang dapat
dilakukan
- Keluarga memberikan respon verbal dan non verbal
A=
- Ketidakmampuan keluarga merawat yang sakit belum teratasi
P=
Intervensi dilanjutkan
1. Mendiskusikan dengan keluarga tentang perawatan dan pengobatan
sederhana,jelaskan juga pentinya olah raga, diet dan kontrol dengan rutin.
2. Memberi pujian tentang melakukan perawatan keluarga.
1. Selasa, 4 Kurangnya pengetahuan S=
Oktober 2016 keluarga tentang ♦ Keluarga mengatakan sudah memahami tanda gejala hipertensi, penyebab serta
gejala,
penyebab, Hipertensi akibat lanjut dari hipertensi.
berhubungan ♦
dengan O=
Ketidakmampuan keluarga - Keluarga Ny. S dapat bekerjasama dengan mahasiswa
mengenal adanya masalah - Keluarga khususnya Ny. S mengerti maksud dan tujuan kunjungan hari ini
- Keluarga menunjukkan minat terhadap kegiatan atau tindakan yang dapat
dilakukan
- Keluarga memberikan respon verbal dan non verbal yang baik
- Keluarga tampak mengerti
A=
- Ketidakmampuan keluarga mengenal adanya teratasi
P=
Intervensi dihentikan
2. Oktober 2016 Ketidakmampuan keluarga S=
merawat yang sakit - Tn. M mengatakan mereka jarang berolah raga karena merasa kecapean
berhubungan dengan setelah bekerja
kurangnya pengetahuan - Tn. M mengatakan istrinya susah sekali dilarang untuk menghindari
tentang prosedur perawatan makanan yang menyebabkan hipertensi
O=
- Keluarga menunjukkan minat terhadap kegiatan atau tindakan yang dapat
dilakukan
- Keluarga memberikan respon verbal dan non verbal
A=
- Ketidakmampuan keluarga merawat yang sakit belum teratasi
P=
Intervensi dilanjutkan
1. Mendiskusikan dengan keluarga tentang perawatan dan pengobatan
sederhana,jelaskan juga pentinya olah raga, diet dan kontrol dengan rutin.
2. Memberi pujian tentang melakukan perawatan keluarga.
1. Oktober 2016 Kurangnya pengetahuan S=
tentang prosedur perawatan - Tn. M mengatakan mereka jarang berolah raga karena merasa kecapean
berhubungan dengan setelah bekerja
Ketidakmampuan keluarga - Tn. M mengatakan istrinya susah sekali dilarang untuk menghindari
merawat yang sakit makanan yang menyebabkan hipertensi
O=
- Keluarga menunjukkan minat terhadap kegiatan atau tindakan yang dapat
dilakukan
- Keluarga memberikan respon verbal dan non verbal
A=
- Ketidakmampuan keluarga merawat yang sakit belum teratasi
P=
Intervensi dilanjutkan
1. Mendiskusikan dengan keluarga tentang perawatan dan pengobatan
sederhana,jelaskan juga pentinya olah raga, diet dan kontrol dengan rutin.
2. Memberi pujian tentang melakukan perawatan keluarga.
1. Selasa, 4 Kurangnya pengetahuan S=

Oktober 2016 tentang prosedur perawatan - Tn. M mengatakan mereka jarang berolah raga karena merasa kecapean
berhubungan dengan setelah bekerja
Ketidakmampuan keluarga - Tn. M mengatakan istrinya sudah berkurang untuk memakan makan yang
merawat yang sakit menyebabkan hipertensi
O=
- Keluarga menunjukkan minat terhadap kegiatan atau tindakan yang dapat
dilakukan
- Keluarga memberikan respon verbal dan non verbal
A=
- Ketidakmampuan keluarga merawat yang sakit teratasi sebagian
P=
Intervensi dilanjutkan
1. Mendiskusikan dengan keluarga tentang perawatan dan pengobatan
sederhana,jelaskan juga pentinya olah raga, diet dan kontrol dengan rutin.
2. Memberi pujian tentang melakukan perawatan keluarga.

1. Oktober 2016 Kurangnya pengetahuan S=


tentang prosedur perawatan - Tn. M mengatakan mereka kan rajin berolahraga
berhubungan dengan - Tn. M mengatakan istrinya sudah berpantangan untuk memakan makanan
Ketidakmampuan keluarga yang menyebabkan hipertensi
merawat yang sakit O=
- Keluarga menunjukkan minat terhadap kegiatan atau tindakan yang dapat
dilakukan
- Keluarga memberikan respon verbal dan non verbal
A=
- Ketidakmampuan keluarga merawat yang sakit teratasi
P=
Intervensi dihentikan
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta,
EGC,

Hamzah, www.wikicek.com : Ensiklopedia Artikel Indonesia, Surabaya

Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit Buku
Kedokteran, EGC,

Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien. Alih Bahasa: I Made
Kariasa, Ni Made Sumarwati. Edisi: 3. Jakarta:EGC.

Engram, barbara. (1998). Recana Asuhan Keperawatan

Goonasekera CDA, Dillon MJ, 2003. The child with hypertension. In: Webb NJA,
Postlethwaite RJ, editors. Clinical Paediatric Nephrology. 3rd edition. Oxford:
Oxford University Press

Imam, S Dkk.2005. Asuhan Keperawatan Keluarga.Buntara Media:malang

Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition.
New Jersey: Upper Saddle River

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Ed.3 Cet.1. Jakarta : Media
Aesculapius

Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second


Edition. New Jersey: Upper Saddle River

Nugroho, Wahydui. (2000). Keperawatan Gerontik. Edisi: 2. Jakarta:EGC

Price, Sylvia Andrson. (1995). Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit:


pathophysiologi clinical concept of disease processes. Ahli Bahasa: Peter Anugrah.
Edi: 4. Jakarta: EGC

Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta:


Prima Medika
Smet, Bart.1994. Psikologi Kesehatan. Pt Grasindo:Jakarta

Smeljer,s.c Bare, B.G ,2002 Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah,

Smeltzer, Suzanne C. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &


Suddarth. Alih Bahasa: Agung Waluyo. Edisi : 8. Jakarta: EGC.

Soeparman dkk,2007 Ilmu Penyakit Dalam , Ed 2, Penerbit FKUI, Jakarta

Tessy Agus, Ardaya, Suwanto. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Infeksi
Saluran Kemih : Edisi 3. Jakarta : FKUI.

Anda mungkin juga menyukai