Anda di halaman 1dari 12

Betapa Beruntungnya Kau

“kangen kalisa, whatsapp kalisa lah” kuambil handphone ku

Lisa, aku merindukanmu, tidakkah kau punya waktu agar kita berjumpa,
mengobrol dan menginap di apartemenku untuk beberapa waktu. Zara

Zara aku juga merindukanmu, aku akan datang ke apartemenmu tapi tak hari ini,
tugas di kantor sangat penuh aku akan menyelesaikannya sampai malam dan esok
nya aku akan datang ke apartemenmu. Kalisa

Oke lisa, aku menunggumu. Zara

Di pagi itu, hari yang aku lakukan sama seperti biasanya. aku duduk di
ruang utama apartemenku. Ku ambil segelas susu dari kulkas. Kucingku ifi di
sampingku.Hari ini aku akan bertemu dengan sahabatku kalisa. Lama sudah tak
jumpa dengan dia, kecil bersama saat SMP kami bersama tapi saat SMA kami
berpisah sekolah, saat tamat SMA kami berjumpa berkumpul untuk melepaskan
kangen dan menceritakan hal yang menarik yang kami dapatkan dari SMA.
Setelah itu kami melalui kehidupan kami masing-masing dengan karier yang
sangat bagus bahkan kami tidak sempat untuk bertemu lagi.

“ting nung, ting nung” bunyi bel apartemen ku

Bergegas aku melihat layar monitor untuk mengetahui siapa yang datang

“hallo, siapa disana? Aku tak bisa melihat wajahmu” kataku sambil
menatap layar monitornya

“haiii zaraaaa, kejutaaaan,bukalah pintunya cepat, aku banyak membawa


barang-barang nih” kata kalisa dengan tidak sabar

Ku bukakan pintunya segera

“lisa, sini biar ku bantu, selamat datang ya di apartemenku. Duduklah di


sofa akan kuletakkan barangmu di kamar mu,sebelah kamar zara ya” ucapku

“iya zara, makasih ya zara”

Kalisa menuju sofa dan menunggu zara datang. Disana kalisa bermain dengan ifi.

“lisaa, apakah kau dah sarapan ? kenapa datangya tidak telepon dulu biar
bisa siap-siap” kataku

“belum zara, ayo kita buat sarapan,namanya juga surprise” menuju


kedapur dan melihat isi kulkas
“wow, kulkasmu penuh dengan makanan zara,lengkap lagi, aku tidak
mungkin bisa kayak gini tugas di kantor membuatku lebih sering makan atau
sarapan diluar, paling isi kulkas cuman snack dan minuman aja” kata kalisa

“ ambil aja apa yang mau diambil dalam kulkas, ada buah juga tu” ucapku

Kami membuat oatmeal buah, minum susu dan sambil bercerita. Betapa
bahagianya aku bisa berkumpul dengan sahabatku lagi, kesibukkan masing-
masing dari kami membuat kami jarang ketemu, dia yang sibuk dengan
perkantorannya dan aku sibuk dengan karier nyanyiku, acara live ku di tv.

“lisa, ke studio musikku ayo,aku mau lihatkan alat-alat musikku” ucapku

“aku tau pasti disana banyak sekali alat musikkmu, disanakan kau
rekaman musikkan zara ? ucap lisa dan dengan spontan aku langsung bilang “iya
lisa”

“waahh, koleksi gitarmu banyak banget, dan pianomu ini sangat waw, wah
tempatnya bagus banget” ucap lisa dengan perasaan menekan tuts pianonya

