Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II


“ WETTED WALL COLUMN ”

Grup N
1. Dorist Vlany (1631010015)
2. Rif’atul Firda Erfani (1631010042)

Tanggal Percobaan :
12 September 2018

LABORATORIUM RISET DAN OPERASI TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
SURABAYA
2018
WETTED WALL COLUMN

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II

“WETTED WALL COLUMN”

GROUP N

1. Dorist Vlany 1631010015


2. Rif’atul Firda Erfani 1631010041

Tanggal Percobaan : 12 September 2018

Kepala Laboratorium OTK Dosen Pembimbing

(Ir. Caecilia Pujiastuti, MT) (Ir. Caecilia Pujiastuti, MT)


NIP. 19630305 198803 2 001 NIP. 19630305 198803 2 001

(Ir. Caecilia Pujiastuti, MT)

NIP. 19630305 198803 2 001


PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II ii
WETTED WALL COLUMN

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadiran Tuhan Yang Maha


Esa, atas segala rahmat, taufik serta hidayah Nya sehingga penyusun
dapat menyelesaikan tugas laporan praktikum operasi teknik kimia II
dengan judul “Wetted Wall Column”.
Tugas ini merupakan salah satu tugas mata kuliah praktikum
operasi teknik kimia II yang diberikan pada semester lima. Laporan ini
disusun berdasarkan pengamatan hingga perhitungan dan dilengkapi
dengan teori dari literatur serta petunjuk asisten pembimbing, yang
dilaksanakan pada tanggal 12 september 2018 di lab OTK.
Dengan selesainya laporan praktikum ini, tak lupa penyusun
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Ir. C. Pujiastuti, MT, selaku Ka. Lab OTK, dan sekaligus Dosen
Pembimbing.
2. Rekan-rekan mahasiswa yang membantu dalam memberikan
masukan-masukan dalam praktikum.
Penyusun menyadari bahwa laporan praktikum ini masih banyak
terdapat kekurangan-kekurangan, oleh sebab itu saran dan kritik yang
membangun akan penyusun terima dengan lapang dada.
Akhir kata semoga laporan ini dapat memberi manfaat bagi semua
pihak yang berkepentingan dan Tuhan Yang Maha Esa memberikan
balasan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada
penyusun. Amien.

Surabaya, 12 september 2018

Penyusun

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II iii


WETTED WALL COLUMN

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan .............................................................................................. ii


Kata Pengantar ...................................................................................................... iii
Daftar Isi ............................................................................................................... iv
Intisari ................................................................................................................ v
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
I.2 Tujuan ................................................................................................. 2
I.3 Manfaat ............................................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Secara Umum ..................................................................................... 3
II.2 Sifat Bahan ....................................................................................... 11
II.3 Hipotesa ............................................................................................ 12
II.4 Diagram Alir .................................................................................... 13
III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1 Bahan Yang Di Gunakan .............................................................. 14
III.2 Alat Yang Digunakan .................................................................... 14
III.3 Rangkaian Alat .............................................................................. 15
III.4 Prosedure Percobaan ..................................................................... 16
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Tabel Hasil Pengamatan ............................................................... 18
IV.2 Tabel Hasil Perhitungan ................................................................ 20
IV.3 Grafik dan pembahasan ................................................................. 20
V. KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan .................................................................................... 24
V.2 Saran ............................................................................................... 24
Daftar Pustaka ............................................................................................ 25
Appendix .................................................................................................... 26

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II iv


WETTED WALL COLUMN

INTISARI

Percobaan wetted wall column ini bertujuan untuk dapat menentukan harga
koefisien perpindahan massa dan panas. Juga untuk dapat mempelajari pengaruh
laju alir udara dan juga air. Selain itu juga untuk dapat mengetahui cara kerja pada
percobaan wetted wall column. Sehingga praktikan dapat mengetahui alat operasi
peralatan humidifikasi, dapat mengaplikasikan percobaan wetted wall column
dalam dunia industry. Dan juga dapat menetukan untuk Untuk mengetahui
temperature wet bulb dan dry bulb pada aliran masuk dan keluar

Adapun prosedur yang dilakukan yaitu pertama mengisi tangki dengan air
sampai over flow selama percobaan dijalankan. Kemudian mengalirkanya dengan
tekanan dan laju tertentu sesuai penambahan yang dilakukan. Aliran harus
membentuk film tipis dalam dinding pipa gelas. Bersamaan dengan aliran air dan
aliran udara ke dalam pipa gelas yang dilakukan. Bila keadaan sudah mantap
(steady state) atur laju alirnya lalu amati temperature kolom atas dan kolom bawah
(Td dan Tw). Peubah yang dijalankan adalah kecepatan alir udara : 16 ml/detik dan
18,31 ml/detik. Dan kecepatan alir air pada masing-masing kecepatan alir udara:
16,446; 20,2; 22,334; 29,6; 31 ml/detik.

