Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS KARAKTERISTIK GAYA ARSITEKTUR

MASJID RAYA AL-MASHUN MEDAN


ARS – 336 PENELITIAN ARSITEKTUR

DOSEN PEMBIMBING
Isniar Ritonga, S.T.,M.T.

DISUSUN OLEH
Eranio 16.184.0016
Steven W. Tanudjaya 19.184.0002
Yusnita Febriani 19.184.0005
Thomas Juliano 19.184.0010
Louis 19.184.0013
Silvia Yoanda 19.184.0017
Angeline Maya Yaputri 19.184.0022
Nadiyah Adinda Putri 19.184.0025
Askarman Ge’e 19.184.0035
Andrew Joseph Pranata 19.184.0037
Fatimah Silaban 19.184.0043
Eric Kusidy 19.184.0044

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI TD. PARDEDE
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan pada KeTuhanan Yang Maha Esa, karena telah di berikan
waktu yang terencanakan agar dapat menyelesaikan tugas Penelitian Arsitektur
dengan baik dan sesuai. Adapun kami sangat mengucapkan terima kasih kepada
dosen pengampu kami yang mengajarkan mata kuliah ini, yang beliau ialah Ibu
Isniar Ritonga, S.T., M.T. dengan memberikan tugas Penelitian Arsitektur
mengenai Pengaruh Arsitetur Belanda Pada Bangunan Masjid Al Mashun, kiranya
tugas yang diberikan oleh beliau dapat memberikan sebuah ilmu tambah yang
dapat mengisi informasi baru pada tiap orang yang membaca makalah yang telah
kami bentuk.
Dengan rangkuman dari berbagai sumber yang di satukan dalam sebuah
wacana makalah, dapat menyambungkan atau memberikan sebuah informasi yang
efektif nan efisien untuk dipahami atau dicerna dengan sebuah rangkaian yang rapi
dan dapat di pejalarin oleh setiap orang.
Atas semua itu, kami berharap agar semua kesalahan yang ada pada kami
juga dapat di maklumi dan di mengerti, yang tak berlain atas semua manusia yang
tak luput dari kesalahan yang dapat saja terjadi, walaupun juga sudah
memaksimalkan dengan baik dan benar.
Kami juga sangat berterima kasih atas waktunya untuk membaca,
menyimak, dan menyempatkan waktunya untuk memahami yang telah kami
bentuk.
Demikianlah sepatah dua kata yang bisa kami sampaikan dalam wacana
ini, atas segala waktu dan tempat. Kami ucapkan banyak terima kasih.

Medan, 06 April 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB 1 - PENDAHULUAN ....................................................................................1

1.1. Latar Belakang...............................................................................................2

1.2. Perumusan Masalah .......................................................................................2

1.3. Tujuan Penelitian ...........................................................................................2

1.4. Manfaat Penelitian .........................................................................................3

1.4.1. Manfaat Teoritis ....................................................................................3


1.4.2. Manfaat Praktis .....................................................................................3
BAB 2 – TINJAUAN TEORI ................................................................................x

2.1. Deskripsi Judul ..............................................................................................x

2.2.Elaborasi Teori ...............................................................................................x

2.2.1. Kajian Pedestrian ..................................................................................x


2.2.2. Kajian Aktivitas Sosial .........................................................................x
2.2.3. Kajian Aktivitas Sosial Dalam Sirkulasi Publik (Pedestrian) ...............x
2.3.Studi Banding Penelitian ................................................................................x

BAB 3 – PENUTUPAN ..........................................................................................x

3.1. Kesimpulan ....................................................................................................x

3.2. Saran ..............................................................................................................x

