Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semua negara mengakui bahwa demokrasi sebagai alat ukur dari keabsahan politik.
Kehendak rakyat adalah dasar utama kewenangan pemerintahan menjadi basis tegaknya sistem
politik demokrasi. Demokrasi meletakkan rakyat pada posisi penting, hal ini karena masih
memegang teguh rakyat selaku pemegang kedaulatan. Negara yang tidak memegang
demokrasi disebut negara otoriter.
Negara otoriter pun masih mengaku dirinya sebagai negara demokrasi. Ini
menunjukkan bahwa demokrasi itu penting dalam kehidupan bernegara dan pemerintahan.
Sejak merdeka, perjalanan kehidupan demokrasi di Indonesia telah mengalami pasang surut.
Dari Demokrasi Parlementer/Liberal (1950–1959), Demokrasi Terpimpin (1959–1966) dan
Demokrasi Pancasila (1967–1998).
Tiga model demokrasi ini telah memberi kekayaan pengalaman bangsa Indonesia
dalam menerapkan kehidupan demokrasi. Setelah reformasi demokrasi yang diterapkan di
Indonesia semakin diakui oleh dunia luar. Reformasi telah melahirkan empat orang presiden.
Mulai dari BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati hingga Susilo Bambang Yudhoyono.
Demokrasi yang diterapkan saat ini masih belum jelas setelah pada masa Presiden
Soeharto dikenal dengan Demokrasi Pancasila. Ir Soekarno dalam buku Di Bawah Bendera
Revolusi (1965) pernah mengungkapkan pendapatnya tentang demokrasi bagi bangsa
Indonesia. “Apakah demokrasi itu? Demokrasi adalah ’pemerintahan rakyat’. Masyarakat
bebas berpendapat dan berorganisasi dan rakyat juga memilih langsung atau memilih sendiri
pemimpinnya. Komisi negara dibentuk oleh negara. Diperbolehkannya jalur independen atau
calon perseorangan di luar jalur politik mencalonkan diri dalam pemilihan kepala daerah
(pilkada) turut meramaikan kehidupan demokrasi di Indonesia.
Perkembangan demokrasi turut meningkatkan partisipasi politik masyarakat.
Masyarakat boleh mengorganisasikan diri untuk ikut serta dalam proses pengambilan
keputusan. Masyarakat atau rakyat kembali merasakan kebebasan sipil dan politiknya. Rakyat
menikmati kebebasan berpendapat serta rakyat menikmati kebebasan berorganisasi.
Kebebasan sipil bisa dinikmati meskipun di sisi lain hak sekelompok masyarakat bisa
dihilangkan oleh kelompok masyarakat lain. Dalam kondisi seperti ini, beberapa kalangan

1
menilai penerapan demokrasi di Indonesia harus dijiwai dengan ideologi atau dasar negara RI
yaitu Pancasila. Pancasila sebagai dasar atau ideologi negara harus diterapkan dalam kehidupan
berdemokrasi.
Pancasila sebagai konsep diungkapkan Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945 saat
menyampaikan pidatonya yang berisikan konsepsi usul tentang dasar falsafah negara yang
diberi nama dengan Pancasila. Konsepsi usul ini berisi:
1. Kebangsaan Indonesia atau Nasionalisme.
2. Perikemanusiaan atau Internasionalisme.
3. Mufakat atau Demokrasi.
4. Kesejahteraan Sosial.
5. Ketuhanan yang Maha Esa.

Selanjutnya pada tanggal 22 Juni 1945, sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha


Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) mencapai konsensus nasional dan gentlemen
agreement tentang dasar negara Republik Indonesia. Konsensus nasional yang mendasari dan
menjiwai Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 itu dituangkan dalam suatu naskah yang
oleh Mr Muhammad Yamin disebut Piagam Jakarta.
Piagam Jakarta merupakan hasil kompromi tentang dasar negara Indonesia yang
dirumuskan oleh Panitia Sembilan, panitia kecil yang dibentuk oleh BPUPKI, antara umat
Islam dan kaum kebangsaan (nasionalis). Di dalam Piagam Jakarta terdapat lima butir yang
kelak menjadi Pancasila dari lima butir, sebagai berikut :

1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Naskah Piagam Jakarta ditulis dengan menggunakan ejaan Republik dan


ditandatangani oleh Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, A.A. Maramis, Abikoesno Tjokrosoejoso,
Abdulkahar Muzakir, H.A. Salim, Achmad Subardjo, Wahid Hasjim, dan Muhammad Yamin.
Pada saat penyusunan UUD pada Sidang Kedua BPUPKI, Piagam Jakarta dijadikan
Muqaddimah (preambule).

2
Selanjutnya, saat pengesahan UUD ‘45 18 Agustus 1945 oleh PPKI, istilah
Muqaddimah diubah menjadi Pembukaan UUD setelah butir pertama diganti menjadi
Ketuhanan Yang Maha Esa. Perubahan butir pertama dilakukan oleh Drs. M. Hatta atas usul
A.A. Maramis setelah berkonsultasi dengan Teuku Muhammad Hassan, Kasman Singodimedjo
dan Ki Bagus Hadikusumo. Membaca sejarah pergerakan nasional di Indonesia, perubahan ini
nampak bukan suatu proses dari saat disahkannya Piagam Jakarta hingga menjadi Pembukaan
UUD 1945.
Para wakil rakyat Indonesia ketika itu terbagi atas dua kelompok aliran pemikiran. Di
satu pihak mereka yang mengajukan agar negara itu berdasarkan kebangsaan tanpa kaitan khas
pada ideologi keagamaan. Di pihak lain, mereka yang mengajukan Islam sebagai dasar negara.
Mengingat Indonesia adalah bangsa yang majemuk , maka kata - kata “menjalankan syariat
Islam bagi pemeluk - pemeluknya“ di ganti dengan kalimat “Ketuhanan Yang Maha Esa“.
Hal ini terjadi karena setelah ada protes dari perwakilan Indonesia bagian timur yang
mayoritas adalah non muslim. Hal ini membuktikan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa
yang memiliki rasa tenggang rasa yang besar dan saling menghormati satu sama lain dan
mengutamakan kepentingan bersama/umum daripada kepentingan pribadi/golongan. Maka
itulah yang dinamakan Demokrasi Pancasila.

B. Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari demokrasi itu ?
2. Apa pengertian dari demokrasi Pancasila ?
3. Bagaimana perkembangan demokrasi di Indonesia ?
4. Bagaimana perkembangan demokrasi di Indonesia pada masa orde baru dan reformasi ?

C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui hakekat demokrasi.
2. Agar lebih menghayati demokrasi Pancasila.
3. Untuk mengetahui perkembangan demokrasi di Indonesia.
4. Agar dapat mengetahui bagaimana perkembangan demokrasi pada masa orde baru dan
reformasi.

3
D. Manfaat
Tujuan Demokrasi Pancasila adalah untuk menetapkan bagaimana bangsa Indonesia
mengatur hidup dan sikap berdemokrasi seharusnya. Dan menjadikan semua teratur tanpa
terjadi hal–hal yang melewati batas norma kesopanan. Jadi jelas bahwa pendidikan Pancasila
selalu diajarkan di setiap tingkat pendidikan mulai dari SD, SMP, SMA/SMK agar kita menjadi
manusia yang demokrasi yang selalu menghargai pemdapat orang lain, tenggang rasa dan
bertanggung jawab dalam menjadi warga negara yang baik.
Terlebih lagi untuk tingkat perguruan tinggi. Karena pentingnya pengetahuan
bagaimana kita sebagai bangsa Indonesia bisa bersikap demokrasi untuk menghadapi berbagai
isu-isu yang ada di Negara kita. Sehingga sebagai mahasiswa kita bisa menanggapi berbagai
problem yang ada baik di lingkungan kampus maupun diluar kampus.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Demokrasi


2.1.1 Demokrasi menurut Para Ahli
Demokrasi memiliki banyak pengertian yang luas, yang memiliki arti berbeda-beda
yang di kemukakan oleh para ahli yang memberikan pengertian demokrasi yang di lihat dari
berbagai macam sumber ilmu pengetahuan yang kemudian akan dirangkum menjadi arti luas
mengenai demokrasi
Berikut adalah pengertian dari demokrasi yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli,
diantaranya adalah :
1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Menurut KBBI, Demokrasi memiliki 2 arti, yaitu :
• Demokrasi merupakan suatu bentuk atau sistem pemerintahan dimana seluruh
rakyatnya ikut serta dalam memerintah, yaitu melalui perantara wakil-wakil terpilih mereka.
• Demokrasi merupakan suatu gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan
persamaan hak dan kewajiban, serta perlakuan yang sama bagi semua warga negaranya.

4
2. Menurut Abraham Lincoln
Dalam pidato Gettyburgnya, Presiden Amerika Serikat yang ke-16 Abraham Lincoln
menyatakan bahwa demokrasi merupakan suatu sistem pemerintahan yang diselenggarakan
dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Dari pengertian tersebut bisa disimpulkan bahwa
rakyat merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam suatu pemerintahan, dimana masing-
masing dari mereka memiliki hak dalam memperoleh kesempatan serta hak dalam bersuara
yang sama dalam upaya mengatur kebijakan pemerintahan. Dalam sitem ini, keputusan diambil
berdasarkan hasil suara terbanyak.