Hasil dari percobaan ini didapatkan harga koefisien perpindahan massa


dan panas pada peubah yang dijalankan. pada kecepatan alir udara 16.192 ml/detik.
Diperoleh nilai kG pada kisaran harga 0,084 s/d 0,094 lbmol/jam.ft2.atm dan nilai
hG pada kisaran harga 1,077 s/d 1,739 Btu/jam.ft2.˚F. Sedangkan untuk kecepatan
alir udara 17.789 ml/detik, diperoleh nilai kG pada kisaran harga 0,072 s/d 0,081
lbmol/jam.ft2.atm dan nilai hG pada kisaran harga 1.645 s/d 7.922 Btu/jam.ft2.˚F.
Dari data tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi laju alir air dan udara maka
koefisien perpindahan massanya semakin besar dan untuk koefisien perpindahan
panasnya juga semakin besar.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II v


WETTED WALL COLUMN

BAB I
PENDAHULUAN

II.1 Latar Belakang


Wetted Wall Column berperan penting dalam rekayasa proses dalam hal
merancang peralatan dan untuk memperoleh data untuk memungkinkan studi lebih
lanjut dari proses kimia penting seperti penyerapan gas, distilasi dan penguapan.
Data dari kolom dinding yang dibasahi juga dapat digunakan untuk sampai pada
korelasi antar komponen hadir dalam fase berbeda yang ada dalam kesetimbangan
dan yang terpenting adalah transfer massa co-efisien. Proses ini melibatkan tabung
vertikal dengan diameter untuk memungkinkan gas mengalir melalui, gas dapat
mengalir dengan cara baik, baik ke atas atau ke bawah tabung juga termasuk cairan
yang mudah menguap yang mengalir ke bawah dalam film tipis. Area interfacial
diukur dan disimpan kontestan, ini adalah area antara fase gas dan film tipis cairan.
Tingkat penguapan cairan ke dalam aliran gas sangat berguna karena itu adalah
yang digunakan untuk menghitung koefisien perpindahan massa untuk fasa gas.
Prosedur pada percobaan wetted wall column ini adalah pertama
menyiapkan dan mengisi tangki penampung sampai penuh, buka kran dibawah
tangki dan biarkan beberapa saat hingga terjadi overflow. Kemudian atur aliran
tersebut harus membentuk film air dengan cara mengukur. Kemudian air mencapai
pada pengukuran tekanan, air tersebut masuk kedalam kolom dan diukur suhu
masuk. Saat air keluar, atur suhu keduanya. Kemudian ukur volume air yang keluar
sampai batas waktu yang ditentukan. Langkah berikutnya yakni mengukur
kecepatan air udara, valve pada kompresor dibuka, kemudian udara masuk ke
tangki ekspansi udara, udara masuk kedalam manometer untuk pengukuran
perbedaan tekanan lalu ukur volume air yang keluar dan ukur diameter gelas dan
panjang pipa.
Percobaan wetted wall column ini bertujuan untuk dapat menentukan harga
koefisien perpindahan massa dan panas. Juga untuk dapat mempelajari pengaruh
laju alir udara dan juga air. Selain itu juga untuk dapat mengetahui cara kerja pada
percobaan wetted wall column. Sehingga praktikan dapat mengetahui alat operasi

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 1


WETTED WALL COLUMN

peralatan humidifikasi, dapat mengaplikasikan percobaan wetted wall column


dalam dunia industry. Dan juga dapat menetukan untuk Untuk mengetahui
temperature wet bulb dan dry bulb pada aliran masuk dan keluar

II.2 Tujuan
1. Untuk menentukan harga koefisien perpindahan massa dan panas.
2. Untuk mempelajari pengaruh laju alir udara dan juga air.
3. Untuk mengetahui temperature wet bulb dan dry bulb pada aliran masuk dan
keluar

II.3 Manfaat
1. Agar praktikan dapat mengetahui cara kerja pada percobaan wetted wall
column.
2. Agar praktikan mengetahui factor yang mempengaaruhi humidifikasi
3. Agar praktikan dapat mengaplikasikan percobaan wetted wall column
dalam dunia industry

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 2


WETTED WALL COLUMN

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Secara Umum


Suatu proses dimana terjadi suatu perpindahan suatu unsur pokok dari
daerah yang berkonsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah dinamakan perpindahan
massa, Perpindahan massa yang terjadi dari suatu unsur yang berkonsentrasi tinggi
ke konsentrasi rendah dipengaruhi oleh ciri aliran liquid, seperti pada kasus heat
transfer, mekanisme perpindahan massa terjadi dengan cepat. Jika sejumlah
campuran gas yang terdiri dari dua jenis molekul atau lebih, dimana konsentrasi
masing-masing berbeda, maka masingmasing molekul ini cenderung menuju ke
komposisi yang sama seragam. Proses ini terjadi secara alami. Perpindahan massa
makroskopis ini tidak tergantung pada konveksi dalam sistem. Proses ini
didefinisikan sebagai difusi molekul.
Beberapa operasi perpindahan massa yang termasuk difusi suatu komponen
gas ke suatu komponen yang tidak berdifusi antara lain adalah absorbsi dan
humidifikasi.
Humidifikasi adalah proses perpindahan/penguapan air dari fase cair ke
dalam campuran gas yang terdiri dari udara dan uap air karena adanya kontak antara
cairan yang temperaturnya lebih tinggi dengan campurannya. Dalam proses
humidifikasi, tergantung pada beberapa parameter, diantaranya:
1. Temperature Dry Bulb
Temperature dry bulb adalah temperatur yang terbaca pada termometer terkena
udara bebas namun terlindung dari radiasi dan kelembapan. Temperatur dry
bulb sering disebut sebagai temperatur udara, sehingga tidak menujukkan
adanya jumlah uap air di udara.
2. Temperature Wet Bulb
Temperature wet bulb adalah temperatur kesetimbangan yang dicapai apabila
sejumlah kecil cairan diuapkan ke dalam jumlah besar campuran uap gas yang
tidak jenuh. Metode yang dapat digunakan untuk mengukur temperature wet
bulb adalah dengan menggunakan termometer yang diselubungi kapas atau

