Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS II

POPULASI MENTAL ILLNES DI RSJ SUBANDI


Dengan dosen penggampu: Ns. Nurul Maurida, S.Kep.

Disusun Oleh:
Kelompok 3
16C

Arfian Diaz 16010101 M. Indra Permana 16010129


Febri Indra 16010110 M. Rizqi Sukma Aji 16010130
Fifi Hardiyanti 16010111 Riska Devi 16010133
Furqon Romadhon 16010114 Septiani Puji Lestari 16010135
Ira Indah Lestari 16010116 Siti Azlinda 16010136
Khusnul Chotimah 16010119 Vita Putri Rahayu 16010141
Maria Ulfa Dwi S 16010123
PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr. SOEBANDI JEMBER
2019
ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK MENTAL ILLNES
DI RSJ SUBANDI JL. Dr. Soebandi NO. 99 JEMBER

A. Hasil Pengkajian
1. DATA INTI
a. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
RSJ Subandi provinsi jawa timur pembentukannya berdasarkan surat keputusan
mentri kesehatan RI nomor 450/Men.Kes/SK/VII/2010 pada tanggal 10 juli
2010 dengan tipe C dan diresmikan oleh mentri kesehatan tahun 2013. RSJ
Subandi ini memiliki visi melayani dengan pelayanan unggulan, dan misi
mewujudkan kesehatan jiwa yang paripurna dan mewujudkan pendidikan,
pelatihan dan pelayanan yang bermutu dan beretitude. Jumlah ruangan di RSJ
ini terdapat 80 ruangan terdiri dari ruang rawat inap perempuan: 15 ruangan,
ruang rawat inap laki-laki: 15 ruangan, ruang laboratorium: 5, gudang: 5, ruang
rehabilitasi: 20, ruang VIP: 20, dan telah mampu memberikan pelayanan
kepada masyarakat berupa pelayanan rawat jalan, rawat inap, rehabilitasi,
laboratorium sederhana, sarana farmasi. RSJ subandi ini terletak di wilayah
patrang kabupaten jember, jawa timur di Jln. Dr. Soebandi, No. 99 dengan
nomor telp.(0761)62340. RSJ ini memiliki luas lahan 100.001 M² dan terpakai
99.001 M² yang terdiri dari jalan, bangunan, tempat parkir, kantin, dan masjid.
b. Demografi
a) Vital Statistik
RSJ subandi terletak di kecamatan patrang, kabupaten jember, kelurahan
desa patrang yang berbatasan langsung dengan kelurahan kreongan
dibagian Selatan, kelurahan rembangan dibagian timur dan kelurahan
bintoro dibagian utara. Kelurahan patrang terdapat 5 RW dan setiap RW
ada 5 RT. Agama sebagian besar didaerah patrang ini adalah islam dengan
budaya campuran antara jawa dan Madura.

b) Data Demografi pasien


Menurut kepala dari rumah sakit jiwa subandi pasien berjumlah 200 orang. Yang
terbagi atas: laki-laki: 100 orang dengan rentang usia 17-55 tahun, permpuan: 85
orang dengan mulai dari rentang usia 15-50 tahun dan sisanya 15 orang berada
dalam satu ruangan yang sama tidak dibedakan antara laki-laki dan perempuan
dengan kondisi pasien dengan perilaku kekerasan dan halusinasi yang tinggi.
c. Etnic
Menurut kepala RSJ dan para perawat yang kami wawancarai mereka
mengatakan bahwa sebagian besar budaya dari para pasien adalah Madura ada
pula yang campuran antara madura dan jawa, sering terdapat perbedaan
argumentasi antar pasien akan tetapi dapat terselesaikan dengan musyawarah.
d. Nilai dan Kepercayaan
Menurut kepala RSJ agama yang pasien anut mayoritas islam ada pula
kelompok agama lain seperti katolik dan hindu sebagai kelompok minoritas.
Kepala RSJ juga mengatakan bahwa Pasien dengan rawat inap di RSJ Subandi
ini diwajibkan untuk melakukan ibadah sholat bagi yang beragama islam
karena telah disediakan masjid yang memadai di RSJ ini.
Kemudian kami mencoba mengkaji tentang kepercayaan kepada tuhan pada
pasien di RSJ subandi, sebagian besar pasien mengatakan percaya kepada
tuhan akan tetapi tidak sedikit pula yang mengatakan bahwa masih ragu hingga
tidak percaya lagi kepada tuhan.