3. Menurut H. Harris Soche (Yogyakarta : Hanindita, 1985)


Demokrasi merupakan suatu bentuk pemerintahan rakyat. Artinya rakyat atau orang
banyak merupakan pemegang kekuasaan dalam pemerintahan. Mereka memiliki hak untuk
mengatur, mempertahankan, serta melindungi diri mereka dari adanya paksaan dari wakil-
wakil mereka, yaitu orang-orang atau badan yang diserahi wewenang untuk memerintah.

4. Menurut Hannry B. Mayo


Dalam demokrasi suatu kebijaksanaan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh
wakil-wakil yang secara efektif diawasi oleh rakyat melalui berbagai macam pemilihan yang
dilakukan berdasarkan pada prinsip kesamaan politik serta diselenggarakan dalam suasana
dimana kebebasan politik terjadi.

5. Menurut Charles Costello


Dalam kontek kontemporer, demokrasi merupakan suatu sistem sosial serta politik
pemerintahan diri dengan kekuasaan-kekuasaan pemerintah yang dibatasi oleh hukum serta
kebiasaan dalam melindungi hak-hak individu warga negara.
Dalam demokrasi, terdapat pengakuan terhadap kehendak rakyat yang dijadikan
sebagai landasan dalam legitimasi serta kewenangan pemerintahan (kedaulatan rakyat).
Kehendak tersebut nantinya akan dituangkan dalam suatu iklim politik terbuka, yaitu dengan
melaksanakan pemilihan umum yang diadakan secara bebas dan berkala. Tiap-tiap warga
negara memiliki hak untuk memilih pihak-pihak yang akan memerintah serta juga dapat
menurunkan pemerintahan yang sedang berjalan kapanpun mereka mau.

6. Menurut John L Esposito

5
Pada dasarnya, demokrasi merupakan suatu bentuk pemerintahan dari rakyat dan untuk
rakyat. Oleh karena itu, rakyat memiliki hak untuk ikut berpartisipasi, baik berperan aktif
maupun pada saat melakukan pengontrolan terhadap kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan
oleh pemerintah. Selain daripada itu, dalam lembaga resmi pemerintahan terdapat pemisahan
berbagai macam unsur seperti unsur eksekutif, legislatif, maupun unsut yudikatif secara jelas.

7. Menurut Hans Kelsen


Demokrasi merupakan pemerintahan dari rakyat dan untuk rakyat. Dalam hal ini, wakil-
wakil rakyat yang terpilih merupakan pelaksana kekuasaan negara, dimana rakyat telah
memiliki keyakinan bahwa segala kehendak serta kepentingan mereka akan selalu diperhatikan
dalam pelaksanaan pemerintahan tersebut.

8. Menurut Sidney Hook


Demokrasi merupakan suatu bentuk pemerintahan dimana keputusan-keputusan
penting pemerintah baik secara langsung maupun tidak langsung berdasarkan pada
kesepakatan mayoritas yang diberikan rakyat yang telah berusia dewasa secara bebas.

9. Menurut C.F. Strong


Demokrasi merupakan suatu bentuk pemerintahan dimana kebanyakan dari anggota
dewan yang berasal dari masyarakat turut serta dalam kegiatan politik yang berdasarkan pada
sistem perwakilan, dimana pada akhirnya pemerintah dapat menjamin serta
mempertanggungjawabkan segala tindakannya pada mayoritas tersebut.

10. Menurut Meriam, Webster Dictionary


Demokrasi dapat didefisikan sebagai :
• Suatu pemerintahan oleh rakyat, terutama kedaulatan mayoritas
• Suatu pemerintahan dimana kekuasaan yang tertinggi dipegang oleh rakyat, yang
secara langsung maupun tidak langsung pelaksanaannya dilakukan oleh mereka melalui sistem
perwakilan yang dilakukan dengan cara mengadakan pemilihan umum secara berkala.

11. Menurut Samuel Hutington


Demokrasi akan tercipta apabila para pemberi keputusan yang kuat dalam suatu sistem
pemerintahan dipilih melalui suatu proses pemilihan umum yang jujur dan adil secara berkala.
Di dalam sistem tersebut, para kandidat atau calon pemimpin bebas untuk melakukan

6
persaingan guna memperolah suara. Selain itu, negara yang telah berusia dewasa berhak untuk
memberikan suara dalam sistem tersebut.

12. Menurut International Commission of Journalist


Demokrasi merupakan suatu bentuk sistem pemerintahan dimana warga negara
memiliki hak untuk ikut membuat keputusan-keputusan politik melalui wakil-wakil rakyat
yang mereka pilih dan yang bertanggung jawab kepada mereka melalui sebuah pemilihan yang
bebas.

13. Menurut Yusuf Al Qordhawi


Warga masyarakat dapat menunjuk seseorang untuk mengurus maupun mengatur
segala urusan mereka melalui suatu wadah yang dinamakan demokrasi. Dalam kondisi
tersebut, ada beberapa hal yang harus mereka perhatikan, seperti :
• Pemimpin bukanlah orang yang dibenci oleh masyarakat
• Peraturan-peraturan yang berlaku bukanlah merupakan peraturan yang tidak mereka
kehendaki
• Masyarakat berhak untuk meminta pertanggungjawaban kepada pemimpin atau wakil
yang mereka pilih apabila bersalah.
• Masyarakat juga memiliki hak untuk memecat atau menurunkan para pemimpin atau
wakil terpilih apabila terbukti melakukan penyelewengan.
• Masyarakat tidak boleh dibawa dalam suatu sistem pemerintahan yang tidak mereka
kenal dan mereka sukai, baik itu dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, serta politik.

14. Menurut Abdul Ghani Ar Rahhal


Dalam bukunya yang berjudul Al Islamiyyin wa Sarah Ad Dimuqrathiyya, Abdul
Ghani Ar Rahhal menyatakan bahwa demokrasi merupakan suatu bentuk kekuasaan rakyat
oleh rakyat.dengan kata lain rakyat adalah sumber kekuasaan. Beliau juga menyakan bahwa
plato adalah orang yang pertama kali mengungkapkan tentang teori demokrasi, dimana sumber
kekuasaan adalah keinginan yang satu dan bukan majemuk. Seorang penulis lain bernama
Muhammad Quthb dalam bukunya yang berjudul Madzahib Fikriyyah Mu’ashirah juga
menyatakan hal yang sama tentang definisi demokrasi.

15. Menurut Affan Gaffar


Terdapat 2 makna demokrasi menurut Affan Gaffar, yaitu :

7
• Demokrasi yang secara ideal ingin diwujudkan oleh negara yang disebut sebagai
demikrasi normatif
• Demokrasi yang terwujud dalam dunia politik yang disebut sebagai demokrasi empirik.
16. Menurut Amien Rais
Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi agar suatu negara disebut sebagai
negara demokrasi. Kriteria tersebut antara lain adalah :
• Keikutsertaan dalam pembuatan keputusan
• Memiliki kesamaan di hadapan hukum
• Pendistribusian pendapat yang dilakukan secara adil
• Memiliki kesempatan yang sama dalam memperoleh pendidikan
• Ketersediaan serta keterbukaan informasi
• Memperhatikan atau mengindahkan fatsoen atau tata krama politik.
• Kebebasan perorangan atau individu
• Semangat untuk bekerja sama
• Adanya hak untuk melakukan protes
Terdapat 4 macam kebebasan, yakni :
1. Kebebasan dalam berpendapat
2. Kebebasan dalam persuratkabaran
3. Kebebasan dalam berkumpul atau berorganisasi
4. Kebebasan dalam beragama.

17. Menurut Robert A Dahl


Idealnya, suatu sistem demokrasi harus memiliki :
• Persamaan hak pilih dalam menentukan keputusan kolektif yang bersifat mengikat.
• Adanya partisipasi yang efektif. Artinya semua warga negara memiliki kesempatan
yang sama dalam proses pembuatan keputusan yang dilakukan secara kolektif.
• Pembeberan kebenaran, yaitu adanya kesamaan peluang bagi setiap warga negara
dalam rangka memberikan penilaian terhadap jalannya proses politik serta pemerintahan secara
logis.
• Kontrol terakhir terhadap agenda, yaitu adanya eksklusif bagi masyarakat untuk
menentukan agenda mana yang harus maupn tidak harus diputuskan melalui proses
pemerintahan, termasuk mendelegasikan kekuasaan tersebut kepada orang lain atau lembaga-
lembaga yang dapat mewakili mereka

8
• Pencakupan, yaitu terliputnya masyarakat yang tercakup semua orang dewasaterkait
dengan hukum.

18. Menurut Abdul Wadud Nashruddin


Demokrasi merupakan suatu sistem kehidupan dimana pendapat rakyat ditempatkan
sebagai prioritas utama dalam mengambil kebijakan-kebijakan. Pendapat tersebut harus
memenuhi beberapa kriteria seperti :
1. Agama
2. Susila
3. Hukum
4. Semangat untuk menjunjung kemaslahatan bersama.
Suara atau pendapat dari rakyat harus disertai dengan adanya rasa tanggung jawab.
Adanya komitmen positif atas pelaksanaannya harus melalui tahap evaluasi secara kontinyu
agar sesuai dengan kebutuhan bersama. Selain sebagai alat politik, demokrasi juga bertindak
sebagai alat pembentuk aspek-aspek tata masyarakat lainnya seperti aspek ekonomi, aspek
sosial, maupn aspek budaya. Hanya masyarakat yang mampu bertanggung jawab serta faham
terkait dengan pendapat yang mereka sampaikan baik secara keilmuan, syar’i, maupun sosial.

