Anda di halaman 1dari 11

PLASMA, Vol. 1, No.

2, 2015 : 87-96

Hubungan Higiene Perorangan dengan Kejadian Kecacingan pada


Murid SD Negeri Abe Pantai Jayapura
Relation Between Personal Hygiene and Worm Infection Among Students in
SD Negeri Abe Pantai Jayapura

Martila1, Semuel Sandy 2, Nopita Paembonan2


1
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Cendrawasih
2
Balai Penelitian dan Pengembangan Biomedis Papua
E-mail : tila.martila91@gmail.com

ABSTRAK
ABSTRACT
Kecacingan merupakan salah satu penyakit berbasis lingkungan yang menjadi masalah bagi
kesehatan masyarakat. Kecacingan dapat disebabkan oleh sejumlah cacing perut yang ditularkan
melalui tanah disebut Soil Transmitted Helminths (STH) seperti cacing gelang (Ascaris
lumbricoides), cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus) dan cacing
cambuk (Trichuris trichiura). Higiene perorangan dan sanitasi lingkungan yang kurang baik pada
anak-anak merupakan faktor yang memudahkan penularan kecacingan.Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui hubungan higiene perorangan dengan kejadian kecacingan pada murid SD Negeri Abe
Pantai Jayapura. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik, dengan rancangan
potong lintang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh murid SD Negeri Abe Pantai Jayapura
yang berjumlah 384 orang. Sampel yang terkumpul sebanyak 70 orang yang diambil secara
stratified random sampling. Cara pemeriksaan tinja secara kualitatif dengan metode langsung
(direct) menggunakan larutan lugol. Analisa data menggunakan uji statistik chi-square. Hasil
penelitian diperoleh murid yang positif kecacingan sebanyak 50%, infeksi kecacingan terbanyak
adalah Ascaris lumbricoides 48,5%, Trichuris trichiura 28,6%, Cacing Tambang 14,3%, dan infeksi
campuran yang disebabkan oleh dua spesies atau lebih sebanyak 8,6%. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan higiene perorangan dengan kejadian kecacingan pada
murid SD Negeri Abe Pantai Jayapura (P Value = 0,47 dengan RP = 1,26, CI 95% 0,79-2,01).

Kata Kunci : Kecacingan, Higiene Perorangan


Helmints infection is an environmental based diasease and become a public health problem.
and caused by Soil Transmitted Helminthes (STH) such as Ascaris lumbricoides,
Ancylostoma duodenale, Necator americanus and Trishuris trichiura. Personal hygiene
and environmental sanitation are factors that contributed in worm infection. The aim of the
research is to identify the relation between personal hygiene and worm infection among
students of SD Negeri Abe Pantai Jayapura. An analytic and cross sectional study was
conducted. Seventy stool samples were collected randomly and examine direct methode.
Data was analyzed using chi-square. Results: 50% samples have worm infection, 48,5%,
Ascaris lumbricoides, 28,6% Trichuris trichiura, 14,3% hook worm and 8,6% samples
have mixed infection. No relation between personal hygiene and worm infection among
students of SD Negeri Abe Pantai Jayapura (p>0,05).

Keywords : Soil Transmitted Helminthes, Personal Hygiene

Naskah masuk : 28-01-2015 Review I : 29-06-2015 Layak terbit : 03-08-2015


Hubungan Higiene Perorangan....(Martila)

