Anda di halaman 1dari 9

LATAR BELAKANG

Kosmetik pemutih adalah komestika yang mengandung bahan aktif pemutih dan
penggunaannya bertujuan untuk mencerahkan kulit atau untuk memutihkan kulit. Asam
retinoat dilarang digunakan dalam krim pemutih karena dapat menyebabkan kulit kering, rasa
terbakar, teratogenik (cacat pada janin), dan menyebabkan kanker kulit. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui apakah krim pemutih yang beredar di kota Bandung mengandung asam
retinoat, serta untuk mengetahui kadar asam retinoat yang terkandung dalam krim pemutih
wajah tersebut. Sampel krim pemutih yang diteliti sejumlah 15 sempel. Uji kualitatif asam
retinoat menggunakan spektrofotometri UV yang diamati dibawah sinar lampu 254 nm.
Penetapan kadar pada asam retinoat dilakukan secara spektrofotometri UV pada panjang
gelombang 352 nm. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil kualitatif asam retinoat
terdapat 4 sempel yang mengadung asam retinoat, yaitu sampel K, M, N dan O. Dengan
kadar 0.69% untuk sampel K, 0.06% untuk sampel M, 0.19% untuk sampel N, dan 0.28%
untuk sampel O.

1
PENDAHULUAN
Kosmetik merupakan suatu komponen sandang yang sangat penting peranannya
dalam kehidupan masyarakat, dimana masyarakat tertentu sangat bergantung pada sediaan
kosmetika pada setiap kesempatan. Dipasaran pada umumnya, banyak beredar sediaan
kosmetika yang berperan untuk keindahan kulit wajah. Dalam perkembangan selanjutnya,
suatu sediaan kosmetika akan ditambahakan suatu zat tambahan yang akan menambah nilai
artistik dan daya jual produknya, salah satunya dengan penambahan bahan pemutih.

Produk pemutih kulit sendiri terbagi menjadi 3 golongan yaitu kosmetik, kosmetisikal
dan kosmetomedik. Golongan pertama disebut kosmetik, jika produk itu mempengaruhi
fisiologi kulit dan dapat dibeli secara bebas, contohnya sabun. Golongan kedua disebut
kosmetisikal, jika produk itu memopengaruhi fisiologi kulit tapi masih boleh dibeli secara
bebas terbatas tanpa harus memakai resep dokter, contohnya produk yang mengandung Alpha
Hydroxy Acid (AHA), asam glikolat, arbutin dan hidrokuinon. Golongn ketiga disebut
kosmetomedik, produk-produk ini mempengaruhi fisiologi kulit dan hanya boleh dibeli
dengan resep dokter, contohnya hidrokuinon diatas 2% dan asam retinoat.

Menurut Menaldi, Asam retinoat merupakan zat peremajaan non peeling karena
merupakan iritan yang menginduksi aktivitas mitosis sehingga terbentuk stratum korneum
yang kompak dan halus, meningkatkan kolagen dan glikosaminoglikan dalam dermis
sehingga kulit menebal dan padat, serta meningkatkan vaskularisasi kulit sehingga
menyebakan kulit memerah dan segar.

Sediaan topikal dalam bentuk krim, salep dan gel yang mengandung asam retinoat
dosis yang digunakan dalam konsentrasi 0.001 – 0.4%, umumnya 0.1%.

Asam retinoat mampu mengatur pembentukan dan penghancuran sel-sel kulit.


Kemampuannya mengatur siklus hidup saat hini juga dimanfaatkan kosmetik anti aging atau
efek penuaan.

Asam retinoat juga mempunyai efek samping bagi kulit yang sensitif, seperti kulit
gatal, memerah dan terasa panas serta jika pemakaian yang berlebihan khususnya pada
wanita yang sedang hamil dapat menyebabkan cacat pada janin yang dikandungnya

2
METODE
Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

 Erlenmeyer
 Gelas kimia
 Labu ukur
 Corong
 Pipet volume
 Pipet tetes
 Pipa kapiler
 Batang pengaduk
 Kertas saring Whatman No. 41
 Alumunium foil
 Timbangan analitik
 Lampu UV 254
 Bejana kromatografi
 Silika gel 60F 254
 Spektrofotometri UV-Vis(Shimadzu UV-1800)
 Kuvet silika

Bahan Penelitian

Semua bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metanol, aceton, n-heksan,
asam retinoat dan sampel krim pemutih. Sampel yang digunakan adalah krim pemutih yang
terdapat di kota Bandung. Pengambilan sempel didasarkan atas pertimbangan bahwa sampel
yang diambil sudah mewakili sampel yang beredar di kota Bandung. Sampel krim pemutih
kemudian diambil sebanyak 15 sampel A, sampel B, sampel C, sampel D, sampel E, sampel
F, sampel G, sampel H, sampel I, sampel J, sampel K yang diambil dari beberapa paras
tradisional di kota Bandung. Sampel L, sampel M, sampel N diambil dari salah satu swalayan
yang ada di kota Bandung. Sampel O diambil dari salah satu klinik kecantikan yang ada di
kota Bandung.