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 3


WETTED WALL COLUMN

kain basah kemudian dialirkan gas yang mempunyai properties T dry dan
humidity H. Pada keadaan steady state, air akan menguap ke dalam aliran gas.
Kapas atau kain basah akan mengalami pendinginan hingga suhu konstan.
Suhu inilah yang disebut T wet bulb. Dalam penerapannya, T wet bulb
digunakan untuk menentukan humidity dari campuran airudara.
3. Dew point
Dew point adalah temperatur udara saat saturasi atau temperatur dimana uap
air mulai mengembun ketika campuran udara dan uap air didinginkan.
4. Enthalpi
Enthalpi adalah banyaknya kalor (energi) yang ada dalam udara setiap satu
satuan massa.
5. Relative humidity
Relative humidity adalah perbandingan antara fraksi mol uap dengan fraksi
mol udara basah pada suhu dan tekanan yang sama (%).
6. Persen humidity
Persen humidity adalah besarnya kandungan uap air dalam udara kering.
( Buminata, 2014 )
Kelembaban (humidity) adalah massa uap yang terbawa oleh satuan massa
gas bebas uap. Menurut definisi ini, kelembapan hanya bergantung pada tekanan
bagian uap di dalam campuran bila tekanan total dibuat tetap. Jadi tekanan bagian
uap adalah PA atm, rasio molal antara uap dan gas pada 1 atm adalh PA/(1-PA). Jadi
kelembaban adalah
MA PA
H= MB (P−PA )

1)
Keterangan :
H = Humidity (lb air/lb udara kering)
PA = Tekanan Parsial Uap (atm)
MA = Molekul komponen A
MB = Molekul komponen B.
Kelembapan dihubungkan dengan fraksi mol didalam fase gas oleh persamaan

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 4


WETTED WALL COLUMN

H⁄
MA
y= 1⁄ + H⁄
MB MA

2)
Biasanya H/MA lebih kecil bila dibandingkan dengan 1/MB sehingga sama dengan
H.
Saturated gas adalah keadaan gas dimana uap yang dibawa dalam
kesetimbangan. Tekanan gas pada keadaan saturated gas sama dengan tekanan uap
dari liquid pada suhu gas. Jika H adalah saturation humiditydan PA’ adalah tekanan
uap dari liquid.
MA PA ′
HS = MB (P− P′A )

3)
Keterangan :
PA’ = Tekanan uap liquid (atm)
Relatif Humidity adalah perbandingan dari tekanan partial uap dengan
tekanan uap pada tempertur gas. Biasanya diberikan dengan basis persen, jadi 100
persen kelembaban berarti saturated gas dan 0 persen berarti gas uap bebas.
P
HR = 100 P A′
A

4)
Keterangan :
HR= Relative humidity
Persen kelembaban adalah perbandingan anatar actual humidity dan
saturation humidity pada suhu gas, maka
H P−PA ′
HA = 100 H = HR
s P−PA

5)
Keterangan :
HA = Persen humidity
(MC Cabe, 1999)
Koefisien perpindahan massa merupakan besaran empiris yang dipakai
untuk memudahkan penyelesaian persoalan – persoalan perpindahan massa antar
fase, yang dibicarakan disini adalah koefisien perpindahan massa dari fase gas ke

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 5


WETTED WALL COLUMN

fase liquid atau sebaliknya. Pada penguapan air dari permukaan cairan ke udara,
terjadi perpindahan massa dari fase air ke fase gas pada bidang batas cairan dan gas
(interface).
Salah satu cara untuk menentukkan koefisien perpindahan massa dalam fase
gas adalah dengan menggunakan wetted wall column dengan mengetahui luas
kontak antara dua fase pada kondisi operasi, Wetted Wall Column merupakan tube
vertikal dengan aliran liquida dari atas turun melewati sisi tabung (gelas kaca)
sedangkan fase gas mengalir secara searah atau berlawanan arah.

Gambar 1. Wetted wall column


Ketika dinding kolom dibasahi dan terisolasi dari lingkungannya sehingga
sistem operasi merupakan sistem adiabatik dan cairan diresirkulasi dari bagian
dasar kolom melalui reservoir ke puncak kolom, sistem operasi digambarkan
sebagai humidifikasi adiabatik. Dalam keadaan ini, hubungan antara komposisi gas
dan suhu gas dan cairan dapat dihitung dari termodinamika properti dan neraca
massa dan energi. Berdasarkan pertimbangan, dinding kolom yang dibasahi sebagai
humidifier adiabatik dengan ketentuan untuk kontrol suhu cairan di reservoir dan
penambahan "make up" cairan ke reservoir pada suhu terkontrol. Asumsikan bahwa
gas dan cairan seluruh sistem pada awalnya pada suhu yang sama. Massa dari cairan
ditransfer sebagai proses penguapan, penurunan suhu yang diperlukan sebagai

