Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Outing Class merupakan salah satu program pembelajaran yg
bertujuan memberikan keterampilan dan keahlian dasar tertentu sebagai
sarana menumbuhkan kreativitas siswa. Selain itu outing class merupakan
metode belajar yg menyenangkan, mengajarkan kepada siswa untuk lebih
dekat dengan alam dan lingkungan sekitar.
Outing class adalah alternatif untuk mencari wawasan
pembelajaran dengan terjun langsung ke tengah aktivitas masyarakat yang
mempunyai korelasi dengan ilmu yang sedang dipelajari siswa
bersangkutan. Siswa akan dituntut untuk tanggap dan peka terhadapnya.
Oleh sebab itu, selayaknya siswa memahami segala fenomena yang
muncul di tengah masyarakat. Dengan cara ini, siswa semakin bertambah
wawasan pengetahuan dan penalaran karena siswa dapat membandingkan
teori di sekolah dengan dunia nyata.
Pembelajaran di sekolah merupakan pembentuk piker siswa.
Dengan bekal tersebut, siswa dapat mengadakan perbandingan dengan
fenomena di sekitarnya dan menganalisis secara logis. Siswa perlu
mengenal dan mencintai objek wisata dan lingkungan hidupnya. Siswa
perlu saling mengenal dan memupuk tali persaudaraan yang satu dengan
yang lainnya, terutama warga SMK Islam Batu.

B. Tujuan Kegiatan
Adapun tujuan dalam melaksanakan kegiatan outing class ini yaitu :
1) Menambah wawasan dan pengetahuan
2) Melihat dan mengawasi secara langsung objek wisata sebagai sumber
IPTEK.
3) Menumbuhkan rasa cinta tanah air
4) Menggali dan mengumpulkan data sebagai bahan pelatihan menyusun
kegiatan
5) Sebagai referensi lain untuk menambah pengetahuan tentang tempat
tujuan.
C. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Outing Class SMK Islam Batu akan dilaksanakan pada
Sabtu, 11 Maret 2023 dengan biaya sebesar Rp. 295.000,- ( Dua Ratus
Sembilan Puluh Lima Ribu Rupiah ) per siswa.

D. Tempat Kegiatan
Adapun lokasi tujuan sebagai berikut :
- Sunan Maulana Ishaq
- Sunan Drajat
- Wisata Bahari Lamongan
- Masjid Namira
- Masjid Al-Akbar
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Sunan Maulana Ishaq

Lokasi makam Syekh Maulana Ishaq terjangkau dari Jalan Daendels yang
menjadi jalur penghubung makam Sunan Drajat dan Sunan Giri. Dari Jalan
Dandels, peziarah cukup masuk jalan kampung yang berjarak beberapa
ratus meter untuk sampai ke pesarean Syekh Maulana Ishaq. Tempatnya
terletak di pinggir pantai, tepatnya sebelah barat Tanjung Pakis, tempat
semula Syekh Maulana Ishaq berdiam diri. Bangunan pesarean beberapa
kali mengalami renovasi, yakni pada tahun 1980, 1990, dan terakhir 2012.
Makam Syekh Maulana Ishaq ditempatkan di sebuah cungkup bersama
dua makam santrinya. Kini setelah dibangun dan diperluas, bangunan
pesarean muat menampung ratusan peziarah sehingga memberi rasa
nyaman dan leluasa bagi rombongan peziarah. Pesarean tersebut terletak
tepat di belakang masjid Al Abror. Masjid Al Abror yang merupakan
peninggalan Syekh Maulana Ishaq, pun dibangun kian besar. Ia menempati
areal seluas 5 hektar. Bangunan masjid beserta kelengkapannya sendiri
berukuran 1 hektar. Dalam kompleks masjid tersebut, juga dibangun
tempat pendidikan Al-Qur’an dan berbagai sarana pendukung untuk para
peziarah, termasuk lahan parkir yang terbentang luas di depan dan
samping masjid disertai pepohonan hias yang mengelilinginya.

