Anda di halaman 1dari 12

PORTOFOLIO

SEJARAH INDONESIA
SISTEM DAN STRUKTUR POLITIK DAN EKONOMI INDONESIA
MASA DEMOKRASI PARLEMENTER (1950-1959)
(MASJID MENARA KUDUS)

Disusun oleh:

Nama : Ali Zidan

Kelas/ABSEN : XII IPS/ 3

Nisn : 0053437746

Guru : Bu Jati Rohmani, S.S, M Pd

SMAN 1 KARANG BAHAGIA


TAHUN PELAJARAN 2023/202

Jl. Buyut kaifah no. 11 Kec Karang Bahagia Telp.(021)28512403)


Desa Karanganyar Kecamatan Karang Bahagia Kabupaten Bekasi -17530
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan limpahan Rahmat-

nya maka saya sanggup menyelesaikan sebuah portofolio dengan tepat waktu.

Berikut ini, saya mempersembahkan sebuah portofolio yang berjudul kerjaan Islam ”Masjid

Menara Kudus” dan memenuhi tugas yang ibu berikan kepada saya untuk mempelajarinya.

Melalui kata pengantar berikut saya meminta maaf dan memohon permakluman bilamana

terdapat kekurangan dan kesalahan dalam isi portofolio ini yang membuat tidak sempurnanya

portofolio berikut. Dengan ini saya mempersembahkan sebuah portofolio dengan penuh rasa

terimakasih dan semoga ALLAH SWT memberikan portofolio ini sehingga memberikan

manfaat.

BEKASI 10 Januari 2024

Ali Zidan

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................I

DAFTAR ISI.....................................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................1

A. SEJARAH MENARA MASJID AL - AQSHA DAN PENINGGALANNYA....................1

B. SEJARAH MASJID MENARA KUDUS .....................................................................2

C. KEGUNAAN MASJID MENARA KUDUS ..................................................................3

D. MANFAAT MASJID MENARA KUDUS SAMPAI SAAT INI......................................3

BAB II...............................................................................................................................4

LAPORAN CARA PEMBUATAN MINIATUR MENARA KUDUS........................................4

A.ALAT DAN BAHAN........................................................................................................4

B.LANGKAH LANGKAH ...................................................................................................4

C.DOKUMENTASI.............................................................................................................5

BAB III .............................................................................................................................6

PENUTUP..........................................................................................................................6

A. KESIMPULAN...............................................................................................................6

