Grup N
1. Dorist Vlany (1631010015)
2. Rif’atul Firda Erfani (1631010042)
Tanggal Percobaan :
12 September 2018
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RESMI
GROUP N
KATA PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
INTISARI
Percobaan wetted wall column ini bertujuan untuk dapat menentukan harga
koefisien perpindahan massa dan panas. Juga untuk dapat mempelajari pengaruh
laju alir udara dan juga air. Selain itu juga untuk dapat mengetahui cara kerja pada
percobaan wetted wall column. Sehingga praktikan dapat mengetahui alat operasi
peralatan humidifikasi, dapat mengaplikasikan percobaan wetted wall column
dalam dunia industry. Dan juga dapat menetukan untuk Untuk mengetahui
temperature wet bulb dan dry bulb pada aliran masuk dan keluar
Adapun prosedur yang dilakukan yaitu pertama mengisi tangki dengan air
sampai over flow selama percobaan dijalankan. Kemudian mengalirkanya dengan
tekanan dan laju tertentu sesuai penambahan yang dilakukan. Aliran harus
membentuk film tipis dalam dinding pipa gelas. Bersamaan dengan aliran air dan
aliran udara ke dalam pipa gelas yang dilakukan. Bila keadaan sudah mantap
(steady state) atur laju alirnya lalu amati temperature kolom atas dan kolom bawah
(Td dan Tw). Peubah yang dijalankan adalah kecepatan alir udara : 16 ml/detik dan
18,31 ml/detik. Dan kecepatan alir air pada masing-masing kecepatan alir udara:
16,446; 20,2; 22,334; 29,6; 31 ml/detik.
BAB I
PENDAHULUAN
II.2 Tujuan
1. Untuk menentukan harga koefisien perpindahan massa dan panas.
2. Untuk mempelajari pengaruh laju alir udara dan juga air.
3. Untuk mengetahui temperature wet bulb dan dry bulb pada aliran masuk dan
keluar
II.3 Manfaat
1. Agar praktikan dapat mengetahui cara kerja pada percobaan wetted wall
column.
2. Agar praktikan mengetahui factor yang mempengaaruhi humidifikasi
3. Agar praktikan dapat mengaplikasikan percobaan wetted wall column
dalam dunia industry
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kain basah kemudian dialirkan gas yang mempunyai properties T dry dan
humidity H. Pada keadaan steady state, air akan menguap ke dalam aliran gas.
Kapas atau kain basah akan mengalami pendinginan hingga suhu konstan.
Suhu inilah yang disebut T wet bulb. Dalam penerapannya, T wet bulb
digunakan untuk menentukan humidity dari campuran airudara.
3. Dew point
Dew point adalah temperatur udara saat saturasi atau temperatur dimana uap
air mulai mengembun ketika campuran udara dan uap air didinginkan.
4. Enthalpi
Enthalpi adalah banyaknya kalor (energi) yang ada dalam udara setiap satu
satuan massa.
5. Relative humidity
Relative humidity adalah perbandingan antara fraksi mol uap dengan fraksi
mol udara basah pada suhu dan tekanan yang sama (%).
6. Persen humidity
Persen humidity adalah besarnya kandungan uap air dalam udara kering.
( Buminata, 2014 )
Kelembaban (humidity) adalah massa uap yang terbawa oleh satuan massa
gas bebas uap. Menurut definisi ini, kelembapan hanya bergantung pada tekanan
bagian uap di dalam campuran bila tekanan total dibuat tetap. Jadi tekanan bagian
uap adalah PA atm, rasio molal antara uap dan gas pada 1 atm adalh PA/(1-PA). Jadi
kelembaban adalah
MA PA
H= MB (P−PA )
1)
Keterangan :
H = Humidity (lb air/lb udara kering)
PA = Tekanan Parsial Uap (atm)
MA = Molekul komponen A
MB = Molekul komponen B.
Kelembapan dihubungkan dengan fraksi mol didalam fase gas oleh persamaan
H⁄
MA
y= 1⁄ + H⁄
MB MA
2)
Biasanya H/MA lebih kecil bila dibandingkan dengan 1/MB sehingga sama dengan
H.
Saturated gas adalah keadaan gas dimana uap yang dibawa dalam
kesetimbangan. Tekanan gas pada keadaan saturated gas sama dengan tekanan uap
dari liquid pada suhu gas. Jika H adalah saturation humiditydan PA’ adalah tekanan
uap dari liquid.
MA PA ′
HS = MB (P− P′A )
3)
Keterangan :
PA’ = Tekanan uap liquid (atm)
Relatif Humidity adalah perbandingan dari tekanan partial uap dengan
tekanan uap pada tempertur gas. Biasanya diberikan dengan basis persen, jadi 100
persen kelembaban berarti saturated gas dan 0 persen berarti gas uap bebas.