Makam Syekh Maulana Ishaq banyak dikunjungi para peziarah. Tak hanya
datang dari wilayah Lamongan saja. Banyak peziarah yang datang dari
luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang makamnya berada di Komplek
Syekh Maulana Ishaq terletak di Desa Kemantren, Kecamatan. Paciran,
Kab. Lamongan. Ada keyakinan dari masyarakat yang datang ke sana
bahwa dengan berziarah dan berdoa di makam Syekh Maulana Ishaq,
maka segala keinginan pasti akan terkabul. Bahkan bagi beberapa
kalangan, mereka meyakini bahwa karomah dari Syekh Maulana Ishaq
bisa meningkatkan derajat. Karena itu tak jarang yang datang ke sana
adalah orang-orang dari golongan pejabat. Selanjutnya bagi para
pedagang, berdoa di makam ini konon adalah jaminan kesuksesan dalam
usaha yang dijalankannya.

B. Sunan Drajat

Sunan Drajat dikenal pula dengan nama Raden Qosim bin Muhammad Ali
Rahmatullah bin Ibrahim Assamaraqandi. Diantara para wali, Sunan Drajat
yang mempunyai nama paling banyak, yaitu Sunan Mahmud, Sunan
Mayang Madu, Sunan Muryapada, Raden Imam, dan Maulana Hasyim.
Sunan Drajat adalah anak dari pasangan Sunan Ampel dan Retna Ayu
Manila alias Dewi Candrawati. Sunan Drajat menikahi tiga wanita, yaitu
isteri pertama Sufiyah, puteri Sunan Gunung Jati; Kemuning ketika
menetap di Drajat; Renayu Candra Sekar, puteri Adipati Kediri; Beliau
menyebarkan agama islam di desa Banjaranyar, paciran, Lamongan. Dari
Banjaranyar beliau melanjutkan perjaanan ke arah selatan di sebuah
perkampungan bernama Desa Jelak yang masih menganut agamaH Hindu
– Budha. Di desa ini, Sunan Drajat mendirikan mushallah untuk berjamaan
dan mengajarkan agama islam kepada santrinya. Peristiwa ini berlangsung
pada tahun 1481 M. Setahun kemudian beliau membuka daerah baru di
sebuah bukit yang masih berupa hutan belantara yang dinamakan Desa
Drajat. Dari sinilah beliau mendapat gelar Sunan Drajat. Disamping itu
beliau mempunyai gelar yang lain yaitu pada tahun 1484 M Raden Patah
dari Demak memberikan gelar Sunan Mayang Madu sekaligus pemberian
tanah perdikan. Dalam menyiarkan agama Islam, beliau memfokuskan
pada pendidikan, dakwah, dan sosial. Beliau sangat memperhatikan nasib
para fakir miskin, yatim piatu dan orang-orang terlantar. Beliau
mempelopori orang-orang kaya dan para bangsawan untuk mengeluarkan
infak, shodaqoh, dan zakat sesuai dengan tuntunan ajaran agama islam.
Ajaran Sunan Drajat dikenal dengan nama Catur Piwulang, yaitu:
“paring teken marang kang kalunyon lan wuto”
“paring pangan marang kang keliren”
“paring sandang marang kang kawudan”
“paring payung marang kang kodanan”
artinya:
“berikan tongkat kepada orang yang berjalan dijalan licin dan buta”
“berikanlah makan kepada orang yang kelaparan”
“berikanlah busana kepada orang yang telanjang”
“berikanlah payung kepada orang yang kehujanan”
Dalam mengajarkan agama islam, Sunan Drajat menggunakan media
kesenian dengan menciptakan tembang Pangkur, sedangkan alat musik
yang digunakan berupa gamelan yang bernama Singo Mengkok yang
sekarang disimpan di Museum Sunan Drajat.
C. Wisata Bahari Lamongan