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 6


WETTED WALL COLUMN

panas laten penguapan. Suhu cairan yang jatuh di bawah suhu gas, panas ditransfer
dari gas ke cairan. Dengan cara ini gas didinginkan dan dilembabkan.
Jika cairan masuk ke puncak kolom, harus dipertahankan pada suhu cairan
keluar, tingkat suhu menurun cair, dan gradien suhu cairan melalui kolom menurun
sedangkan suhu dan kelembaban gas yang masuk tetap konstan. Suhu gas yang
keluar akan menurun karena suhu cairan berkurang karena kecepatan transfer panas
yang lebih besar diperoleh dengan perbedaan besar dalam suhu antara gas dan
cairan. Suhu gas buang akan selalu lebih tinggi dari cairan masuk. Proses
pendinginan ini akan berlanjut sampai laju transfer panas dari gas ke cairan hanya
setara dengan panas laten yang dibutuhkan untuk menguapkan cairan.
( Brown, 1950 )
Spray Chamber

Gas mutlak gas keluar


H, T

Make up
Water Ts
Gambar 2. Adiabatik humidity
Gas dengan humidity H dari suhu T mengalir masuk ke Spray Chamber
dengan diisolasi sehigga prosesnya adiabatic. Liquid disirkulasi dengan pompa dari
reservoir yang ada dibagian bawah spray chamber yang dispraykan lewat C dan
dikembalikan ke reservoir. Gas yang lewat ke dalam chamber menjadi dingin dan
terjadi humidifikasi dimana suhu diturunkan dan humidity dinaikkan. Pada keadaan
steady state, suhu liquida mencapai Ts dan disebut adiabatic saturation temperature.
Jika gas tidak jenuh, suhu adiabatic saturation akan lebih rendah dari suhu gas
masuk.
Bila gas dan liquid berkontak cukup lama sehingga liquid dan gas keluar
berada dalam kesetimbangan, maka gas yang keluar akan jenuh pada suhu Ts dan
kelembaban Hs.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 7


WETTED WALL COLUMN

Untuk mengatasi kehilangan liquid karena penguapan dalam chamber


tersebut diperlukan make up liquid yang ditambahkan ke reservoir pada suhu Ts.
Jika dibuat balance dengan suhu reperence Ts dianggap kerja pompa = 0, entalpi
make up of liquid = 0, maka diperoleh ;
Cs (T – Ts) + H . λs = Hs . λ ................................................................................ 6)
Keterangan :
Hs = Saturation humidity pada Ts (lb air/lb udara)
Λs = Panas latent pada Ts (Btu/lb)
Cs = Humidity pada suhu Ts (Btu/lboF)
Untuk menentukan koefisien perpindahan massa pada wetted wall column
V(y2 −y1 )
KG = ................................................................................................. 7)
P.A (yi′ −y) lm

Keterangan :
KG = Koefisien perpindahan massa antara udara dan liquid (lbmol/jam ft2atm)
P = Tekanan udara
V = Kecepatan linier ( m/s )
A = Luas permukaan pipa gelas (m2)
Y1 = fraksi mol udara (kolom atas)
Y2 = Fraksi mol udara (kolom bawah)
Y’ = Fraksi mol uap di interfase
Sedangkan untuk koefisien perpindahan panas
𝟐𝟗 𝛌𝐰 .𝐊𝐆(𝐇𝐰 – 𝐇)
𝐡𝐠 = ............................................................................................ 8)
(𝐓 – 𝐓𝐰)

Keterangan :
hG = Koefisien perpindahan panas antara gas dan permukaan liquid (Btu/jam
ft2 oF)
T = Temperatur gas (oF)
Tw = Temperatur Wet bulb (oF)
H = Humidity
Hw = Humidity wet bulb
Λw = Panas latent air pada tw (Btu/lb)
(Tim Dosen, 2018)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 8


WETTED WALL COLUMN

Faktor-faktor yang mempengaruhi Kelembapan :


1. Ketingian Tempat
Apabila semakin tinggi tempat maka tingkat kelembabannya juga tinggi karena
suhunya rendah dan sebaliknya semakin rendah tempat suhunya semakin tinggi
dan kelembabannya pun menjadi rendah.
2. Kerapatan Udara Kerapatan udara.
Ini juga berkaitan dengan suhu dimana apabila kerapatan udara pada
daerah tertentu rapat maka kelembabanya tinggi. Sedangkan apabila kerapatan
udara di suatu daerah renggang maka tinggkat kelembabannya juga rendah.
Diketahui pula antara kerapatan,suhu,dan ketinggian tempat juga saling
berkaitan..
3. Tekanan Udara.
Tekanan udara juga mempengaruhi kelembaban udara dimana apabila takanan
udara pada suatu daerah tinggi maka
kelembabanya juga tinggi,hal ini disebabkan oleh kapasitas lapang udaranya
yang rendah.
4. Radiasi Matahari.
Dimana adanya radiasi matahari ini menyebabkan terjadinya penguapan air di
udara yang tingkatannya tinggi sehingga kelembaban udaranya semakin besar.
5. Angin
Adanya angin ini memudahkan proses penguapan yang terjadi pada air laut
menguap ke udara. Besarnya tingkat kelembaban ini dapat berubah menjadi air
dan terjadi pembentukan awan.
6. Suhu
Apabila suhu suatu tempat tinggi maka kelembabanya rendah dan sebaliknya
apabila suhu rendah maka kelembaban tinggi. Dimana hal ini antara suhu dan
kelembaban ini juga berkaitan dengan ketinggian tempat.
7. Kerapatan Vegetasi
Jika tumbuhan tersebut kerapatannya semakin rapat maka kelembabannya juga
tinggi hal ini di sebabkan oleh adanya seresah yang menutupi pada permukaan
tanah sangat besar sehingga berpengaruh pada kelembabannya.Bahkan