2. Pengkajian subsistem
a. Lingkungan Fisik
a) Iklim/ cuaca
kami melakukan observasi di RSJ Subandi dengan keadaan cuaca yang
cerah dan panas, akan tetapi dikarenakan disekitar RSJ ditanami banyak
pohon maka cuaca yang panas dapat diminimalisir dengan kesejukan yang
dihadirkan dari pepohonan yang ditanam di sekeliling rumah sakit tersebut.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kualitas udara di lingkungan RSJ baik,
banyak terdapat tanaman dan pepohonan, area sekitar RSJ hijau, air yang
digunakan oleh Populasi RSJ tidak berbau dan bersih, ada hewan yang turut
berdampingan dengan para populasi di RSJ subandi ini diantaranya adalah
kucing, ikan, katak, dan burung. Dengan luas wilayang yang mencapai
100.001 M² maka RSJ ini tergolong dalam kategori wilayah yang cukup
luas.
Tingkat limbah pabrik di wilayah RSJ Subandi ini dalam keadaan yang
normal, karena di wilayah RSJ ini tidak terdapat pabrik ataupun industry.
Akan tetapi tingkat kebisingan di RSJ ini dalam batas cukup menganggu
dikarenakan RSJ Subandi tepat berada di Jalan yang dilalui oleh truk, mobil
dan sepedah motor.
b) Penataan ruang Rawat
Kepala RSJ mengatakan bahwa tidak ada yang istimewa pada penataan
ruangan di rumah sakit ini, seperti yang dikatakan oleh kepala RSJ kami
mengobservasi ruangan rawat pasien bernuansa putih dengan bed yang
masih biasa dengan kapasitas pasien yang penuh.
b. Pelayanan Kesehatan Dan Sosial
a) Jenis pelayanan umum dan kesehatan yang berada di sekitar RSJ
Subandi
Terdapat 1 puskesmas patrang yang jaraknya cukup dekat dengan RSJ
Subandi, ada pula RSUD Dr.Soebandi dengan jarak kurang lebih 100 meter.
Sebagian besar para keluarga yang kami kaji dulu para pasien pernah
dibawa ke puskesmas terdekat akan tetapi dikarenakan pelayanan yang
kurang memadai maka para penderita penyakit mental masih tinggi. Para
warga patrang juga tidak pernah mendapat penyuluhan kesehatan mental
sebelum RSJ Subandi beroperasi.
b) Kondisi sarana umum dan kesehatan
Kepala RSJ mengatakan bahwa didaerahnya tersebut terdapat sarana umum
untuk mengkonsultasikan kesehatan yaitu puskesmas, menurut penuturan
beliau kondisi dari puskesmas tersebut bagus karena baru diperbaiki atau
direnovasi. Ada pula klinik dan RSUD yang menyediakan layanan BPJS
untuk para kelompok masyarakat.
e. Ekonomi
a) Penghasilan
Kebanyakan masyarakat wilayah patrang berprofesi sebagai pekerja pabrik
dan petani, sedangkan Para pasien tidak berkerja di pabrik atau institusi
seperti dulu lagi, akan tetapi mereka memiliki hobi di RSJ yang akan
menghasilkan pendapatan untuk memulihkan keadaan psikis pasien. tiap
pasien berbeda hobi maka berbeda pula pendapatan tiap pasien ada pula
pasien yang tidak mendapatkan penghasilan.
b) Efektivitas penghasilan dalam mengatasi kebutuhan makan
kebanyakan para pasien RSJ Subandi ini tidak bekerja dan berpenghasilan
mereka hanya mengandalkan keluarga mereka untuk memberi uang.
Kebutuhan makan mereka sudah ditanggung keluarga dan telah disediakan
oleh RSJ tersebut dengn takaran gizi yang sesuai kebutuhan pasien karena di
RSJ Subandi terdapat kantin dan dapur yang memadai.
f. Keamanan Dan Transportasi
a) Jenis fasilitas keamanan dan transportasi
Di wilayah RSJ Subandi ini para pasien dan seluruh populasi didalamnya
biasanya berkeliling RSJ dengan menggunakan sepedah karena pihak RS
menyediakan beberapa sepedah untuk digunakan. Akan tetapi masih belum