B. SARAN..........................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................7

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. SEJARAH MENARA MASJID AL-AQSHA PENINGGALAN

Masjid Al-aqsha Kudus

Menara Masjid Al-Aqsha Kudus (warga Kudus menyebut Menara Kudus) berada di
halaMenaraman Masjid Al-Aqsha Kudus di Desa Kauman, Kecamatan Kota, Kudus, Jawa
Tengah. Bangunan yang menjulang itu menjadi cagar budaya. Awalnya, di tempat Menara
Kudus, dalam cerita rakyat, terdapat sumur yang airnya dipercaya warga sebagai sumber
kehidupan. Jika ada orang yang meninggal, lalu diobati dengan air sumur tersebut, orang itu
akan hidup lagi. Hal ini membahayakan akidah warga sehingga sumur ditutup dengan
bangunan menara. Sumur tersebut, dalam tradisi tutur lainnya, digunakan untuk menimbun
kitab-kitab agama Hindu agar kitab tidak dipelajari warga Kudus. Jika kitab tersebut
dipelajari, dikhawatirkan warga Kudus memahami ajaran Hindu sehingga menghambat
lajunya Islam. Cerita tersebut mengandung pesan yang bermuatan.
Kearifan lokal bahwa Menara merupakan bangunan suci yang harus dirawat karena terdapat
kitab suci. Fakta lain adalah bahwa berdasarkan riset arkeolog hiasan porselen yang
tertempel pada dinding bagian luar bangunan Menara Kudus berjumlah 32 buah, 20 buah
berwarna biru bermotif pemandangan alam (masjid, manusia, unta, dan pohon kurma),
sedangkan 12 buah lainnya berwarna merah putih dengan motif bunga (Supatmo, 2014: 72).
Sakai Takashi dan Takimoto Tadashi, arkeolog Jepang, pada 28 Agustus 2008 datang di
Menara Kudus untuk menelusuri asal mula berbagai keramik yang menempel di Menara
Masjid al-Aqsha Kudus. Menurut keduanya, dua di antara sekian banyak keramik di Menara
Kudus yang menempel di atas pintu bagian utara dan selatan adalah produk pabrik keramik di
Vietnam abad ke-14 – 15. Keramik di bagian utara berbentuk segi empat, berwarna dasar
putih. Adapun bagian tengah berwarna sedikit kebiruan dengan motif bunga. Keramik berusia
tua, yaitu dibuat pada abad ke-14 atau sekitar tahun 1450 M. Adapun keramik di bagian
selatan berbentuk lebih besar, lebih menarik, didominasi warna biru dengan motif bunga yang
bercirikan Vietnam dan bentuknya bernuansa Islam. Motif ini dapat ditemukan di Istanbul
Turki. Adapun pernik keramik yang sebagian besar ada di Masjid Al-Aqsha umumnya buatan
Cina sekitar tahun 1920-an (Rosyid, 2014: 15). Ragam motif serupa juga ada di Gerbang
Keraton Kasepuhan Cirebon, Masjid Agung Cirebon, dan Gerbang Makam Sunan Bonang di
Tuban. Tradisi pemakaian hiasan piring porselen diilhami oleh hiasan porselen tembok
sebagai seni bangunan Islam di Asia Barat dan Asia Tengah pada masa awal perkembangan.
Piring porselen di Menara Kudus semula berasal dari Vietnam dan Tiongkok.

1.
Karena banyak yang rusak atau lepas, sebagian besar diganti piring porselen dari Belanda
(restorasi pada era kolonial Belanda). Porselen yang menempel pada dinding Menara
berbentuk piring (lingkaran), bentuk segi empat dengan motif meander yang dikombinasi
dengan stilisasi berbentuk bunga dan berbentuk organik yang berasal dari Vietnam.
Porselen hias berbentuk seperti kupu-kupu dan bentuk
segi empat di atas gerbang paduraksa bagian depan (halaman Masjid Al�Aqsha),
sebagaimana terdapat di Masjid Agung Demak, berasal dari Tiongkok dan Vietnam. Adapun
ornamen kaligrafi Arab (khot) di serambi depan Masjid Al-Aqsha yang berupa hiasan gelas
patri (stained glass) merupakan hiasan baru yang dibuat setelah penambahan ruang
serambi masjid tahun 1933 (Supatmo, 2014: 72-75). Menara Kudus versi sejarah lisan
merupakan tempat mengumandangkan azan dan menyimpan beduk yang ditabuh
menjelang tiba waktu salat lima waktu (hingga kini masih digunakan dua hal itu). Ada juga
yang berpendapat bahwa Menara Kudus digunakan sebagai mercusuar atau memandu
kapal yang melewati Selat Muria.Ketika memahami peta riil kondisi bangunan Menara
Kudus, terdapat dua pendapat. Pendapat pertama menyatakan bahwa bangunan yang
didirikan sebelum orang Islam ada/datang di wilayah Kudus merupakan kelompok Budo.
Bangunan Menara Kudus semula berupa sebuah candi yang kemudian berubah fungsi
(bentuk menara tersebut mirip dengan Candi Jago di Jawa Timur). Ada pula anggapan
bahwa tingginya bangunan menara menjadi tempat memanggil dan mengumpulkan orang.
Bangunan ini dapat dibandingkan dengan bale Kulkul di Bali.

