Asga Anismo
Asga Anismo
S DENGAN
MASALAH INFEKSI SALURAN KEMIH DI RT. 07 DESA
KOLAM KIRI DALAM KECAMATAN BARAMBAI
KABUPATEN
BARITO KUALA
Disusun Oleh :
ANNISA OKTAFIANTI, S.Kep
NIM: 15149011111
Menyetujui
CT CT
A. Latar Belakang
Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan suatu infeksi yang disebabkan
oleh pertumbuhan mikroorganisme di dalam saluran kemih manusia. Saluran
kemih manusia merupakan organ-organ yang bekerja untuk mengumpul dan
menyimpan urin serta organ yang mengeluarkan urin dari tubuh, yaitu ginjal,
ureter, kandung kemih dan uretra. Menurut National Kidney and Urologic
Disease Information Clearinghouse (NKUDIC), ISK merupakan pernyakit
infeksi kedua tersering setelah infeksi saluran pernafasan dan sebanyak 8,3 juta
kasus dilaporkan per tahun. ISK dapat menyerang pasien dari segala usia mulai
bayi baru lahir hingga orang tua.
Pada umumnya wanita lebih sering mengalami episode ISK dari pada pria.
Namun, pada masa neonatus ISK lebih banyak terjadi pada bayi laki (2,7%)
yang tidak menjalani sirkumsisi dari pada bayi perempuan (0,7%). Dengan
bertambahnya usia, insiden ISK terbalik yaitu pada masa sekolah ISK pada
anak perempuan 3%, sedangkan anak laki-laki 1,1%. Insiden ISK ini pada
remaja anak perempuan meningkat 3,3 sampai 5,8% (Purnomo, 2009).
Menurut Simanjuntak et.al (1982), dalam jurnalnya yang berjudul Masalah
Bakteriuria Asimptomatik pada Kehamilan, dilaporkan bahwa insidensi ISK
pada wanita hamil mencapai 7% dibandingkan wanita yang tidak hamil dan
biasanya infeksi yang nyata terjadi antara kehamilan 26-36 minggu, dengan
puncak insiden pada kehamilan 30-32 minggu.
Menurut Loynd dan Rosh (2009), dalam artikel di Emedicine – Urinary
Tract Infection in Pregnancy, di Amerika Serikat, sebanyak 2-7% dari ibu hamil
terkena ISK dan sebanyak 40% dari padanya terkena bakteriuria asimptomatik.
Beberapa penelitian juga dilakukan di seluruh dunia dan angka kejadian
terjadinya ISK bervariasi antara penelitian satu dengan yang lain. Dari suatu
penelitian yang dilakukan di Nigeria, dari 80 orang wanita hamil yang diteliti,
sebanyak 47,5% dari padanya terdiagnosa dengan ISK (Okonko, 2008) begitu
juga dengan hasil penelitian dari Yemen menunjukkan sebanyak 30% dari 198
orang ibu hamil yang diteliti menderita ISK (Moghadas, 2009).
Di Indonesia, Bawono, Affandi dan Yunizaf mengatakan insidensi
bakteriuria pada wanita hamil sebanyak 9,18% (Simanjuntak et al, 1982). Pada
penelitian yang telah dilakukan di Bagian Obstetri dan Ginekologi FKUI-
RSCM Jakarta, ditemukan ISK asimptomatik pada wanita hamil sebanyak 20%
(Junizaf,1994). Di Banjarmasin, didapatkan sebanyak 25,81% dari wanita hamil
menderita dengan ISK (Tobing,1994).
Menurut Effendi dan Pribadi (2008) dalam Sarwono (2008), apabila
bakteriuria asimptomatik ini tidak diobati, sekitar 25% pasien kemudian akan
mengalami infeksi simptomatik akut selama kehamilan tersebut. Pada beberapa
penelitian, bakteriuria dilaporkan menyebabkan sejumlah efek merugikan pada
kehamilan. Asimptomatik bakteriuria dalam kehamilan sering dilupakan
sebagai salah satu penyebab komplikasi kehamilan pada ibu dan janin seperti
abortus, prematuritas, dismaturitas, kematian jaringan dalam kandungan dan
sebagainya (Simanjuntak et al, 1982).