“mauku ajarkan main gitar sa?” tanyaku

“mau ra” jawab lisa

Saat aku mengajarkan lisa bermain piano banyak hal yang ditanyakannya. Seperti
Zara siapa yang mengajarkanmu main gitar pertama kalinya?kok aku enggak tau
ya ? Gimana perkembangan nyanyimu?panggungmu?asmaramu zara? Kuingat
sekali pertanyaan itu, kalisa seakan akan menjadi anak kecil suka bertanya.
Pertanyaan itu aku jawab
“pertanyaanmu banyak kali lisa, yang mengajarkan aku main gitar itu dulu
abang servis laptop, emang aneh sih, aku waktu itu lagi servis laptopku, jadi aku
lihat ada abang servis laptop yang lain lagi main gitar, aku liatin terus dan aku
rasa di sadar kuliatin dia datang dan ngajarkan ku main gitar” penjelasanku pada
kalisa
“dan nyanyimu ? apakah kau membuat semuanya lagumu di sini?” tanya
lisa
“tidak lisa, aku lebih sering menulis laguku di kamar atau kapan aku
moodnya aja” ucapku
“oo..begitu. Jadi gimana soal pacarmu? Apakah kau punya pacar ra ?”
tanya lisa
“ aku? Saat ini aku lagi dekat dengan lelaki tapi aku diam-diam aja takut
kedengaran paparazi, kalau kedengaran paparazi semua akan kandas dah. Aku
mau lebih serius, asik putus terus kan akunya jadi sedih, bukan hanya aku tapi
keluargaku dan fansku kan sedih juga” ucapku
“ ooo.. iya sih, semoga kamu dan lelaki ini bisa jadi ya ra” ucap lisa
“ semoga aja ra” kataku
Berjam-jam kami berdua di dalam studio memainkan alat musikku dan
bercerita. kami berdua saling meluahkan isi hati, bercerita tentang cuaca dan
pekerjaan. Tak terasa waktu udah jam 3 sore, kami bergegas mandi dan akan pergi
ke sebuah cafe. Kami pergi ke cafe hanya jalan kaki, emang sulit bagiku untuk
jalan kaki di luar sana karna banyak yang mengenalku tapi aku lebih senang
menjalani hidup seperti orang biasa daripada mewah-mewahan dan lisa masih
memandangku sebagai zara yang sederhana dan tidak melihatku dari kekayaan
yang kupunya.
Kuingat aku bukanlah seorang anak yang berasal dari keluarga kaya nan
mewah yang punya banyak warisan dan bukanlah anak yang terlalu terkenal
bahkan di sekolah sekalipun. Hobby ku suka menulis apa yang terpikir dibenakku
ku tulis di buku harian ku dan sampai suatu hari ketemu seorang produser yang
baik yang tak sengaja melihat buku harianku yang terjatuh. Ia melihat isi buku ku
dan mengatakan hal-hal yang bagus tentang isi dari buku ku dan mengajakku
untuk terjun ke dunia musik dan debut album untuk pertama kalinya. Dan tak
kusangka banyak yang menyukai karya musikku sampai aku mendapatkan banyak
Grammy Awards, musikku masuk Billboad Hot Country Songs dan saat
bersamaan itu juga umurku masih sangat muda untuk saingan saingan yang
lainnya.
Bagaikan baru sampai di kota dengan nama samaran di kota malaikat,
dengan cahaya kamera yang berkilatan dan membuat seakan-akan terasa mimpi.
Namaku baru bersinar seperti berlian di langit dan mereka mengatakanku bahwa
aku adalah orang yang beruntung. Dan bahkan mereka memberitaku ku bahwa
aku benar-benar orang yang beruntung tapi aku sedikit bingung sebab aku merasa
aku hanya dimanfaatkan dan artis-artis muda mengantri ingin menggantikan
posisiku.
Selama di jalan kami tetap berbicara dan sampailah di kafe. Kafe yang
kami kunjungi di dekat seberang sungai jembatan yang indah pemandangannya,
kafe dimana mengingatkanku tentang seorang yang spesial. Disaat masuk ke kafe
kutarik nafas dalam-dalam di depan pintu dan ku mengingat bahwa dia tidak
menyukai aku memakai high heels namun itu terbalik padaku, dan aku mengingat
bahwa dia tidak menyukai lagu yang kusuka namun hal itu terbalik padaku lagi.
“ zara?? Kenapa berhenti? Tak suka kafe ini? Kita tempat yang lain aja?
Tanya kalisa
“ tidak lisa, aku hanya.. ah, ayuk masuk dan pesankan ku kopi dan
makanan, aku ingin mengambil tempat” jawabku
“ oke zara” lisa menjawab
