Qalbun_Triwani
4201628026
VDKB_Tekomvis
SEBELUM RENOVASI
SETELAH RENOVASI
Tampak depan gerbang Istana Amantubillah dari depan dimana pada bagian gerbang terdapat ayam sebagai simbol yang begitu kental untuk istana ini.
Berdasarkan penuturan dari Kanjeng Mami yang merupakan cucu menantu dari keturunan raja XI , bahwa lambang ayam tersebut menggambarkan
kebiasaan raja terdahulu dalam menyabung ayam dan termasuk menggunakan sabung ayam sebagai strategi untuk berperang serta berhasil
mengalahkan lawan kerajaan.
Tampak depan istana saat memasuki Foto bersama oleh mahasiswa/i Tampak ukiran dari Istana Amantubillah
halaman dari istana Amantubillah. Istana ini Desain Kawasan Binaan Politeknik Negeri yang terasa sekali suasana melayunya serta warna
merupakan situs sejarah yang sudah di buat Pontiaak bersama Kanjeng Mami ( cucu istana yang didominasi oleh warna hijau muda yang
kebijakannya dalam peraturan bupati (Sumber : Raja menantu Kerajaan ) serta penuturan cerita berpadu dengan warna putih yang memberikan
Fajar, Dinas Pariwisata Kabupaten Mempawah) cerita terkait Istana Amantubillah. kesan kesejukan di setiap mata memandang.
I stana Amantubillah berdiri kokoh di Desa Pulau Pedalaman, Kecamatan Mempawah Timur, Kalimantan Barat.
Istana ini dibangun pada masa Pemerintahan Gus Jamiril yang memiliki gelar Panembahan Adi Wijaya
Kesuma (1761 - 1787) yang merupakan sultan ke-3 Kesultanan Mempawah. Kesultanan Mempawah mulai
dikenal pasca kedatangan rombongan Opu Daeng Menambun dari kerajaan Matan, Tanjung pura, ke Sebukit Rama,
Mempawah Lokasi Istana Amantubillah yang sekarang, sekitar tahun 1737 M.] Eksistensinya kian diperhitungkan di
kancah internasional setelah Opu Daeng Menambun dengan gelar pangeran Mas Surya Negara naik tahta menggan kan Peninggalan-peninggalan pada masa kerajaan
Sultan Senggauk pada tahun 1740 M. yang dijadikan sebagai kunjungan wisatawan ke
A
Istana Amantubillah Kabupaten Mempawah
palagi pada masa pemerintahannya, Habib Husein Alkadri, mantan hakim agama di kerajaan Matan,
pindah ke kesultanan Mempawah. Maka, orang pun kemudian berbondong-bondong datang ke
mempawah dak hanya untuk melakukan kontak dagang atau kontrak poli k, tapi juga untuk
mempelajari dan mendalami agama islam.Pada tahun 1880 M, istana Amantubillah mengalami kebakaran ke ka
diperintah oleh Gus Ibrahim bergelar Panembahan Ibrahim Mohammad Syafiuddin (1864-1892), sultan ke-9
kesultanan mempawah.Renovasi terhadap bangunan Istana Amantubillah kemudian dilakukan hingga Istana
Amantubillah dapat berdiri kembali pada tanggal 2 November 1922 ke ka diperintah oleh Gus Muhammad Taufik
Accamaddin (1902-1943), sultan ke-11 kesultanan mempawah.