DAFTAR ISI
Daftar Isi i
Formulir untuk berlangganan Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi iii
Komparasi Biaya Riil dengan Tarif INA-CBG’s dan Analisis Faktor yang 1-7
Mempengaruhi Biaya Riil pada Pasien Thalasemia Rawat Inap Jamkesmas
di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Aditya Maulana Perdana Putra, I Dewa Putu Pramantara S., Fita Rahmawati
Perbandingan Biaya Riil dengan Tarif Paket INA-CBG’s dan Analisis Faktor 8-17
yang Mempengaruhi Biaya Riil pada Pasien Diabetes Melitus Rawat Inap Jamkesmas
di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Ratih Pratiwi Sari, Fita Rahmawati Dan I Dewa Putu Pramantara
Analisis Kepuasan Pasien Farmasi Rawat Jalan Menggunakan Metode SERVQUAL: 24-29
Studi di Rumah Sakit Swasta X Jakarta
Daniar Pratiwi, Djoko Wahyono, Sampurno
Evaluasi Masalah Terkait Obat pada Pasien Rawat Inap Penyakit Ginjal Kronik 39-45
di RSUP Fatmawati Jakarta
Lusi Indriani, Anton Bahtiar, Retnosari Andrajati
Analisis Efektivitas Produksi Obat Kaplet Floxad dan Sirup Lafidril : 70-79
Studi Kasus di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung
Andika Purnama Devi, Achmad Fudholi, Samsubar Saleh
Volume 3 Nomor 1 - Maret 2013
ABSTRAK
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit dibutuhkan suatu sistem informasi manajemen yang selalu mengikuti
perkembangan teknologi informasi. Jika sistem tidak menyediakan informasi yang dibutuhkan, para pengguna akan mengalami
kekecewaan dan mencari alternatif lain. Kepuasan para pengguna dapat digunakan untuk mengevaluasi kualitas sistem informasi
suatu organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas sistem informasi manajemen farmasi rumah sakit akademik
UGM serta menentukan prioritas perbaikan.
Penelitian ini termasuk riset deskriptif dengan cara survey menggunakan kuisioner untuk mendapatkan data. Subyek dalam
penelitian ini adalah dokter, karyawan instalasi farmasi dan petugas Information Technology (IT). Metode analisis data yang digunakan
adalah SERVQUAL dan analisis jendela pelanggan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat gap bernilai negatif antara harapan dan persepsi pengguna sistem informasi
manajemen rumah sakit UGM. Dari tiap-tiap dimensi bernilai negatif sehingga kepuasan pengguna belum dapat terpenuhi. Urutan gap
terbesar pada servqual yaitu dimensi assurance (-1,36), responsiveness (-1,35), reliability (-1,15), tangibles (-1,1) dan empathy (-0,94).
Urutan gap terbesar pada information service quality yaitu format (-1,92), completeness (-1,35), timeliness (-1,17), accuracy (-1,08),
security (-1,00), ease of use (-0,98) dan socio cultural (-0,96). Prioritas perbaikan yang harus dilakukan bagian teknologi informasi
rumah sakit akademik UGM berdasarkan pemetaan diagram kartesius yaitu pada dimensi responsiveness, assurance dan format.
Kata kunci : Kualitas, SIMF RSA UGM, Servqual, Jendela Pelanggan
ABSTRACT
To improve the quality of service, a hospital needs a management information system that always follow the development
of information technology. If the system does not provide the required information, the user will not satisfied and look for other
alternatives. Satisfaction of the users can be used to evaluate the quality of information systems in organization. This study aimed to
evaluate the quality of pharmacy management information system in academic hospital of Gadjah Mada University and to know the
obstacles and benefits perceived by the user with customer window analysis.
This study was descriptive research, with survey method. The subjects in this study were physician, pharmacist and IT Officer. The
data were analyzed using SERVQUAL and Customer Window Analysis
The result showed that there was negative gap value between expectations and perception of the user management information
systems of the hospitals. Therefore all of the user experienced dissatisfaction with the management information systems. The biggest
gap was in dimensions of assurance (-1,36) followed by dimensions of esponsiveness (-1,35), reliability (-1,15), tangibles (-1,1) and
empathy (-0,94). Meanwhile, the largest gap in the information service quality was the format (-1,92), followed by completeness
(-1,35), timeliness (-1,17), accuracy (-1,08), security (-1,00), ease of use (-0,98) and socio cultural (-0,96). From the analysis of
customer window, the priorities of improvement were in the dimension of responsiveness, assurance and format.