Oleh karena itu pencegahan perlu dilakukan supaya insidensi ISK ini tidak
terus bertambah dikalangan wanita hamil dan komplikasi dalam kehamilan juga
dapat diatasi. Edukasi pada wanita hamil merupakan salah satu cara untuk
mencegah terjadinya ISK. Tidak semua wanita hamil dan keluarganya
mendapat pendidikan dan konseling kesehatan yang memadai tentang kesehatan
reproduksi, terutama tentang kehamilan dan upaya untuk menjaga agar
kehamilan tetap sehat dan berkualitas (Effendi & Sarwono, 2008). Oleh itu,
penelitian perlu dilakukan untuk mengetahui bagaimana perilaku ibu hamil
terhadap Infeksi Saluran Kemih (ISK) dalam kehamilan.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Penulis mampu menerapkan pola pikir ilmiah dalam melaksanakan asuhan
keperawatan keluarga Ny. S di RT 07 dengan penyakit Infeksi Saluran
Kemih.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penulisan ini agar penulis mampu :
a. Mengumpulkan data pada keluarga Ny. S dengan penyakit infeksi
saluran kemih.
b. Menganalisa data yang telah dikumpulkan.
c. Merumuskan masalah kesehatan keluarga.
d. Menentukan prioritas masalah kesehatan keluarga
e. Menentukan diagnosa keperawatan
f. Menentukan rencana tindakan keperawatan
g. Melaksanakan tindakan keperawatan
h. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan
i. Mendokomentasikan hasil asuhan keperawatan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
ISK ( INFEKSI SALURAN KEMIH )
A. Anatomi Fisiologi
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi yag terjadi sepanjang saluran
kemih, terutama masuk ginjal itu sendiri akibat proliferasi suatu organisme
(Corwin, 2001: 480)
Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau Urinarius Tractus Infection (UTI) adalah
suatu keadaan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy,
2001).
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah berkembangnya mikroorganisme di
dalam saluran kemih yang dalam keadaan normal tidak mengandung bakteri,
virus/mikroorganisme lain.
Faktor Resiko
Pada umumnya faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan perkembangan
infeksi saluran kemih adalah :
1. Wanita cenderung mudah terserang dibandingkan dengan laki-laki. Faktor-
faktor postulasi dari tingkat infeksi yang tinggi terdiri dari urethra dekat
kepada rektum dan kurang proteksi sekresi prostat dibandingkan dengan
pria.
2. Abnormalitas struktural dan fungsional
Mekanisme yang berhubungan termasuk statis urine yang merupakan media
untuk kultur bakteri, refluks urine yang infeksi lebih tinggi pada saluran
kemih dan peningkatan tekanan hidrostatik.
Contoh : strikur, anomali, ketidaksempurnaan hubungan uretero vesicalis.
3. Obstruksi
Contoh : Tumor, Hipertropi prostat.
4. Gangguan inervasi kandung kemih
Contoh : Malformasi sum-sum tulang belakang kongenital, multiple
sklerosis.
5. Penyakit kronis
Contoh : Gout, DM, hipertensi
6. Instrumentasi
Contoh : Prosedur kateterisasi
E. Manifestasi Klinis
1. Tanda dan gejala ISK pada bagian bawah adalah :
a. Nyeri yang sering dan rasa panas ketika berkemih
b. Spasme pada area kandung kemih dan suprapubis
c. Hematuria
d. Nyeri punggung dapat terjadi
2. Tanda dan gejala ISK bagian atas adalah :
a. Demam
b. Menggigil
c. Nyeri panggul dan pinggang
d. Nyeri ketika berkemih
e. Malaise
f. Pusing
g. Mual dan muntah
F. Patofisiologi
Masuknya mikroorganisme ke dalam saluran kemih dapat melalui:
1. Penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat terdekat saluran
kemih yang terinfeksi
2. Hematogen yaitu penyebaran mikroorganisme patogen yang terdapat kuman
penyebab infeksi saluran kemih yang masuk melalui darah dari suplai
jantung ke ginjal.
3. Limfogen yaitu kuman masuk melaluikelenjar getah bening yang disalurkan
melalui helium ginjal.
4. Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter atau sistoskopi. Dua
jalur utama terjadi infeksi saluran kemih ialah hematogen dan ascending.
Tetapi dari kedua cara ini, ascending lah yang paling sering terjadi.
Infeksi hematogen kebanyakan terjadi pada pasien dengan daya tahan tubuh
yang rendah karena menderita suatu penyakit kronik atau pada pasien yang
sementara mendapat pengobatan imun supresif. Penyebaran hemtogen bisa
juga timbul akibat adanya infeksi disalah satu tempat misalnya infeksi
S.Aureus pada ginjal bisa terjadi akibat penyebaran hematogen dari fokus
infeksi dari tulang, kulit, endotel atau ditempat lain.