3
Metode Penelitian
Pembuatan larutan uji sampel yang mengandung asam retinoat

Ditimbang 3.0 gr sampel uji. Masukan kedalam gelas kimia, bungkus dengan
alumunium foil. Tambanhkan 10 ml metanol dan kocok hingga homogen. Dinginkan dalam
es selama 15 menit dan saring melalui kertas saring Whatman No. 41.

Analisis kualitatif asam retinoat dengan metode spektrofotometri UV

Analisis kualitatif menggunakan metode spektrofotometri UV dengan langkah pengerjaan


seperti dibawah ini :
1. Penentuan panjang gelombang maksimum asam retinoat
Diambil 2 ml larutan asam retinoat 500 ppm dan dimasukan kedalam labu ukur 10 ml
(konsentrasi 100 ppm). Tambahkan metanol hingga garis batas dan homogenkan.
Diukur serapan maksimum pada panjang gelombang 200-400 nm dengan
menggunakan blanko. Blanko digunakan metanol.
2. Menentukan spektrum masing masing sampel
Ditimbang 3.0 gr sampel masukan kedalam gelas kimia, bungkus dengan alumunium
foil, tambahkan 10 ml metanol dan kocok hingga homogen. Dinginkan kedalam es
selama 15 menit dan saring melalui kertas saring Whatman No. 41. Dan kadar
masing-masing sampel diukur serapannya pada panjang gelombang 200-400 nm.

Analisis kuantitatif asam retinoat dengan metode spektrofotometri UV

1. Pembuatan larutan baku 1000 ppm asam retinoat


Ditimbang 0.1 gr asam retinoat baku, dimasukan kedalam gelas kimia, kemudian
dilarutkan dan diencerkan dengan 100 ml metanol
2. Pembuatan larutan baku 500 ppm asam retinoat
Diambil 2 ml larutan asam retinoat 1000 ppm dimasukan kedalam labu ukur 50 ml,
ditambahkan metanol hingga tanda batas .
3. Penentuan kurva kalibrasi
Dipipet larutan asam retinoat 500 ppm kedalam labu ukur 10 ml berturut-turut 0.25
ml, 0,5 ml, 1.0 ml, 1.25 ml, 1.5 ml dan 2.0 ml (12.5 ppm, 25 ppm, 50 ppm, 62.5 ppm,
75 ppm dan 100 ppm). Kedalam masing-masing labu ukur tersebut dimasukan
kedalam labu ukur tambahkan metanol hingga tanda batas. Dikocok homogen,
kemudian diukur serapannya pada panjang gelombang maksimum yang diperoleh
serta menggunakan larutan blanko.
4. Uji kuantitatif pada sampel
Timbang 3.0 gr sampel uji. masukan ke dalam gelas kimia, bungkus dengan
alumunium foil. Ditambahkan 10 ml metanol dan kocok hingga homogen. Dinginkan
dalam es selama 15 menit dan saring melalui kertas saring Whatman No.41. Dipipet 1
ml kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 10 ml. Ditambahkan metanol sampai
tanda batas dan homogenkan. Diukur serapannya pada panjang gelombang 352 nm.

4
HASIL DAN PEMBAHASAN

Sampel yang di ambil sebanyak 15 sampel berasal dari pasar tradisional, pasar
swalayan Borma dan klinik kecantikan (racikan dokter), semua sampel diberi kode sampel A,
B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N dan O.

Hasil analisis kualitatif asam retinoat dengan metode spektrofotometri UV

Grafik Hasil Analisis Kualitatif Asam Retinoat dengan Spektrofotometri UV untuk sampel
I, J, K dan L

Grafik Hasil Analisis Kualitatif Asam Retinoat dengan Metode Spektrofotometri UV


untuk sampel M, N dan O

Dari hasil uji metode kualitatif spektrofotometri UV sampel K, M, N, dan O memiliki


panjang gelombang yang sama dengan baku standar asam retinoat yaitu pada panjang
gelombang 352 nm hasil ini sesuai dengan literatur BPOM tahun 2011.