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 9


WETTED WALL COLUMN

sebaliknya apabila kerapatannya jarang maka tinggkat kelembabannya juga


rendah karena adanya seresah yang menutupi permukaan tanah ini sedikit.
( Khusnul, 2014 )

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 10


WETTED WALL COLUMN

II.2 Sifat Bahan


1. Aquadest
A. Sifat Fisika
a. Wujud : Cairan
b. Warna : Bening
c. Densitas : 0,988 g/cm3
d. Titik beku : 0 oC
e. Titik didih : 100 oC
B. Sifat Kimia
a. Rumus molekul : H2O
b. Berat molekul : 18,02 g/mol
c. pH :7
d. Korosifitas : Tidak korosif
e. Sifat : Bersifat reduktor
( MSDS ,2013)
2. Udara
A. Sifat fisika
a. Wujud : Gas
b. Warna : Tidak berwarna
c. Densitas : 11, 165 g/cm3
d. Viskositas : 1,908 10-2 cps
e. Temperature : 30OC
B. Sifat kimia
a. Berat molekul rata – rata : 28,8 kg/mol
b. Komposisi volume : 21% O2, 79% N2 (mol)
c. Komposisi Massa : 23,3% O2, 76,7% N2 (mol)
d. Bersifat oksidator
e. Bersifat korosif
( Yogana, 2012)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 11


WETTED WALL COLUMN

II. 3 Hipotesa
Semakin besar laju alir udara dan laju alir air maka semakin besar harga
koefisien perpindahan massa dan panas. Semakin banyak air yang berkontak
dengan udara maka semakin besar harga koefisien perpindahan panas

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 12


WETTED WALL COLUMN

II.4 Diagram Alir


Kalibrasi udara Kalibrasi air

Sambungkan air dengan Isi tangki penampung dan


kompresor dengan pipa galon biarkan overflow

Nyalakan kompresor hingga


40 psia, lalu matikan

Atur beda tekanan dan

Buka aliran kompresor volume air

Atur beda tekanan dan ukur


volume air

Ulangi dengan beda tekanan Sambungkan air dengan


yang berbeda kompres Ulangi dengan beda
tekanan yang berbeda

Nyalakan kompresor da nisi tangka


or dengan pipa galon
penampung

Atur beda tekanan pada manometer


udara dan air

Amati suhu awal Tw1, Tw2, Td1 dan


Td3

Ulangi pengontakkan udara dan air


dengan beda tekanan yang lain

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 13


WETTED WALL COLUMN

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

III.1 Bahan
1. Air
2. Udara

III.2 Alat
1. Stopwatch
2. Thermometer
3. Gelas ukur
4. Beaker glass

III.3 Gambar Alat

Gelas ukur Thermometer Stopwatch

Beaker glass

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 14


WETTED WALL COLUMN

III.4 Rangkaian Alat

V5

= Aliran air
---------- =Aliran gas
Keterangan gambar :
A = kolom WWC
B = Tangki overflow
C = Tangki feed

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 15


WETTED WALL COLUMN

D = Pompa
E = Tangki udara
F = Orifice udara
G = Orifice air
H = Kompresor
V = Valve

III.5 Prosedur
A. Kalibrasi udara
1. Menyambungkan air pada blower udara dengan selamg pada galon yang berisi
air
2. Menyalakan blower udara dan tunggu hingga tekanannya 40 psia
3. Setelah itu matikan, kemudian buka kran pada blower hingga terdengar bunyi
keluarnya udara, atur aliran udara pada beda tekanan tertentu dengan
membuka kran aliran udara dan ukur volume air yang keluar dari galon,
4. Ulangi dengan variabel beda tekanan yang berbeda.

B. Kalibrasi air
1. Prosedur pada kalibrasi air dilakukan dengan cara mengisi tangki penampung
atas sampai penuh dan membuka kran yang ada dibawah tangki, lalu biarkan
beberapa saat hingga terjadi overflow
2. Selanjutnya atur aliran air pada beda tekanan tertentu, ukur volume air yang
keluar
3. Ulangi dengan variabel beda tekanan yang berbeda.