19. Menurut Sumarno AP dan Yeni R. Lukiswara


Demokrasi berasal dari kata demos yang berarti rakyat, serta kratos atau cratein yang
berarti pemerintahan. Jadi demokrasi dapat diartikan sebagai pemerintahan oleh rakyat. Dalam
Declaration of Independent, demokrasi berarti of the people, for the people, and by the people.

20. Menurut Joseph A. Schumpeter


Suatu sistem politik bisa dikatakan bersifat demokratis apabila para pengambil
keputusan kolektifnya yang terkuat dipilih melalui suatu pemilihan umum yang dilakukan
secara berkala yang di dalamnya terdapat hak bagi manusia dewasa untuk memilih. Sebuah
demokrasi mencakup 2 hal, yaitu persaingan dan partisipasi.

21. Menurut Ranny


Demokrasi merupakan suatu bentuk pemerintahan dimana penataan serta
pengorganisasiannya dilakukan berdasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut :
Kedaulatan rakyat (popular soveragnity)
Kesamaan politik (political equality)

9
Konsultasi atau dialog dengan masyarakat (political consultation)
Aturan mayoritas

22. Menurut Philippe C. Schmitter


Demokrasi merupakan suatu teori yang menyatakan bahwa suatu negara supaya
tanggap terhadap kebutuhan maupun kepentingan warganya, dimana mereka harus ikut
berpartisipasi dalam merumuskan kebutuhan serta mengungkapkan kepentingan-kepenting
secara aktif dan bebas.
Tidak hanya harus berpengertian jelas, tetapi harus memiliki berbagai sumber serta
keinginan untuk melibatkan dirnya dalam perjuangan politik yang diperlukan agar preferensi
mereka nantinya menjadi suatu bahan pertimbangan bagi para penguasa atau juga dengan
berusaha menduduki jabatan di pemerintahan.

23. Menurut Sarjen


Tiap-tiap sistem demokrasi selalu didasarkan pada ide-ide bahwa negara harus terlibat
dalam berbagai macam hal tertentu baik secara langsung maupun melalui wakil-wakil yang
telah mereka pilih di dewan perwakilan di bidang pembuatan keputusan-keputusan politik.

2.1.2 Demokrasi Menurut Segi Pandang Rakyat


Demokrasi merupakan suara atau pendapat dari rakyat ke rakyat sehingga demokrasi
dapat diartikan sendiri oleh rakyat yang menurut pandangan rakyat yang memiliki arti luas
yang di ungkapkan melalui suara rakyat terhadap pemerintah atau lembaga negara lainnya.
Jika dipandang dari segi pertisipasi yang diberikan oleh rakyat, demokrasi dibedakan menjadi
2 jenis yaitu :
1. Demokrasi langsung (Direct Democracy)
Merupakan suatu bentuk pemerintahan dimana sebagai warga negara yang bertindak
berdasarkan prosedur mayoritas, rakyat secara langsung ikut serta dalam pembuatan keputusan
politik di negara tersebut.
2. Demokrasi Tidak langsung (Indirect Democracy)
Merupakan suatu bentuk pemerintahan dimana peran rakyat dalam pembuatan
keputusan politik di negara tersebut dilakukan oleh orang-orang yang telah dipilih rakyat itu
sendiri sebagai wakil mereka melalui pemilihan umum. Dengan kata lain, kekuasaan untuk
pembuatan keputusan dilimpahkan atau diwakilkan kepada orang-orang yang telah dipilihnya
melalui pemilihan umum.

10
Dalam perkembangannya, demokrasi merupakan suatu tatanan dalam pemerintahan
yang hampir dipakai oleh seluruh negara-negara di dunia ini. Adapun ciri-ciri dari
pemerintahan yang menganut sistem demokrasi antara lain adalah :
Dalam pengambilan keputusan politik, secara langsung maupun tidak langsung rakyat
ikut terlibat di dalamnya.
Negara mengakui, menghargai, serta memberikan perlindungan terhadap hak-hak asasi
rakyat (warga negara).
Semua warga negara (rakyat) memiliki persamaan hak dalam segala bidang.
Dalam rangka menegakkan hukum dalam pemerintahan, maka dibentuklah lembaga-
lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman yang independen.
Adanya pengakuan kebebasan serta kemerdekaan bagi seluruh warga negara.
Adanya pers (media massa) yang bebas untuk menyampaikan informasi serta
mengontrol perilaku dan kebijakan pemerintah.
Untuk memilih wakil rakyat yang duduk di Lembaga perwakilan rakyat, maka
diadalaka pemilihan umum yang dilakukan secara periodik.
Adanya pemilihan umum yang bebas, jujur, dan adil untuk menentukan atau memilih
pemimpin negara, pemerintahan, serta anggota lembaga perwakilan rakyat.
Adanya pengakuan terhadap perbedaan keragamaan baik itu suku, agama, golongan,
dan lain sebagainya.

2.2 Demokrasi Pancasila


2.2.1 Pengertian Demokrasi Pancasila
Istilah “demokrasi” berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena kuno pada
abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai contoh awal dari sebuah sistem yang
berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Namun, arti dari istilah ini telah berubah
sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan
dengan perkembangan sistem“demokrasi” di banyak negara.
Kata “demokrasi” berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan
kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan
rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk
rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal
ini menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan
politik suatu negara.

11
Menurut Wikipedia Indonesia, demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem
pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warga
negara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.
Demokrasi yang dianut di Indonesia yaitu demokrasi berdasarkan Pancasila, masih
dalam taraf perkembangan dan mengenai sifat-sifat dan ciri-cirinya terdapat berbagai tafsiran
serta pandangan. Tetapi yang tidak dapat disangkal ialah bahwa beberapa nilai pokok dari
demokrasi konstitusionil cukup jelas tersirat di dalam Undang Undang Dasar 1945.
Selain dari itu Undang-Undang Dasar kita menyebut secara eksplisit dua prinsip yang
menjiwai naskah itu dan yang dicantumkan dalam penjelasan mengenai Sistem Pemerintahan
Negara, yaitu:
1. Indonesia ialah negara yang berdasarkan atas hukum (Rechstaat).
Negara Indonesia berdasarkan atas hukum (Rechstaat), tidak berdasarkan kekuasaan
belaka (Machstaat).
2. Sistem Konstitusionil
Pemerintahan berdasarkan atas Sistem Konstitusi (Hukum Dasar), tidak bersifat
Absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas).

Berdasarkan dua istilah Rechstaat dan sistem konstitusi, maka jelaslah bahwa
demokrasi yang menjadi dasar dari Undang-Undang Dasar 1945, ialah demokrasi
konstitusionil. Di samping itu corak khas demokrasi Indonesia, yaitu kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dimuat dalam Pembukaan
UUD.
Dengan demikian demokrasi Indonesia mengandung arti di samping nilai umum,
dituntut nilai-nilai khusus seperti nilai-nilai yang memberikan pedoman tingkah laku manusia
Indonesia dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, sesama manusia, tanah air dan
Negara Kesatuan Republik Indonesia, pemerintah dan masyarakat, usaha dan krida manusia
dalam mengolah lingkungan hidup.
Pengertian lain dari demokrasi Indonesia adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia dan bertujuan untuk
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (demokrasi pancasila). Pengertian
tersebut pada dasarnya merujuk kepada ucapan Abraham Lincoln, mantan presiden Amerika
Serikat yang menyatakan bahwa demokrasi suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan
untuk rakyat.

12
Menurut konsep demokrasi, kekuasaan menyiratkan arti politik dan pemerintahan,
sedangkan rakyat beserta warga masyarakat didefinisikan sebagai warga negara.
Kenyataannya, baik dari segi konsep maupun praktik, demos menyiratkan makna diskriminatif.
Demos bukan untuk rakyat keseluruhan, tetapi populus tertentu, yaitu mereka yang berdasarkan
tradisi atau kesepakatan formal memiliki hak preogratif forarytif dalam proses
pengambilan/pembuatan keputusan menyangkut urusan publik atau menjadi wakil terpilih,
wakil terpilih juga tidak mampu mewakili aspirasi yang memilihnya. (Idris Israil, 2005:51)

Secara ringkas, demokrasi Pancasila memiliki beberapa pengertian sebagai berikut:


1. Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berdasarkan kekeluargaan dan gotong-royong
yang ditujukan kepada kesejahteraan rakyat, yang mengandung unsur-unsur berkesadaran
religius, berdasarkan kebenaran, kecintaan dan budi pekerti luhur, berkepribadian Indonesia
dan berkesinambungan.

2. Dalam demokrasi Pancasila, sistem pengorganisasian negara dilakukan oleh rakyat sendiri
atau dengan persetujuan rakyat.

3. Dalam demokrasi Pancasila kebebasan individu tidak bersifat mutlak, tetapi harus
diselaraskan dengan tanggung jawab sosial.

4. Dalam demokrasi Pancasila, keuniversalan cita-cita demokrasi dipadukan dengan cita-cita


hidup bangsa Indonesia yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan, sehingga tidak ada dominasi
mayoritas atau minoritas.
Didalam Demokrasi Pancasila terdapat 2 asas diantaranya adalah :
1. Asas Kerakyatan
Maksud dari asas ini adalah agar bangsa Indonesia memiliki kesadaran dasar rasa cinta
dan padu dengan rakyat, sehingga dapat mewujudkan cita-citanya yang satu.
2. Asas Musyawarah
Maksud dari asas ini adalah agar bangsa Indonesia memperhatikan aspirasi dan
kehendak seluruh rakyat melalui permusyawaratan untuk mencapai kesepakatan bersama.
Dalam hal ini, musyawarah menjadi media untuk mempersatukan pendapat dengan
memberikan pengorbanan dan kasih sayang untuk kebahagiaan rakyat Indonesia.