Aku mengambil tempat duduk yang sama di mana aku minum kopi
bersama dengan seorang yang spesial itu. Dari kejauhan lisa mendatangi ku
membawa pesanan dan duduk berhadapan ku, dan aku akan menceritakan hal
yang baru saja terjadi.
“ sa, kamu tau tentang lelaki yang pernah dekat denganku dan
menjumpaiku di sebuah kafe?” tanyaku
“ tidak, kau banyak dekat dengan lelaki dan kau bahkan jarang cerita
denganku, ceritakanlah” jawab lisa
“saat itu, aku duduk disini tempat yang sama tapi dia di seberang mejaku
dan lagi bercerita dengan temannya, aku hanya melihatnya sebentar dan
kutundukkan kepalaku lagi dan memakan pancake strawberryku, tak sadarku dia
duduk di depanku langsung memfoto ku pakai kamera polaroitnya. Dia tersenyum
dan ketawa seperti anak kecil” kataku pada lisa
“ apakah dia begitu menyenangkan ra? Kau sepertinya bahagia sekali saat
menceritakan dia padaku” jawab lisa
“iya, dia sangat menyenangkan. Kupikirkan bahwa cinta itu hanya bisa
melukai membakar dan berakhir tapi berjumpa dengannya pada hari kamis itu
kulihat cinta dalam diriku tumbuh kembali sa, dan kami menyusuri jalan dan dia
mulai bicara tentang kegiatan kesukaaan keluarganya setiap hari raya besar.”
Lanjutku sambil meminum kopiku
“ lalu apa yang terjadi? Apakah kalian pacaran?” tanya lisa
“ tidak sa, kami hanya teman dia menjagaku setiap saat, aku tak mau
karena aku tau cerita akhir tentang kami apabila kami berpacaran. Jadi untuk
pertama kalinya masa lalu biarkanlah berlalu sa, aku senang bisa kenal dan dekat
dengan seorang sepertinya” ucapku
“uuu.. so sweetnya kamu ra,” lisa mencubit pipiku
“ apaan sih sa, udah makanlah pancake dan minum kamu, kita akan segera
pergi dan berjalan-jalan lagi” jawabku
Banyak hal yang tidak kuceritakan tentang lelaki itu pada lisa. aku pernah
kelahi hebat sama lelaki itu dan kupikir pertemanan kami akan berakhir pada
malam itu, kulempar handphoneku pada lelaki itu dan kukira dia akan pergi secara
dramatis namun kenyataannya tidak. Dan dia malah membujukku dan mengatakan
jangan pernah meninggalkan masalah yang tak terselesaikan dan saat paginya
kami harus membicarakannya
Saat paginya dia spontan mengatakan di hadapanku,
“jangan pergi, aku tlah mencintaimu sekian lama,ku pikir kau sangat lucu
saat dirimu marah, dan yang terbaik adalah kita berdua tidak kelahi lagi.
Sebelum dengan mu aku hanya bersenang-senang. Aku hanya senang bersamamu
setiap saat. Biarkan aku menjagamu zara. Takkan ada yang menyukaimu
layaknya aku menyukaimu saat dirimu sedang marah”
Deg-deg an sih dengar perkataan dari lelaki yang seperti gitu, aku sempat
diam dan duduk di sofa, dia menghampiriku dan berkata lagi
“ aku tau kau bingung, aku mengatakan aku akan menjagamu, tenanglah,
aku akan menganggap kamu sebagai adikku zara, jadi tak perlu ada yang harus
dikhawatirkan”
Aku tau, aku menyecewakannya tapi aku ingin hal ini tetap lah seperti ini.
Setelah menyelesaikan masalah ini dia pulang dan pamitan padaku, tapi aku masih
dibayang-bayangi wajahnya,aku merasa saat bersalah. Bahkan hampir setiap saat
aku berani bertaruh bahwa selarut ini pasti dia masih terjaga lelah menjalani
pekan yang sulit, dan aku berani bertaruh bahwa dia sedang di kursinya
menghadap jendela menerawang kota dan aku berani bertaruh kadang dia masih
memikirkanku. Tapi kini semuanya baik-baik saja. Dia sering menelpon
memastikan ku baik-baik saja, senang bisa memiliki seseorang sepertinya.
Kami bersiap-siap untuk pergi dari kafe. Dari kafe kami menuju taman
kota, untuk ke taman kota cukup jauh, jadinya kami kesana naik taxi. Di taman
kota kami membeli ice cream aku beli yang vanilla dan lisa beli rasa coklat. Kami
menyusuri taman dan duduk di bangku taman sambil melihat air mancur kolam
teratai. Dan disana kami melihat anak-anak yang bermain.