Peningkatan tekanan VU
Usus terutama pleg Resiko infeksi
player
Penebalan dinding VU
Kuman mengeluarkan
endotoksin
Kontraksi otot VU
Bakterimia primer
Kesulitan berkemih
Tidak difagosit Di fagosit
Retensi urin
Bakterimia sekunder Mati
Ureter Hipotalamus
Reinteraksi abdominal
Iritasi ureteral
J. Penatalaksanaan
1. Pengobatan umum.
Obati demam, muntah, dehidrasi, dll. Pengobatan sakit kencing diberikan
Penaziopiridin ( pyridium ) 7 – 10 mg / kg BB / hari.
2. Pengobatan khusus.
Ditujukan terhadap 3 hal, yaitu:
a) Pengobatan terhadap infeksi.
b) Pengobatan dan pencegahan infeksi berulang.
c) Mendeteksi dan melakukan koreksi bedah terhadap kelainan anatomis
kongenital / didapat pada tractus urinarius.
3. Pengobatan infeksi akut.
a) Berikan Antibiotik / kemoterapi oral, obat-obatan Ampicillin,
Kotrimoksazol, Sulfisoksazol, Asam Nalidiksat, Dll.
b) Pengobatan diberi selama 7 hari.
c) Pengobatan dan pencegahan infeksi berulang.
Dalam pengamatan 30 – 50 %, pasien mengalami infeksi berulang dan
sekitar 50 % diantaranya tanpa gejala.
● Minggu pertama dilakukan pengobatan ulang setelah selesai
pengobatan fase akut.
● 1 bulan, 3 bulan dan seterusnya setiap 3 bulan selama 2 tahun harus
diobati seperti pengobatan fase akut.
● Bila relaps / reinfeksi terjadi > 2 x pengobatan dilanjutkan profilaksis.
d) Koreksi bedah.
Jika ditemukan destruksi maka dilaksanakan koreksi bedah, penanganan
refluks tergantung dari derajat stadiumnya.
● Pada stadium 1 dan 3, biasanya menghilang dengan pengobatan terhadap
infeksi.
● Pada stadium 4, perlu dilakukan koreksi bedah dengan remplantasi ureter
pada kandung kemih
KONSEP KELUARGA
1. Pengertian Keluarga.
Adalah unit terkecil dari masayarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu
atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi,2008).
Keluarga adalah dua atau tiga individu yang tergabung karena hubungan
darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam
suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam peranannya
masing-masing, menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Bailon dan
Maglaya, 1989 dalam Setiadi,2008).
Dari tiga difinisi diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa keluarga
adalah :
a. Unit terkecil dari masyarakat.
b. Terdiri atas dua orang atau lebih.
c. Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah. d. Hidup dalam satu
rumah tangga.
d. Di bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga. f. Berinteraksi
diantara sesama anggota keluarga.
e. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing. h.
Menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan.
2. Tipe Keluarga
Dalam (Sri Setyowati, 2007) tipe keluarga dibagi menjadi dua macam yaitu :
a. Tipe Keluarga Tradisional
1) Keluarga Inti ( Nuclear Family ) , adalah keluarga yang terdiri dari
ayah, ibu dan anak-anak.
2) Keluarga Besar ( Exstended Family ), adalah keluarga inti di tambah
dengan sanak saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu,
paman, bibi dan sebagainya.
3) Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami
dan istri tanpa anak.
4) “Single Parent” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang
tua (ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat
disebabkan oleh perceraian atau kematian.
5) “Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang
dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost
untuk bekerja atau kuliah)
b. Tipe Keluarga Non Tradisional
1) The Unmarriedteenege mather
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari
hubungan tanpa nikah.
2) The Stepparent Family
Keluarga dengan orang tua tiri.
3) Commune Family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan
fasilitas yang sama, pengalaman yang sama : sosialisasi anak dengan
melelui aktivitas kelompok atau membesarkan anak bersama.
4) The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family
Keluarga yang hidup bersama dan berganti – ganti pasangan tanpa
melelui pernikahan.
5) Gay And Lesbian Family
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama
sebagaimana suami – istri (marital partners).
6) Cohibiting Couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena
beberapa alas an tertentu.
7) Group-Marriage Family
Beberapa orang dewasa menggunakan alat – alat rumah tangga bersama
yang saling merasa sudah menikah, berbagi sesuatu termasuk
sexual dan membesarkan anaknya.
8) Group Network Family
Keluarga inti yang dibatasi aturan atau nilai – nilai, hidup bersama atau
berdekatan satu sama lainnya dan saling menggunakan barang – barang
rumah tangga bersama, pelayanan dan tanggung jawab membesarkan
anaknya.
9) Foster Family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau
saudara didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut
perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga
yang aslinya.