Wisata Bahari Lamongan atau disingkat WBL adalah tempat wisata bahari
yang terletak di Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Tempat wisata ini dibuka sejak 14 November 2004. Wisata Bahari
Lamongan dikelola oleh PT Bumi Lamongan Sejati, sebuah perusahaan
patungan Pemkab Lamongan dengan PT Bunga Wangsa Sejati.[1]

Beberapa wahana unggulan tempat wisata ini antara lain Istana Bawah
Laut, Gua Insectarium, Space Shuttle, Anjungan Wali Songo, Texas City,
Paus Dangdut, Tembak Ikan, Rumah Kaca, serta Istana Bajak Laut.

Wisata Bahari Lamongan dibangun di lokasi yang dahulu dikenal dengan


nama Pantai Tanjung Kodok.[2] Objek wisata ini berada di jalur pantai
utara Surabaya-Tuban, serta berada di dekat sejumlah objek wisata andalan
di Jawa Timur, di antaranya Gua Maharani, Makam dan Museum Sunan
Drajat, Makam Sunan Sendang Duwur, dan Tanjung Kodok Resort. Tidak
jauh dari WBL, sekitar 5 kilometer ke arah timur, sudah dioperasikan
kawasan berikat yang dikenal dengan Lamongan Shorebase (LS). Sekitar 6
kilometer arah barat terdapat Pelabuhan Perikanan Nusantara di
Kecamatan Brondong dengan tempat pelelangan ikan yang sangat dikenal
di Jawa Timur.
3. Masjid Namira

Masjid Jami' Namira atau lebih dikenal dengan Masjid Namira adalah
sebuah masjid yang terletak di Jotosanur, Kec. Tikung, Kabupaten
Lamongan. Masjid ini mengusung gaya arsitektur yang mewah dari
bangunan masjid di Timur Tengah. Masjid Namira memiliki daya tarik
tersendiri daripada masjid-masjid yang ada di Indonesia karena keberadaan
interior masjid yang terkesan mewah dan terang, serta keberadaan kiswah
Ka'bah yang berada di mihrab imam.

Kiswah Ka’bah yang ada di Masjid Namira Lamongan didatangkan


langsung dari Masjidilharam yang ada di Arab Saudi. Bekas pelindung
Ka’bah ini ditempel pada bagian dinding mihrab imam dengan
menggunakan kaca tebal sebagai pelindungnya agar tidak sembarang
disentuh oleh pengunjung. Masjid dengan nuansa seperti Masjidilharam ini
memiliki berbagai fasilitas yang mirip dengan masjid Namirah yang ada di
Arab Saudi.

Nama masjid Namira terinspirasi dari sebuah masjid di Arab Saudi yang
terletak di antara Al-Haram dengan Arafah, tepatnya di Jabal Rahmah.
Namanya Masjid Namirah. Nama tersebut diambil sebab karena banyak
tetangga dari pendiri masjid Namira yang ingin berangkat menunaikan
ibadah Haji namun belum pernah tertunaikan.
Masjid ini didirikan oleh sepasang pengusaha emas asal Lamongan yang
bernama Helmy Riza dan istrinya, Eny Yuli Arifah. Pertama kali dibuka
untuk umum pada tanggal 1 Juni 2013. Pada awalnya, masjid ini tidak
terlalu besar. Hanya menempati lahan sekitar 0,9 hektar dengan luas
bangunan yang mencapai 1.100 meter dan hanya dapat menampung 500
jamaah saja. Akan tetapi, lama kelamaan pengunjung masjid ini semakin
banyak dan akhirnya banyak jamaah masjid yang tidak mendapat
tampungan tempat parkir. Oleh sebab itu, masjid ini lantas direnovasi
hingga akhirnya selesai pada tanggal 2 Oktober 2016. Luas masjid setelah
renovasi mencapai 2.750 meter dengan menempati lahan sekitar 2,7 hektar
dan dapat menampung 2500 jamaah. Tak lama kemudian, selepas masjid
ini direnovasi, masjid Namira menjadi lebih tekenal daripada sebelumnya.
Hingga kini, masjid Namira tengah merencanakan pengadaan yayasan dan
lembaga pendidikan bagi para pelajar dan mahasiswa.