P
HR = 100 P A′
A
4)
Keterangan :
HR= Relative humidity
Persen kelembaban adalah perbandingan anatar actual humidity dan
saturation humidity pada suhu gas, maka
H P−PA ′
HA = 100 H = HR
s P−PA
5)
Keterangan :
HA = Persen humidity
(MC Cabe, 1999)
Koefisien perpindahan massa merupakan besaran empiris yang dipakai
untuk memudahkan penyelesaian persoalan – persoalan perpindahan massa antar
fase, yang dibicarakan disini adalah koefisien perpindahan massa dari fase gas ke
fase liquid atau sebaliknya. Pada penguapan air dari permukaan cairan ke udara,
terjadi perpindahan massa dari fase air ke fase gas pada bidang batas cairan dan gas
(interface).
Salah satu cara untuk menentukkan koefisien perpindahan massa dalam fase
gas adalah dengan menggunakan wetted wall column dengan mengetahui luas
kontak antara dua fase pada kondisi operasi, Wetted Wall Column merupakan tube
vertikal dengan aliran liquida dari atas turun melewati sisi tabung (gelas kaca)
sedangkan fase gas mengalir secara searah atau berlawanan arah.
panas laten penguapan. Suhu cairan yang jatuh di bawah suhu gas, panas ditransfer
dari gas ke cairan. Dengan cara ini gas didinginkan dan dilembabkan.
Jika cairan masuk ke puncak kolom, harus dipertahankan pada suhu cairan
keluar, tingkat suhu menurun cair, dan gradien suhu cairan melalui kolom menurun
sedangkan suhu dan kelembaban gas yang masuk tetap konstan. Suhu gas yang
keluar akan menurun karena suhu cairan berkurang karena kecepatan transfer panas
yang lebih besar diperoleh dengan perbedaan besar dalam suhu antara gas dan
cairan. Suhu gas buang akan selalu lebih tinggi dari cairan masuk. Proses
pendinginan ini akan berlanjut sampai laju transfer panas dari gas ke cairan hanya
setara dengan panas laten yang dibutuhkan untuk menguapkan cairan.
( Brown, 1950 )
Spray Chamber
Make up
Water Ts
Gambar 2. Adiabatik humidity
Gas dengan humidity H dari suhu T mengalir masuk ke Spray Chamber
dengan diisolasi sehigga prosesnya adiabatic. Liquid disirkulasi dengan pompa dari
reservoir yang ada dibagian bawah spray chamber yang dispraykan lewat C dan
dikembalikan ke reservoir. Gas yang lewat ke dalam chamber menjadi dingin dan
terjadi humidifikasi dimana suhu diturunkan dan humidity dinaikkan. Pada keadaan
steady state, suhu liquida mencapai Ts dan disebut adiabatic saturation temperature.
Jika gas tidak jenuh, suhu adiabatic saturation akan lebih rendah dari suhu gas
masuk.
Bila gas dan liquid berkontak cukup lama sehingga liquid dan gas keluar
berada dalam kesetimbangan, maka gas yang keluar akan jenuh pada suhu Ts dan
kelembaban Hs.
Keterangan :
KG = Koefisien perpindahan massa antara udara dan liquid (lbmol/jam ft2atm)
P = Tekanan udara
V = Kecepatan linier ( m/s )
A = Luas permukaan pipa gelas (m2)
Y1 = fraksi mol udara (kolom atas)
Y2 = Fraksi mol udara (kolom bawah)
Y’ = Fraksi mol uap di interfase
Sedangkan untuk koefisien perpindahan panas
𝟐𝟗 𝛌𝐰 .𝐊𝐆(𝐇𝐰 – 𝐇)
𝐡𝐠 = ............................................................................................ 8)
(𝐓 – 𝐓𝐰)
Keterangan :
hG = Koefisien perpindahan panas antara gas dan permukaan liquid (Btu/jam
ft2 oF)
T = Temperatur gas (oF)
Tw = Temperatur Wet bulb (oF)
H = Humidity
Hw = Humidity wet bulb
Λw = Panas latent air pada tw (Btu/lb)
(Tim Dosen, 2018)
II. 3 Hipotesa
Semakin besar laju alir udara dan laju alir air maka semakin besar harga
koefisien perpindahan massa dan panas. Semakin banyak air yang berkontak
dengan udara maka semakin besar harga koefisien perpindahan panas
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1 Bahan
1. Air
2. Udara
III.2 Alat
1. Stopwatch
2. Thermometer
3. Gelas ukur
4. Beaker glass
Beaker glass
V5
= Aliran air
---------- =Aliran gas
Keterangan gambar :