adanya fasilitas yang mendukung pasien disabilitas. Para perawat, pasien dan
populasi lain di RSJ tersebut merasa aman dikarenakan terdapat alat
pemadam kebakaran pribadi yang tersedia, di bagian depan gedung terdapat
beberapa satpam yang berjaga. Sedangkan untuk yang diwilayah Patrang
sendiri tidak terdapat trotoar yang ditujukan untuk para pejalan kaki, karena
mayoritas masyarakat menggunakan kendaraan bermotor untuk berkeliling
wilayah atau bekerja. Untuk fasilitas penyandang disabilitas juga tidak
disediakan pada wilayah ini.
g. Politik Dan Pemerintahan
Pemerintah pemda setempat kurang tanggap dengan kejadian gangguan jiwa di
masyarakat. Pemda masih sibuk dengan masalah-masalah yang bersifat medis
misalnya kia, dbd, hiv.skrining warga untuk gangguan jiwa juga belum pernah
dilakukan. Perlindungan warga pada pasien dengan penyakit mental juga kurang
berlaku tergantikan dengan stigma negative bagi orang yang menderita penyakit
mental.
Dalam politik pemerintah setempah masih disibukkan dengan membangun sarana,
prasarana seperti jalan, taman dan gedung pencakar langit lainnya.
h. Sistem Komunikasi
Sistem komunikasi diwilayah tersebut adalah dengan musyawarah yang dilakukan
antar desa dan warga ataupun penjabat kelurahan. Tidak jarang pula mereka
berkomunikasi melalui smartphone yang mereka miliki. Hampir sama di RSJ
Subandi juga menggunakan telpon disetiap ruang perawat dan untuk pasien
disediakan tombol khusus untuk mempermudah memanggil perawat.
i. Pendidikan
Diwilayah patrang ini yang terletak satu lokasi dengan RSJ Subandi, mayoritas
masyarakat berpendidikan SMK hingga Sarjana. Begitu pula dengan pasien RSJ
Subandi ini mereka mayoritas lulusan SMK dari wilayah tersebut.
j. Rekreasi
Sarana rekreasi yang sering dikunjungi warga adalah wisata rembangan dan mereka
sering berkumpul diteras rumah untuk bercerita. Sedangkan para pasien di RSJ
Subandi melakukan rekreasi dengan bermain dilapangan pada sore dan pagi hari,
untuk siang hari mereka cenderung saling bercengkrama di kamar masing-masing.
3. Persepsi komunitas
a) Persepsi penduduk
Setelah kami mengkaji persepsi penduduk tentang mental illness mereka masih
kukuh memberikan stigma negative bagi penderita mental illness tersebut.
Mereka berasumsi bahwa para mental illness hanya menganggu komunitas
masyarakat yang sehat. Sedangkan menurut care giver atau perawat di RSJ
Subandi merasa terbebani diwaktu-waktu tertentu disatu sisi mereka mengatakan
bahwa ada rasa senang tersendiri melihat mereka para pasien dapat pulih dan
kembali diterima dimasyarakat, karena para perawat mengatakan bahwa para
pasiennya dapat pulih dengan cepat dan tidak akan kembali kambuh jika
lingkungan sosial juga mendukung mereka.
b) Persepsi perawat
para perawat dikomunitas wilayah patrang mengatakan bahwa kesehatan
masyarakat dalam keadaan yang baik, mereka juga menambahkan bahwa inggin
lebih lagi dalam memberantas penyakit medis maupun psikis yang terdapat
diwilayahnya. Kekuatan yang ada dalam komunitas wilayah patrang ini adalah
cepat paham dan melakukan apa yang telah diarahkan oleh tenaga kesehatan dan
informasi mudah disebarluaskan melalui smartphone ataupun telepon.
Sedangkan mereka mengungkapkan kelemahan yang dialami selama ini adalah
kurangnya dukungan berupa fisik maupun finansial dari para petinggi wilayah
terhadap kesehatan yang masyarakat alami.
B. Analisa Data