4. Masjid Al-Akbar

Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya dibangun sejak tanggal 4 Agustus


1995, atas gagasan Wali Kota Surabaya saat itu, H. Soenarto
Soemoprawiro. Pembangunan Masjid ini ditandai dengan peletakan batu
pertama oleh Wakil Presiden RI Try Sutrisno. Namun karena krisis
moneter pembangunannya dihentikan sementara waktu. Tahun 1999,
masjid ini dibangun lagi dan selesai tahun 2001. Pada 10 November 2000,
Masjid ini diresmikan oleh Presiden RI KH. Abdurrahman Wahid
Masjid Al-Akbar Surabaya adalah wujud sebuah impian yang telah lama
terpendam. Impian umat Islam di kota ini yang jumlahnya mendekati 5
juta jiwa, sekaligus menampung aspirasi 35 juta warga Jawa Timur pada
umumnya. Didirikan di atas tanah seluas 11,2 hektar. Masjid Al-Akbar
memiliki luas bangunan 28.509 m2 dengan kapasitas 36.000 jamaah,
berlokasi di kawasan Pagesangan Surabaya Selatan, tepatnya di tepi jalan
tol Surabaya-Malang.

Masjid Al-Akbar Surabaya diproyeksikan untuk mewujudkan konsep


masjid dalam arti luas, sebagai Islamic Center dengan peran multidimensi
dengan misi religius, kutural dan edukatif termasuk wisata religi,
membangun dunia Islam yang rahmatan al amien. secara lahiriahnya
Masjid Al-Akbar akan menjadi landmark kota Surabaya, dan secara
simbolik memperkaya peta dunia Islam, yang tentunya mengangkat citra
kota ini di mancanegara.
Sejak peletakan batu pertama, proses kehadiran masjid ini mengalami
proses pergulatan panjang untuk bisa hadir ditengah masyarakat metro
bernuansa jawa ini. Padahal, dalam konsep pembangunan awalnya, masjid
ini ingin dihadirkan dalam tempo sesingkat mungkin. Bahkan, untuk
menjawab keinginan percepatan itu, pelaksana proyek berani melakukan
pembangunan dengan sistem fast track. Yaitu sebuah sistem dimana
perencana diselesaikan bersamaan dengan pelaksanaan di lapangan.

Tapi, sekali lagi itulah kemampuan kita sebagai manusia. Keinginan


seperti apapun, kalau memang harus melalui proses panjang, maka proses
itu tak bisa dihilangkan. Pun demikian nampaknya dengan proses
kehadiran Masjid Al-Akbar Surabaya. Perencanaan itu, percepatan itu,
strategi itu, keinginan itu, semua harus tunduk pada perjalanan yang telah
ditentukan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembelajaran outing class adalah suatu pembelajaran yang dilakukan
peserta didik di luar ruangan atau kelas yang bertujuan
membekaliketerampilan peserta didik dan mengembangkan kemampuan
yang dimiliki. Pembelajaran outing class dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
1) Mengajak peserta didik untuk melakukan kegiatan di luar,
misalnya:merawat tanaman di halaman sekolah, mengamati benda-
benda yangada di sekitar sekolah, bercerita di taman sekolah
2) Mengajak peserta jalan-jalan dan memberi tugas pada peserta
didikuntuk mengamati apa yang dilihatnya
3) Mengadakanoutbond di alam terbuka.
4) Melakukan pembelajaran di dunia industri dan dunia usaha.Unsur
yang ditawarkan dalam media
Outing class adalah belajar sambilbekerja di lapangan dengan cara yang
sangat menyenangkan. Belajar melaluiproses mengalami sendiri dan
berinteraksi intens sambil bermain denganteman-temannya yang dilakukan
di alam terbuka, tentu menjadi pengalamanyang penuh makna dan sulit
untuk dilupakan. Manfaat pembelajaran outingclass akan menambah
pengetahuan dan kecintaan peserta didik terhadapalam sekitar, mengurangi
kejenuhan dalam belajar sehingga mudahmenerima informasi, menambah
kepedulian tentang alam sekitar,meningkatkan kemampuan dalam
bercerita, merangsang kreativitas peserta.