“ ra, ice creamnya enak, aku kepingin lagilah, nanti kita pergi beli lagi ya
aku mau makan di jalan nanti, entar aku yang traktirkan” kata kalisa dengan
perasaan senangnya

“iya sa, aku senang kali lah hari ini bisa main , jalan dan cerita-cerita
denganmu, dah lama kali rasanya engga bicara seleluasa seperti ini.” Jawabku
seraya memeluk lisa dari samping dan menyandarkan kepalaku pada lisa

“iya, lama kali rasanya. Aku penasaran dengan gimana masa depan kita ra,
apakah kita bisa selalu begini, apakah kita tetap bersahabat seperti ini? Bagaimana
nanti keluarga kita kedepannya ?” tanya lisa dengan wajah yang penasaran
“ aku engga tau juga sih gimana masa depan kita kedepannya, tapi kita
akan tetap bersahabat lisa akan selalu. Berdoa aja agar kedepannya semua baik-
baik saja”. Jawabku dengan pasti

“ pulang yuk, udah sore kan mau beli ice cream lagi nanti keburu magrib,
kapan-kapan kita kesini lagi kok lisa” kataku sambil beranjak dari tempat duduk

Kami beranjak dari tempat dan membeli ice cream lagi dan mencari taxi
untuk pulang ke apartemen zara. Selama dalam perjalan kami melihat
pemandangan kota yang sangat sibuk, banyak orang yang berjalan kaki entah itu
untuk pergi bekerja atau pulang kerja, atau pergi kuliahan atau bahkan pulang dari
tempat bermain, kehidupan di kota emang sibuk itulah yang kami rasakan oleh
aku dan kalisa. Berkumpul dengan sahabat itu adalah hal sangat berharga bahkan
apabila bisa berkumpul dengan keluarga itu merupakan hal yang benar-benar
berharga dan tidak ternilai.

Sampailah kami di tempat, membayar uang taxi dan langsung pergi naik
kelantai 13 ke apartemen zara. Hari yang begitu melelahkan tapi tidak sebanding
dengan kebersamaan yang kami lakukan. Kami masuk ke dalam dan langsung
menuju ke kamar dan pergi mengganti pakaian piyama.

“ zara, boleh aku masuk?” tanya kalisa yang mengetuk pintu kamarku

“ masuklah” teriakku karna aku sedang di dalam kamar mandi

Saat aku keluar kamar mandi aku liat kalisa sedang baring dikasurku
sambil memainkan hpnya

“ ada apa kemari sa?” tanyaku sambil mengilap wajahku yang basah

“ tidak ada, aku mau disini bicara atau nonton atau main hp bareng mu,
sambil nunggu kantuk datang” jawab kalisa dengan tenang

“ oo.. begitu, yaudah disini aja dulu, aku mau ke dapur mau ambil buah
apel sama susu di kulkas, aku juga akan mengambilkannya untukmu.” Kataku
menuju ke arah dapur

“ makasih ra” jawab lisa dengan semangat

Zara datang membawakan 4 buah apel dan 2 gelas susu untuk dimakan
dan minum saat nonton bersama. Kami makan di atas kasur dan dan minumannya
di letakkan dimeja dekat lampu. Kami menonton film insidious yang katanya
salah satu film horror yang seram terbaik. Emang menyeramkan sih terkadang di
saat adegan hantunya muncul secara tiba-tiba hal itu membuat kami terkejut
bahkan berteriak sekuat mungkin dan pada akhirnya kami tidak menonton film itu
sampai habis dan mengganti film kartun yang lebih membuat hati tidak berdebar
dan bisa buat ketawa melihat tingkah laku yang dibuat kartun yang kami tonton.

