* 3 Poin yang dikemukakan Montesquieu merupakan penyempurnaan teori John Locke. 3 poin
tsb disebut
Trias Politica
Untuk menghindari pengelolaan sistem pemerintahan yang absolut dan otoriter, perlu adanya
pemisahan atau pembagian kekuasaan. Dengan kata lain, kekuasaan legislatif, eksekutif maupun
yudikatif tidak dipegang oleh satu orang saja
Pemisahan dan pembagian kekuasaan merupakan dua istilah yang berbeda satu sama lainnya.
Pemisahan kekuasaan: kekuasaan negara itu terpisah-pisah dalam beberapa bagian, organnya
maupun fungsinya. Maka, lembaga pemegang kekuasaan negara yang meliputi lembaga
legislatif, eksekutif dan yudikatif -> lembaga yang terpisah satu sama lainnya, berdiri sendiri .
Setiap lembaga menjalankan fungsinya masing-masing. Contoh : Amerika
Konsep Pembagian Kekuasaan Negara di Indonesia
Di dalam mekanisme pembagian kekuasaan, kekuasaan negara itu memang dibagi-bagi dalam
beberapa bagian (legislatif, eksekutif, dan yudikatif), tetapi tidak dipisahkan. Hal ini membawa
konsekuensi bahwa diantara bagian-bagian itu dimungkinkan ada koordinasi atau kerjasama.
(Contoh : Indonesia)
Pembagian kekuasaan di Indonesia diatur sepenuhya dalam UUD Negara RI 1945. Penerapan
pembagian kekuasaan di Indonesia terdiri atas dua bagian, yaitu pembagian kekuasaan secara
horizontal dan pembagian secara vertikal.
Pembagian kekuasaan secara horizontal yaitu pembagian kekuasaan menurut fungsi lembaga-
lembaga tertentu (legislatif, eksekutif dan yudikatif). Pembagian kekuasaan negara dilakukan
pada tingkatan pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah.
Pembagian kekuasaan pada tingkat pemerintahan pusat mengalami pergeseran setelah terjadinya
perubahan UUD NKRI 1945.
Pergeseran yang dimaksud adalah pergeseran klasifikasi kekuasaan negara yang umumnya terdiri
atas tiga jenis kekuasaan (legislatif, eksekutif dan yudikatif) menjadi enam kekuasaan negara.
Pembagian kekuasaan secara horizontal pada tingkatan pemerintahan daerah berlangsung antara
lembaga-lembaga daerah yang sederajat, antara Pemda dan DPRD
Pada tingkat provinsi, antara Pemerintah Provinsi (Gubernur/wakil) dan DPRD Provinsi.
Pada tingkat kabupaten/kota, pembagian kekuasaan berlangsung antara Pemerintah
Kabupaten/kota (Bupati/wakil atau Walikota/wakil) dan DPRD Bupaten/kota.
Kekuasaan Moneter, yaitu kekuasaan untuk menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter,
mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta memelihara kestabilan nilai rupiah.
Kekuasaan ini dijalankan oleh Bank Indonesia selaku bank sentral.
Pembagian kekuasaan secara vertikal menurut tingkatnya, yaitu pembagian kekuasaan antara
beberapa tingkatan pemerintahan.
Pembagian kekuasaan secara vertikal di negara Indonesia berlangsung antara pemerintahan pusat
dan pemerintahan daerah (Provinsi dan Kabupaten/kota).
Pada pemerintahan daerah berlangsung pula pembagian kekuasaan secara vertikal yang
ditentukan oleh pemerintahan pusat. Hubungan antara pemerintahan provinsi dan pemerintahan
kabupaten/kota terjalin dengan koordinasi, pembinaan dan pengawasan oleh Pemerintahan pusat
dalam bidang administrasi dan kewilayahan.
Tugas Kementrian RI
Kementrian Negara mempunyai tugs menyelenggarakan urusan tertentu dalam pemerintahan
dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan
negara, yaitu:
Penyelenggara perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidangnya, pengelolaan atas
pelaksanaan tugas di bidangnya dan pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampai ke daerah
Klasifikasi Kementrian RI
Pasal 15 UU RI No. 39 tahun 2008 jumlah maksimal kementrian yang dapat dibentuk adalah
34 kementrian
Berdasarkan PP RI No. 47 tahun 2009, Kementrian Negara dapat diklasifikasikan seperti berikut:
Urusan Pemerintahan
Kementrian Hukum dan HAM
Kementrian Keuangan
Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral
Kementrian Perindustrian
Kementrian Perdagangan
Kementrian Pertanian
Kementrian Kehutanan
Kementrian Perhubungan
Kementrian Kelautan Perikanan
Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Urusan Nomenklatur
Kementrian Dalam Negeri
Kementrian Luar Negeri
Kementrian Pertahanan
Urusan pemerintahan dalam rangka penajaman, koordinasi, dan sinkronisasi program pemerintah