B. Saran
Kegiatan Outing Class memang sudah seharusnya di adakan setiap tahun
agar bisa menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas bagi
mahasiswanya. Selain itu semoga di tahun-tahun berikutnya kegiatan
Outing Class berjalan lebih baik lagi, terutama dalam hal kepanitiaan
maupun dalam hal managemen waktu dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/search?
q=sunan+drajat+sejarah&oq=sunan+drajat+sejarah&aqs=chrom
e..69i57.5009j0j15&sourceid=chrome&ie=UTF-8
https://radarsemarang.jawapos.com/artikel/untukmu-guruku/2021/06/20/
outing-class-menciptakan-petualangan-baru-dalam-belajar/
https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Namira
https://id.wikipedia.org/wiki/Maulana_Ishaq
https://www.masjidalakbar.or.id/
https://lamongantourism.com/wisata-bahari-lamongan-wbl/
LAMPIRAN
LAPORAN
OUTING CLASS
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Kelas : 10 DKV 1
Nama Kelompok : 1. CATUR INDAH N
2. NASYWAA ALYAA M
3. IKA LAILATUL K
4. REVINA PUTRI U
5. DANI WAHYU P
6. ARIF RISKY A

YAYASAN HAJI SUTAN HASAN HALIM


SMK ISLAM BATU
Jalan Barat Stadion Brantas Kota Batu Telp. (0341) 597079
Email: smkisbatu@gmail.com Website: http://www.smkislambatu.sch.id
Tahun 2023
LEMBAR PENGESAHAN

Setelah memperhatikan pertimbangan dan masukan dari koordinator Outing


Class, maka dengan ini laporan Outing Class:
Kelas : 10 DKV 1
Nama Kelompok : 1. CATUR INDAH H
2. NASYWAA ALYAA M
3. IKA LAILATUL K
4. REVINA PUTRI U
5. DANI WAHYU P
6. ARIF RISKY A

disahkan pada tanggal ............... bulan.......................... tahun............

Mengetahui, Koordinator Outing Class,


Waka Kesiswaan,

SUSILOWATI, S.Pd AFIFATUL MUKAROMAH, S.S

Mengesahkan,
Kepala Sekolah,

SAFRIDA DIKARINI, S.Pd


KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkat, rahmat dan hidayah- Nya, sehingga kami di berikan
kekuatan dan kemampuan untuk membuat laporan kegiatan Outing Class Tahun
Pelajaran 2022/2023. Laporan ini di susun untk memenuhi tugas kolaborasi antar
mata pelajaran setelah melaksanakan kegiatan outing class.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan kegiatan outing class ini tidak
akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan
kerendahan hati, penulis dalam kesempatan ini mengucapkan terima kasih kepada:
1. Safrida Dikarini, S.Pd selaku Kepala SMK Islam Batu
2. Susilowati, S.Pd. selaku waka Kesiswaan SMK Islam Batu
3. Afifatul Mukaromah S.S selaku Koordinator kegiatan outing class
4. Susilowati, S.Pd. selaku Walikelas X DKV-1
5. Seluruh Bapak/Ibu Guru Pendamping kegiatan outing class
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna sehingga kritik
dan saran yang membangun sangat kami perlukan untuk perbaikan kedepannya.
Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis, pembaca dan pihak-
pihak yang memerlukan.

Batu, April 2023

Penulis

Anda mungkin juga menyukai