Keywords: Quality, Management information system RSA UGM, SERVQUAL, Customer Window Analysis
PENDAHULUAN
Sistem Informasi Manajemen (SIM) terbatas pada teknologi komputer (software &
merupakan salah satu sumber daya organisasi hardware) yang digunakan untuk memproses atau
untuk mendukung proses pengambilan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup
keputusan pada berbagai tingkat manajemen. teknologi komunikasi untuk mengirimkan
Agar informasi sesuai dengan keperluan informasi (Azhima, 2011).
manajemen dan manajer, maka haruslah Dalam perkembangannya, pemanfaatan
dirancang suatu SIM yang baik, sehingga dapat teknologi informasi di bidang pelayanan
digunakan sebagai pendukung pengambilan kesehatan, dititikberatkan pada penggunaan
keputusan. Teknologi Informasi tidak hanya sistem informasi manajemen seperti pengolahan
data pasien, data pelayanan kesehatan, dan
Penulis Korespondensi : membantu dalam penentuan keputusan medis.
Arifin Santoso
Prodi Farmasi, Fakultas Kedokteran Universitas Islam Teknologi informasi memiliki andil yang sangat
Sultan Agung Semarang. besar dalam meningkatkan efektifitas dan
Email : arifinsantoso@outlook.com efisiensi dalam pelayanan kesehatan sehingga hal
58
Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi
ini memberikan kesempatan yang sangat luas bagi mengevaluasi kualitas sistem informasi
tenaga kesehatan untuk dapat memanfaatkan manajemen farmasi di rumah sakit akademik
teknologi informasi tersebut (Blais, 2007). Universitas Gadjah Mada dan Mengetahui
Subyek kualitas yang diterapkan pada kualitas kendala dan manfaat apa saja yang dirasakan oleh
layanan sistem informasi juga harus dapat pengguna sistem informasi manajemen farmasi.
mengidentifikasi suatu daftar dimensi-dimensi
kualitas (Zeithaml, 1985). METODE
Pengguna merupakan kunci utama Penelitian yang dilakukan ini termasuk
berhasil atau tidaknya suatu program diterapkan, riset deskriptif dan melakukan survey dengan
karena sebagus apapun program dan sistem yang kuisioner untuk mendapatkan data yang akan
dijalankan tidaklah akan berjalan dengan baik digunakan untuk memperoleh hasil analisa atas
tanpa dukungan dari pengguna. Disinilah dapat penelitian ini.
dilihat betapa pentingnya mengetahui keinginan Subyek dalam penelitian ini adalah semua
dan pendapat dari segi pengguna (Ramani, 2004). dokter dan karyawan instalasi farmasi. Analisis
Metode Servqual merupakan metode pengukuran data yang digunakan adalah SERVQUAL dan
kualitas pelayanan yang paling banyak digunakan analisis jendela pelanggan.
karena frekuensi penggunaannya yang tinggi
(Arasli, 2005). Disamping itu, metode servqual HASIL DAN PEMBAHASAN
dipandang memenuhi syarat validitas secara Karakteristik Responden
statistic (Brysland, 2001). Dari total 46 responden, responden yang
Dalam konteks kualitas produk (barang berkontribusi dalam penelitian ini sebanyak
dan jasa) dan kepuasan pelanggan, ada semacam 33 responden atau 85% , sedangkan yang tidak
konsensus bahwa ekspektasi pelanggan (customer berkontribusi berjumlah 6 responden atau 15%.
expectation) memainkan peran penting sebagai Responden yang berjenis kelamin perempuan
standar pembanding dalam mengevaluasi sebanyak 21 responden atau 55% , sedangkan yang
kualitas maupun kepuasan (Sumartini, 2011). berjenis kelamin laki-laki berjumlah 12 atau 45%.
Salah satu model kualitas jasa yang popular Rentang umur 22-27 tahun 6 responden atau 18%,
hingga kini banyak di jadikan acuan dalam riset umur 28-33 tahun 18 responden atau 55%, umur
pemasaran adalah Metode SERVQUAL. Metode 34-39 tahun 5 responden atau 15%, dan umur
ini lebih berifat umum, belum mengarah kepada 40-45 tahun 4 responden atau 12%. Responden
layanan Sistim Informasi. SERVQUAL berasal dari dengan unit kerja Farmasi 7 responden atau 21%,
kata Service Quality yang artinya kualitas layanan. dokter 9 responden atau 27%, dokter Spesialis
Metode SERVQUAL didasarkan pada “Gap 12 responden atau 37%, dokter gigi 5 responden
Model” yang dikembangkan oleh Parasuraman, atau 15%.