13
2.2.2 Prinsip Pokok Demokrasi Pancasila
Prinsip merupakan kebenaran yang pokok/dasar orang berfikir, bertindak dan lain
sebagainya. Dalam menjalankan prinsip-prinsip demokrasi secara umum, terdapat dua
landasan pokok yang menjadi dasar yang merupakan syarat mutlak untuk harus diketahui oleh
setiap orang yang menjadi pemimpin negara / rakyat / masyarakat / organisasi / partai /
keluarga, yaitu:
1. Suatu negara itu adalah milik seluruh rakyatnya, jadi bukan milik perorangan atau milik
suatu keluarga/kelompok/golongan/partai, dan bukan pula milik penguasa negara.
2. Siapapun yang menjadi pemegang kekuasaan negara, prinsipnya adalah selaku pengurusa
rakyat, yaitu harus bisa bersikap dan bertindak adil terhadap seluruh rakyatnya, dan sekaligus
selaku pelayana rakyat, yaitu tidak boleh/bisa bertindak zalim terhadap tuannyaa, yakni rakyat.
Adapun prinsip pokok demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut:
1. Pemerintahan berdasarkan hukum: dalam penjelasan UUD 1945 dikatakan:
a. Indonesia ialah negara berdasarkan hukum (rechtstaat) dan tidak berdasarkan kekuasaan
belaka (machtstaat)
b. Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar) tidak bersifat absolutisme
(kekuasaan tidak terbatas),
c. Kekuasaan yang tertinggi berada di tangan MPR.
2. Perlindungan terhadap hak asasi manusia,
3. Pengambilan keputusan atas dasar musyawarah,
4. Peradilan yang merdeka berarti badan peradilan (kehakiman) merupakan badan yang
merdeka, artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan kekuasaan lain contoh
Presiden, BPK, DPR, DPA atau lainnya.
5. Adanya partai politik dan organisasi sosial politik karena berfungsi untuk menyalurkan
aspirasi rakyat.
6. Pelaksanaan Pemilihan Umum.
7. Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR (pasal 1 ayat 2
UUD 1945), yang berbunyai Kedaulatan adalah di tangan rakyat, dan dilakukan sepenuhnya
oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat
8. Keseimbangan antara hak dan kewajiban.
9. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada Tuhan YME, diri
sendiri, masyarakat, dan negara ataupun orang lain.
10. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita Nasional.

14
2.2.3 Ciri-Ciri Demokrasi Pancasila
Dalam bukunya, Pendidikan Pembelajaran dan Penyebaran Kewarganegaraan, Idris
Israil (2005:52-53) menyebutkan ciri-ciri demokrasi Indonesia sebagai berikut:
1. Kedaulatan ada di tangan rakyat.
2. Selalu berdasarkan kekeluargaan dan gotong-royong.
3. Cara pengambilan keputusan melalui musyawarah untuk mencapai mufakat.
4. Tidak kenal adanya partai pemerintahan dan partai oposisi.
5. Diakui adanya keselarasan antara hak dan kewajiban.
6. Menghargai hak asasi manusia.
7. Ketidaksetujuan terhadap kebijaksanaan pemerintah dinyatakan dan disalurkan melalui
wakil-wakil rakyat. Tidak menghendaki adanya demonstrasi dan pemogokan karena
merugikan semua pihak.
8. Tidak menganut sistem monopartai.
9. Pemilu dilaksanakan secara luber.
10. Mengandung sistem mengambang.
11. Tidak kenal adanya diktator mayoritas dan tirani minoritas.
12. Mendahulukan kepentingan rakyat atau kepentingan umum.

2.2.4 . Sistem Pemerintahan Demokrasi Pancasila


Landasan formil dari periode Republik Indonesia III ialah Pancasila, UUD 45 serta
Ketetapan-ketetapan MPR. Sedangkan sistem pemerintahan demokrasi Pancasila menurut
prinsip-prinsip yang terkandung di dalam Batang Tubuh UUD 1945 berdasarkan tujuh sendi
pokok, yaitu sebagai berikut:

1. Indonesia Ialah Negara yang Berdasarkan Hukum


Negara Indonesia berdasarkan hukum (Rechsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan
belaka(Machsstaat). Hal ini mengandung arti bahwa baik pemerintah maupun lembaga-
lembaga negara lainnya dalam melaksanakan tindakan apapun harus dilandasi oleh hukum dan
tindakannya bagi rakyat harus ada landasan hukumnya. Persamaan kedudukan dalam hukum
bagi semua warga negara harus tercermin di dalamnya.

2. Indonesia Menganut Sistem Konstitusional

15
Pemerintah berdasarkan sistem konstitusional (hukum dasar) dan tidak bersifat
absolutisme(kekuasaan yang mutlak tidak terbatas). Sistem konstitusional ini lebih
menegaskan bahwa pemerintah dalam melaksanakan tugasnya dikendalikan atau dibatasi oleh
ketentuan konstitusi, di samping oleh ketentuan-ketentuan hukum lainnya yang merupakan
pokok konstitusional, seperti TAP MPR dan Undang-undang.

3. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)


MPR sebagai pemegang kekuasaan negara yang tertinggi seperti telah disebutkan
dalam pasal 1 ayat 2 UUD 1945 pada halaman terdahulu, bahwa (kekuasaan negara
tertinggi) ada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR. Dengan demikian, MPR
adalah lembaga negara tertinggi sebagai penjelmaan seluruh rakyat Indonesia. Sebagai
pemegang kekuasaan negara yang tertinggi, MPR mempunyai:
Tugas pokok, yaitu:
a. Menetapkan UUD
b. Menetapkan GBHN
c. Memilih dan mengangkat presiden dan wakil presiden

Wewenang MPR, yaitu:


a. Membuat putusan-putusan yang tidak dapat dibatalkan oleh lembaga negara lain, seperti
penetapan GBHN yang pelaksanaannya ditugaskan kepada Presiden
b. Meminta pertanggungjawaban presiden/mandataris mengenai pelaksanaan GBHN
c. Melaksanakan pemilihan dan selanjutnya mengangkat Presiden dan Wakil Presiden
d. Mencabut mandat dan memberhentikan presiden dalam masa jabatannya apabila
presiden/mandataris sungguh-sungguh melanggar haluan negara dan UUD 1945
e. Mengubah undang-undang.

4. Presiden
Presiden adalah penyelenggaraan pemerintah yang tertinggi di bawah Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR). Di bawah MPR, presiden ialah penyelenggara pemerintah
negara tertinggi. Presiden selain diangkat oleh majelis juga harus tunduk dan bertanggung
jawab kepada majelis. Presiden adalah Mandataris MPR yang wajib menjalankan putusan-
putusan MPR.

5. Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

16
Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi DPR mengawasi pelaksanaan
mandat (kekuasaan pemerintah) yang dipegang oleh presiden dan DPR harus saling bekerja
sama dalam pembentukan undang-undang termasuk APBN. Untuk mengesahkan undang-
undang, presiden harus mendapat persetujuan dari DPR. Hak DPR di bidang legislative ialah
hak inisiatif, hak amandemen, dan hak budget.
Hak DPR di bidang pengawasan meliputi:
a. Hak tanya/bertanya kepada pemerintah
b. Hak interpelasi, yaitu meminta penjelasan atau keterangan kepada pemerintah
c. Hak Mosi (percaya/tidak percaya) kepada pemerintah
d. Hak Angket, yaitu hak untuk menyelidiki sesuatu hal
e. Hak Petisi, yaitu hak mengajukan usul/saran kepada pemerintah.

6. Menteri Negara
Menteri Negara adalah pembantu presiden, Menteri Negara tidak bertanggung jawab
kepada DPR. Presiden memiliki wewenang untuk mengangkat dan memberhentikan menteri
negara. Menteri ini tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi kepada presiden. Berdasarkan
hal tersebut, berarti sistem kabinet kita adalah kabinet kepresidenan/presidensil. Kedudukan
Menteri Negara bertanggung jawab kepada presiden, tetapi mereka bukan pegawai tinggi biasa,
menteri ini menjalankan kekuasaan pemerintah dalam prakteknya berada di bawah koordinasi
presiden.

7. Kekuasaan Kepala Negara Tidak Tak Terbatas


Kepala Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi ia bukan diktator, artinya
kekuasaan tidak tak terbatas. Ia harus memperhatikan sungguh-sungguh suara DPR.
Kedudukan DPR kuat karena tidak dapat dibubarkan oleh presiden dan semua anggota DPR
merangkap menjadi anggota MPR. DPR sejajar dengan presiden.

2.2.5 Fungsi Demokrasi Pancasila


Adapun fungsi demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut:
1. Menjamin adanya keikutsertaan rakyat dalam kehidupan bernegara
Contohnya: Ikut menyukseskan Pemilu, ikut menyukseskan Pembangunan, ikut duduk dalam
badan perwakilan/permusyawaratan, dll.
2. Menjamin tetap tegaknya negara RI.
3. Menjamin tetap tegaknya negara kesatuan RI yang mempergunakan sistem konstitusional

17
4. Menjamin tetap tegaknya hukum yang bersumber pada Pancasila
5. Menjamin adanya hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara lembaga negara
6. Menjamin adanya pemerintahan yang bertanggung jawab
Contohnya: Presiden adalah Mandataris MPR dan Presiden bertanggung jawab kepada MPR.

