ARSITEKTUR MASJID
PENGERTIAN MASJID
Masjid berarti tempat sujud. Setiap muslim boleh melakukan sholat disemua tempat,
kecuali kuburan dan tempat najis. Setiap potong permukaan bumi, terbatas dengan
sesuatu tanda atau tidak, beratap atau tidak beratap, bagi umat islam sebenarnya
dapat dinamakan masjid, jika disana digunakan untuk shalat/ tempat dimana
meletakkan dahi sujud menyembah tuhan. (Hadist yang diceritakan oleh Tirmizi dari
Abi Sa’id Al-Chudri berbunyi bahwa tiap potong tanah itu adalah masjid.)
Akan tetapi pada saat ini kata masjid sudah mempunyai suatu arti yang tertentu yaitu
suatu rumah, suatu gedung atau suatu lingkungan tembok, yang dipergunakan
sebagai tempat mengerjakan shalat, baik untuk shalat lima waktu maupun untuk
sembahyang jum’at atau shalat Hari Raya.
Lalu, apa tujuan pembuatan masjid?
PENTINGNYA MASJID
Meski seluruh permukaan bumi adalah masjid, dan karena itu bisa saja membuat
masjid dengan sekedar batas pagar berbentuk kotak misalnya, namun bagi ummat
Islam masjid adalah “Rumah Allah” yang harus dimuliakan.
Karena itu, sepanjang sejarah perkembangan arsitektur, masjid merupakan
bentukan arsitektur yang memperoleh curahan optimal dalam hal ketrampilan
teknologi, estetika, dan falsafah dalam rangkaian sejarah arsitektur Islam.
Ini sejalan dengan uangkapan sebuah hadist yang diriwayatkan Bukhari-Muslim,
bahwa: “Barangsiapa mendirikan masjid karena Allah, niscaya Allah mendirikan
rumah yang sebanding (pahalanya) dengan itu di surga”.
FUNGSI MASJID
Menurut Gazalba, fungsi masjid adalah sebagai berikut:
a. Sebagai tempat untuk kegiatan ibadah, yaitu
(1) Tempat melaksanakan sholat fardhu dan sholat sunah,
(2) Tempat melaksanakan zakat,
(3) Tempat kegiatan penunjang ibadah puasa di bulan Ramadhan (tarawih, tadarus, itikaf),
(4) Tempat penyelenggaraan penerangan haji.
b. Sebagai tempat untuk kegiatan muamalah yaitu berbagai kegiatan ibadah Islam yang
dikerjakan dalam rangka kesempurnaan ibadah yang masih dalam batas-batas yang
diwajibkan untuk agama dan menuju ketakwaan umat. Di masa Rasulullah saw, masjid
menjadi pusat kebudayaan, yaitu berfungsi sebagai pusat pemerintah, pusat
pendidikan, dan pusat urusan kemasyarakatan.
PERKEMBANGAN MASJID
Dari Tempat Sujud menjadi Pusat Budaya
Masjid menjadi pusat kebudayaan agama Islam, dan bahkan menjadi tanda,
simbol, dan orientasi bagi keberadaan Islam dan ummatnya.
Dari segi fungsi, masjid dalam perkembangannya tidak saja digunakan sebagai
tempat ibadah dalam arti sujud, namun juga sebagai tempat pembinaan,
pengajaran, praktek sosial, pengamanan, dan benteng pertahanan umat Islam.
Fungsi masjid mencakup pengertian sosial, budaya, dan politik sekaligus.
Masjid dalam kapasitasnya sebagai rumah ibadah umat Islam memiliki beberapa
unsur-unsur/elemen-elemen yang diperlukan untuk fungsi-fungsi tersebut.
PERKEMBANGAN MASJID
NABAWI MADINAH
Untuk mendukung fungsi, ada beberapa elemen yang memang ada dari sejak dulu (jaman Nabi
Muhammad SAW) dan ada pula yang tambahan-tambahan pada masa-masa berikutnya.
Tambahan-tambahan pada masa berikutnya ini berkembang seiring dengan kebutuhan-kebutuhan baru
pada umumnya bervariasi tergantung di mana masjid tersebut berada.
Perkembangan yang merupakan perubahan sesuai kebutuhan ini dapat dilihat pada Masjid Nabawi sebagai
studi kasus 622 M Dibangun setelah Masjidil Haram di Mekkah
Keutamaan shalat di Makkah (Masjidil Haram) dan Madinah (Masjid Nabi)
QS.Ali Imran 96 “Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk(tempat beribadat) manusia ialah
Baitullah yang di Mekkah yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua.
"Tidaklah ditekankan untuk berziarah (menempuh perjalanan jauh ke Masjid) kecuali untuk mengunjungi
tiga masjid, Masjidil Haram, Masjid Rasul shallallahu 'alaihi wasallam dan Masjidil Aqsha".
(HR.Bukhari 1115 dan Muslim 1397)
BENTUK AWAL MASJID NABAWI (1 HIJRIYAH,622 M)
SUFFAH sendiri artinya adalah serambi.
Mereka ini awalnya adalah kaum muhajirin
yang ikut hijrah bersama Rasulullah SAW
Ada 3 Pintu
Miniatur dari rekonstruksi Masjid Nabawi Miniatur dari rumah Nabi ﷺyang
pada tahun 8 H (629/630 M) sesuai bentuk menempel di dinding Masjid Nabawi pada
asal di masa Nabi tahun 8 H (629/630 M).
2.PERUBAHAN AWAL MASJID
NABAWI (7 HIJRIYAH 628 M)
Kami melihat wajahmu (Muhammad) sering menengadah ke langit, maka akan Kami
palingkan engkau ke kiblat yang engkau senangi. Maka hadapkanlah wajahmu ke arah
Masjidilharam. Dan di mana saja engkau berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu.
Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi Kitab (Taurat dan Injil) tahu, bahwa
(pemindahan kiblat) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Dan Allah tidak lengah
terhadap apa yang mereka kerjakan.
SUFFA
H
MASJID NABAWI SAMPAI
RASULULLAH WAFAT
3.PERKEMBANGAN
MASA KHULAFAUR
RASYIDIN 17 H 638 M
4.PERLUASAN 29-30 H
649 M - 650 M
Terjadi dua kali perkembangan pada
masa Khualifah Rasyidin Abu Bakar,
yaitu pada masa Khalifah Umar bin
Khattab dan ‘Utsman bin Affan.
Perkembangan ini akibat permintaan
dan keadaan ummat Islam yang mulai
bangkit dan bertambah makmur.
Bertambah dari 3 pintu menjadi 6 Pintu
Perluasan Kearah Utara
PERKEMBANGAN MASA
UMAYYAH & ABBASIYAH
MIHRAB
MIMBAR
RUANG
SHOLAT
Ruang pada
masjid xi’an
di china
GEOMETRIC PATTERN
Arabesque
Arabesqu
e
KALIGRAFI Ceiling in the Alhambra in Granada, Spain
ARAB
MUQARNAS SEBENTUK RAGAM DEKORATIF DALAM