PENDAHULUAN Organization (WHO) diantara cacing usus


Personal hygiene berasal dari yang menjadi masalah kesehatan adalah
bahasa Yunani, berasal dari kata ‘personal’ kelompok STH atau cacing yang ditularkan
yang artinya perorangan dan ‘higiene’ melalui tanah seperti cacing gelang
berarti sehat. Personal hygiene adalah (Ascaris lumbricoides), cacing tambang
suatu tindakan untuk memelihara (Ancylostoma duodenale dan Necator
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk americanus) dan cacing cambuk (Trichuris
kesejahteraan baik fisik maupun psikisnya. trichiura). Ascaris lumbricoides
Macam-macam higiene perorangan yaitu menginfeksi lebih dari 1 miliar orang,
kebersihan kulit, kaki, tangan, dan kuku, Trichuris trichiura menginfeksi 795 juta
perawatan rambut, perawatan rongga mulut orang, dan Ancylostoma duodenale dan
dan gigi, perawatan mata, telinga dan Necator americanus menginfeksi 740 juta
hidung. Tujuan dari perawatan higiene orang di dunia. Jumlah kasus infeksi
perorangan adalah meningkatkan derajat kecacingan terbanyak dilaporkan di
kesehatan seseorang, memelihara kawasan Afrika, Amerika Latin, Cina, dan
kebersihan diri seseorang memperbaiki Asia Timur.5,6
higiene perorangan yang kurang, Penyakit cacingan yang ditularkan
pencegahan penyakit, meningkatkan melalui tanah sering dijumpai pada anak
percaya diri seseorang dan menciptakan usia sekolah dasar karena anak usia sekolah
keindahan.1 dasar masih bermain dengan tanah.7
Kecacingan merupakan salah satu Pencemaran tanah merupakan penyebab
penyakit berbasis lingkungan yang menjadi terjadinya transmisi telur cacing dari tanah
masalah bagi kesehatan masyarakat. lalu masuk ke mulut bersama makanan.
Kecacingan yang disebabkan oleh sejumlah Cacing usus merupakan salah satu penyakit
cacing usus yang ditularkan melalui tanah yang masih menjadi masalah kesehatan di
disebut Soil Transmitted Helminths (STH). Indonesia, salah satunya cacing perut yang
Faktor yang memengaruhi kecacingan yaitu ditularkan melalui tanah. Cacingan ini
kondisi iklim, keadaan sosial ekonomi dan dapat mengakibatkan menurunnya gizi,
pendidikan yang rendah, kondisi sanitasi kecerdasan dan produktivitas penderitanya
lingkungan dan higiene perorangan yang sehingga secara ekonomi banyak
buruk.2 Kondisi sanitasi lingkungan sangat menyebabkan kerugian karena
erat hubungannya dengan infestasi cacing menyebabkan kehilangan karbohidrat dan
pada anak sekolah dasar. Hal ini protein serta kehilangan darah. Prevalensi
dikarenakan sanitasi lingkungan yang tidak cacingan di Indonesia pada umumnya
memadai dapat menjadi sumber penularan masih sangat tinggi.8
cacing pada tubuh manusia.3 Hasil survei cacingan di Sekolah
Kebersihan diri yang buruk Dasar di Indonesia tahun 2008
merupakan cerminan dari kondisi menunjukkan prevalensi kecacingan
lingkungan dan perilaku individu yang sebanyak 41,29%.9 Menurut data Dinas
tidak sehat. Pengetahuan penduduk yang Kesehatan Provinsi Papua tahun 2011
masih rendah dan kebersihan yang kurang jumlah kasus kecacingan sebanyak 528,8
baik mempunyai kemungkinan lebih besar per 1.000 penduduk sedangkan di Dinas
terkena infeksi cacing. Usaha kesehatan Kesehatan Kota Jayapura jumlah kasus
pribadi (higiene perorangan) adalah daya kecacingan pada tahun 2011 sebanyak 2,48
upaya dari seseorang untuk memelihara dan per 1.000 penduduk.10 Menurut data
mempertinggi derajat kesehatannya Puskesmas Abe Pantai prevalensi
sendiri. 4 kecacingan pada tahun 2012 sebesar 3,21
per 1.000 penduduk. Prevalensi di
Menurut World Health Puskesmas Hedam, Puskesmas Waena dan
PLASMA, Vol. 1, No. 2, 2015 : 79-89