10) Homeless Family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanent karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan
ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
11) Gang.
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang- orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian
tetapi berkembang dalam kekerasan dan criminal dalam kehidupannya.
3. Struktur Keluarga
Dalam (Setiadi,2008), struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam,
diantarannya adalah :
a. Patrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ayah.
b. Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi di mana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga
sedarah istri.
d. Patrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga
sedarah suami.
e. Keluarga kawinan : adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembina keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
4. Fungsi keluarga
Dalam (Setiadi,2008) fungsi keluarga adalah beberapa fungsi yang dapat
dijalankan keluarga sebagai berikut :
a. Fungsi Biologis
1) Untuk meneruskan keturunan.
2) Memelihara dan membesarkan anak.
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4) Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi Psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
4) Memberikan identitas keluarga.
c. Fungsi sosialisasi
1) Membina sosial pada anak
2) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
3) Menaruh nilai-nilai budaya keluarga.
d. Fungsi Ekonomi
1) Mencari sumber – sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhankeluarga.
2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa
yang akan datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan
sebagainya.
e. Fungsi pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki.
2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
4) Menurut Effendy, (1998) dalam (Setiadi,2008) dari berbagai fungsi
diatas ada 3 fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarganya,
adalah :
a) Asih adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa
aman, kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan
mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.
b) Asuh adalah memenuhi kebutuhan pemeliharaan dan perawatan
anak agar kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan
menjadikan mereka anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosila
dan spiritual.
c) Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga
siap menjadi manusia dewasa yang mendiri dalam mempersiapkan
masa depannya.
6. Peran Keluarga
Dalam (Setiadi, 2008), peranan keluarga menggambarkan seperangkat
perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam
posisi dan situasi tertentu. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga
adalah sebagai berikut :
a. Peranan ayah : ayah sebagai suami dan istri dan anak-anak, berperan
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai
kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkunmgan.
b. Peranan ibu : sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan
pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari
peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan
dalam keluarga.Peranan anak : anak- anak melaksanakan peranan psiko-
sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan
spriritual.
1. Pengkajian
a. Identitas Kepala Keluarga
b. Komposisi Keluarga
Komposisi keluarga biasanya nama, jenis kelamin, hubungan dengan kk,
dan imunisasi bagi balita dan disertai genogram keluarga tersebut
c. Tipe Keluarga
Tipe keluarga beserta kendala atau masalah yang terjadi dengan jenis tipe
keluarga tersebut
d. Suku Bangsa (etnis)
Latar belakang etnis keluarga atau anggota keluarga, tempat tinggal
keluarga, dan kegiatan keagamaan
e. Agama dan Kepercayaan
Apakah anggota keluarga berbeda dalam praktek keyakinan beragama
mereka
f. Status Sosial Ekonomi
Status social ekonomi keluarga ditentukan berdasarkan tingkat
kesejahteraan keluarga.
g. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Aktifitas rekreasi keluarga Menonton tv bersama, kadang pergi sekeluarga
untuk makan bakso , dll.
2. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga adalah mengkaji keluarga berdasarkan tahap
perkembangan keluarga berdasarkan duvall
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tahap ini ditentukan sampai dimana perkembangan keluarga saat ini dan
tahap apa yang belum dilakukan oleh keluarga serta kendalanya
c. Riwayat kesehatan inti
Yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-
masing anggota dan sumber pelayanan yang digunakan keluarga
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Disini diuraikan riwayat kepala keluarga sebelum membentuk keluarga
sampai saat ini
3. Data Lingkungan
a. Karakteristik rumah
b. Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal yang lebih luas
c. Mobilitas geografis keluarga, Ditentukan dengan kebiasaan keluarga
berpindah tempat,
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
e. Sistem pendukung keluarga, yang termasuk sistem pendukung keluarga
adalah jumlah anggota keluarga yang sehat
4. Struktur Keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
Cara komunikasi antar anggota keluarga, bahasa, frekuensi dan kualitas
komunikasi
b. Strukur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga dalam mengendalikan dan mempengaruhi
orang lain untuk mengubah perilakunya.
c. Struktur peran
Peran masing – masing anggaota keluarga baik secara formal maupun
informal, model peran keluarga, konflik dalam pengaturan keluarga
d. Nilai dan norma budaya
Nilai dan norma yang dianut keluarga yang berhubungan dengan kesehatan
5. Fungsi keluarga
a. Ekonomi
b. Fungsi mendapatkan status sosial
c. Funsi pendidikan
d. Fungsi sosialisasi
e. Fungsi perawatan kesehatan
1. Mengenal masalah kesehatan
2. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat
3. Merawat anggota keluarga yang sakit
4. Memelihara, memodifikasi lingkungan keluarga yang sehat
5. Menggunakan fasilitas kesehatan atau pelayanan kesehatan di
masyaraka
6. Fungsi religious, Menjelaskan tentang kegiatan keagamaan yang
dipelajari dan dijalankan oleh keluarga yang berhubungan dengan
kesehatan
7.