PENINGGALAN MASJID MENARA KUDUS

1. MASJID AL-AQSHA
2. MASJID LANGGAR
3. MASJID MADUREKSAN
4. RUMAH ADAT KUDUS ,MADRASAH DINIYAH
5. MU’AWANATUL MUSLIMIN,PONDOK PESANTREN,MADRASAH DAN YAYASAN
PENDIDIKAN ISLAM QUDSIYAH
6. MASJID NGANGUK
7. MASJID BAITUL AZIZ

2.
B. SEJARAH MASJID MENARA KUDUS

Menurut sejarah, Masjid Menara Kudus didirikan oleh Sunan Kudus atau Ja’far Shodiq ialah putera
dari R.Usman Haji yang bergelar dengan Sunan Ngudung di Jipang Panolan (ada yang mengatakan
tempat tersebut terletak di sebelah utara Blora). Sunan Kudus kawin dengan Dewi Rukhil, puteri
dari R.Makdum Ibrahim, Kanjeng Sunan Bonan di Tuban. R.Makdum Ibrahim adalah putera
R.Rachmad (Sunan Ampel) putera Maulana Ibrahim. Dengan demikian Sunan Kudus adalah
menantunya Kanjeng Sunan Bonang. Sunan Kudus selain dikenal seorang ahli agama juga dikenal
sebagai ahli ilmu tauhid, ilmu hadist dan ilmu fiqh. Karena itu, diantara kesembilan wali, hanya
beliau yang terkenal sebagai “Waliyil Ilmi”. Adapun cara Sunan Kudus menyebarkan agama Islam
adalah dengan jalan kebijaksanaan, sehingga mendapat simpati dari penduduk yang saat itu masih
memeluk agama Hindu. Salah satu contohnya adalah, Sapi merupakan hewan yang sangat
dihormati oleh agama Hindu, suatu ketika kanjeng Sunan mengikat sapi di pekarangan masjid,
setelah mereka datang Kanjeng Sunan bertabligh, sehingga diantara mereka banyak yang memeluk
Islam. Dan sampai sekarang pun di wilayah Kudus, khususnya Kudus Kulon dilarang menyembelih
sapi sebagai penghormatan terhadap agama Hindu sampai dengan saat ini.

Budaya – Mesjid Kudus


Menara mesjid Kudus yang bercorak Hindu, menyerupai bentuk candi. Konon dibawah menara
Kudus, dulunya terdapat sebuah sumber mata air kehidupan.

Penghormatan lain adalah diwujudkan dalam bentuk bangunan menara masjid yang bercorak
Hindu. Menurut sejarah, masjid Kudus dibangun oleh Sunan Kudus pada tahun 956 H. Hal ini
terlihat dari batu tulis yang terletak di Pengimaman masjid, yang bertuliskan dan berbentuk bahasa
Arab, yang sukar dibaca karena telah banyak huruf-huruf yang rusak. Batu itu berperisai, dan
ukuran perisai tersebut adalah dengan panjang 46 cm, lebar 30 cm. Konon kabarnya batu tersebut
berasal dari Baitulmakdis ( Al Quds ) di Yerussalem – Palestina. Dari kata Baitulmakdis itulah
muncul nama Kudus yang artinya suci, sehingga masjid tersebut dinamakan masjid Kudus dan
kotanya dinamakan dengan kota Kudus.

Masjid Menara Kudus ini terdiri dari 5 buah pintu sebelah kanan, dan 5 buah pintu sebelah kiri.
Jendelanya semuanya ada 4 buah. Pintu besar terdiri dari 5 buah, dan tiang besar di dalam masjid
yang berasal dari kayu jati ada 8 buah. Namun masjid ini tidak sesuai aslinya, lebih besar dari
semula karena pada tahun 1918 – an telah direnovasi. Di dalamnya terdapat kolam masjid, kolam
yang berbentuk “padasan” tersebut merupakan peninggalan jaman purba dan dijadikan sebagai
tempat wudhu. Masih menjadi pertanyaan sampai sekarang, apakah kolam tersebut peninggalan
jaman Hindu atau sengaja dibuat oleh Sunan Kudus untuk mengadopsi budaya Hindu. Di dalam
masjid terdapat 2 buah bendera, yang terletak di kanan dan kiri tempat khatib membaca khutbah.
Di serambi depan masjid terdapat sebuah pintu gapura, yang biasa disebut oleh penduduk sebagai
“Lawang kembar”, konon kabarnya gapura tersebut berasal dari bekas kerajaan Majapahit dahulu,
gapura tersebut dulu dipakai sebagai pintu spion.