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli
yang dibangun pada tahun 1906 M, pada masa pemerintahan sultan Maamun
AlRasyid Perkasa Alamsjah.Masjid ini selesai dibangun dan dimulai
digunakan pada tahun 1909 M. Hal ini dapat diketahui dari prasasti bertuliskan
Arab Melayu, dipahatkan pada sayap kiri dan kanan pintu gerbang masuk
menuju masjid. Mulai sembahyang di Masjid Raya Al-Mashun pada hari
jum’at bulan sha’ban 1327 bertepatan pada 10 september 1909. Masjid Raya
Al-Mashun memiliki corak bangunan yang memperlihatkan komponen-
komponen budaya asing.Hal ini dapat dilihat dari komponen-komponen
bangunan yang ada pada kompleks masjid.Antara lain adanya pintu gerbang,
menara yang terpisah agak jauh dari masjid, bangunan masjid yang memiliki
berbagai corak lengkung, tiang, tata hias lantai, dinding, pintu, dan
jendela.Serta memiliki bentuk atap khas yaitu atap yang berbentuk kubah
persegi delapan.Atap masjid terdiri dari satu kubah yang terdapat ditengah-
tengah (ditandai dengan kubah yang besar) dan empat kubah yang ada di sisi-
sisinya dengan ukuran lebih kecil.Keragaman bentuk seni dan ornamentasi
masjid yang menunjukkan ciri-ciri yang menarik.
Jika dilihat dari sudut arsitektur, masjid-masjid kuno di Indonesia
menunjukkan kekhasannya yang membedakannya dengan arsitektur
masjidmasjid di negeri islam lainnya. Kekhasan gaya arsitektur itu dinyatakan
oleh atapnya yang bertingkat, denahnya persegi empat atau bujur sangkar
dengan serambi di depan atau di samping terdapat parit berair (kulah).
Demikian pula halnya dengan pintu dan jendela bangunan Belanda, bahkan
ada diantara pintu-pintu yang bergaya spanyol. Pengaruh Eropa, terutama
Belanda akan lebih ampak pada prasasti marmer didepan tangga yang ditulis
dengan huruf latin berbahasa Belanda. Oleh karena itu ditinjau dari arsitektur
Masjid Raya Al-Mashun termasuk salah satu monumen yang harus dilindungi,

1
dipelihara, dan dilestarikan agar penerus generasi tidak kehilangan data dalam
merekonstruksi masa lampaunya.Bentuk bangunan masjid merupakan
kombinasi arsitektur Melayu bergaya Arab, India, dan Spanyol.Perpaduan
arsitektur menghasilkan sebuah dimensi nilai bangunan yang artistik serta
mengandung nilai estetika dan etika yang tinggi. Ornamen-ornamen yang
menghiasi sisi luar gedung dengan lima buah kubah berwarna hitam diatasnya
menjadikan arsitektur masjid semakin kelihatan artistik. Bangunan masjid ini
sudah menggunakan teknologi beton bertulang, serta memakai konsep-konsep
arsitektur modern.Sementara unsur klasiknya dapat ditemukan pada
pemakaian jendela kaca patri berwarna, ornamen abstrak geometris dan
floralistis, bentuk oktagonal dan bentuk kubah bergaya klasik dari Moghul.
Kini Masjid Raya Al-Mashun diketuai oleh Tengku Hamdi Osman Deli
Khan atau lebih dikenal dengan julukan Raja Muda. Beliau adalah adik
kandung Sultan Azmi Perkasa Alamsjah XII yang menjadi penguasa Istana
Maimun pada saat ini. Menurut Ketua Umum MUI Medan, K.H.Abd.Aziz
Usman yang ikut memberikan penjelasan, dengan berdirinya Masjid Raya Al-
Mashun maka terbentuklah sebuah pemukiman baru yang sekarang dikenal
dengan nama Kota Maksum, yang letaknya persis di sebelah Masjid Raya Al-
Mashun. Berdasarkan catatan sejarah, Kota Maksum tempo dulu merupakan
wilayah kekuasaan kesultanan deli.Sejak dibangun sampai saat ini, Masjid
Raya Al-Mashun belum pernah direnovasi.Menurut salah seorang pengelola
mesjid, pemerintah daerah Sumatera Utara pernah merencanakan renovasi
bagian-bagian Masjid Raya AlMashun yang telah rusak dimakan usia dan
perluasan agar dapat menampung jamaah lebih banyak. Namun karena
ditentang oleh banyak kalangan yang khawatir nilai-nilai seni dari gaya
arsitektur asli bangunan ini hilang, akhirnya pemerintah daerah hanya
menambah sarana penunjang masjid, seperti penambahan tempat wudhu
wanita (1980), tanpa mengotak-atik bangunan utamanya. Itulah sebabnya,
bangunan Masjid tua ini masih tetap utuh seperti bentuk aslinya ketika
dibangun lebih dari seabad silam.