Puskesmas Kotaraja pada tahun 2012 lintang (coss sectional).Penelitian dilakukan


berturut-turut sebesar 1,94 per 1.000 di SD Negeri Abe Pantai Jayapura pada
penduduk, 1,25 per 1.000 penduduk 0,94 bulan April sampai Mei 2013. Populasi
per 1.000 penduduk.10 Penyakit cacingan dalam penelitian ini adalah seluruh murid
dapat menyerang semua golongan umur SD Negeri Abe Pantai Jayapura yaitu
dan jenis kelamin. Infeksi kecacingan yang sebanyak 384 orang. Besar sampel pada
disebabkan oleh STH terjadi pada semua penelitian ini dihitung berdasarkan rumus
golongan umur berkisar 40% - 60%, estimasi jumlah poroporsi populasi, dengan
sedangkan pada usia Sekolah Dasar (7 -15) tingkat kepercayaan 95% (Z (1-α/2) = 1.96).
tahun sebesar 60% - 80%.11 Penelitian yang prevalensi (P) kasus kecacingan di Papua
dilakukan oleh Ahmed, dkk12 melaporkan 23.5% dengan margin error (d) sebesar 10%.
bahwa infeksi kecacingan pada kelompok Jumlah sampel dihitung menggunakan
anak usia di bawah 10 tahun 11,9% dan persamaan N = [Z 1- α/2] 2 P (1-P)]/d2,
lebih dari 10 tahun 42.2%, hasil jauh dimana N = jumlah sampel, P = proporsi
dikatakan bahwa infeksi cacingan juga kejadian kecacingan, Z1-α/2 = CI of 95%, d
memiliki hubungan dengan gizi kurang = margin error yang digunakan. Dari
(stunting). persamaan tersebut diperoleh jumlah sampel
Sebagai perbandingan dari hasil sebanyak 70 murid SD.14
pemeriksaan pada sekolah dasar di Koya
Koso tahun 2007, menunjukkan bahwa
sekitar 55,4% siswa menderita kecacingan, Alat dan Cara Penelitian
yaitu infeksi cacing tambang sebesar 1. Pengambilan Sampel Tinja
52,8%, cacing gelang (A. lumbricoides)
sebesar 13,9%, dan cacing cambuk (T. Pengambilan sampel tinja pada
trichiura) sebesar8,3%, serta infeksi setiap responden menggunakan wadah
kecacingan campuran yang disebabkan pot plastik volume 50 ml yang bersih
oleh dua atau lebih spesies parasit cacing dengan tutup yang berulir. Sebelum pot
usus sebesar 25%.13 spesimen dibagikan terlebih dahulu
Salah satu cara untuk diberikan penjelasan kepada murid SD
menanggulangi dan memberantas cacing cara pengambilan tinja. Tinja
usus adalah dengan menghilangkan faktor- diupayakan jangan sampai tercampur
faktor yang memudahkan terjadinya dengan urin karena dapat merusak telur
penularan. Faktor-faktor yang cacing atau prozoa. Sebanyak kurang
memudahkan terjadinya penularan infeksi lebih 5 gram sampel tinja dimasukkan
cacingadalah tingkat pendidikan kedalam pot plastik kemudian
masyarakat, keadaan higiene atau perilaku dikumpulkan dalam cool box dan
hidup dan sanitasi lingkungan yang tidak secepatnya dibawa ke laboratorium
memenuhi syarat kesehatan. untuk dilakukan pemeriksaan atau
diberi pengawet untuk pemeriksaan
Higiene perorangan dan sanitasi lebih dari satu hari. Pegawetan tinja
lingkungan yang kurang baik pada anak- dilakukan dengan menambahkan
anak merupakan faktor yang larutan formalin 10%, dan diusahakan
mempermudah penularan kecacingan. Hal tinja selurunya terendam dalam larutan
inilah yang mendorong penulis untuk pengawet kemudian spesimen disimpan
melakukan penelitian mengenai penyakit pada suhu kamar.15
kecacingan pada anak-anak.
2. Pemeriksaan tinja
METODE Pemeriksaan tinja dilakukan
Jenis penelitian ini adalah deskriptif secara kualitatif dengan metode
analitik, dengan disain penelitian potong pemeriksaan langsung (direct) dengan
Hubungan Higiene Perorangan....(Martila)

pereaksi lugol kemudian sampel slide melihat adanya hubungan antara variabel
diperiksa menggunakan mikroskop higiene perorangan murid SD dengan
Nikon E200 dengan perbesaran okuler kejadian infeksi kecacingan.
10 x objektif 40 untuk menemukan telur
cacing.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Data Distribusi infeksi STH pada murid
sekolah dasar dapat dilihat pada tabel 1.
Data yang diperoleh dilakukan editing dan Kelompok umur 9-10 tahun paling banyak
coding untuk mengecek kelengkapan isian terinfeksi cacingan (57,1%).
kuesioner, kemudian data ditabulasi.
Analisis data menggunakan statistik Sedangkan spesies cacing yang
univariat untuk melihat frekuensi dan banyak menginfeksi murid SD adalah
distribusi responden yang terinfeksi cacing gelang (A. lumbricoides) sebesar
kecacingan. Analisis bivariat menggunakan 48.5% dan cacing cambuk (T. trichiura)
statistic Chi square dilakukan untuk sebesar 28,6% (lihat Tabel 2).