2.3 Demokrasi pada Masa Orde Baru


Salah satu pondasi mendasar yang digunakan Orde Baru untuk membangun kekuasaan
adalah kebohongan dan kudeta militer. Suharto terbukti berupaya menambah-nambahi
kesalahan yang pernah dilakukan pemerintah Orde Lama, dengan tujuan untuk membenarkan
tindakan kudeta yang telah dilakukannya dan tentunya mendapatkan dukungan atas rencana-
rencana jahat yang siap diluncurkannya. Suharto menekankan sistem pemerintahan Nasakom
yang ditetapkan oleh Sukarno sebagai suatu kesalahan besar yang telah dilakukan Orde Lama
dalam pidatonya pada 16 Agustus 1967. (Penataran P-4. Sumber: solopos.com)
Ia juga mencoba meyakinkan bahwa nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 sesuai dengan
semangat dan jati dirinya. Dari mulutnya yang manis, Suharto meyakinkan bahwa
pemerintahan yang dipimpinnya bertujuan mengembalikan lagi tatanan seluruh kehidupan
rakyat, bangsa dan negara pada kemurnian penerapan Pancasila dan UUD 1945.
Menurut pengakuan Frans Seda, seorang mantan petinggi Orde Baru, Demokrasi
Pancasila merupakan demokrasi politik dan demokrasi ekonomi. Sistem tersebut pernah
dijanjikan sebagai suatu solusi yang mampu menjamin hak azasi rakyat Indonesia dan pada
saat yang sama juga mensejahterakan mereka secara ekonomi maupun politik.
Dalam kondisi negara yang sedang dipenuhi dengan kekacauan dalam berbagai bidang,
tentunya perkataan tersebut seakan menjadi angin segar bagi sebagian besar masyarakat
Indonesia. Ya, masyarakat Indonesia yang tidak tahu menahu sandiwara apa yang sedang
dipersiapkan oleh jenderal itu untuk menimbun kekayaan pribadi dari keringat rakyat.
Dalam hal ini, ABRI dijadikan garda terdepan yang dianggap bisa membenahi seluruh
kekacauan yang terjadi di Indonesia gara-gara pemerintah Orde Lama. Tentu kita tidak bisa
lupa peran kekuatan militer dalam operasi pemberangusan komunisme pada 1966, yang
kemudian disusul dengan penetapan dwi fungsi militer yang semakin memperkuat otoritas
lembaga tersebut. ABRI adalah pelindung negara dan penyelamat Pancasila, begitulah
bagaimana pemerintah Orba mencoba menunjukkan bahwa prajurit-prajurit itu bukanlah jagal
yang telah membunuh masyarakat sipil.

18
Salah satu program yang dilaksanakan oleh Orde Baru sebagai upaya penerapan
Pancasila yang paling terkenal adalah Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila, lebih
dikenal sebagai P4. Penataran P4 ini menjadi lauk sehari-hari para pelajar zaman Orde Baru
seperti layaknya agenda menonton film ‘Pemberontakan G30S/PKI’ sebagai media
propaganda yang bisa dibilang jitu. Bagaimana tidak, sejak tingkatan sekolah menengah,
pelajar Indonesia disuguhkan dengan kebohongan yang manis namun enak diterima, sekali lagi
tentang jasa Suharto dan ABRI yang telah bersusah payah menebus kesalahan Sukarno dalam
menerapkan Pancasila dan UUD 1945.
Gagasan Ekaprasatya Pancakarsa pertama kali disampaikan oleh Suharto pada 12 April
1976 sebagai pedoman nasional untuk menghayati dan mengamalkan Pancasila, suatu program
yang kemudian dijadikan tunggangan politik oleh pemerintah Orde Baru. Bahkan juga bisa
dibilang bahwa Pancasila yang diagung-agungkan itu dikendarai oleh rezim Orba untuk
memunculkan wajah yang bersih dan manis di hadapan rakyatnya.
Lalu pada kenyataannya, apa yang telah digembar-gemborkan pada pidato kenegaraan
di awal naiknya kekuasaan Suharto hanyalah omdo (omong doang). Yang katanya
kesejahteraan rakyat yang berkesesuaian dengan Pancasila dan UUD 1945 cuma tirai indah
yang menutupi dialog dan sandiwara kebusukan kerakusan politik Suharto dan antek-anteknya.
Swasembada beras tidak lain adalah penjajahan terhadap tradisi kuliner masyarakat tradisional
dan perusakan lahan menurut ilmu pertanian.
Kemudian kesejahteraan rakyat yang berdasarkan pada hak azasi manusia jelas
merupakan suatu cita-cita yang seakan begitu jauh di awang-awang. Pancasila telah dijadikan
tameng dan juga kuda tunggangan yang kuat serta gagah oleh rezim Orde Baru, namun
terkadang kita enggan mengakuinya karena takut dituduh melecehkan. Yang perlu kita sadari
sekarang adalah bahwa upaya pembukaan kebenaran memang akan dianggap pelecehan oleh
pelaku kejahatan itu.

2.4 Demokrasi Pada Masa Reformasi


Setelah tumbangnya rezim orde baru melalui suatu perjuangan mahasiswa yang
didukung oleh segenap komponen bangsa pada awal Mei 1998, maka penerapan Demokrasi
Pancasila yang dilandasi semangat reformasi, dimana paham demokrasi berdasar atas
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,
dilaksanakan dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, serta dengan menjunjung tinggi nilai

19
kemanusiaan yang adil dan beradab, selalu memelihara persatuan Indonesia dan untuk
mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Pelaksanaan Demokrasi Pancasila pada masa reformasi telah banyak memberi ruang
gerak kepada parpol dan komponen bangsa lainnya termasuk lembaga permusyawaratan rakyat
dan perwakilan rakyat mengawasi dan mengontrol pemerintah secara kritis, sehingga dua
kepala negara tidak dapat melaksanakan tugasnya sampai akhir masa jabatanya selama lima
tahun karena dianggap menyimpang dari garis reformasi

2.4.1 Demokrasi Era Reformasi (1998 s.d. Sekarang)


Reformasi lahir setelah Presiden Soeharto mengun-durkan diri sejak 21 Mei 1998 dan
digantikan oleh wakil presiden Dr. Ir. Bj. Habibie. Berhentinya Soeharto sebagai presiden,
karena tidak adanya lagi kepercayaan dari masyarakat serta menghadapi krisis moneter dan
ekonomi yang berkepanjangan Pelaksanaan pemilu 7 Juni 1999, dianggap paling jujur & adil
dibandingkan pemilu sebelumnya.
Pemilu 1999 telah melahirkan banyak partai politik, antara lain : PDIP, Golkar, PPP,
PKB, PAN, PBB dan lain-lain (sebanyak 48 Parpol). Dalam perkembangan demokrasi di era
reformasi, peran mahasiswa, kelompok kepentingan dan komponen rakyat Indonesia ingin agar
dilaksanakan ”reformasi total” disegala bidang Agenda- Agenda utama Reformasi yang
diantaranya adalah :
sme (KKN),

-hak asasi manusia.

Contoh-Contoh Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada era Reformasi


Pemilu 2004 adalah pemilu pertama sejak Indonesia merdeka yang dilaksanakan secara
langsung, dalam arti masyarakat Indonesia dapat memilih Capres (Calon Presiden) dan
Cawapres (Calon Wakil Presiden) dan memilih anggota legislatif secara langsung. Peserta
pemilu legislatif tahun 2004 sebanyak 24 partai dan dimenangkan oleh Partai Golongan Karya,
sedangkan peserta Pilpres (Pemilihan Presiden) sebanyak 5 pasangan dan dimenangkan oleh
pasangan SBY-JK (Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla). Pemilu 2004 adalah salah satu
contoh pelaksanaan demokrasi di Indonesia pada era reformasi karena dilaksanakan secara
bersih dan demokratis.
Melaksanakan kampanye terbuka pada tahun 2009, KPU memutuskan untuk
mengadakan Kampanye Terbuka, yang dimana para kompetitor mempunyai jadwal yang ketat