Kami menghabiskan buah dan minumannya sebelum kami tidur. Aku


tertidur duluan daripada kalisa. Saat aku tertidur kalisa merapikan tempat tidurku
dan membawa gelas minuman tadi mematikan tv dan lampu dan membiarkan aku
tertidur mungkin kalisa mengerti bahwa aku benar-benar kelelahan. Dan kalisa
pergi ke kamarnya untuk tidur.

Malam lewat begitu saja seakan terasa sebentar olehku dan tibalah pagi
menyapa diriku kembali. Tidurku dibangunkan oleh bunyi air teko pemanas air.
Aku tahu itu pasti kalisa yang memasak air panas, segera aku bangun dari kasur
dan merapikannya dan langsung ke dapur. Di dapur aku lihat kalisa yang sibuk,
dia membuat 2 gelas teh hijau dan 2 mangkok oatmeal untuk sarapan kami. Aku
sedikit heran sih sama dia soalnya yang ku tahu dia agak susah untuk bangun
pagi,tapi kurasa di udah berubah mungkin juga karena pekerjaannya yang
mengharuskannya bangun pagi untuk berangkat ke kantor.

“ pagi lisaaa. Apa yang kamu buat?? Tumben cepat bangun” kataku
mendekati lisa

“ eh, dah bangun, selamat pagi, aku buat sarapan kita nih, sarapan dulu
yok, aku lapar.” Jawab lisa dengan senyumnya

“ iya, bentar ya, aku mau cuci wajah dulu” jawabku dan pergi ke kamar
madi.

“ iya, cepat ya ra” kata lisa

Setelah aku mencuci wajahku aku menuju ke dapur dan melihat lisa
memainkan handphonenya dan aku mengejutkan dia

“ baaa... terkejutkan, hahaha” memukul pundaknya dari belakang

“ apalah zara ni, udahlah ayo kita makan” jawab lisa

“ serius amat dengan hp nya emang ada apaan sih? Ceritalah” tanyaku
penasaran

“ iya, nanti aku ceritakan makan aja dulu, entar kalau di ceritakan sekarang
buat badmood” jawab kalisa dengan nada kayak kesal gitu

“oo..yaudah” jawabku kembali


Setelah sarapan habis, kami ke balkon melihat pemandangan di luar
apartemen di sana kami bercerita, lisa menceritaka apa yang terjadi dengan
dirinya tadi sampai bisa berubah moodnya gitu.

“ zara, gini lo, tadi aku dapat pesan dari mantanku dia mengatakan bahwa
dia menyesal telah meninggalkanku, kujawab emangnya kamu siapa yang tiba-
bisa meninggalkan aku begitu saja terus tiba-tiba datang bilang menyesal??
Menjauhlah” jawab kalisa dengan nada yang antara marah dan kecewa

“ serius? Sini mana hp mu aku mau lihat” jawab dengan cepat

“ nah” kalisa memberikan hp nya ke zara

Selama ini telah kusia-siakan waktu dan meninggalkan dirimu, aku sungguh
menyesal lisa. aku ingin menelponmu dan jumpa denganmu”(mn)

“ aku selalu memberikan kesempatan tapi kau selalu mengecewakanku,emang


butuh waktu yang lama namun sekarang aku tahu siapa dirimu dan kau kipikir
semua akan baik-baik saja setelah ini tapi ternyata tidak” (me)

“ aku akan menelponmu” (mn)

“ kau tak perlu menelpon lagi, aku takkan mau mengangkatnya,aku tak ingin
disakiti lagi, kau hanya bisa mengatakan kau menyesal namun sekarang aku
takkan mempercayaimu seperti sebelumnya, dan sekarang kau memintaku untuk
menengarkan omong kosong dan permohonan maafmu yang palsu itu karna kau
tahu cara seperti ini pernah berhasil sebelumnya” (me)

“Maafkan lah aku, kumohon” (mn)

Aku membaca pesan antara lisa dan mantannya, emang emosi sih
membacanya. Aku mencoba menenangkan perasaan lisa.