Data Etiologi Masalah


Ds : Ketidakmampuan populasi Ketidakefektifan
dalam memelihara kesehatan pemeliharaan kesehatan
1. Menurut Kepala RSJ
pada populasi gangguan
Subandi, tempatnya tidak
mental di RSJ subandi
dilengkapi dengan ruang
isolasi sehingga pasien
amuk kadang malukai
pasien lain.
Do:

1. Tidak terdapat ruang isolasi


2. Sebanyak 15 pasien amuk
berada dalam satu ruangan
dengan pasien gangguan
sensori persepsi

C. Diagnosa Keperawatan

Ketidakefektifan pemeilharaan kesehatan (00099): Ketidakmampuan mengidentifikasi,


mengelola, dan/atau mencari bantuan untuk membertahankan kesehatan
RENCANA KEPERAWATAN KOMUNITAS

Diagnosa Tujuan Tujuan Khusus dan Kriteria Hasil


NIC
Keperawatan Umum (NOC)
Pemeliharaan Setelah Setelah dilakukan asuhan keperawatan komunitas Intervensi yang dapat diberikan yaitu
kesehatan tidak dilakukan selama satu minggu, meliputi:
efektif pada populasi asuhan
gangguan mental RSJ keperawatan Pencegahan Primer (Prevensi Primer)
Subandi berhubungan selama satu Indikator dan skala outcome: Pencegahan Primer (Prevensi Primer)
dengan minggu a. 1809 Pengetahuan keamanan pribadi Intervensi:
ketidakcukupan pemeliharaan Skala outcome: 1. Konseling (5240)
sumber daya ditandai kesehatan 180918 Perilaku personal resiko tinggi (4) a. Bantu pasien untuk
oleh tidak terdapat tidak efektif 180903 Strategi pengurangan resiko (4) mengidentifikasi masalah atau
ruang isolasi, pada populasi 180922 Perilaku personal yang dapat situasi yang menyebabkan distress
sebanyak 15 pasien , gangguan meningkatkan resiko cidera(4) b. Dukung keterampilan baru
pasien amuk berada mental RSJ dengan tepat
dalam satu ruangan Subandi b. 1811 Pengetahuan aktivitas yang disarankan c. Jangan mendukung pembuatan
Skala outcome:
dengan pasien teratasi. pada saat pasien dalam kondisi
181101 Aktivitas yang disarankan (4)
gangguan sensori 181103 Efek yang diharapkan dari aktivitas stress berat jika memungkinkan
persepsi yang disarankan (4)
181105 Tindakan-tindakan yang disarankan (4)
2. Bantuan perawatan diri (1800)
181122 Strategi untuk mencegah cidera (4)
a. Berikan bantuan sampai
pasien mampu melakukan
perawatan diri mandiri
c. 1862 Pengetahuan majanemen stress
Skala outcome : b. Monitor kebutuhan pasien
186201 Faktor penyebab stress (4)
mampu melaksanakan
186206 Respon perilaku terhadap stress (4)
186212 Pendekatan dan pemecahan masalah (4) perawatan diri mandiri
c. Ajarkan ortu atau keluarga
untuk mendukung
kemandirian dengan
membantu hanya ketika
pasien tak mampu melakukan
(perawatan diri)

3. 5430 Dukungan kelompok


a. Manfaatkan kelompok
mendukung selama masa transisi
untuk membantu pasien
beradaptasidengan kondisinya
b. Ciptakan suasana yang
menyenangkan
c. Dorong agar setiap peserta dapat
menyampaikan pikiran dan
pengetahuannya
Pencegahan Sekunder (Prevensi Sekunder) Pencegahan Sekunder (Prevensi
Indikator dan skala outcome: Sekunder)
a. 2805 Kontrol resiko komunitas: Kekerasan Intervensi:
Skala outcame: 1. 6400 Dukungan perlindungan
280502 Program dukungan untuk kelompok terhadap kekerasan
beresiko tinggi (3) a. Identifikasi orang dewasa yang
280503 Program intervensi untuk kelompok emiliki riwayat masakecil yang
beresiko tinggi (4) tidak bahagia,terkait dengan
(pernah mengaami) penganiyaan,
penolakan, kritik yang berlebihan,
atauperasaan yang tidak berharga
b. 2009 Status kenyamanan : Lingkungan dan merasa tidak di cintai sebagai
Skala outcome : seorang anak
200903 Lingkungan yang kondusif (4) b. Identifikasi apakah orang dewasa
200904 Kepuasan dengan lingkungan (4) yang berada dalam risiko
200908 Perangkat keselamatan digunakan mempunyai teman dekat atau
dengan tepat (4) keluara yang siap membantu anak
c. 1934Keamanan lingkungan perawatan kapan pun di butuhkan
kesehatan c. Identifikasi krisis situasi yang
Skala outcome:
mungkin memicu penganiyaan
193411 Penyediaan peralatan keamanan (3)
193424 Program kesehatan pasien (4) misalnya
kemiskinan,pengangguran,
perceraian, atau kematian orang
yang dicintai
2. 6482 Manajemen lingkungan :
kenyamanan
a. Petimbangkan penempatan pasien
dikamar dengan beberapa tempat
tidur ( teman sekamar dengan
masalah lingkungan yang sama
bila memungkinkan)
b. Ciptakan lingkungan yang tenang
dan mendukung
c. Ciptakan lingkungan yang aman
danbersih