Tabel 1. Distribusi Infeksi Cacing yang Ditularkan melalui Tanah pada Murid SD Negeri Abe Pantai
Infeksi cacingan STH
Total
Umur Positif Negatif
N % N % N %
7-8 tahun 8 28,6 20 71,4 28 40
9-10 tahun 16 57,1 12 42,9 28 40
11-12 tahun 11 78,6 3 21,4 14 20
Jumlah 35 100 35 100 70 100
Sumber data : Data primer 2013

Tabel 2 Disribusi Infeksi Jenis Cacing yang Ditularkan melalui Tanah pada Murid SD Negeri Abe
Pantai Jayapura
Jenis Cacing Jumlah (N) %
Ascaris lumbrichoides 17 48,5
Trichuris trichiura 10 28,6
Cacing Tambang 5 14,3
Campuran 2 cacing/lebih 3 8,6
Total 35 100
Sumber : Data Primer, 2013

Gambaran higiene perorangan pada luar rumah (55,7%), masih dijumpai anak
murid SD Negeri Abe Pantai dapat dilihat yang senang memelihara kuku (71,4%) dan
pada tabel 3. Hasil penelitian menunjukkan dari hasil pengamatan kebersihan kuku
masih banyak anak sekolah yang tidak tangan dan kaki sangat kurang (82.9%).
menggunakan alas kaki ketika berada di
PLASMA, Vol. 1, No. 2, 2015 : 79-89

Tabel 3. Gambaran Higiene Perorangan Murid SD Negeri Abe Pantai Jayapura


Faktor Higiene Perorangan Jumlah (N) Persentase
Kebiasaan menggunakan alas kaki
Menggunakan alas kaki 44 62.9
Tidak menggunakan alas kaki 26 37.1
Kebiasaan menggunakan alas kaki setiap keluar dari rumah
Menggunakan alas kaki 31 44,3
Tidak menggunakan alas kaki 39 55,7
Kebiasaan menggunakan alas kaki saat bermain
Menggunakan alas kaki 41 58,6
Tidak menggunakan alas kaki 29 41,4
Kebiasaan menggunakan media tanah sebagai obyek bermain
Menggunakan tanah 41 58,6
Tidak menggunakan tanah 29 41,4
Kebiasaan mencuci tangan sebelum makan
Mencuci tangan 63 90,0
Tidakmencuci tangan 7 10,0
Kebiasaan mecuci tangan dengan sabun sebelum makan
Menggunakan air 16 22,9
Menggunakan air dan sabun 54 77,1
Kebiasaan mencuci tangan setelah Buang air besar (BAB)
Mencuci tangan 66 66,4
Tidak, mencuci tangan 4 5,7
Kebiasaan mecuci tangan dengan sabun setelah buang air besar
(BAB)
Menggunakan air 14 20,0
Menggunakan air dan sabun 56 80,0
Kebiasaan memotong kuku tangan dan kaki
Memotong kuku tangan dan kaki 20 28,6
Tidak 50 71,4
Kebersihan kuku tangan dan kaki
Bersih 12 17,1
Kotor 58 82,9
Kebiasaan jajan makanan
Sering jajan 59 84,3
Jarang jajan 11 15,7
Sumber: Data Primer, 2013