20
dalam berkampanye dalam waktu yang singkat. Hal ini merupakan salah satu contoh
pelaksanaan demokrasi.
Namun hal ini juga tidak lepas dari banyak kekurangan, seperti panitia dengan kinerja
buruk, cuaca tidak mendukung, para perusuh dari partai lain. Mestinya di dalam Kampanye
Terbuka, hal ini harus di hilangkan secara hermanen agar menciptakan demokrasi.
Semua golongan bisa menjadi caleg hanya dengan modal nekat dan berani, para
pengangguran yang biasa kerja free lance jadi tukang becak, satpam, tiba-tiba di panggil oleh
para anggota parpol agar menjadi caleg, memang hal ini benar sesuai dengan demokrasi,
Namur apakah kita tidak kasihan dengan orang-orang yang sudah bersekolah hingga ke junjung
S2, Namur slotnya di ambil orang-orang semacam itu?
Demonstrasi atau unjuk rasa diperbolehkan asal secara tertib, damai, dan tidak
mengganggu ketertiban umum. Perwakilan dari pendemo wajib melaporkan tentang jumlah
anggota pendemo, lokasi demonstrasi, atribut yang dipakai kepada pihak kepolisian sebelum
unjuk rasa dilaksanakan. Hal ini adalah salah satu contoh pelaksanaan demokrasi di era
reformasi karena kita tahu unjuk rasa adalah hal yang dilarang pada masa pemerintahan Orde
Baru.
Pemilihan kepala daerah secara langsung mulai dilakukan pada masa pemerintahan
sekarang yaitu pemerintahan SBY, sebelumnya kepala daerah dipilih atau ditunjuk oleh
Menteri Dalam Negeri. Sekarang, masyarakat dapat memilih kepala daerahnya masing-masing
seperti pemilihan presiden secara langsung. Hal ini adalah salah satu contoh pelaksanaan
demokrasi di era reformasi karena dengan Pilkada secara langsung, kepala daerah yang terpilih
adalah pilihan rakyat bukan pemerintah.
Kebebasan pers media cetak maupun elektronik mulai timbul sejak lengsernya dinasti
orde baru, dalam hal ini pers dapat bebas berpendapat dan mengkritik kinerja pemerintah jika
kinerjanya buruk. Hal ini adalah salah satu contoh pelaksanaan demokrasi di era reformasi
karena pada masa Orde Baru, pers tidak mendapat kebebasan berpendapat dan dilarang
mengkritik kinerja pemerintah. Sebagai contoh, beberapa media cetak pada masa Orde Baru
ditutup secara paksa karena dinilai mengkritik dinasti Soeharto.
-Dalam sistem demokrasi posisi rakyat adalah sederajat dihadapan hukum dan pemerintahan.
Rakyat memiliki kedaulatan yang sama, baik dalam kesempatan untuk memilih atau pun
dipilih. Tidak ada pihak lain yang berhak mengatur dirinya selain dirinya sendiri.
-Demokrasi tidak akan efektif dan lestari tanpa substansi yang berujud ”jiwa, budaya atau
ideologi” yang mewarnai pengorganisasian berbagai elemen politik seperti partai politik,
lembaga-lembaga pemerintahan maupun organisasi kemasyarakatan.

21
Penyebab utamanya adalah berhentinya Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998 dan
digantikian oleh Wakil Presiden Dr.Ir.Bj.Habibie. Berhentinya Soeharto karena tak adanya
kepercayaan dari masyarakat serta menghadapi krisis ekonomi yang berkepanjangan.

Ada faktor-faktor lain penyebab munculnya era reformasi:


1. Krisis Politik
Demokrasi yang tidak dilaksanakan dengan semestinya akan menimbulkan
permasalahan politik. Kedaulatan rakyat berada di tangan kelompok tertentu, bahkan lebih
banyak dipegang oleh para penguasa. Pada UUD 1945 pasal 2 telah disebutkan bahwa
kedaulatan ada di tangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh MPR.
Namun pada dasarnya secara de jure kedaulatan rakyat tersebut dilaksanakan oleh MPR
sebagai wakil-wakil rakyat, tetapi secara de facto anggota MPR sudah diatur dan direkayasa.
Sebagian anggota DPR itu diangkat berdasarkan hubungan kekeluargaan (nepotisme),
misalnya istri, anak, atau kerabat dekat para pejabat tinggi. Oleh karena itu, keputusan
DPR/MPR dapat diatur oleh pihak penguasa.
Setahun sebelum pemilu 1997, situasi politik di Indonesia mulai memanas. Pemerintah
Orde Baru yang didukung oleh Golongan Karya (Golkar) berusaha untuk memenangkan
pemilu secara mutlak, seperti pada pemilihan umum sebelumnya. Sedangkan tekanan-tekanan
terhadap pemerintah Orde Baru semakin berkembang. Baik di kalangan politisi, cendekiawan,
maupun dari masyarakat.
Terjadinya kerusuhan-kerusuhan:
• 27 Juli 1996, bentrok antara PDI pro-Megawati dengan PDI por-Suryadi di kantor pusat
PDI.
• Oktober 1996, kerusuhan di Situbondo, Jawa Timur.
• Desember 1996, kerusuhan di Tasikmalaya , Jawa Barat.
• Menjelang akhir kampanye pemilu 1997, terjadi kerusuhan di Banjarmasin

2. Krisis Hukum
Pada masa pemerintahan Orde Baru banyak terjadi ketidakadilan di bidang hukum.
Misalnya pada pasal 24 UUD 1945 dinyatakan bahwa kehakiman memiliki kekuasaan yang
merdeka dan terlepas dari kekuasaan pemerintah. Namun pada kenyataannya kekuasaan
kehakiman berada di bawah kekuasaan eksekutif. Oleh karena itu, lembaga pengadilan sangat
sulit mewujudkan keadilan bagi rakyat, karena hakim-hakim harus melayani kehendak
penguasa. Bahkan hukum sering dijadikan sebagai alat pembenaran atas tindakan dan

22
kebijakan pemerintah. Selain itu, sering terjadi rekayasa dalam proses peradilan, apabila
peradilan itu menyangkut diri penguasa dan kerabatnya.
3. Krisis Ekonomi
Krisis moneter yang melanda negara-negara Asia Tenggara sejak bulan Juli 1996, juga
memengaruhi perkembangan perekonomian Indonesia. Ekonomi Indonesia ternyata belum
mampu untuk menghadapi krisis global tersebut.
Ketika nilai tukar rupiah terus melemah, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia
menjadi 0% dan berakibat pada iklim bisnis yang semakin lesu. Kondisi moneter Indonesia
mengalami keterpurukan, yaitu dengan dilikuidasinya sejumlah bank pada akhir tahun 1997.
Walaupun pada awal tahun 1998 pemerintah Indonesia membuat kebijakan uang tetap
dan suku bunga bank tinggi, namun krisis moneter tetap tidak dapat teratasi. Akhirnya pada
bulan April 1998, pemerintah membekukan tujuh buah bank bermasalah.
Dalam perkembangan berikutnya, nilai tukar rupiah terus melemah dan menembus
angka Rp10.000,00 per dolar Amerika Serikat. Kondisi seperti itu semakin diperparah oleh
para spekulan valuta asing baik dari dalam maupun dari luar negeri, sehingga kondisi ekonomi
nasional semakin bertambah buruk. Oleh karena itu, krisis moneter tidak hanya menimbulkan
kesulitan keuangan negara, tetapi juga telah menghancurkan keuangan nasional.
Memasuki tahun anggaran 1998/1999, krisis moneter telah memengaruhi aktivitas
ekonomi yang lainnya. Perusahaan-perusahaan banyak yang tidak mampu membayar utang
luar negerinya yang telah jatuh tempo. Bahkan banyak terdapat perusahaan yang mengurangi
atau menghentikan sama sekali kegiatannya, akibatnya angka pemutusan hubungan kerja
(PHK) meningkat. Angka pengangguran meningkat, sehingga daya beli dan kualitas hidup
masyarakat pun semakin bertambah rendah. Akibatnya, kesenjangan ekonomi yang telah
terjadi sebelumnya semakin tampak jelas setelah berlangsungnya krisis ekonomi tersebut.
Ciri-ciri Demokrasi Pancasila Pada Masa Orde Reformasi
1. Mengutamakan musyawarah mufakat
2. Mengutamakan kepentingan masyarakat , bangsa dan negara
3. Tidak memaksakan kehendak pada orang lain
4. Selalu diliputi oleh semangat kekeluargaan
5. Adanya rasa tanggung jawab dalam melaksanakan keputusan hasil musyawarah
6. Dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati yang luhur
7. Keputusan dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Than Yang Maha Esa,
berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan

23
8. Penegakan kedaulatan rakyar dengan memperdayakan pengawasan sebagai lembaga
negara, lembaga politik dan lembaga swadaya masyarakat
9. Pembagian secara tegas wewenang kekuasaan lembaga Legislatif, Eksekutif dan
Yudikatif.
10. Penghormatan kepada beragam asas, cirri, aspirasi dan program parpol yang memiliki
partai
11. Adanya kebebasan mendirikan partai sebagai aplikasi dari pelaksanaan hak asasi
manusia

Orang-Orang Penting yang mempengaruhi pada Era Reformasi


1. Soeharto
Soeharto merupakan presiden kedua Republik Indonesia dan merupakan presiden
dengan masa jabatan terlama, beliau terkenal dengan sistem pemerintahan masa orde barunya
yang akhirnya runtuh pada tahun 1998 dan digantikan dengan sistem pemerintahan masa
reformasi yang diikuti dengan pengunduran diri Soeharto.
1. Mahasiswa
Tak dapat dipungkiri, peran mahasiswa saat itu sangatlah besar dalam pembentukan
sistem pemerintahan reformasi yang manggantikan sistem pemerintahan pada masa orde baru.
Saat itu mahasiswa melakukan unjuk rasa berskala nasional yang akhirnya diikuti oleh
pengunduran diri Soeharto sebagai presiden dan terlahirnya era reformasi.
1. Presiden Bj Habibie
Usai Presiden Soeharto mengucapkan pidatonya Wakil Presiden B.J. Habibie langsung
diangkat sumpahnya menjadi Presiden RI ketiga dihadapan pimpinan Mahkamah Agung,
peristiwa bersejarah ini disambut dengan haru biru oleh masyarakat terutama para mahasiswa
yang berada di Gedung DPR/MPR, akhirnya Rezim Orde Baru di bawah kekuasaan Soeharto
berakhir dan Era Reformasi dimulai di bawah pemerintahan B.J. Habibie
1. Presiden Gusdur ( Abdurahman Wahid )
Pada awal tahun 1998 rezim Orde Baru sudah tidak mampu membendung arus
Reformasi yang bergulir begitu cepat. Setelah Presiden Soeharto mengundurkan diri maka
bangsa Indonesia memasuki babak baru. Yang dimulai dari Presiden BJ.Habibie segera
melakukan langkah-langkah pembaruan sebagaimana tuntutan Reformasi. Yang selanjutnya
dilanjutkan oleh Presiden Abdurrahman Wahid yang menampilkan energi yang luar biasa,
tekad untuk menggulingkan unsur-unsur sentralistis dan hierarkis yang represif (menindas)