C. pengontakan
1. Isi tangki penampung atas sampai penuh dan bukalah kran yang ada di bawah
tangki (dibuka sedikit), lalu biarkan beberapa saat hingga terjadi overflow pada
constant head tank. Selanjutnya atur aliran air pada suatu harga tertentu dan
ukur laju alirnya, aliran air tersebut harus dapat membentuk film air yang tipis

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 16


WETTED WALL COLUMN

dan merata pada setiap dinding pipa gelas (perhatikan tangki penampung air
yang paling atas harus seringkali diisi dengan air).
2. Jalankan blower untuk mengalirkan udara ke dalam pipa gelas, bila keadaan
sudah mantap (steady state), atur laju alir pada suatu harga dan catat harga ini.
3. Bila keadaan sudah mantap, amati data di bawah ini (tabelkan) :
a. Laju alir air
b. Laju alir udara
c. Suhu air masuk dan keluar
d. Suhu ruangan
e. Tekanan barometer
f. Diameter pipa gelas dan panjang pipa dimana terjadi kontak udara dan air
4. Bila keadaan memungkinkan, ulangi untuk variabel laju alir udara dan air.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 17


WETTED WALL COLUMN

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Tabel Pengamatan


Tabel 1. Tabel Kalibrasi Udara
ΔH V1 V2 V3 V rata-rata
udara(cm) t(s) (cm³) (cm³l) (cm³) (cm³) Q ( cm³/s)

0.25 5 60 85 75 73.3 14.66

0.5 5 77 80 78 78.3 15.66

0.75 5 75 85 80 80 16

1 5 80 85 80 81.6 16.32

1.25 5 80 95 100 91.6 18.32

ΔH vs Q Udara
20
18
y = 3.192x + 13.798
16
R² = 0.883
Q udara (cm3/s)

14
12
10
Series1
8
6 Linear (Series1)
4
2
0
0 0.5 1 1.5
ΔH udara (cm)

Grafik 1. Hubungan antara Q udara dengan ∆H


Dari grafik 1 menunjukkan bahwa hubungan antara ΔH dan Q udara
berbanding lurus, semakin besar ∆H maka semakin besar pula debitnya.
Hubungan antara ∆h dan Q (debit dalam cm3 per detik ) mengikuti persamaan
linier y = 3.192x + 13.798

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 18


WETTED WALL COLUMN

Tabel 2 . Tabel Kalibrasi Air


ΔH air V1 V2 V3 V rata-rata
(cm) t (s) (cm³) (cm³) (cm³) (cm³) Q ( cm³/s)

0.5 5 80 81.75 85 82.23 16.45

1 5 100 105 98 101 20.2

1.5 5 115 110 110 111.67 22.33

2 5 140 149 155 148 29.6

2.5 5 150 140 175 155 31

ΔH vs Q Air
35
y = 7.7x + 12.366
30
R² = 0.959
25
Q air (cm3/s)

20

15 Series1
10 Linear (Series1)

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
ΔH air (cm)

Grafik 2. Hubungan antara Q air dengan ∆H


Dari grafik 2 menunjukkan bahwa hubungan antara ΔH dan Q
berbanding lurus, semakin besar ∆h maka semakin besar pula debitnya. Dan
hubungan antara ∆H dan Q (debit dalam cm3 per detik ) mengikuti persamaan
linier y = 7.7x + 12.366

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 19


WETTED WALL COLUMN

Tabel 3. Hasil Pengamatan Suhu


∆H udara ∆H air Tw2 (oF) Tw1 (oF) Td1 (oF) Td2 (oF)
0,75 0,5 82.148 82.800 78.600 82.400
1 82.400 83.120 78.494 82.400
1,5 81.500 82.274 82.274 82.400
2 81.968 82.094 78.368 82.040
2,5 81.320 82.940 78.494 82.400
1,25 0,5 82.166 82.508 77.900 82.688
1 81.860 82.166 78.620 81.968
1,5 81.680 82.094 78.620 82.274
2 81.806 82.094 78.620 81.860
2,5 81.680 82.166 78.620 82.094

IV.2 Tabel Perhitungan


Pengaruh kecepatan fluida terhadap koefisien perpindahan massa (kG)
dan koefisien perpindahan panas (hG)
Table 4. Tabel nilai kG dan hG untuk ΔH udara 0.75 cm

Q air Q udara kG hG
𝒍𝒃𝒎𝒐𝒍 𝑩𝒕𝒖
(ml/detik) (ml/detik) ( ft2.atm) (𝒋𝒂𝒎 𝒇𝒕𝟐 𝑭 𝒂𝒕𝒎))
𝒋𝒂𝒎

16.216 0.084 1.077

20.066 0.084 1.181


16.192
23.916 0.086 1.330
27.766 0.092 1.462
31.616 0.094 1.739

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 20


WETTED WALL COLUMN

Table 5. Tabel nilai kG dan hG untuk ΔH udara 1.25 cm

Qair Qudara kG hG
𝒍𝒃𝒎𝒐𝒍 2 𝑩𝒕𝒖
(ml/detik) (ml/detik) ( ft .atm) (𝒋𝒂𝒎 𝒇𝒕𝟐 𝑭 𝒂𝒕𝒎))
𝒋𝒂𝒎

16.216 0.072 7.922

20.066 0.074 6.923


17.789
23.916 0.075 3.604
27.766 0.081 3.449
31.616 0.081 1.645

IV.3. Grafik dan Pembahasan


1. ΔH udara = 0.75 cm

Q air vs kG
0.094
kG (lbmol ft2 atm / jam)

0.092
y = 0.0007x + 0.0716
0.09 R² = 0.786

0.088
Series1
0.086
Linear (Series1)
0.084

0.082
0 10 20 30
Q air (ml/s)