Pengetahuan higiene perorangan kecacingan sebanyak 17 (44,7%) dan yang


murid SD Negeri Abe Pantai negatif kecacingan sebanyak 21 (55,3%).
dikelompokan menjadi higene baik dan
kurang melalui kusioner. Nilai skor di atas Tabel 4. Distribusi Responden Menurut
50% dikategorikan higiene baik dan Higiene Perorangan pada Murid
kurang 50% dikategorikan higiene kurang. SD Negeri Abe Pantai Jayapura
Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 5 menunjukkan bahwa dari Higiene Jumlah %
32 responden yang memiliki higiene Perorangan (N)
perorangan yang kurang dengan positif Higiene kurang 32 45,7
kecacingan sebanyak 18 (56,2%) dan yang
Higiene baik 38 54,3
negatif kecacingan sebanyak 14 (43,8%).
Sedangkan yang mempunyai higiene Jumlah 70 100
perorangan yang baik dengan positif Sumber : Data Primer, 2013
Hubungan Higiene Perorangan....(Martila)

Tabel 5. Hubungan Higiene Perorangan dengan Kejadian Kecacingan pada Murid SD Negeri
Abe Pantai Jayapura
Kejadian Kecacingan
Total RP
Higiene Perorangan Positif Negatif p Value
95% CI
N % N % N %
Higiene kurang 18 56,2 14 43,8 32 100
Higiene baik 17 44,7 21 55,3 38 100 0,47 1,26
0,79-2,01
Jumlah 35 35 70 100
Sumber : Data Primer, 2013

Infeksi cacing yang ditularkan masih tingginya insiden kecacingan adalah


melalui tanah (STH) merupakan spesies kondisi sosial ekonomi masyarakat yang
Nematoda yang banyak menginfeksi rendah, pendidikan yang rendah, pusat
manusia, dimana kurang lebih satu juta pelayanan yang kurang, fasilitas sanitasi,
jiwa penduduk dunia terinfeksi oleh parasit kebersihan lingkungan dan ketersediaan
usus ini.16 Jenis Nematode yang paling sumber air bersih.
banyak menimbulkan permasalahan Hasil penelitian ini menunjukkan
kesehatan adalah cacing gelang (A. bahwa dari 70 responden yang diperiksa
lumbricoides), cacing tambang (An. fesesnya secara laboratoris, ditemukan
duodenale dan N. americanus) dan cacing yang positif kecacingan sebanyak 35
cambuk (T. trichura).5 Infeksi cacingan (50,0%) responden. Infeksi kecacingan
biasanya banyak mengifeksi usia anak terbanyak adalah cacing gelang (A.
sekolah dan remaja (5-15 tahun).17 Akibat lumbricoides) sebesar 48,5%, cacing
yang ditimbulkan penyakit ini adalah cambuk (T. trichiura) sebesar 28,6%,
perkembangan dan pertumbuhan anak cacing tambang 14,3%, dan infeksi
menjadi terhambat, anemia, turunnya campuran yang disebabkan oleh dua
produktifitas anak, kognitif terhambat dan spesies atau lebih sebanyak 8,6%.
malnutrisi.17 Infeksi kecacingan Tingginya kasus infeksi cacing gelang dan
merupakan permasalahan kesehatan di cacing cambuk pada penelitian ini
negara-negara berkembang di Afrika, Asia, mengindikasikan bahwa penularan
Saudi Arabia, dan Amerika Selatan, berlangsung melalui oral.
bahkan di negara berkembang seperti Higiene perorangan yang kurang
Amerika Serikat dan Jepang ditemukan akan meningkatkan infeksi cacingan
adanya kasus infeksi cacingan walaupun khususnya faktor kebiasaan mencuci
insidennya kecil.18 tangan dengan sabun sebelum makan dan
Infeksi kecacingan merupakan sehabis buang air besar dan menjaga
masalah kesehatan masyarakat di negara kebersihan kuku tangan dan kaki.19
berkembang termasuk Indonesia. Dari 70 responden didapatkan
Masyarakat pedesaan atau daerah bahwa responden yang memiliki higiene
perkotaan yang sangat padat dan kumuh perorangan yang kurang lebih banyak
merupakan sasaran yang mudah terkena positif kecacingan 58,3% dibandingkan
infeksi kecacingan. Pada umumnya infeksi dengan murid yang memiliki higiene
kecacingan tidak menyebabkan penyakit perorangan yang baik tetapi negatif
berat dan tidak mematikan sehingga sering kecacingan sebanyak 41,2%.
kali diabaikan, tetapi dalam jangka
panjang dapat menurunkan derajat Penyakit cacingan dapat
kesehatan. Faktor yang mempegaruhi menyerang semua golongan umur dan
PLASMA, Vol. 1, No. 2, 2015 : 79-89

