Anda di halaman 1dari 19

TUGAS KELOMPOK

TEORI KONSEP PERANCANGAN KAWASAN


DIMENSI DALAM RANCANG KOTA TERKAIT DENGAN KRITERIA PERANCANGAN KOTA
TERHADAP SQUARE MASJID JAMI’ SULTAN ABDURRAHMAN
ANGGOTA KELOMPOK
1.BIMA TANAKA (4201628009)
2. EZZA (4201628010 )
2.IRWIR ADENA ATAKIA FURU (4201628031)
3.QALBUN TRIWANI (4201628026)
4.YUDA LESMANA (4201628015)

DOSEN PENGAMPU :
1.AHMAD EKO YANUAR, ST, MT
2.YUDITHIA RATIH, ST, MT

MATA KULIAH TEORI KONSEP PERANCANGAN KAWASAN


KELAS III DESAIN KAWASAN BINAAN
SEMESTER III

TEKNIK ARSITEKTUR PRODI D-IV DESAIN KAWASAN BINAAN


POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
2017
GAMBARAN UMUM MASJID JAMI’ SULTAN ABDURRAHMAN
Masjid Jami' Pontianak atau dikenal juga dengan nama Masjid Sultan Syarif Abdurrahman adalah masjid tertua dan terbesar di Kota Pontianak,
Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia.[1] Masjid ini merupakan satu dari dua bangunan yang menjadi pertanda berdirinya Kota Pontianak pada 1771 Masehi, selain
Keraton Kadriyah.

Sejarah dan Arsitektur


Pendiri masjid sekaligus pendiri Kota Pontianak adalah Syarif Abdurrahman Alkadrie. Ia seorang keturunan Arab, anak Al Habib Husein, seorang penyebar
agama Islam dari Jawa. Al Habib Husein datang ke Kerajaan Matan pada 1733Masehi. Al Habib Husein menikah dengan putri Raja Matan (kini Kabupaten Ketapang)
Sultan Kamaludin, bernama Nyai Tua. Dari pernikahan itu lahirlah Syarif Abdurrahman Alkadrie, yang meneruskan jejak ayahnya menyiarkan agama Islam.
Syarif Abdurrahman melakukan perjalanan dari Mempawah dengan menyusuri sungai Kapuas. Ikut dalam rombongannya sejumlah orang yang menumpang 14 perahu.
Rombongan Abdurrahman sampai di muara persimpangan Sungai Kapuas dan Sungai Landak pada 23 Oktober 1771. Kemudian mereka membuka dan menebas hutan
di dekat muara itu untuk dijadikan daerah permukiman baru. Abdurrahman mendirikan sebuah kerajaan baru Pontianak. Ia pun membangun masjid dan istana untuk
sultan.
Masjid yang dibangun aslinya beratap rumbia dan konstruksinya dari kayu. Syarif Abdurrahman meninggal pada 1808Masehi. Ia memiliki putera bernama Syarif Usman.
Saat ayahnya meninggal, Syarif Usman masih berusia kanak-kanak, sehingga belum bisa meneruskan pemerintahan almarhum ayahnya. Maka pemerintahan
sementara dipegang adik Syarif Abdurrahman, bernama Syarif Kasim. Setelah Syarif Usman dewasa, dia menggantikan pamannya sebagai Sultan Pontianak,
pada 1822 sampai dengan 1855 Masehi. Pembangunan masjid kemudian dilanjutkan Syarif Usman, dan dinamakan sebagai Masjid Abdurrahman, sebagai
penghormatan dan untuk mengenang jasa-jasa ayahnya.
Beberapa ulama terkenal pernah mengajarkan agama Islam di masjid Jami' Sultan Abdurrahman. Mereka di antaranya Muhammad al-Kadri, Habib Abdullah Zawawi,
Syekh Zawawi, Syekh Madani, H. Ismail Jabbar, dan H. Ismail Kelantan.
Masjid Jami' Pontianak dapat menampung sekitar 1.500 jamaah salat. Masjid akan penuh terisi jamaah salat, saat waktu salat Jumat dan tarawih Ramadan. Pada sisi
kiri pintu masuk masjid, terdapat pasar ikan tradisional. Di belakangnya merupakan permukiman padat penduduk Kampung Beting, kelurahan Dalam Bugis dan di
bagian depan masjid, yang juga menghadap ke barat, terbentang Sungai Kapuas.
Terdapat enam pilar dari kayu belian berdiameter setengah meter di dalam masjid. Dua pelukan tangan orang dewasa tak akan mampu mencapai lingkaran pilar.
Selain pilar bundar, juga ada enam tiang penyangga lainnya yang menjulang ke langit-langit masjid, berbentuk bujur sangkar.
Pilar bujur sangkar itu berukuran kayu belian untuk tiang rumah dewasa ini. Namun ukurannya di atas rata-rata. Jika sekarang ada ukuran 6x6, 7x7, 8x8, dan 10x10
maka tiang tersebut lebih besar lagi.
Masjid ini memiliki mimbar tempat khutbah yang mirip geladak kapal. Pada sisi kiri dan kanan mimbar terdapat kaligrafi yang ditulis pada kayu plafon.
Hampir 90 persen konstruksi bangunan masjid terbuat dari kayu belian. Atapnya yang semula dari rumbia, kini menggunakan sirap, potongan belian berukuran tipis.
Atapnya bertingkat empat. Pada tingkat kedua, terdapat jendela-jendela kaca berukuran kecil. Sementara di bagian paling atas, atapnya mirip kuncup bunga atau stupa.
Jendelanya yang berjejeran dengan pintu masuk, berukuran besar-besar, juga dari kaca tembus pandang. Ada pula kaca yang berwarna merah dan kuning.
Jarak antara lantai masjid dengan tanah, sekira 50 centimeter. Namun menurut seorang pemuda setempat, tinggi antara lantai masjid dengan tanah sekitar dua meter.
Kini kolong masjid sudah dicor semen, agar lantainya tidak semakin turun. Struktur tanah yang labil dan sebagian besar bergambut, menjadikan bangunan-bangunan di
Pontianak gampang amblas. Ironisnya, barau yang melindungi halaman masjid dari kikisan air Sungai Kapuas dan dibangun dalam dua tahun terakhir, kini menjadi
proyek gagal karena kesulitan keuangan.Sepintas, terlihat tak banyak berubah dari masjid tua tersebut. Ketika semua sedang berubah dan berkembang, Masjid Jami' Sultan
Abdurrahman tetap menampakkan wajah lamanya.
DIMENSI SOSIAL
Kenyamanan,
- Square yang berbentuk lapangan yang luas sehingga menjadi sarana tempat bermain anak anak sekitar
- Sebagai sarana peribadatan yaitu Masjid Jami’ Sultan Abdurrahman