2.
C. KEGUNAAN MASJID MENARA KUDUS

Masjid berfungsi sebagai tempat ibadah sholat dan mengayomi serta membina umat
atau jamaah sekitar masjid, maka fungsi masjid akan berdampak positif bagi kehidupan
jamaah. Masjid juga berfungsi sebagai tempat pembinaan kegiatan umat yang
perkembangannya dari masa ke masa, mulai zaman Rasulullah SAW sampai saat ini
memegang peranan yang sangat penting.Selain sebagai masjid dan tempat ibadah,
Masjid Menara Kudus juga sering dijadikan tempat untuk berziarah ke makam Sunan
Kudus. Selain Sunan Kudus, di pemakaman yang terletak di bagian belakang kompleks
masjid juga terdapat makam beberapa orang yang merupakan keluarga sang sunan.
Adapun ziarah makam Sunan Kudus bisa dilakukan setiap hari, mulai pukul 05.00 sampai
22.00 WIB. Menara Kudus sebagai salah satu obyek wisata yang terkenal di kota Kudus.

D. MANFAAT MASJID MENARA KUDUS

1. Untuk memberi pengetahuan kepada masyarakat tentang bagaimana sejarah


berdirinya Masjid Al Aqsa Menara Kudus supaya masyarakat lebih mengetahui tentang
penyebaran Islam di jawa tengah khususnya di kota kudus.

2. Menjadi sarana peningakatan keilmuan bagi penulis dan masyarakat dalam bidang
sejarah kebudayaan Islam, khususnya dapat mengetahui bagaimana sejarah berdirinya
Masjid Wali Al Aqsa Menara kudus yang mayoritas masyarakat tidak mengetahui sejarah
berdirinya Masjid Wali Al Aqsa Menara kudus.

3. Memberikan pengetahuan tentang apa saja teori untuk membangun masjid sebagai
sarana pengembangan kebudayaan Islam, yang mana masjid digunakan untuk kegiatan
yang dapat memberikan manfaat. kepada masyarakat.

3.
BAB II

PEMBAHASAN
LAPORAN PEMBUATAN MINIATUR MASJID MENARA KUDUS
CARA PEMBUATAN MASJID MENARA KUDUS

A. ALAT DAN BAHAN


1. Lem tembak
2. Gunting/Cutter
3. Kardus bekas
4. Stik es krim
5. Pensil
7. Penggaris
8. Cat&Kuas

B. LANGKAH LANGKAH

1. Siapkan Kardus Yang di perlukan Sebanyak banyak nya agar tidak kurang

2. Kemudian ukur Kardus dengan menggunakann Penggaris, Ukur Sebanyak banyak nya
agar cepat selesai

3. Kemudian setelah di ukur menggunakan Penggaris lalu di Gunting mengikuti ukuran


yang sudah di ukur, Menggunting nya tidak boleh melewati batas yang sudah di ukur
menggunakann Penggaris tadi.

4. Jika sudah di Gunting, hasil yang tadi di Gunting kan akan segera di tempelkan
menggunakann Lem tembak satu per satu sehingga dapat menjadi kotak.

4.
5. Kemudian jika semua bagian sudah di tempel menggunakan Lem tembak maka
hasilnya akan menjadi seperti yang ada pada gambar di bawah ini.

6. Kemudian jika sudah menjadi seperti itu sesi terakhirnya yaitu sesi pengecatan
menggunakan cat berwarna coklat agar serupa dengan warna asli pada masjid Menara.