ii
Sekarang ini, keberadaan Masjid Raya Al-Mashun Medan sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Pemerintah Kota Medan, baik dari segi pendanaan
dan pengelolaannya.Secara khusus, Masjid Raya Al-Mashun tidak pernah
mengalami perubahan karena masjid ini termasuk situs bersejarah yang
dilindungi UndangUndang. Berdasarkan Undang-Undang Cagar Budaya No.5
tahun 1992, masjid ini termasuk peninggalan benda cagar budaya yang perlu
dilestarikan, mengingat juga bahwa bangunan-bangunan di wilayah
Kesultanan Deli sudah banyak mengalami kerusakan dan keruntuhan,
contohnya antara lain Balai Kerapatan Tinggi Kesultanan, Taman/Kolam Raja,
Istana Sultan. Selain itu, Masjid Raya AlMashun termasuk bangunan yang
tergolong dalam living monumen yang masih tetap mempertahankan bentuk
aslinya.Karena Masjid Raya Al-Mashun mempunyai peranan penting
khususnya di wilayah Kesultanan Deli dan apabila ditinjau dari sudut
arsitekturnya memiliki perpaduan dan berbagai komponen budaya arsitektur
asing dari berbagai kawasan yang berlainan.
Masjid yang menjadi identitas Kota Medan ini memang bukan sekedar
bangunan antik bersejarah biasa, tetapi juga menyimpan keunikan tersendiri
mulai dari gaya arsitektur, bentuk bangunan, kubah, menara, pilar utama
hingga ornamen-ornamen kaligrafi yang menghiasi tiap bagian bangunan tua
ini. Masjid ini dirancang seluas 18.000 meter persegi dengan perpaduan gaya
arsitektur Timur Tengah, India, dan Eropa abad ke-18.Masjid Raya Al-Mashun
adalah peninggalan dari Sultan Maamun Al-Rasyid Perkasa Alamsjah IX,
penguasa ke-9 Kerajaan Melayu Deli yang berkuasa 1873-1924.
Berdasarkan dari hasil uraian di atas, ada persoalan yang menarik
mengenai gaya arsitektur yang bernuansa Eropa. Maka peneliti mengangkat
judul penelitian “Sejarah Berdirinya Masjid Raya Al-Mashun Sebagai Warisan
Arsitektur Belanda”.

1.2. Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dibuat rumusan masalah
sebagai berikut :

1
a. Apa yang melatar belakangi Pemerintahan Kesultanan Deli untuk
membuat Ornamen yang bukan cenderung bercorakkan khas milik
budaya Melayu asli di masjid raya Al-Mashun.
b. Mengapa tidak memilih corak khusus budaya Melayu sebagai budaya
lokal saja agar identitas kekuatan budaya Melayu tampil lebih dominasi
c. Makna apa saja yang terkandung dalam sejumlah tipologi ornamen
yang diterapkan di Masjid raya Al-Mashun Medan ini, yang kemudian
memberikan satu konsep kesimpulan akhir sebagai makna tertentu.
1.3. Tujuan Penilitian
Berdasarkan hasil penelitian latar belakang dan perumusan masalah, maka
dapat disimpulkan tujuan penelitian ini :
a. Untuk mendiskripsikan Latar Belakang penciptaan Ornamen di masjid raya
Al-Mashun Medan.
b. Untuk mengetahui, memahami lewat analisis terhadap ornamen-ornamen
yang berada di setiap bahagian masjid raya Al-Mashun Medan.
c. Untuk mengetahui, memahami serta memaparkan lewat analisis terhadap
kesimpulan makna apa yang ada dalam serangkaian ornamen-ornamen yang
ada pada masjid raya Al-Mashun Medan.