jenis kelamin. Infeksi kecacingan yang baik seperti tidak mencuci tangan setelah
disebabkan oleh STH terjadi pada semua buang air besar, setiap kali mandi tidak
golongan umur sebesar 40% - 60%, menggunakan sabun, tidak mencuci kaki
sedangkan pada usia Sekolah Dasar (7 -15) dan tangan dengan sabun setelah bermain
tahun sebesar 60% - 80%.6 Hasil penelitian di tanah, tidak menggunakan alas kaki
ini menunjukkan distribusi infeksi ketika bermain dan keluar dari rumah,
cacingan terbanyak pada kelompok umur kebersihan kuku tidak dijaga dengan baik.
9-10 tahun. Pada usia ini frekuensi Higiene yang baik merupakan syarat
bermain anak-anak cukup tinggi, sering penting dalam mencegah dan memutuskan
bermain tanpa menggunakan alas kaki, mata rantai penyebaran penyakit menular
bermain di tanah, dan juga hygiene seperti kecacingan. Lingkungan dan
perorangan yang kurang.17,18 personal higiene buruk akan memperberat
Hasil uji statistik menunjukkan kejadian kecacingan pada anak Sekolah
bahwa hubungan higiene perorangan Dasar, karena pada usia Sekolah Dasar ini
dengan kejadian kecacingan tidak belum mampu mandiri untuk mengurus
bermakna dengan P value = 0,47 dan kebersihan diri.3,13
RP=1,26. Selain itu, dari hasil distribusi Dari 70 responden yang kuku dan
frekuensi higiene perorangan dari 70 tangannya kotor lebih banyak daripada
responden didapatkan bahwa responden siswa yang kukunya bersih sebanyak
yang memiliki higiene perorangan yang 82,9%. Apabila dilihat dari perilaku
baik lebih banyak 54,3% dibandingkan bermain, sesuai observasi peneliti, siswa
dengan murid yang memiliki higiene setiap harinya bermain dengan tanah dan
perorangan yang kurang 45,7%. melepas alas kaki yang merupakan salah
Berdasarkan hasil Uji Chi Square satu penyebab terjadinya infeksi
diperoleh p>0,05 berarti tidak ada kecacingan. Siswa yang bermain tidak
hubungan yang bermakna antara Higiene menggunakan alas kaki sebanyak 55,7%.
Perorangan dengan kejadian kecacingan Kebiasaan bermain di tanah tanpa
pada anak Sekolah Dasar Negeri Abe menggunakan alas kaki memiliki risiko
Pantai. Hal ini tidak sejalan dengan untuk terinfeksi cacing yang ditularkan
penelitian yang dilakukan oleh Syam di melalui tanah.17,21
SD Negeri Koya Koso yang menyatakan Hasil observasi sanitasi lingkungan
ada hubungan antara higiene perorangan sekolah yang dilakukan pada saat
dengan kejadian kecacingan dengan P penelitian menunjukkan pekarangan atau
value = 0,0001, RP = 2,82.13 halaman sekolah terdiri dari rumput, tanah,
Infeksi kecacingan dapat dan lapangan yang terbuat dari semen
dipengaruhi oleh berbagai faktor salah dimana setiap hari terdapat kotoran
satunya yaitu faktor kebersihan binatang anjing dan ayam. Tidak ada
perorangan. Kebersihan perorangan sarana air bersih untuk mencuci tangan,
khususnya pada usia anak Sekolah Dasar tidak ada sabun yang tersedia di jamban
sangat penting mengingat pada usia ini atau kamar mandi sekolah. Lingkungan
infeksi cacing usus yang ditularkan sekolah yang tidak memenuhi syarat
melalui tanah sangat tinggi. Hal ini terlihat tersebut rentan terhadap resiko penularan
dari hasil penelitian bahwa responden infeksi kecacingan. Penelitian yang
dengan personal higiene yang buruk dilakukan Alemu dkk15 dan Awasthi, dkk20
mengalami infeksi lebih banyak dari pada menyebutkan hubungan bermakna antara
anak yang memiliki personal higiene yang kebiasaan mencuci tangan dengan sabun
baik. Buruknya personal higiene seseorang terhadap kejadian kecacingan pada anak-
menyebabkan kecacingan yang sering anak.15,21
dipengaruhi oleh perilaku anak yang tidak
Hubungan Higiene Perorangan....(Martila)