A = kolom WWC
B = Tangki overflow
C = Tangki feed
D = Pompa
E = Tangki udara
F = Orifice udara
G = Orifice air
H = Kompresor
V = Valve
III.5 Prosedur
A. Kalibrasi udara
1. Menyambungkan air pada blower udara dengan selamg pada galon yang berisi
air
2. Menyalakan blower udara dan tunggu hingga tekanannya 40 psia
3. Setelah itu matikan, kemudian buka kran pada blower hingga terdengar bunyi
keluarnya udara, atur aliran udara pada beda tekanan tertentu dengan
membuka kran aliran udara dan ukur volume air yang keluar dari galon,
4. Ulangi dengan variabel beda tekanan yang berbeda.
B. Kalibrasi air
1. Prosedur pada kalibrasi air dilakukan dengan cara mengisi tangki penampung
atas sampai penuh dan membuka kran yang ada dibawah tangki, lalu biarkan
beberapa saat hingga terjadi overflow
2. Selanjutnya atur aliran air pada beda tekanan tertentu, ukur volume air yang
keluar
3. Ulangi dengan variabel beda tekanan yang berbeda.
C. pengontakan
1. Isi tangki penampung atas sampai penuh dan bukalah kran yang ada di bawah
tangki (dibuka sedikit), lalu biarkan beberapa saat hingga terjadi overflow pada
constant head tank. Selanjutnya atur aliran air pada suatu harga tertentu dan
ukur laju alirnya, aliran air tersebut harus dapat membentuk film air yang tipis
dan merata pada setiap dinding pipa gelas (perhatikan tangki penampung air
yang paling atas harus seringkali diisi dengan air).
2. Jalankan blower untuk mengalirkan udara ke dalam pipa gelas, bila keadaan
sudah mantap (steady state), atur laju alir pada suatu harga dan catat harga ini.
3. Bila keadaan sudah mantap, amati data di bawah ini (tabelkan) :
a. Laju alir air
b. Laju alir udara
c. Suhu air masuk dan keluar
d. Suhu ruangan
e. Tekanan barometer
f. Diameter pipa gelas dan panjang pipa dimana terjadi kontak udara dan air
4. Bila keadaan memungkinkan, ulangi untuk variabel laju alir udara dan air.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
0.75 5 75 85 80 80 16
1 5 80 85 80 81.6 16.32
ΔH vs Q Udara
20
18
y = 3.192x + 13.798
16
R² = 0.883
Q udara (cm3/s)
14
12
10
Series1
8
6 Linear (Series1)
4
2
0
0 0.5 1 1.5
ΔH udara (cm)
ΔH vs Q Air
35
y = 7.7x + 12.366
30
R² = 0.959
25
Q air (cm3/s)
20
15 Series1
10 Linear (Series1)
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
ΔH air (cm)
Q air Q udara kG hG
𝒍𝒃𝒎𝒐𝒍 𝑩𝒕𝒖
(ml/detik) (ml/detik) ( ft2.atm) (𝒋𝒂𝒎 𝒇𝒕𝟐 𝑭 𝒂𝒕𝒎))
𝒋𝒂𝒎
Qair Qudara kG hG
𝒍𝒃𝒎𝒐𝒍 2 𝑩𝒕𝒖
(ml/detik) (ml/detik) ( ft .atm) (𝒋𝒂𝒎 𝒇𝒕𝟐 𝑭 𝒂𝒕𝒎))
𝒋𝒂𝒎
Q air vs kG
0.094
kG (lbmol ft2 atm / jam)
0.092
y = 0.0007x + 0.0716
0.09 R² = 0.786
0.088
Series1
0.086
Linear (Series1)
0.084
0.082
0 10 20 30
Q air (ml/s)
Q vs hG y = 0.0417x + 0.3608
R² = 0.9646
2
1.8
hG (btu/jam ft2 F atm)
1.6
1.4
1.2
1
0.8 Series1
0.6 Linear (Series1)
0.4
0.2
0
0 10 20 30 40
Q air (ml/s)
2. ΔH udara = 1.25 cm
y = 0.0006x + 0.0611
Q vs kG R² = 0.9032
0.084
kG (lbmol ft2 atm / jam)
0.082
0.08
0.078
0.076 Series1
0.072
0.07
0 10 20 30 40
Q air (ml/s)
Dari grafik 5 dapat disimpulkan bahwa semakin besar debit alir air pada
kecepatan udara tetap maka semakin besar nilai koefisien perpindahan massanya.