1.4. Manfaat Penilitian


Dari hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:
1.4.1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai bahan pembanding untuk penelitian yang relevan dan
pengembangan penelitian mengenai arsitektur bangunan,
terutama penelitian tentang Pengaruh Arsitektur Belanda.
b. Sebagai bahan referensi dalam pengembangan ilmu pendidikan,
terutama dunia pendidikan ilmu arsitektur.
1.4.2. Manfaat Teoritis
a. Sebagai masukan kepada warga yang berada di lingkup di Jl.
Mahkamah No.74c untuk menjaga dan mempertahankan
bangunan lama tersebut sebagai peninggalan dari sejarah.

ii
b. Memberi informasi kepada mahasiswa terutama pada Program
FTSP Jurusan Arsitektur yang tertarik mempelajari arsitektur
pada Masjid Al Mashun di Jl. Mahkamah No.74c.

1
ANALISIS KARAKTERISTIK MASJID RAYA AL-MASHUN
MEDAN

Latar Belakang : Penguraian/pemaparan gaya arsitektur campuran pada Masjid


Al-Mashun Medan.

Permasalahan :
1. Apa makna yang terkandung dalam sejumlah tipikal ornament yang
diterapkan di Masjid Raya Al-Mashun Medan?
2. Bagaimana latar belakang penciptaan ornamen di Masjid Raya Al-Mashun
Medan?
3. Apa saja gaya arsitektur yang diterapkan pada Masjid Al-Mashun Medan
jika ditinjau dari ornamen-ornamennya?

Tujuan & Manfaat :


1. Mengetahui gaya arsitektur dominan dan pendukung pada Masjid Al-
Mashun Medan melalui analisis terhadap ornamen-ornamennya.
2. Memahami dan memaparkan analisis terhadap kesimpulan makna yang
terdapat dalam serangkaian ornamen-ornamen yang ada pada Masjid Al-
Mashun Medan.
3. Diharapkan dapat mengulang dan mengingat kembali gambaran budaya
tradisional yang ada pada salah satu bangunan bersejarah yaitu bangunan
Masjid Al-Mashun Medan.

Metodologi Penilitian
1. Penelitian menggunakan metode kualitatif yaitu penelitian yang
menekankan pada quality atau hal terpenting suatu barang atau jasa.
Penelitian yang menggunakan latar belakang alamiah, dengan maksud
menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan
berbagai metode yang ada dalam penelitian kualitatif. Metode yang

ii
biasanya dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan
dokumen.

2. Memilih masalah
3. Mengumpulkan bahan yang relevan
4. Menentukan strategi dan pengembangan instrumen
5. Mengumpulkan data
6. Menafsirkan data
7. Melaporkan hasil penelitian

Metoda Pembahasan
Bab 1 : Pendahuluan
Bab 2 : Deskripsi Ornamen Masjid Al-Mashun Medan
Bab 3 : Struktur Ornamen Masjid Al-Mashun Medan
Bab 4 : Makna dan Gaya Arsitektur Ornamen Masjid Al-Mashun
Bab 5 : Penutup

Kerangka Berpikir
1. Landasan Teori Mengenai Karakteristik Ornamen Masjid Al-Mashun
Medan.
2. Sejarah Gaya Arsitektur yang mempengaruhi bangunan Masjid Al-Mashun
Medan.
3. Kolaborasi gaya arsitektur pada Masjid Al-Mashun Medan.

Anda mungkin juga menyukai