3. 6486 Manajemen Lingkungan:


keselamatan:
a. Singkirkan bahan berbahaya
dari jika diperlukan
b. modifikasi lingkungan untuk
meminimalkan bahan
berbahaya dan berisiko.
c. Gunakan peralatan
perlindungan (misalnya
pengekangan pegangan pada
sisi, kunci pintu pagar dan
gerbang) untuk membatasi
mobilitas fisik atau akses pada
situasi yang membahayakan

Pencegahan Tersier (Prevensi Tersier) Pencegahan Tersier (PrevensiTersier)


Indikator dan skala outcome: Intervensi:
a. 1632 Perilaku aktivitas yang disarankan
Skala outcome:
163201 Membahas aktivitas rekomendasi 1. 4310 Terapi aktifitas
dengan profesional kesehatan (4) a. Berkolaborasi dengan ahli terapis
163202 Mengidentifikasi manfaat yang fisik, okupasi, dan terapis
diharapkan dari aktifitas fisik (3) rekrkeasi dalam perencanan dan
163216 Mengidentifikasi gejala yang perlu pemantauan program aktifitas jika
dilaporkan (4) memang di perlukan
163215 Modifikasi aktivitas seperti yang b. Bantu klien untuk mengexplorasi
diarahkan oleh kesehatan profesional (4) tujuan personal dari aktifitas-
aktifitas yang biasa dilakukan
(misalnya bekerja) dan aktifitas
b. 1623 Perilaku patuh pengobatan yang yang disukai
disarankan c. Dorong aktivitas kreatif yang
Skala outcome:
162302 Memperoleh obat yang dibutuhkan (4) tepat
162303 Menginformasikan mengenai semua
obat yang dikonsumsi (4)
162316 Melaporkan respon terapi kepada
2. 2380 Manajemen obat
profesional kesehatan (4)
c. 1504 Dukungan sosial a. Tentukan obat apa yang di
Skala outcome :
perlukan
150405 Dukungan emosi yang disediakan oleh
b. Kaji ulang pasien dn atau
rang lain (4)
150407 Orang-orang yang dapat membantu keluarga secara berkala mengenai
sesuai kebutuhan (4) jenis dan jumlah obat yang
150410 Koneksi dukungan sosial (4)
dionsumsi
c. Monitor respon terhadap
perubahan pengobatan dengan
cara yang tepat

3. 5270 Dukungan emosional


a. Dorong pasien untuk
mengexpresikan perasaan cemas
marah atauusedih
b. Temani pasien dan beri jaminan
keselamatan dan keamanan
selama periode cemas
c. Explorasi yang memicu emosi
pasien

HARI/
No TANGGAL , IMPLEMENTASI EVALUASI
JAM
1. Sabtu, 02 mei 1. Membantu pasien untuk mengidentifikasi masalah S:
2019 atau situasi yang menyebabkan distress Klien mengatakan bahwa dirinya mampu melakukan
2. Memberikan bantuan sampai pasien mampu
09.00 perawatan diri mandiri
melakukan perawatan diri mandiri
3. Mendorong agar setiap peserta dapat menyampaikan
O:
pikiran dan pengetahuannya
4. Mengidentifikasi orang dewasa yang memiliki Klien dapat menyampaikan pikiran dan
riwayat masakecil yang tidak bahagia,terkait dengan pengetahuannya
(pernah mengaami) penganiyaan, penolakan, kritik
yang berlebihan, atauperasaan yang tidak berharga A:
dan merasa tidak di cintai sebagai seorang anak Pemeliharaan kesehatan tidak efektif teratasi
5. Menciptakan lingkungan yang tenang dan
sebagian
mendukung
6. Memodifikasi lingkungan untuk meminimalkan
P:
bahan berbahaya dan berisiko
1. Identifikasi orang dewasa yang memiliki
7. Membantu klien untuk mengexplorasi tujuan personal
riwayat masakecil yang tidak bahagia,terkait
dari aktifitas-aktifitas yang biasa dilakukan (misalnya
dengan (pernah mengaami) penganiyaan,
bekerja) dan aktifitas yang disukai
8. Menentukan obat apa yang di perlukan penolakan, kritik yang berlebihan,
9. Menemani pasien dan beri jaminan keselamatan dan
atauperasaan yang tidak berharga dan merasa
keamanan selama periode cemas
tidak di cintai sebagai seorang anak
2. Ciptakan lingkungan yang tenang dan
mendukung
3. Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan
bahan berbahaya dan berisiko

Anda mungkin juga menyukai