Keadaan lingkungan sekolah yang sekolah. Selain itu dilakukan


tidak memenuhi syarat kesehatan dapat pemeriksaan kebersihan kuku dan
menyebabkan tingginya infeksi kecacingan mengharuskan kepada anak untuk
pada penelitian ini. Hal ini sesuai dengan selalu memotong kuku hingga pendek
teori Bloom yang menyatakan bahwa serta bekerjasama dengan pihak
faktor lingkungan mempunyai kontribusi puskesmas dalam upaya penyehatan
yang paling besar terhadap status anak.
kesehatan individu maupun masyarakat.
Keterbatasan penelitian ini adalah DAFTAR PUSTAKA
terdapat bias dalam jawaban setiap 1. Isro’in L dan Andarmoyo S. Personal
pertanyaan pada kuesioner dan tidak Hygiene, Cetakan I Graha Ilmu, 2012
dilakukan pengamatan sanitasi lingkungan Yogyakarta.
di rumah responden, perlu pemeriksaan 2. Pullan RL, Bethony JM, Geiger SM,
secara kuantitatif untuk menentukan Cundill B, Oliveira RC, Quinnell RJ,
beratnya infeksi cacingan. Brooker S.Human Helminth Co-
Infection: Analysis of Spatial Patterns
and Risk Factors in a
KESIMPULAN
BrazilianCommunity. PLOS neglected
Hasil penelitian menunjukkan tropical diseases.2008; 2(12):
proporsi infeksi cacing yang ditularkan e352.doi:10.1371/journal.pntd.000035
melalui tanah masih tinggi pada kelompok 2.
usia sekolah dasar di SD Negeri Abe 3. Kundaian F, Umboh JML dan Kepel
Pantai Jayapura 50% dan tingkat BJ. Hubungan antara Sanitasi
pengetahuan higiene perorangan pada Lingkungan dengan Infestasi Cacing
murid SD masih kurang. Berdasarkan hasil Murid Sekolah Dasar di Desa Teling
uji Chi Square tidak diperoleh hubungan Kecamatan Tombariri Kabupaten
bermakna antara higiene perorangan Minahasa. FKM-Universitas
dengan infeksi kecacingan yang ditularkan Samratulangi Manado. 2011.
melalui tanah pada murid SD Abe Pantai. 4. Entjang I. Ilmu Kesehatan Masyarakat,
PT Citra Adytia Bakti, Anggota
SARAN IKAPI. Bandung. 2000.
1. Bagi pihak Puskesmas, petugas 5. WHO,
kesehatan hendaknya selalu http://www.who.int/topics/helminthias/
memberikan penyuluhan kesehatan, en, 25 Juni 2013.
melakukan kegiatan pencegahan 6. Jia TW, Melville S, Utzinger J, King
dengan melakukan perbaikan sanitasi CH. Zhou XN.Soil-Transmitted
lingkungan dan pemberian obat Helminth Reinfection after Drug
cacing secara berkala. Treatment: A Systematic Review and
2. Bagi pihak sekolah diperlukan adanya Meta-Analysis. PLOS Neglected
pendidikan kesehatan yang tropical
menganjurkan untuk selalu diseases.2012;6(5):e1621.doi:10.1371/j
menggunakan alas kaki saat ournal.pntd.0001621
bersekolah dan saat bermain di luar 7. Knopp S, Mgeni AF, Khamis IS,
rumah, selalu mengkonsumsi Steinmann P, Stothard JR, David
makanan dan minuman yang terjamin Rollinson D, Marti H, Utzinger J.
kebersihannya dan membiasakan anak Diagnosis of Soil-Transmitted
untuk selalu mencuci tangan sebelum Helminths in the Era of Preventive
makan menggunakan sabun. Chemotherapy: Effect of Multiple
Menyediakan sarana tempat cuci Stool Sampling and Use of Different
tangan dan kaki di sekitar halaman Diagnostic Techniques. PLOS
PLASMA, Vol. 1, No. 2, 2015 : 79-89