Zeithaml, dan Berry (1985, 1988, 1990, 1993, 1994)
(Purnama, 2006). Perhitungan nilai gap
Universitas Gadjah Mada saat ini Analisis kesenjangan (gap) digunakan
mempunyai Rumah Sakit Akademik (RSA). untuk melihat kesenjangan antara kinerja suatu
RSA UGM terletak di Ringroad Utara Dusun produk layanan dengan harapan konsumen
Kronggahan, Desa Trihanggo Gamping, Sleman terhadap produk layanan tersebut. Dari hasil
yang merupakan satu-satunya rumah sakit perhitungan, diketahui bahwa gap dari tiap-tiap
akademik yang didirikan sebagai rumah sakit dimensi bernilai negatif. Menurut Purnama (2006)
pendidikan bagi mahasiswa UGM. Dengan jika gap negatif (Skor persepsi < skor harapan)
pertimbangan bahwa RSA UGM dirancang maka layanan dikatakan kurang berkualitas dan
sebagai basis penelitian dikalangan mahasiswa tidak memuaskan pelanggan (Purnama, 2006).
dan sistem informasi manajemen farmasi masih Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan
berkembang serta belum pernah diteliti maka bahwa secara umum kepuasan pengguna sistem
penulis tertarik untuk melakukan penelitian informasi manajemen farmasi RSA UGM belum
di RSA UGM. Penelitian ini bertujuan untuk dapat terpenuhi.
59
Volume 3 Nomor 1 - Maret 2013
Analisis nilai Gap berdasarkan dimensi dan tertinggi adalah dimensi assurance, responsiveness,
indikator reliability, tangible dan empathy. Dimensi assurance
Jika kesenjangan antara harapan dan memiliki nilai gap tertinggi yaitu -1,36, maka
kenyataan cukup besar, hal ini menunjukan prioritas perbaikan diutamakan pada dimensi
bahwa perusahaan tidak mengetahui apa yang assurance. Pernyataan pada dimensi assurance
diinginkan oleh pelanggannya (Yamit, 2001). yaitu : informasi yang dihasilkan oleh SIMRS
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gap dari dapat diuji kebenarannya, bagian TI memberitahu
tiap-tiap dimensi bernilai negatif, hal itu berarti waktu yang pasti penyelesaian setiap
bahwa nilai persepsi lebih kecil dari pada nilai permasalahan SIMRS, bagian TI menyelesaikan
harapan, yang menimbulkan suatu ketidakpuasan permasalahan SIMRS sesuai dengan waktu yang
pengguna terhadap kualitas pelayanan sistem dijanjikan, SIMRS sangat handal sehingga jarang
informasi akademik RSA UGM. terjadi gangguan.
Hasil pengolahan data nilai gap Pengguna SIMF RSA UGM merasa
berdasarkan dimensi dapat dilihat pada gambar bahwa informasi yang dihasilkan oleh SIMFRS
1 dan gambar 2. Sedangkan untuk nilai gap dapat diuji kebenarannya. Berdasarkan hasil
berdasarkan indikator dapat dilihat pada gambar wawancara dengan kepala bagian TI Informasi
3 dan gambar 4. yang ditampilkan sistem manajemen farmasi RSA
UGM merupakan informasi yang terpercaya dan
Servqual dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya
Pada dimensi servqual yang dapat dilihat karena perancangan sistemnya sendiri terutama
pada gambar 1, secara berurutan dari nilai gap farmasi melibatkan dokter dan apoteker sehingga
60
Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi
-0,50
-1,00
-1,50
-2,00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
GAP -1,0 -1,1 -1,0 -1,1 -1,2 -1,2 -0,9 -1,1 -0,9 -1,0 -1,6 -1,7 -1,3 -1,3 -1,0 -1,6 -1,0 -0,9 -0,8 -0,7 -1,0 -1,0
sebelum sistem tersebut digunakan telah melalui di instalasi farmasi, mengingat kompleksitas
beberapa pemeriksaan. keterkaitan kejadian antara ”kesalahan
Ketepatan waktu penyelesaian merupakan hal yang manusiawi” (to err is human)
permasalahan SIMF RSA UGM dan kehandalan dan proses farmakoterapi yang sangat kompleks.