4.
C. DOKUMENTASI

5.
BAB II
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendekatan dakwah Sunan Kudus juga mengambil jalur arsitektur.Saat beliau akan
membangun sarana dan prasarana untuk digunakan oleh masyarakat setempat, Sunan
Kudus menggabungkan corak dari agama Islam dan Hindu. Selain sebagai masjid dan
tempat ibadah, Masjid Menara Kudus juga sering dijadikan tempat untuk berziarah ke
makam Sunan Kudus. Selain Sunan Kudus, di pemakaman yang terletak di bagian
belakang kompleks masjid juga terdapat makam beberapa orang yang merupakan
keluarga sang sunan.

B. Saran

Pihak karyawan Masjid Menara Kudus harus dapat mempertahankan elemen


Destination Image yang telah dianggap bagus oleh masyarakat. Karyawan Masjid Menara
Kudus dapat lebih aktif lagi dalam meningkatkan pelayanan sehingga akan ada lebih
banyak orang yang mengunjungi Masjid Menara Kudus.

7.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, R. (2015). Walisongo Gelora Dakwah dan Jihad di Tanah Jawa (1404--1482 M). Sukoharjo: Al Wafi.

Achmad, S. W. (2017). Asal-Usul Sejarah Orang Jawa. Yogyakarta: Araska.

Ambary, H. M., Djafar, H., Romli, M., & Awe, R. D. (1978). Laporan Ekskavasi Kudus. In
Berita Penelitian Arkeologi No. 14 (hal. 24–67). Jakarta: Proyek Pengembangan Media
Kebudayaan, Departemen P & K.

Anisa. (2004). Rumah dalam Kilungan di Kota Lama Kudus Analisis Konsep Bangunan. Jurnal
Nalars, 3 (1), 17–23.

Ashadi. (2009). Menara Kudus sebagai Aksis Mundi: Menelusuri Komunitas Kudus Kuno. Jurnal
Nalars, 6 (1), 12–24.

Coedes, G. (2010). Asia Tenggara Masa Hindu Buddha. Jakarta: KPG; Ecole Francoise d’
Extreme-Orient; Forum Jakarta Paris; Puslitbang Arkenas.

Darini, R. (2013). Sejarah Kebudayaan Indonesia Masa Hindu Buddha. Yogyakarta: Ombak.
Dinas Pendidikan Prov Jateng, M. R. (2004). Artefak Batu Masa Prasejarah Hindu-Buddha
(Koleksi Museum Ronggowarsito). Semarang: Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah.

Ekarini, D. (2016). Dilema Pelestarian Rumah Adat Kudus. Jurnal Konservasi Cagar Budaya
Borobudur, 10 (1), 15–24.

Hardiansyah, M. (2009). Rumah Tradisional Kudus: Pengaruh Budaya Islam (1500-1900). UIN
Jakarta.

Kerajaan Majapahit Sangat Jelas Bercorak Hindu. (2017, Juni). Kompas, hal. 12.
Munoz, P. M. (2009). Kerajaan Awal Kepulauan Indonesia dan Semenanjung Malaysia
Perkembangan Sejarah dan Budaya Asia Tenggara (Zaman Prasejarah hingga Abad
XVI). Yogyakarta: Mitra Abadi.

Nurini, N. (2011). Kajian Pelestarian Kampung Kauman Kudus sebagai Kawasan Bersejarah
Penyebaran Agama Islam. Teknik, 32(1), 9–17. https://doi.org/10.14710/Teknik.
V32I1.1685

Purwadi, & Maharsi. (2012). Babad Demak Sejarah Perkembangan Islam di Tanah Jawa.
Yogyakarta: Pustaka Utama.

1. https://duniamasjid.islamic-center.or.id/674/masjid-menara-kudus-2/

2. https://regional.kompas.com/read/2022/01/15/204600678/masjid-menara-kudus-
sejarah-keunikan-ornamen-mitos-dan-info- ziarah?page=all

3. https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6516608/masjid-menara- kudus-masjid-
dengan-gaya-bangunan-hindu-buddha-dan-islam

3. https://www.kompas.com/stori/read/2023/01/25/130000879/metode- dakwah-sunan-
kudus?page=all

Anda mungkin juga menyukai