“ udah, biarin aja dia, usah di dengarin lagi dia tu, macam dia aja paling
ganteng paling perfect sampe digitukannya kamu sa, udahlah kita pergi main
ajalah bosan di apartemen terus” kataku sambil menenangkan lisa

“ ayoklah, mau pergi refresing sekalian. Kita pergi main roller coaster,
giant swing , dunia lain , pokonya pergi ke teman permainan adrenalinlah ya, biar
engga kepikiran hal yang tadi.” Jawab lisa dengan perasaan senang

Setelah berbincang tadi kami mandi dulu dan barulah berangkat ke tempat
permainannya. Kami kesana naik taxi lagi. Kami disana bermain semua wahana
yang tersedia, tak ada satupun yang kelewat. Disana sangat menyenangkan. Setiap
kami naik wahana yang menguji adrenalin kami sekeras mungkin kami berteriak
meluapkan semua kesenangan dan kesedihan kami secara bersama. Tak sadar
kami bermain hampir 4 jam tanpa memperhatikan makan siang kami. Kami
kelaparan dan untungnya di dalam tempat permainan disitu disediakan tempat
makan, tapi di sana cuman kayak makanan junk food aja, daripada kelaparan ya
kami makan aja disana. Setelah makan kami segera pergi ke mall letaknya tak
jauh dari tempat main, kami di sana belanja baju dan sepatu karna hari ini hari
terakhir lisa menginap di rumahku walaupun cuman beberapa hari dan sebelum
dia pulang setidaknya aku bisa membelikan barang-barang untuknya.

Hari ini sangat menyenangkan takkan mungkin bisaku lupakan. Beberapa


hari hanya sebantar bagiku dan lisa kalau bersama. Menceritakan masa lalu masa
depan yang gimana bentuknya juga tak tahu kedepannya gimana, tentang mantan,
pergi bersenang-senang.

Dari mall pulanglah kami ke apartemen untuk mempersiapkan segala hal


yang harus dibawa oleh lisa besok. Sampai di apartemen tu sudah malam kami
mandi dulu makan dan packing barang bersama. Dan kami tidur bersama di
kamarku, sebelum kantuk datang kami masing bercerita. Kami cerita tentang
karier kami.

“ zara, aku senang bisa mengenal sahabat sepertimu, aku tak nyangka kita
bisa menjadi orang sukses, kamu menjadi penyanyi terkenal di dunia dan aku bisa
menjadi pengusaha yang hebat” ucap lisa memeluk guling sambil menonton tv

“ ya lisa, saat masih sekolah kita di bully dan mereka menganggap bahwa
kita itu hal yang buruk dan hal itu membuat kita merasa tidak berguna, bahkan
mereka menampar atau memukul kita hanya dengan satu pukulan yang membuat
kita langsung terjatuh, sedih kalau ingat masa-masa itu lagi” jawabku sambil
melihat wajah lisa

“ mereka tidak tahu siapa kita zara, kita bahkan mengatakan suatu hari
kami akan tinggal di kota besar dan mereka semua hanyalah menjadi orang yang
jahat yang tak bisa menjadi apa-apa” ujar lisa selanjutnya

“ dan lihatlah kita, kita bersinar sukses dan cukup besar bahkan mereka
tidak sanggup lagi menampar atau memukul kita lagi, mereka benar-benar hanya
menjadi orang jahat” jawabku selanjutnya