Grafik 3. Hubungan antara debit aliran air Q (ml/detik) dengan koefesien


perpindahan massa (KG)
Dari grafik 3 dapat disimpulkan bahwa semakin besar debit alir air pada
kecepatan udara tetap, makin besar nilai koefisien perpindahan massanya. Harga
debit aliran air dengan koefisien perpindahan massa sebanding dikarenakan aliran
udara tetap dan aliran air semakin besar maka air yang berkontak dengan udara
semakin besar

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 21


WETTED WALL COLUMN

Q vs hG y = 0.0417x + 0.3608
R² = 0.9646
2
1.8
hG (btu/jam ft2 F atm)

1.6
1.4
1.2
1
0.8 Series1
0.6 Linear (Series1)
0.4
0.2
0
0 10 20 30 40
Q air (ml/s)

Grafik 4 Hubungan antara debit air Q (ml/detik) dengan koefisien


perpindahan panas (HG)
Dari grafik 4 menunjukkan semakin besar kecepatan debit air pada
kecepatan alir udara tetap maka perpindahan panasnya juga semakin besar.

2. ΔH udara = 1.25 cm
y = 0.0006x + 0.0611
Q vs kG R² = 0.9032

0.084
kG (lbmol ft2 atm / jam)

0.082

0.08

0.078

0.076 Series1

0.074 Linear (Series1)

0.072

0.07
0 10 20 30 40
Q air (ml/s)

Grafik 5 Hubungan antara debit aliran air Q (ml/detik) dengan koefesien


perpindahan massa (KG)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 22


WETTED WALL COLUMN

Dari grafik 5 dapat disimpulkan bahwa semakin besar debit alir air pada
kecepatan udara tetap maka semakin besar nilai koefisien perpindahan massanya.
Harga debit aliran air dengan koefisien perpindahan massa sebanding dikarenakan
aliran udara tetap dan aliran air semakin besar maka air yang berkontak dengan
udara semakin besar.

Q vs hG
9
8
hG (btu/jam ft2 F atm

7
6
5
4 Series1
3 y = -0.4163x + 14.665
2 Linear (Series1)
R² = 0.9368
1
0
0 10 20 30 40
Q air (ml/s)

Grafik 6 Hubungan antara debit air Q (ml/detik) dengan koefisien


perpindahan panas (HG)
Dari grafik 6 menunjukkan bahwa semakin besar kecepatan debit air pada
kecepatan alir udara semakin kecil maka perpindahan panasnya semakin.
Seharusnya,nilai perpindahan panasnya semakin besar tiap bertambahnya debit air.
Factor yang mempengaruhi hasil tersebut adalah lama pengontakan antara udara
dan air

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 23


WETTED WALL COLUMN

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 KESIMPULAN
1. Semakin besar ∆H maka debit air dan udara semakin besar begitu juga
perpindahan massa dan perpindahan panasnya semakin besar.
2. Semakin besar nilai koefisien perpindahan massa (KG) disebabkan oleh air
yang berkontak dengan udara semakin besar.
3. Semakin besar nilai koefisien perpindahan panas (HG) disebabkan oleh air
yang berkontak dengan udara juga semakin besar.
V.2 SARAN
1. Sebaiknya praktikan berhati-hati dalam membuka kran saluran udara dan
air karena tekanan air raksa yang cepat berubah-ubah seiring dengan
besarnya bukaan kran.
2. Sebaiknya praktikan menyiapkan alat dan melakukan kalibrasi terlebih
dahulu.
3. Air didalam galon sebaiknya jangan sampai habis, karena jika habis akan
memecahkan galon karena tekanan udara didalam galon.
4. Sebaiknya praktikan lebih teliti lagi saat mengamati suhu agar hasil yang
diperoleh benar.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 24


WETTED WALL COLUMN

DAFTAR PUSTAKA

Brown, George. 1950. “Unit Operations”. USA : Modern Asia Edition


Buminata, Juhnizar. 2014. “Laporan Resmi Wetted Wall Column”. Semarang:
Laboratorium OTK Universitas Diponegoro
Khusnul, khotimah. 2014. “Laporan ITP” (http://khusnulbravo.blogspot.com
/2014/02/praktikum-itp). Diakses pada tanggal 11 September 2018 pukul
20.00 WIB
Mc Cabe. 1993 .” Unit Operation of Chemical Engineering .” New York : Mc
Graw Hill Book Companies.
MSDS. 2013. “Water” (www.sciencelab.com/msds=9987012). Diakses pada
tanggal 9 September 2018 pukul 10.00 WIB.
Tim Dosen. 2018. “ Modul OTK II Wetted Wall Column”. Surabaya : Universitas
Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa timur.
Yogana. 2012. “Pra Perancangan Pabrik Asam Nitrat” Tangerang : Institut Teknik
Indonesia.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 25


WETTED WALL COLUMN

APPENDIX

1. Mencari Laju Alir Air dan Udara (Q) ml/sec


- Untuk air
Δh = 0.5 cm
𝑉 78.382.2382.25
Q= = = 16.45 ml/detik
𝑡 5

y = 7.7x + 12.366
Q=y
= 7.7(0.5) + 12.366
= 16.216 ml/det
- Untuk udara
Δh = 1.25 cm
𝑉 78.3
Q= = = 15.66 ml/detik
𝑡 5

y = 3.192x + 13.798
Q=y
= 3.192(1.25) + 13.798
= 17.789 ml/det
2. Konversi satuan
𝑔𝑟 𝐾𝑔
ρ Air raksa = 13,6 𝑚𝑙 𝑥 1000 = 13600 𝑚3