Penerapan prioritas masalah
Skala : Mudah 2
Sebagian
Tidak dapat 1
0
3. Potensial masalah untuk dicegah 1
Skala : Tinggi 3
Cukup
Rendah 2
4. Menonjolnya masalah 1 1
Skoring :
Masalah tidak dirasakan 0
a) Tentukan skore untuk setiap kriteria
b) Skore dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah
dengan bobot
skore x bobot
angka tertinggi
c) Jumlahkanlah skore untuk semua kriteria
Prioritas diagnosa keperawatan
Dengan melihat kriteria yang pertama, yaitu sifatnya masalah, bobot yang lebih
berat diberikan pada tidak / kurang sehat karena pertama memerlukan tindakan
segera dan biasanya disadari dan dirasakan oleh keluarga.
Evaluasi
A. Pengkajian
1. DATA UMUM
Nama KK : Tn. T
Umur : 42 Tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Alamat : Desa Kolam Kiri Dalam, RT 07
Agama : Islam
Suku : Jawa
2. KLIEN
Nama Klien : Ny. S
Umur : 41 Tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Alamat : Desa Kolam Kiri Dalam, RT 07
Agama : Islam
Suku : Jawa
Keterangan : : Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal Perempuan
: Tinggal Serumah
5. Tipe Keluarga
1. Tipe keluarga
Keluarga Tn.T terdiri dari ayah ibu dan anak, yang diperoleh dari
keturunan, tipe keluarga ini adalah keluarga inti ( nuclear family)
2. Pengambil keputusan
Pola pengambilan keputusan di dalam keluarga Tn. T biasanya dilakukan
berdasarkan keputusan kepala keluarga, dan untuk masalah tertentu,
pengambilan keputusan dengan musyawarah.
2. Personal Hygine
Ny. S mandi 2 x sehari yaitu pagi dan sore hari dengan memakai sabun
dan air PDAM dengan dilakukan sendiri tanpa ada bantuan oleh keluarga
Ruang Tamu
Kamar 2
Kamar 3
Dapur
WC
Keterangan : : Pintu
: Jendela
: Pintu utama
2. Sanitasi Lingkungan
a. Sumber Air Minum.
Sumber air minum dan memasak keluarga Ny. S di dapat dari
membeli. Air yang digunakan untuk minum dimasak sampai
mendidih.
b. Sumber Air Untuk Mencuci.
Air yang digunakan untuk mencuci adalah air PDAM.
c. Pembuangan Air Limbah.
Pembuangan air limbah biasanya dilakukan keluarga di belakang
rumah seperti tanah serapan.
d. Kebiasaan mengelola air minum.
Air minum selalu dimasak sampai mendidih.
e. Pembuangan kotoran BAB / BAK.
Dengan menggunakan septic tank
f. Jarak pembuangan kotoran dengan sumber air minum.
Jarak pembuangan kotoran dengan sumber air minum kurang lebih
10 meter.
g. Kebiasaan membuang sampah.
Keluarga ini membuang sampah dengan cara dikumpulkan kemudian
dibakar.
h. Letak kandang ternak keluarga.
Kandang ternak terletak di samping rumah.
i. Pemanfaatan pekarangan rumah.
Pekarangan rumah di manfaatkan oleh keluarga Ny. S untuk hewan
ternak dan menanam pohon.
3. Sarana Kesehatan
Tempat meminta pertolongan kesehatan yaitu di Mantri Kesehatan dan
Rumah Sakit Marabahan yang ada di Marabahan berjarak ± 8 km.
4. Riwayat kesehatan dan tahap perkembangan keluarga:
a. Tahapan Perkembangan Keluarga :
Pada saat ini keluarga Ny. S sedang berada pada tahap perkembangan
keluarga yaitu pada tahap keluarga dengan anak
Dari ketiga tugas perkembangan keluarga menurut Duvalla and
Miller, pada keluarga Ny. S semua tugas perkembangan tersebut telah
terpenuhi yaitu :
1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
2. Mempertahankan keintiman pasangan
3. Membantu orang tua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki
masa tua.
4. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
5. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
b. Tahap perkembangan keluarga yang terpenuhi :
Membantu anak untuk mandiri di masyarakat luas, hal ini ditunjukkan
dengan data, bahwa dari semua anggota keluarga semuanya masih
sekolah dan ada yang belum sekolah, ank-anaknya masih serumah
dengan orang tuanya.
9. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Keluarga rukun dan perhatian dalam membina hubungan rumah tangga,
menurut Ny. S
b. Fungsi Sosial
Hubungan antar anggota keluarga baik, didalam keluarga ini tampak
kepedulian anggota dengan saling tolong menolong, dalam melaksanakan
tugas dalam keluarga ini. Keluarga ini juga membina hubungan yang
baik dengan tetangga terbukti dengan seringnya tetangga mengunjungi
rumah Ny. S untuk sekedar mengobrol.
c. Fungsi reproduksi
Keluarga Ny. S memiliki 2 orang anak, 1 anak laki-laki, dan 1 anak
perempuan.
d. Fungsi Ekonomi
Penghasilan didapat dari suami Ny. S dan Ny. S juga kadang-kadang ikut
membantu untuk memenuhi kebutuhan sandang pangan setiap hari
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga tidak mampu mengenali masalah kesehatan tentang penyakit
Infeksi Saluran Kemih hal ini dirujukan pada keluarga yang kurang
menyadari dampak masalah kesehatan akibat penyakit infeksi saluran
kemih. Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan juga terbatas
karena keluarga tidak mengetahui cara luas tentang masalah yang terjadi
pada penyakit infeksi saluran kemih. Keluarga mempunyai kesadaran
tentang terciptanya lingkungan yang sehat hal ini dibuktikan bila ada
waktu luang membersihkan ruangan ataupun lingkungan sekitar rumah.
B. Analisa Data
Data Objektif
1. Usia 41 Tahun
2. Berdasarkan hasil
pemeriksaan tanda-tanda
vital didapatkan
TD :
130/90 mmHg
Respirasi :
20 x/mnt
Nadi :
80x/menit
Prioritas Masalah
1. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang gejala, penyebab, Infeksi Saluran
Kemih berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga mengenal adanya
masalah
a. Respon
keluarga mau
menerima
masukan
berupa
pendidikan
kesehatan.
b. Setelah
dilakukan
tindakan
penyuluhan
c. Potensial keluarga
2/3x1 = mengerti
masalah untuk 2
1 2/3 tanda gejala
dicegah :
Cukup. dan penyebab
ISK.
a. Penyakit ISK
dapat
dilakukan
tindakan
2/2x1 = 1 pencegahan
d. Menonjolnya
2 1 dengan
masalah :
menghindari
Masalah berat,
faktor resiko.
harus segera
ditangani.
a. Keluarga
tidak tahu
penyakit ISK
perlu
pengobatan
rutin dan
lama.
Total 4 2/3
Prioritas Masalah
2. Kemungkinan 1x2/2 1
1. Masalah dapat diubah
masalah dapat
secara bertahap.
diubah.
Potensi
2x1/3 1. Kepekaan terhadap
3. masalah untuk 1/3
penyakit Infeksi saluran
dicegah.
kemih rendah untuk
dicegah karena faktor
perawatan .
Menonjolnya 2x1/2
4. 1 1. Keluarga mau diajak
masalah.
kerja sama.
2. Adanya masalah yang
harus segera ditangani.
Total skor 31/3
Prioritas Masalah
Evaluasi
Masalah Tujuan Jangka Tujuan Jangka
No Masalah Kesehatan Intervensi
Keperawatan Panjang Pendek
Kriteria Standar
1 Ny. S menderita 1. Kurangnya 1) Keluarga 1) Setelah tiga kali Respon 1) Keluarga dapat
penyakit Infeksi pengetahuan dapat pertemuan diharapkan Verbal menjelaskan kembali 1) Kaji pengetahuan
Saluran Kemih keluarga mengenal keluarga mengetahui tentang tanda, gejala, keluarga tentang
tentang gejala, masalah tanda, gejala dan penyebab, serta akibat tanda, gejala,
penyebab, Infeksi penyebab serta akibat lanjut dari penyakit penyebab, serta
Infeksi saluran saluran dari infeksi saluran Infeksi saluran kemih akibat lanjut dari
kemih kemih yang kemih infeksi saluran
berhubungan dialami kemih.
dengan keluarga 2) Jelaskan kepada
Ketidakmamp Respon keluarga tentang
1. Keluarga Ny. S
uan keluarga Motorik tanda gejala,
mampu
mengenal penyebab serta
adanya membawa klien akibat lanjut dari
masalah mendatangi infeksi saluran
tempat kemih.