Kenyamanan menurut San Fransisco ada adalah dimana sebuah kawasan memiliki kualitas lingkungan dalam hal street
furniture, tanam-tanaman dan terlindung dari cuaca. Namun di square ini hanya berupa lapangan luas dan tidak memiliki
vegetasi yang dapat djadikan peneduh di lokasi, namun hal tersebut dilakukan karena lokasi ini perlu bukaan yang luas agar tidak
menutupi view ke arah masjid Jami’.
DIMENSI SOSIAL
Kegiatan
- Sebagai sarana tempat bermain anak anak lingkungan sekitar, Memancing, Peribadatan
Berpengaruh pada pergerakan dan daya tampung ruang. Pada Site ini bisa menampung 1500 orang terutama saat even even
tertentu. Sedangkan pada hari biasa hanya diisi oleh rakyat sekitar yang beribadah di Masjid jami’ Abdurrahman. Ruangan
yang cukup luas mampu menampung berbagai kegiatan dan orang.
DIMENSI SOSIAL
Kecocokan
- Adanya sarana peribadatan
- Keberadaan square berbatasan dengan sungai
Kecocokan berkaitan dengan Topografi dan Skala pada ruang. Dimana Topografi di square ini cukup menarik karena adanya
Sungai sebagai daya tarik alami dan Masjid yang mempunyai skala monumental, sehingga menciptakan visual yang menarik dan
berbeda.
DIMENSI VISUAL
Tampak yang menarik
- Masjid Sultan Abdurrahman, Sungai Kapuas, Pasar Tradisional
Karakteristik bangunan yang khas ditawarkan dari bangunan masjid Jami’ sendiri dan nilai Sungai Kapuasnya. Sehingga visual
yang sangat menarik akan kita dapatkan dari site ini. Juga karena pemandangan ke seberang yang menampilkan suasana pusat
kota Pontianak.
DIMENSI VISUAL
Variasi dan Kontras
- Adanya kegiatan beragam, Visual tradisional, Kenaturalan
Kontras yang sangat terasa dari tampilan bangunan disekitar yang menggunakan gaya arsitektur berbeda pada umumnya.
Kemudian dengan tawaran keindahan dari hamparan sungai kapuas yang berada tepat dipinggir jalur perkerasan.
DIMENSI VISUAL
Harmoni/Kecocokan
- Kecocokan antara ruang dan kegiatan, ditambah sarana peribadatan
Berkaitan dengan topografi wilayah yang berbatasan langsung dengan bentangan Sungai Kapuas dan wilayah square
membentuk ruang terbuka yang luas dengan area resapan yang bagus.
Skala bangunan disekitar yang masih dalam batas manusiawi sehingga tidak mengganggu pengunjung.
DIMENSI FUNGSIONAL
Kegiatan
- Sarana bermain, Peribadatan, Penyaluran hobi, Berjalan-jalan
Pergerakan dari aktivitas ruang yang penuh akibat even even islami tertentu, sehingga ruang ini dipakai untuk menampung
jumlah pengunjung yang datang. Sehingga Ruang yang luas akan berfungsi secara optimal.
DIMENSI FUNGSIONAL
Kejelasan dan Kenikmatan
- Square sebagai sarana bermain dsb, Sarana peribadatan
Pada hal ini berbicara tentang tingkat kualitas jalur pejalan kaki pada square, jalur pejalan kaki yang di buat dalam bentuk
perkerasan dan tidak memiliki batas yang jelas sehingga area terbuka hijau dan non hijau menjadi jelas bagian mana yang
harusnya menjadi jalur pejalan kaki.
DIMENSI PERSEPSI
Kenyamanan
-Sejuk karena dipinggir sungai, Lapangan luas, Suasana Tradisional
Kenyamanan alami yang ditawarkan dari Sungai Kapuas dan bangunan bersejarah di square ini yaitu bangunan Masjid jami’ dan
memberi nilai kenyamanan baik secara visualitas maupun suasana perasaan.
DIMENSI PERSEPSI
Karakter khusus
Karakter yang paling menonjol adalah gaya arsitektural dari bangunan Masjid Jami’ di square ini dan dari hal tersebut kita bisa
merasakan suasana yang jauh dari kekerasan.
DIMENSI MORFOLOGI
Integrasi Skala dan Bentuk
Skala monumental pada Masjid
Jami memberikan suasana yang
Megah dan menarik serta bentuk
Square yang dikelilingi oleh
Berbagai bentuk yang alami dan
Tradisional.
DIMENSI TEMPORAL
Kegiatan
- Bermain, Ibadah, Wisata dan pada even even tertentu.
Square ini ramai dikunjungi saat hari besar islam seperi shalat Ied , maulid Nabi Muhammad Salalllahualaihiwassalam, acara
shalawat , Shalat Jumat dan sebagainya, pada hari biasa saat waktu shalat square ini akan bertambah kapasitasnya , sedangkan
untuk waktu biasa square ini cukup sepi dan hanya diisi oleh warga sekitar.
Masalah Yang terdapat di Masjid Jami’ Sultan Abdurrahman :