P air raksa = ρ . g . Δh
𝐾𝑔 𝑔𝑟 𝑚 1𝑚
= 13600 𝑚3 x 1000 𝑘𝑔 𝑥 9,8 𝑥 5 𝑚𝑚 𝑥 1000 𝑚𝑚
𝑠2
𝑔𝑟 1 𝑝𝑠𝑖𝑎
= 666400 𝑚.𝑠2 𝑥 𝑔𝑟
68947,6
𝑚.𝑠2

= 9.665 psia x 51.75 mmHg


= 500.180 mmHg
P udara = 500.180 mmHg + 760 mmHg = 1260.180 mmHg
PB = P udara / 760 = 1260.180/760 = 1.658 atm
PA = P air / 760 = 500.180 / 760 = 0.658 atm
MA = BM air = 18 gram/mol
MB = BM udara = 29 gram/mol

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 26


WETTED WALL COLUMN

Panjang kolom = 100 cm = 1 m = 3.28 ft


Diameter kolom = 5.3 cm = 0.053 m = 0.17 ft
Jari – jari kolom = 0.17 ft/2 = 0.085 ft
A = 2𝜋r2 + 2𝜋𝑟𝑡 = 2.3,174.0.0852 + 2.3,174.0.085.3.28 = 1.796 ft 2
3. Menghitung Humidity
Untuk ΔH udara = 1.25 cm dan ΔH air = 0.5 cm
Kolom atas Kolom bawah

Suhu Udara 27.87 0C 82.166 oF 28.06 oC 82.508 oF

Air Humidity, lb
0.019 0.026
H2O/lb dry air
Suhu Air 25.5 oC 77.9 oF 28.16 oC 82.688 oF

4. Menghitung Fraksi mol udara dan air


𝑀𝐴 = 𝐵𝑀 𝑎𝑖𝑟 = 18 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙
𝑀𝐵 = 𝐵𝑀 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 = 29 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙
𝐻 0,019
𝑀𝐴 18
𝑦1 = 1 𝐻 = 1 0,019 =0.03
+ +
𝑀𝐵 𝑀 𝐴 29 18

𝐻 0,026
𝑀𝐵 29
𝑦2 = 1 𝐻 = 1 0,026 =0.016
+ +
𝑀𝐴 𝑀 𝐵 18 29

5. Menghitung Fraksi mol di interface


Dari tabel F.3 ( J.M Smith Edisi 5 hal 706 )
Suhu keluar udara T = 82.166 OF P = 0.544 psia
Pu = 0.544 𝑥 29.92 = 16.273 inHg
Suhu keluar air T = 82.688 OF P = 0.485 psia
Pu = 0.485 𝑥 29.92 = 14.523 inHg
17.273 + 14.523
𝑃𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = = 15.398 𝑖𝑛𝐻𝑔
2
𝑚𝑚𝐻𝑔
(15.398 𝑖𝑛𝐻𝑔) (25.4 )
1𝑖𝑛𝐻𝑔
𝑦𝑖 ′ = = 0.491
796.778 mmHg

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 27


WETTED WALL COLUMN

6. Menghitung kG

k G PA 1  y ' y  1  y 2 
 ln  i 1  
V 1  y i '  y i ' y 2  1  y1 
𝑘𝐺 𝑃𝐴 1 0.491 − 0.03 1 − 0,016
=− ln [( )( )]
𝑉 1 − 0.491 0.491 − 0.016 1 − 0.03
kG PA
= 0.03
V
ml det
16.216 det x 3600 jam
V= gr lbm
= 7.245 𝑙𝑏𝑚𝑜𝑙/𝑗𝑎𝑚
454 lbm x 18 lbmol
𝑘𝐺 𝑃𝑥𝐴
( ) 𝑥𝑉
𝑉
𝑘𝐺 =
𝑃𝐵 𝑥 𝐴
0.03 𝑥 7.245
𝑘𝐺 =
1,653 𝑥1.796
𝑙𝑏𝑚𝑜𝑙
𝑘𝐺 = 0.072 . 𝑓𝑡 2 . 𝑎𝑡𝑚
𝑗𝑎𝑚

Dari Kern fig . 12 hal 815 , untuk t = 84,2OF didapat ( λw = 1100 Btu/lb ) :
29 𝜆𝑊 𝑘𝐺 (𝐻𝑤 − 𝐻𝐷 )
ℎ𝐺 =
(𝑡𝐷 −𝑡𝑊 )
𝑙𝑏𝑚
29 𝑙𝑏⁄𝑙𝑏𝑚𝑜𝑙 𝑥 1100 𝐵𝑡𝑢⁄𝑙𝑏 𝑥0.072 𝑗𝑎𝑚 𝑓𝑡 2 𝑎𝑡𝑚 (0.026 − 0.019)
ℎ𝐺 =
(82.337 − 80.294)

ℎ𝐺 = 7.922 Btu
jam ft 2 o
F atm

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 28

Anda mungkin juga menyukai