3) Berikan pujian
pelayanan
kepada keluarga
kesehatan untuk
meminta klien
lebih banyak
konsumsi air
putih 2 liter
perhari.
2.Ny. S mengikuti
ajakan keluarga
untuk
mendatangi
tempat
pelayanan
kesehatan untuk
kontrol
kesehatan
3. Ny. S mampu
mengonsumsi
air putih 2 liter
perhari secara
rutin.
Implementasi
No Hari/tanggal Dx. Keperawatan Implementasi Evaluasi Paraf
1 Kamis, 29 Kurangnya pengetahuan 1) Mengkaji pengetahuan keluarga S=
September keluarga tentang gejala, ♦ Keluarga mengatakan salah satu tanda dan
tentang tanda, gejala, penyebab,
2016 penyebab, Infeksi Saluran serta akibat lanjut dari infeksi gejala, tetapi keluarga mengatakan belum
Kemih berhubungan saluran perkemihan. bisa mengingat penyebab serta akibat
dengan Ketidakmampuan 2) Menjelaskan kepada keluarga lanjut dari infeksi saluran kemih.
keluarga mengenal adanya tentang ♦
tanda, gejala, penyebab, O=
masalah akibat lanjut dari infeksi saluran - Keluarga Ny. S dapat bekerjasama
perkemihan. dengan mahasiswa
3) Memberikan pujian kepada - Keluarga khususnya Ny. S mengerti
keluarga maksud dan tujuan kunjungan hari ini
- Keluarga menunjukkan minat
terhadap kegiatan atau tindakan yang
dapat dilakukan
- Keluarga memberikan respon verbal
dan non verbal yang baik
A=
- Ketidakmampuan keluarga mengenal
adanya masalah belum teratasi
P=
Lanjutkan Intervensi
1. Mengkaji pengetahuan keluarga
tentang tanda, gejala, penyebab, serta
akibat lanjut dari infeksi saluran
kemih.
2. Menjelaskan kepada keluarga
tentang tanda gejala, penyebab, serta
akibat lanjut dari infeksi saluran
kemih.
3. Memberikan pujian kepada keluarga
O=
- Keluarga menunjukkan minat
terhadap kegiatan atau tindakan yang
dapat dilakukan
- Keluarga memberikan respon verbal
dan non verbal
A=
- Keluarga belum dapat mengingat
perawatan dan pengobatan Infeksi
saluran kemih yang sudah dijelaskan.
- Masalah belum teratasi
P=
Intervensi dilanjutkan
1. Mengkaji pengetahuan keluarga
tentang tehnik perawatan dan
pengobatan.
2. Mendiskusikan dengan keluarga
tentang perawatan dan pengobatan
sederhana,jelaskan juga pentingnya
untuk mengkonsumsi air putih secara
rutin 2 liter perhari.
3. Memberi pujian tentang melakukan
perawatan keluarga.
Catatan Perkembangan
No. Hari/ tanggal Dx. Keperawatan SOAP Paraf
1 Selasa, 4 Kurangnya pengetahuan S=
Oktober 2016 keluarga tentang ♦ Keluargaa mengatakan sudah memahami tanda gejala Infeksi saluran kemih ,
gejala,
penyebab, Infeksi saluran Keluarga mengatakan belum mengerti penyebab serta akibat lanjut dari
kemih berhubungan dengan hipertensi.
♦
Ketidakmampuan keluarga O=
mengenal adanya masalah - Keluarga Ny. S dapat bekerjasama dengan mahasiswa
- Keluarga khususnya Ny. S mengerti maksud dan tujuan kunjungan hari ini
- Keluarga menunjukkan minat terhadap kegiatan atau tindakan yang dapat
dilakukan
- Keluarga memberikan respon verbal dan non verbal yang baik
- Keluarga tampak masih bingung yang menyebabkan hipertensi yang di
derita Ny. S serta akibat lanjut
A=
- Ketidakmampuan keluarga mengenal adanya masalah belum teratasi
P=
Lanjutkan Intervensi
1. Menjelaskan kepada keluarga tentang akibat lanjut dari hipertensi.
2. Memberikan pujian kepada keluarga
2 Selasa, 4 Kurangnya pengetahuan S=
Oktober 2016 tentang prosedur perawatan - Tn. M mengatakan mereka jarang berolah raga karena merasa kecapean
berhubungan dengan setelah bekerja
Ketidakmampuan keluarga - Tn. M mengatakan istrinya susah sekali dilarang untuk menghindari
merawat yang sakit makanan yang menyebabkan hipertensi
O=
- Keluarga menunjukkan minat terhadap kegiatan atau tindakan yang dapat
dilakukan
- Keluarga memberikan respon verbal dan non verbal
A=
- Ketidakmampuan keluarga merawat yang sakit belum teratasi
P=
Intervensi dilanjutkan
1. Mendiskusikan dengan keluarga tentang perawatan dan pengobatan
sederhana,jelaskan juga pentinya olah raga, diet dan kontrol dengan rutin.