24
semasa pemerintahan Soeharto dan kesediaan untuk berfikir kreatif sehingga banyak pihak
mengaguminya
1. Presiden Megawati Soekarnoputri
Megawati Soekarnoputri adalah Presiden Indonesia yang kelima yang menjabat sejak
23 Juli 2001 – 20 Oktober 2004. Ia merupakan presiden wanita Indonesia pertama dan
merupakan anak dari presiden Indonesia pertama. Megawati juga merupakan ketua umum
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sejak memisahkan diri dari Partai Demokrasi
Indonesia pada tahun 1999. Pemilu 1999.
1. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
MPR pada periode 1999–2004 mengamandemen Undang-Undang Dasar 1945 UUD
1945 sehingga memungkinkan presiden dan wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat.
Pemilu presiden dua tahap kemudian dimenanginya dengan 60,9 persen suara pemilih dan
terpilih sebagai presiden. Dia kemudian dicatat sebagai presiden terpilih pertama pilihan rakyat
dan tampil sebagai presiden Indonesia keenam setelah dilantik pada 20 Oktober 2004 bersama
Wakil Presiden Jusuf Kalla

Keunggulan dan Kekurangan pada Era Reformasi

a. Kelebihan
1.Kebebasan bicara dan berpendapat mulai berjalan;
2. Pemberantasan korupsi sudah mulai berjalan (walaupun masih banyak kendala);
3. Demokrasi yang lebih terbuka;
4. Persaingan ekonomi yang lebih terbuka dalam beberapa sektor ekonomi (sebelumnya
dikuasai kroni Suharto).

b. Kekurangan
1. Masyarakat yang terlalu bebas, dan mengartikan kebebasan dengan boleh berbuat sebebas-
bebasnya. Akibatnya : banyak demo yang berakhir rusuh, pilkada yang berakhirrusuh;
2. Kebangkitan ormas-ormas radikal yang meresahkan masyarakat akibat pemerintah yang
tidaktegas;
3. Mulai ditinggalkannya program- program pemerintah yang secara konseptual cukup baik,
seperti program swasembada pangan, yang sebenarnya dapat mengurangi potensi inflasi tinggi
untuk jangka panjang.

25
Perbedaan Demokrasi Era Reformasi dengan Era Orde Baru :

Demokrasi Era Orde Baru Demokrasi Era Reformasi

Presiden dipilih dan diangkat oleh MPR Presiden dipilih langsung oleh rakyat

Sistem partai politik tripartai (PPP, PDI dan Golkar) Sistem partai politik multi-partai

GBHN sebagai acuan bagi stratifikasi politik dan strategi Pidato visi dan misi presiden dan wakil presiden
nasional (poltranas) yang telah disusun oleh MPR menjadi acuan bagi stratifikasi politik dan strategi
nasional (poltranas)

Banyak terjadi manipulasi politik dan KKN yang telah Pada masa kepemimpinan presiden SBY,
membudaya sehingga menimbulkan hutang luar negeri pemberantasan korupsi mulai kelihatan wujudnya
yang tidak sedikit

Kekuasaan presiden begitu dominan baik dalam Pembagian secara tegas wewenang antara badan
suprastruktur politik legislatif, eksekutif, dan yudikatif sehingga memberi
ruang gerak untuk mengeluarkan pendapat dan
berorganisasi

Eksploitasi sumber daya pada masa pemerintahan Mewarisi hutan yang sudah rusak parah
Soeharto
Beras murah padahal sebagian adalah beras impor Mengurangi mengimpor beras karena masih
menyisakan hutang luar negeri yang belum terlunaskan

Pelanggaran HAM kepada masyarakat non pribumi Telah adanya jaminan HAM di dalam Undang-Undang
(terutama masyarakat Tionghoa)
Kebebasan pers sangat terbatas Media massa menjadi terbuka/lebih bebas

Tidak ada rencana suksesi (pergantian kepemimpinan) Ditetapkannya masa jabatan untuk presiden maksimal
2 kali masa jabatan (10 tahun)
Bertambahnya kesenjangan sosial Kesenjangan sosial mulai dihilangkan

Mendirikan Puskesmas dan SD Inpres (Instruksi Presiden) Pengobatan dan pendidikan sudah gratis

26
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Menurut Abdul Ghani Ar Rahhal, Dalam bukunya yang berjudul Al Islamiyyin wa
Sarah Ad Dimuqrathiyya, Abdul Ghani Ar Rahhal menyatakan bahwa demokrasi merupakan
suatu bentuk kekuasaan rakyat oleh rakyat.dengan kata lain rakyat adalah sumber kekuasaan.
Beliau juga menyakan bahwa plato adalah orang yang pertama kali mengungkapkan tentang
teori demokrasi, dimana sumber kekuasaan adalah keinginan yang satu dan bukan majemuk.
Seorang penulis lain bernama Muhammad Quthb dalam bukunya yang berjudul Madzahib
Fikriyyah Mu’ashirah juga menyatakan hal yang sama tentang definisi demokrasi.
Demokrasi Menurut Segi Pandang Rakyat, Demokrasi merupakan suara atau pendapat
dari rakyat ke rakyat sehingga demokrasi dapat diartikan sendiri oleh rakyat yang menurut
pandangan rakyat yang memiliki arti luas yang di ungkapkan melalui suara rakyat terhadap
pemerintah atau lembaga negara lainnya
Demokrasi Pancasila adalah sebuah sistem demokrasi pemerintahan, yang keduanya
bisa dipakai di negara manapun, dengan cara masing masing di indonesia sendiri demokrasi
pancasila sudah mendarah daging disetiap warga nya, karena demokrasi itu mencerminkan
kehidupan bermasyarakat, sistem demokrasi / pemerintahan liberal tidak akan cocok untuk
diterapkan di indonesia karena adat dan budaya negara indonesia bertolak belakang dengan
negara barat, NKRI harga mati, demokrasi pancasila harus dibudayakan kepada anak cucu kita.
Ciri-ciri demokrasi Indonesia diantaranya adalah Kedaulatan ada di tangan rakyat,
Selalu berdasarkan kekeluargaan dan gotong-royong, Cara pengambilan keputusan melalui
musyawarah untuk mencapai mufakat, Tidak kenal adanya partai pemerintahan dan partai
oposisi, Diakui adanya keselarasan antara hak dan kewajiban, Menghargai hak asasi manusia,
Ketidaksetujuan terhadap kebijaksanaan pemerintah dinyatakan dan disalurkan melalui wakil-
wakil rakyat. Tidak menghendaki adanya demonstrasi dan pemogokan karena merugikan
semua pihak, Tidak menganut sistem monopartai, Pemilu dilaksanakan secara luber,
Mengandung sistem mengambang, Tidak kenal adanya diktator mayoritas dan tirani minoritas,
Mendahulukan kepentingan rakyat atau kepentingan umum.
Perkembangan demokrasi pada masa Orde Baru adalah untuk membangun kekuasaan
adalah kebohongan dan kudeta militer. Suharto terbukti berupaya menambah-nambahi
kesalahan yang pernah dilakukan pemerintah Orde Lama, dengan tujuan untuk membenarkan
tindakan kudeta yang telah dilakukannya dan tentunya mendapatkan dukungan atas rencana-