Neglected Tropical diseases. Britton J, Gail Davey. Prevalence and


2008.2(11): e311. Doi: risk factors for soil-transmitted
10.1371/journal.pntd.0000331. helminth infection in mothers and their
8. Depkes RI. Pedoman Pengendalian infants in Butajira, Ethiopia: a
Cacingan, Kepmenkes RI nomor population based study. BMC Public
424/MENKES/SK/V/2006. Jakarta. Health. 2010;10:21. doi:10.1186/1471-
2007 2458-10-21.
9. Endriani. Mibakhudin dan Sayono., 17. OR Adikankwu, OO Odikamnoro,
2010. Beberapa faktor yang Uhuo,Nwuzo AC. The Prevalence Of
Berhubungan dengan Kejadian Intestinal Nematode In School
Kecacingan Pada anak Usia 1-4 Tahun. Children In Ebonyi Local Government
10. Laporan Tahunan 2011 Dinas Area, Ebonyi State, Nigeria.
Kesehatan Kota Jayapura, Laporan Continental J. Biomedical
Bulanan 1 2012 Puskesmas Abepantai, Sciences.2012;6(1):13-17.
Laporan Bulanan 1 2012 Puskesmas doi:10.5707/cjbmsci.2012.6.1.13.17.
Hedam, Laporan Bulanan 1 2012 18. SB Avhad and CJHiware.Soil
Puskesmas waena. Transmitted Helminthiasis Among
11. Depkes RI. Pedoman Umum Program School Age Children In Aurangabad
Nasional Pemberantasan Cacingan di District, Maharashtra State, India.
Era Desentralisasi, Jakarta. 2004 Trend in Parasitology Research.
12. Ahmed A, Al-Mekhlafi HM, Al- 2012;1(2):32-34.
Adhroey AH, Ithoi I, Abdulsalam AM 19. Sayono. Infeksi Cacing Usus Yang
and Surin J. The nutritional impacts of Ditularkan Melalui Tanah Pada Anak
soil-transmitted helminths infections Sekolah Dasar Di Perkotaan Dan
among Orang Asli schoolchildren in Pedesaan Di Wilayah Kerja Puskesmas
rural Malaysia. Journal Parasites and Ungaran I. Jurnal Kesehatan
vectors. 2012;5:119.doi:10.1186/1756- Masyarakat Indonesia. 2003;1(1):8-14.
3305-5-119 20. Awasthi S, Verma T, Kotecha PV,
13. Syam, I., 2007, Hubungan Kejadian Venkatesh V, JoshiV, Roy S.
Kecacingan dengan Hygiene Prevalence And Risk Factors
Perorangan pada Anak SD Negeri Associated With Worm Infestation In
Koya Koso di Wilayah Kerja Pre-School Children (6-23 Months) In
Puskesmas Abepura. Selected Blocks Of Uttar Pradesh And
14. Chadha VK. Sample size Jharkhand, India. Indian J Med Sci.
determination in health studies. NTI 2008;62(12):484-491.Doi:
Bull 2006,42:55-62. 10.4103/0019-5359.48552.
15. Alemu A, Atnafu A, Addis Z, Shiferaw 21. Ahmed A, Al-Mekhlafi HM, Choy SH,
Y, Teklu T, Mathewos B, Birhan W, Ithoi I, Al-Adhroey AH, Abdulsalam
Simon Gebretsadik and Baye Gelaw. AM and Surin J. The burden of
Soil transmitted helminths and moderate-to-heavy soiltransmitted
schistosoma mansoni infections among helminth infections among rural
school children in zarima town, malaysian aborigines: an urgent need
northwest Ethiopia. BMC Infectious for an integrated control programme.
Diseases.2011;11:189. Journal Parasite and Vectors.
doi:10.1186/1471-2334-11-189 2011;4:242.doi:10.1186/1756-3305-4-
16. Belyhun Y, Medhin G, Amberbir A, 242.
Erko B, Hanlon C, Alem A, Venn A,
Hubungan Higiene Perorangan....(Martila)

Anda mungkin juga menyukai