Harga debit aliran air dengan koefisien perpindahan massa sebanding dikarenakan
aliran udara tetap dan aliran air semakin besar maka air yang berkontak dengan
udara semakin besar.
Q vs hG
9
8
hG (btu/jam ft2 F atm
7
6
5
4 Series1
3 y = -0.4163x + 14.665
2 Linear (Series1)
R² = 0.9368
1
0
0 10 20 30 40
Q air (ml/s)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 KESIMPULAN
1. Semakin besar ∆H maka debit air dan udara semakin besar begitu juga
perpindahan massa dan perpindahan panasnya semakin besar.
2. Semakin besar nilai koefisien perpindahan massa (KG) disebabkan oleh air
yang berkontak dengan udara semakin besar.
3. Semakin besar nilai koefisien perpindahan panas (HG) disebabkan oleh air
yang berkontak dengan udara juga semakin besar.
V.2 SARAN
1. Sebaiknya praktikan berhati-hati dalam membuka kran saluran udara dan
air karena tekanan air raksa yang cepat berubah-ubah seiring dengan
besarnya bukaan kran.
2. Sebaiknya praktikan menyiapkan alat dan melakukan kalibrasi terlebih
dahulu.
3. Air didalam galon sebaiknya jangan sampai habis, karena jika habis akan
memecahkan galon karena tekanan udara didalam galon.
4. Sebaiknya praktikan lebih teliti lagi saat mengamati suhu agar hasil yang
diperoleh benar.
DAFTAR PUSTAKA
APPENDIX
y = 7.7x + 12.366
Q=y
= 7.7(0.5) + 12.366
= 16.216 ml/det
- Untuk udara
Δh = 1.25 cm
𝑉 78.3
Q= = = 15.66 ml/detik
𝑡 5
y = 3.192x + 13.798
Q=y
= 3.192(1.25) + 13.798
= 17.789 ml/det
2. Konversi satuan
𝑔𝑟 𝐾𝑔
ρ Air raksa = 13,6 𝑚𝑙 𝑥 1000 = 13600 𝑚3
P air raksa = ρ . g . Δh
𝐾𝑔 𝑔𝑟 𝑚 1𝑚
= 13600 𝑚3 x 1000 𝑘𝑔 𝑥 9,8 𝑥 5 𝑚𝑚 𝑥 1000 𝑚𝑚
𝑠2
𝑔𝑟 1 𝑝𝑠𝑖𝑎
= 666400 𝑚.𝑠2 𝑥 𝑔𝑟
68947,6
𝑚.𝑠2
Air Humidity, lb
0.019 0.026
H2O/lb dry air
Suhu Air 25.5 oC 77.9 oF 28.16 oC 82.688 oF
𝐻 0,026
𝑀𝐵 29
𝑦2 = 1 𝐻 = 1 0,026 =0.016
+ +
𝑀𝐴 𝑀 𝐵 18 29
6. Menghitung kG
k G PA 1 y ' y 1 y 2
ln i 1
V 1 y i ' y i ' y 2 1 y1
𝑘𝐺 𝑃𝐴 1 0.491 − 0.03 1 − 0,016
=− ln [( )( )]
𝑉 1 − 0.491 0.491 − 0.016 1 − 0.03
kG PA
= 0.03
V
ml det
16.216 det x 3600 jam
V= gr lbm
= 7.245 𝑙𝑏𝑚𝑜𝑙/𝑗𝑎𝑚
454 lbm x 18 lbmol
𝑘𝐺 𝑃𝑥𝐴
( ) 𝑥𝑉
𝑉
𝑘𝐺 =
𝑃𝐵 𝑥 𝐴
0.03 𝑥 7.245
𝑘𝐺 =
1,653 𝑥1.796
𝑙𝑏𝑚𝑜𝑙
𝑘𝐺 = 0.072 . 𝑓𝑡 2 . 𝑎𝑡𝑚
𝑗𝑎𝑚
Dari Kern fig . 12 hal 815 , untuk t = 84,2OF didapat ( λw = 1100 Btu/lb ) :
29 𝜆𝑊 𝑘𝐺 (𝐻𝑤 − 𝐻𝐷 )
ℎ𝐺 =
(𝑡𝐷 −𝑡𝑊 )
𝑙𝑏𝑚
29 𝑙𝑏⁄𝑙𝑏𝑚𝑜𝑙 𝑥 1100 𝐵𝑡𝑢⁄𝑙𝑏 𝑥0.072 𝑗𝑎𝑚 𝑓𝑡 2 𝑎𝑡𝑚 (0.026 − 0.019)
ℎ𝐺 =
(82.337 − 80.294)
ℎ𝐺 = 7.922 Btu
jam ft 2 o
F atm