2. Memberi pujian tentang melakukan perawatan keluarga.
1. Selasa, 4 Kurangnya pengetahuan S=
Oktober 2016 keluarga tentang ♦ Keluarga mengatakan sudah memahami tanda gejala hipertensi, penyebab serta
gejala,
penyebab, Hipertensi akibat lanjut dari hipertensi.
berhubungan ♦
dengan O=
Ketidakmampuan keluarga - Keluarga Ny. S dapat bekerjasama dengan mahasiswa
mengenal adanya masalah - Keluarga khususnya Ny. S mengerti maksud dan tujuan kunjungan hari ini
- Keluarga menunjukkan minat terhadap kegiatan atau tindakan yang dapat
dilakukan
- Keluarga memberikan respon verbal dan non verbal yang baik
- Keluarga tampak mengerti
A=
- Ketidakmampuan keluarga mengenal adanya teratasi
P=
Intervensi dihentikan
2. Oktober 2016 Ketidakmampuan keluarga S=
merawat yang sakit - Tn. M mengatakan mereka jarang berolah raga karena merasa kecapean
berhubungan dengan setelah bekerja
kurangnya pengetahuan - Tn. M mengatakan istrinya susah sekali dilarang untuk menghindari
tentang prosedur perawatan makanan yang menyebabkan hipertensi
O=
- Keluarga menunjukkan minat terhadap kegiatan atau tindakan yang dapat
dilakukan
- Keluarga memberikan respon verbal dan non verbal
A=
- Ketidakmampuan keluarga merawat yang sakit belum teratasi
P=
Intervensi dilanjutkan
1. Mendiskusikan dengan keluarga tentang perawatan dan pengobatan
sederhana,jelaskan juga pentinya olah raga, diet dan kontrol dengan rutin.
2. Memberi pujian tentang melakukan perawatan keluarga.
1. Oktober 2016 Kurangnya pengetahuan S=
tentang prosedur perawatan - Tn. M mengatakan mereka jarang berolah raga karena merasa kecapean
berhubungan dengan setelah bekerja
Ketidakmampuan keluarga - Tn. M mengatakan istrinya susah sekali dilarang untuk menghindari
merawat yang sakit makanan yang menyebabkan hipertensi
O=
- Keluarga menunjukkan minat terhadap kegiatan atau tindakan yang dapat
dilakukan
- Keluarga memberikan respon verbal dan non verbal
A=
- Ketidakmampuan keluarga merawat yang sakit belum teratasi
P=
Intervensi dilanjutkan
1. Mendiskusikan dengan keluarga tentang perawatan dan pengobatan
sederhana,jelaskan juga pentinya olah raga, diet dan kontrol dengan rutin.
2. Memberi pujian tentang melakukan perawatan keluarga.
1. Selasa, 4 Kurangnya pengetahuan S=
Oktober 2016 tentang prosedur perawatan - Tn. M mengatakan mereka jarang berolah raga karena merasa kecapean
berhubungan dengan setelah bekerja
Ketidakmampuan keluarga - Tn. M mengatakan istrinya sudah berkurang untuk memakan makan yang
merawat yang sakit menyebabkan hipertensi
O=
- Keluarga menunjukkan minat terhadap kegiatan atau tindakan yang dapat
dilakukan
- Keluarga memberikan respon verbal dan non verbal
A=
- Ketidakmampuan keluarga merawat yang sakit teratasi sebagian
P=
Intervensi dilanjutkan
1. Mendiskusikan dengan keluarga tentang perawatan dan pengobatan
sederhana,jelaskan juga pentinya olah raga, diet dan kontrol dengan rutin.
2. Memberi pujian tentang melakukan perawatan keluarga.
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta,
EGC,
Goonasekera CDA, Dillon MJ, 2003. The child with hypertension. In: Webb NJA,
Postlethwaite RJ, editors. Clinical Paediatric Nephrology. 3rd edition. Oxford:
Oxford University Press
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition.
New Jersey: Upper Saddle River
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Ed.3 Cet.1. Jakarta : Media
Aesculapius
Tessy Agus, Ardaya, Suwanto. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Infeksi
Saluran Kemih : Edisi 3. Jakarta : FKUI.