5
Hasil Analisis Kuantitatif Asam Retinoat dengan Spektrofotometri UV

Standar Baku Asam Retinoat

Konsentrasi Absorban
Seri Baku Asam
Retinoat (ppm)

12,5 0,131
25 0,272
50 0,497
62,5 0,520
75 0,648
100 0,847

Kurva Kalibrasi Larutan Asam Retinoat dengan Berbagai konsentrasi Secara


Spektrofotometri UV-VIS Pada Panjang Gelombang 352 nm.

Dari hasil perhitungan persamaan regresi kurva kalibrasi diatas diperoleh persamaan
garis y = 0.00791 x + 0.05742 dengan koefisien kolerasi (r) sebesar 0.98816. Penentuan
kadar sampel metode regresi linier yaitu metode parametrik dengan variabel bebas
(konsentrasi sampel) dan variabel terikat (absorban sampel) menggunakan persamaan
persamaan garis regresi kurva larutan baku. Konsentrasi sampel dapat dihitung berdasarkan
persamaan kurva baku tersebut. Untuk penetapan kadar pada sampel K, M, N dan O yang
positif mengandung asam retinoat, maka keempat sampel tersebut dianalisis menggunakan
spektrofotometri UV dengan serapan panjang gelombang 352 nm. Nilai absorbansi pada hasil
sampel uji dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

6
Hasil Analisis Kualitatif Asam Retinoat dengan Metode Spektro UV-VIS

Sampel Absorban Konsentrasi Rata – rata Standar


Defiasi

K-1 1.67 203.52


K-2 1.72 210.44 207.63 +/- 3.65
K-3 1.71 208.97
M-1 0.18 15.13
M-2 0.22 20.31 18.62 +/- 3.03
M-3 0.22 20.43
N-1 0.52 58.11
N-2 0.52 58.04 58.19 +/- 0.20
N-3 0.52 58.42
O-1 0.72 84.17
O-2 0.72 84.25 84.3 +/- 0.16
O-3 0.72 84.48

Untuk menghitung persentase kadar asam retinoat, dilakukan faktor pengenceran


sebesar 10 kali, kemudian hasil tersebut dikalikan 10 dimana sampel tersebut dilarutkan
dalam 10 ml pelarut. Maka diperoleh kadar persentase asam retinoat seperti yang tercantum
pada tabel di bawah ini.

Kadar Asam Retinoat Pada Sampel

Sampel Rata-rata Konsentrasi Kadar

K 207.63 0.69%
M 18.62 0.06%
N 58.19 0.19%
O 84.3 0.28%

Menurut BPOM RI (2008) melalui Peraturan Mentri Kesehatan RI No.445


/MENKES/PER/V/1998, asam retinoat termasuk bahan yang dilarang penggunaannya sejak
tahun 1998. Asam retinoat juga merupakan obat keras yang hanya boleh dibeli dengan resep
dokter (Badan POM, 2006). Dari penelitian ini diperoleh bahwa sampel O yaitu sampel krim
dokter yang diambil dari salah satu klinik kecantikan yang terkenal di kota bandung, positif
mengandung asam retinoat yang berada dibawah pengawasan dokter serta masih dalam
persyaratan yang ditentukan BPOM sedangkan pada sampel K, sampel M dan N positif
mengandung asam retinoat yang tidak sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan
BPOM, yaitu tentang larangan penggunaan bahan berbahaya asam retinoat pada kosmetik
yang dapat menyebabkan kulit kering, rasa terbakar, teratogenik (cacat pada janin) dan
penyebab kanker kulit.

7
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Hasil kualitatif hanya sampel K, M, N danO yang positif mengandung asam


retinoatdengan memberikan bercak gelap dibawah lampu UV254 dan memiliki
panjang gelombang yang sama dengan baku standar asam retinoat yaitu pada
panjanggelombang maksimum 352 nm.
2. Analisis kuantitatif secara spektrofotometri UV, kandungan asam retinoat pada krim
pemutih wajah sampel K 0,69%, sampel M 0,06%, sampel N 0,19% dan sampel O
yaitu sampel dari dokter 0,28 %. Kadar yang diperbolehkan dalam resep dokter 0,001-
0,4%. Artinya sampel O masih memenuhi persyaratan, sedangkan sampel K, M dan N
tidak memenuhi persyaratan BPOM, karena mengandung asam retinoat yang dijual
bebas.

8
DAFTAR PUSTAKA
https://www.researchgate.net/publication/321832244
ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF ASAM RETINOAT PADA SEDIAAN
KRIM PEMUTIH YANG BEREDAR DI KOTA BANDUNG

Anda mungkin juga menyukai