27
rencana jahat yang siap diluncurkannya. Suharto menekankan sistem pemerintahan Nasakom
yang ditetapkan oleh Sukarno sebagai suatu kesalahan besar yang telah dilakukan Orde Lama
dalam pidatonya pada 16 Agustus 1967. (Penataran P-4. Sumber: solopos.com)
Ia juga mencoba meyakinkan bahwa nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 sesuai dengan
semangat dan jati dirinya. Dari mulutnya yang manis, Suharto meyakinkan bahwa
pemerintahan yang dipimpinnya bertujuan mengembalikan lagi tatanan seluruh kehidupan
rakyat, bangsa dan negara pada kemurnian penerapan Pancasila dan UUD 1945.
Dalam kondisi negara yang sedang dipenuhi dengan kekacauan dalam berbagai bidang,
tentunya perkataan tersebut seakan menjadi angin segar bagi sebagian besar masyarakat
Indonesia. Pada kenyataannya masyarakat Indonesia yang tidak tahu menahu sandiwara apa
yang sedang dipersiapkan oleh jenderal itu untuk menimbun kekayaan pribadi dari keringat
rakyat
Salah satu program yang dilaksanakan oleh Orde Baru sebagai upaya penerapan
Pancasila yang paling terkenal adalah Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila, lebih
dikenal sebagai P4. Penataran P4 ini menjadi lauk sehari-hari para pelajar zaman Orde Baru
seperti layaknya agenda menonton film ‘Pemberontakan G30S/PKI’ sebagai media
propaganda yang bisa dibilang jitu. Bagaimana tidak, sejak tingkatan sekolah menengah,
pelajar Indonesia disuguhkan dengan kebohongan yang manis namun enak diterima, sekali lagi
tentang jasa Suharto dan ABRI yang telah bersusah payah menebus kesalahan Sukarno dalam
menerapkan Pancasila dan UUD 1945.
Kemudian kesejahteraan rakyat yang berdasarkan pada hak azasi manusia jelas
merupakan suatu cita-cita yang seakan begitu jauh di awang-awang. Pancasila telah dijadikan
tameng dan juga kuda tunggangan yang kuat serta gagah oleh rezim Orde Baru, namun
terkadang kita enggan mengakuinya karena takut dituduh melecehkan. Yang perlu kita sadari
sekarang adalah bahwa upaya pembukaan kebenaran memang akan dianggap pelecehan oleh
pelaku kejahatan itu.
Adapun faktor-faktor lain penyebab munculnya era reformasi adalah sebagai berikut :
1. Krisis Politik
Demokrasi yang tidak dilaksanakan dengan semestinya akan menimbulkan
permasalahan politik. Kedaulatan rakyat berada di tangan kelompok tertentu, bahkan lebih
banyak dipegang oleh para penguasa. Pada UUD 1945 pasal 2 telah disebutkan bahwa
kedaulatan ada di tangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh MPR.
Namun pada dasarnya secara de jure kedaulatan rakyat tersebut dilaksanakan oleh MPR
sebagai wakil-wakil rakyat, tetapi secara de facto anggota MPR sudah diatur dan direkayasa.

28
Sebagian anggota DPR itu diangkat berdasarkan hubungan kekeluargaan (nepotisme),
misalnya istri, anak, atau kerabat dekat para pejabat tinggi. Oleh karena itu, keputusan
DPR/MPR dapat diatur oleh pihak penguasa.
Setahun sebelum pemilu 1997, situasi politik di Indonesia mulai memanas. Pemerintah
Orde Baru yang didukung oleh Golongan Karya (Golkar) berusaha untuk memenangkan
pemilu secara mutlak, seperti pada pemilihan umum sebelumnya. Sedangkan tekanan-tekanan
terhadap pemerintah Orde Baru semakin berkembang. Baik di kalangan politisi, cendekiawan,
maupun dari masyarakat.
Terjadinya kerusuhan-kerusuhan:
• 27 Juli 1996, bentrok antara PDI pro-Megawati dengan PDI por-Suryadi di
kantor pusat PDI.
• Oktober 1996, kerusuhan di Situbondo, Jawa Timur.
• Desember 1996, kerusuhan di Tasikmalaya , Jawa Barat.
• Menjelang akhir kampanye pemilu 1997, terjadi kerusuhan di Banjarmasin

2. Krisis Hukum
Pada masa pemerintahan Orde Baru banyak terjadi ketidakadilan di bidang hukum.
Misalnya pada pasal 24 UUD 1945 dinyatakan bahwa kehakiman memiliki kekuasaan yang
merdeka dan terlepas dari kekuasaan pemerintah. Namun pada kenyataannya kekuasaan
kehakiman berada di bawah kekuasaan eksekutif. Oleh karena itu, lembaga pengadilan sangat
sulit mewujudkan keadilan bagi rakyat, karena hakim-hakim harus melayani kehendak
penguasa. Bahkan hukum sering dijadikan sebagai alat pembenaran atas tindakan dan
kebijakan pemerintah. Selain itu, sering terjadi rekayasa dalam proses peradilan, apabila
peradilan itu menyangkut diri penguasa dan kerabatnya.
3. Krisis Ekonomi
Krisis moneter yang melanda negara-negara Asia Tenggara sejak bulan Juli 1996, juga
memengaruhi perkembangan perekonomian Indonesia. Ekonomi Indonesia ternyata belum
mampu untuk menghadapi krisis global tersebut.
Ketika nilai tukar rupiah terus melemah, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia
menjadi 0% dan berakibat pada iklim bisnis yang semakin lesu. Kondisi moneter Indonesia
mengalami keterpurukan, yaitu dengan dilikuidasinya sejumlah bank pada akhir tahun 1997.
Walaupun pada awal tahun 1998 pemerintah Indonesia membuat kebijakan uang tetap
dan suku bunga bank tinggi, namun krisis moneter tetap tidak dapat teratasi. Akhirnya pada
bulan April 1998, pemerintah membekukan tujuh buah bank bermasalah.

29
Dalam perkembangan berikutnya, nilai tukar rupiah terus melemah dan menembus
angka Rp10.000,00 per dolar Amerika Serikat. Kondisi seperti itu semakin diperparah oleh
para spekulan valuta asing baik dari dalam maupun dari luar negeri, sehingga kondisi ekonomi
nasional semakin bertambah buruk. Oleh karena itu, krisis moneter tidak hanya menimbulkan
kesulitan keuangan negara, tetapi juga telah menghancurkan keuangan nasional.
Memasuki tahun anggaran 1998/1999, krisis moneter telah memengaruhi aktivitas
ekonomi yang lainnya. Perusahaan-perusahaan banyak yang tidak mampu membayar utang
luar negerinya yang telah jatuh tempo. Bahkan banyak terdapat perusahaan yang mengurangi
atau menghentikan sama sekali kegiatannya, akibatnya angka pemutusan hubungan kerja
(PHK) meningkat. Angka pengangguran meningkat, sehingga daya beli dan kualitas hidup
masyarakat pun semakin bertambah rendah. Akibatnya, kesenjangan ekonomi yang telah
terjadi sebelumnya semakin tampak jelas setelah berlangsungnya krisis ekonomi tersebut.
Keunggulan dan Kekurangan pada Era Reformasi
a. Kelebihan
1.Kebebasan bicara dan berpendapat mulai berjalan;
2. Pemberantasan korupsi sudah mulai berjalan (walaupun masih banyak kendala);
3. Demokrasi yang lebih terbuka;
4. Persaingan ekonomi yang lebih terbuka dalam beberapa sektor ekonomi (sebelumnya
dikuasai kroni Suharto).
b. Kekurangan
1. Masyarakat yang terlalu bebas, dan mengartikan kebebasan dengan boleh berbuat sebebas-
bebasnya. Akibatnya : banyak demo yang berakhir rusuh, pilkada yang berakhirrusuh;
2. Kebangkitan ormas-ormas radikal yang meresahkan masyarakat akibat pemerintah yang
tidaktegas;
3. Mulai ditinggalkannya program- program pemerintah yang secara konseptual cukup baik,
seperti program swasembada pangan, yang sebenarnya dapat mengurangi potensi inflasi tinggi
untuk jangka panjang.

30
Perbedaan demokrasi orde baru dan reformasi

Demokrasi Era Orde Baru Demokrasi Era Reformasi

Presiden dipilih dan diangkat oleh MPR Presiden dipilih langsung oleh rakyat

Sistem partai politik tripartai (PPP, PDI dan Golkar) Sistem partai politik multi-partai

GBHN sebagai acuan bagi stratifikasi politik dan strategi Pidato visi dan misi presiden dan wakil presiden
nasional (poltranas) yang telah disusun oleh MPR menjadi acuan bagi stratifikasi politik dan strategi
nasional (poltranas)

Banyak terjadi manipulasi politik dan KKN yang telah Pada masa kepemimpinan presiden SBY,
membudaya sehingga menimbulkan hutang luar negeri pemberantasan korupsi mulai kelihatan wujudnya
yang tidak sedikit

Kekuasaan presiden begitu dominan baik dalam Pembagian secara tegas wewenang antara badan
suprastruktur politik legislatif, eksekutif, dan yudikatif sehingga memberi
ruang gerak untuk mengeluarkan pendapat dan
berorganisasi

Eksploitasi sumber daya pada masa pemerintahan Mewarisi hutan yang sudah rusak parah
Soeharto
Beras murah padahal sebagian adalah beras impor Mengurangi mengimpor beras karena masih
menyisakan hutang luar negeri yang belum terlunaskan

Pelanggaran HAM kepada masyarakat non pribumi Telah adanya jaminan HAM di dalam Undang-Undang
(terutama masyarakat Tionghoa)
Kebebasan pers sangat terbatas Media massa menjadi terbuka/lebih bebas

Tidak ada rencana suksesi (pergantian kepemimpinan) Ditetapkannya masa jabatan untuk presiden maksimal
2 kali masa jabatan (10 tahun)
Bertambahnya kesenjangan sosial Kesenjangan sosial mulai dihilangkan

Mendirikan Puskesmas dan SD Inpres (Instruksi Presiden) Pengobatan dan pendidikan sudah gratis

31
DAFTAR PUSTAKA
Budiardjo, Miriam. 2002. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Israil, Idris. 2005. Pendidikan Pembelajaran dan Penyebaran Kewarganegaraan. Malang:
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya.
Sharma, P. 2004. Sistem Demokrasi Yang Hakiki. Jakarta : Yayasan Menara Ilmu.
https://dhiandharti.com/mengenal-orde-baru-demokrasi-pancasila/
https://www.academia.edu/6194403/MAKALAH_DEMOKRASI_PANCASILA
https://gembillabonte.wordpress.com/2013/11/19/sistem-pemerintahan-indonesia-pada-masa-
reformasi/

http://hz-whawanmpajo.blogspot.com/2011/11/makalah-pkn-demokrasi-reformasi.html

32

Anda mungkin juga menyukai