SIMF RSA UGM mempunyai nilai gap rendah yang
mengindikasikan pengguna merasa tidak ada Information service quality
tenggat waktu yang pasti dalam menyelesaikan Pada dimensi Information Service Quality
permasalahannya. Waktu penyelesaian suatu yang dapat dilihat pada gambar 2, secara
permasalahan dalam SIMF RSA UGM memang berurutan dari nilai gap tertinggi adalah dimensi
tidak bisa di prediksi, tergantung pada bagian format, completeness, timeliness, accuracy, security,
mana permasalahan itu terjadi dan seberapa ease of use dan socio cultural. Dimensi format
parah kerusakannya. Pada akhirnya jika waktu memiliki nilai gap tertinggi yaitu -1,92, maka
untuk menyelesaikannya terlalu lama maka akan prioritas perbaikan diutamakan pada dimensi
mengganggu proses pelayanan. format. Jika dilihat dari berdasarkan indikator
Jika dilihat dari berdasarkan nilai indikator (gambar 4) , nilai gap pada pernyataan pada
(gambar 3) , nilai gap pada pertanyaan ada alert dimensi format (nomor 16 dan 17) memiliki nilai
sistem/Pemberitahuan ketika Stok obat kosong gap terendah pertama dan kedua dari seluruh
dan ada alert sistem/Pemberitahuan ketika Stok indikator ISQ.
obat hampir habis (nomor 11 dan 12) memiliki Pertanyaan pada dimensi format yaitu
nilai gap terendah pertama dan kedua dari seluruh : Adanya feature menu dalam SIMRS untuk
indikator servqual. Pengguna mengeluhkan memberikan saran dan kritik dan Adanya manual
tidak adanya alert system pada sistem informasi book pengguna SIMRS. Dimensi format memiliki
manajemen farmasi RSA UGM. Indikator ini nilai kepuasan paling rendah dalam kuisioner
juga harus diperhatikan mengingat alert system ISQ. Sistem informasi manajemen farmasi
diperlukan untuk mendukung pengelolaan obat RSA UGM tidak mempunyai fasilitas untuk
61
Volume 3 Nomor 1 - Maret 2013
memberikan kritik dan saran dan belum adanya UGM. Namun demikian yang perlu disadari
manual book bagi pengguna. Didalam manual bahwa tidak mungkin suatu jasa layanan sistem
book , memuat informasi yang sangat penting informasi sesuai dengan harapan ideal dari
mengenai cara penggunaan suatu alat atau sistem pengguna dikarenakan perkembangan teknologi
informasi. Dengan adanya buku petunjuk, semua yang cepat. Pengembangan sebuah sistem
fungsi dapat kita manfaatkan, sehingga kita tahu informasi manajemen membutuhkan waktu yang
keistimewaan dari sistem informasi manajemen panjang dan bertahap sehingga selalu tertinggal
yang kita gunakan. Di buku petunjuk atau manual dengan pertumbuhan teknologi sendiri.
biasanya terdapat bagian Trouble Shooting, Dengan adanya pemetaan indikator
yang berisi petunjuk-petunjuk singkat untuk dimensi kualitas layanan dalam diagram
mengatasi suatu masalah didalam pemakaian. kartesius diharapkan dapat diketahui sejauh
Ketika pengguna memahami buku penggunaan, mana pencapaian kinerja pihak pengembang
sistem informasi manajemen akan memberikan sistem informasi manajemen farmasi RSA UGM
manfaat yang optimal untuk kebutuhan. dalam memenuhi harapan pengguna (gambar
Dari hasil wawancara, pengguna biasanya 5). Garis tengah diagram kartesius ditentukan
menghubungi bagian TI untuk langsung dengan menggunakan nilai mean dari skor total
menanyakan cara penggunaan ataupun ketika persepsi (X) dan harapan (Y) sehingga membelah
memberikan saran. Bagian TI mengungkapkan digram menjadi empat (kuadran).
adanya rencana untuk membuat manual book Kuadran A merupakan Indikator penting
tetapi dengan format video sehingga pengguna untuk diperbaiki menurut pengguna diantaranya
akan lebih tertarik, kendala yang dihadapi yaitu alert system, kehandalan SIMF RSA UGM, manual
belum adanya komputer grafis yang mendukung book dan menu untuk kritik dan saran. Jika
pembuatan video tersebut. dilihat dari nilai gap paling rendah, yang menjadi
prioritas adalah alert system karena sangat
Analisis jendela pelanggan diperlukan pengguna tetapi belum tersedia
Seluruh butir pertanyaan pada masing- di sistem informasi manajemen farmasi RSA
masing dimensi kualitas layanan memiliki gap UGM. Prioritas perbaikan jika di kelompokkan
yang bernilai negatif. Hal tersebut menunjukkan berdasarkan dimensi yaitu dimensi responsiveness,
bahwa pengguna tidak puas terhadap kinerja assurance dan format. Dengan mengetahui prioritas
sistem informasi manajemen farmasi RSA perbaikan, maka akan memudahkan bagian TI
want
62
Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi
63