- Kurangnya vegetasi pada site sehingga saat siang hari site yang berupa lapangan luas cukup panas namun hal itu terjadi karena bukaan
yang dilakukan agar tidak menutupi view Masjid Jami’.
- Kurangnya street furniture dan Fasilitas lainnya, seperti gazebo, tempat duduk dan lampu lampu taman serta tempat sampah
- Bau yang tidak sedap karena adanya pasar ikan tradisional sehingga karena angin dari sungai cukup kuat dan sesekali menimbulkan bau
ke arah site
- Area parkir yang tidak rapi dan hanya bisa dimasuki oleh sepeda motor, sehingga mobil tidak memiliki akses ke dalam site.

Respon :
- Perlunya penambahan vegetasi pada site namun tidak membaut view ke arah Masjid Jami’ terhalangi, bisa dengan pohon palem dan
sebagainya
- Penambahan pada fasilitas tempat duduk, tempat sampah serta perlu di pagari bagian pinggir site
- Menanamkan tanaman berbunga wangi agar dapat membuffer bau tidak sedap dari arah pasar .
- Mengatur area parkir agar rapi dan tertata.
- Memberi batas yang jelas terhadap area hijau dan non hijau
Alternative respon

Tong
ong Sampah yang akan disediakan Pagar pada sisi pinggir square Sitting Area

Pohon yang akan ditanam Tanaman berbunga

Anda mungkin juga menyukai