“ mereka dengan hinaan dan kejahatannya yang telah membuka aib kita
seakan-akan bahwa kita tidak tahu bahwa dia yang melakukannya dan membuat
kita berjalan selalu menunduk malu sebab dusta yang disebarkannya” Jawab lisa
dengan mata yang mulai berlinang air mata

“ kita mengabaikan semua perkataan meraka dan mencoba membuat


mereka terkesan, dan kita pastikan bahwa mereka tertekan dengan kesan yang kita
perbuat, hinaan dan dusta merekalah yang menuntun kita pada kesuksesan sa”
jawabku dan langsung memeluk lisa

Setelah membicarakan ini, kami mulai tertidur dan bangun harus segera
bangun pagi untuk bersiap-siap pulangnya lisa. Aku memeluk lisa saat erat dan
memberikan jam tangan dan hp iphone x untuk sahabatku. Aku mengantarkan dia
sampai dia masuk ke dalam taxi.

“ hati-hati di jalan sa, main-main lagi ya kesini” ucapku

“ kamulah main ke apartemenku sesekali, nanti kita buat acara besar” ucap
lisa padaku

“ iya iya, aku usahakan, kalau jadwal ku tidak penuh aku akan datang ke
apartemenmu” jawabku dengan wajah bahagia

“ udah, sampai jumpa zara, kutunggu ya di apartemenku rajin-rajinlah


menelpon atau curhat padaku” ucap lisa dan langsung memelukku

“ hahaha, iya iya lisa, sampai jumpa lagi” ucapku sambil berpelukan

Kulihat dia masuk dalam taxi dan melambaikan tangan kepadaku saat
mobil mulai berjalan. Aku sedih mungkin butuh waktu yang lama untuk bertemu
dia lagi, tapi aku senang juga beberapa hari bisa bersama dia.
Hari demi hari,minggu,bulan dan tahun berlalu, aku dan lisa hanya bisa
berjumpa beberapa bulan sekali. Kami menjalankan kehidupan kami, aku dan
pacarku menuju ke hubungan yang lebih serius dan lisa perusahaannya semakin
meningkat pesat kerjasamanya.

Dan ku ingat lagi semua awal cerita pertama aku berjumpa dengan pacarku
yang sebentar lagi agar menjadi suamiku untuk beberapa bulan kedepan lagi.
Alkisah, aku yakin saat itu hari selasa yang saat itu kita lagi berpapasan di
ballroom dan saling bertatapan, awalnya ku terlihat cuek namun entah kenapa kau
berani sekali mendekatiku dan mulai bicara padaku, dan aku pun merespon
dengan baik. Hubungan kita pertama kali saat kita skype-an. Dan kau menjadikan
aku sebagai pacarmu.

Dan banyak orang yang tidak setuju dengan hubungan kita seakan-akan
mereka mengenal diriku dan dirimu lebih baik. Dan hantu-hantu (mantan) masa
lalumu akan datang kepadaku dan tersenyum padaku bahwa mereka mengatakan
aku akan ditinggalkan olehmu, tapi aku benar-benar tak peduli sebab pilihanku
adalah dirimu. Kulawan semua keraguan itu dan kuberi keyakinanku padamu, dan
kau menjaganya. Dan kau tahu betapa beruntungnya hidupku walaupun banyak
orang yang menghujatku.

Kau tahu betapa beruntungnya aku bisa memiliki keluarga yang hebat sahabat
yang baik pacar yang selalu mendukungku dan orang-orang yang ada pada masa
lalu ku. Aku sangat beruntung akan semua itu.
Namaku Rizal syahyudi. Aku lahir tanggal 24 april 1998 di kota dumai.
Aku memiliki hobby mendengarkan musik, mengenal hal-hal yang baru adalah
kesukaanku. Aku adalah salah satu swifti aku sangat menyukai semua karya-karya
taylor swift dan ingin rasanya bertemu dengan swift suatu saat. Aku paling suka
lagu All Too Well. Aku sekarang sekolah di SMA Negeri 1 DUMAI Kelas XII
IPS 3, menulis cerita bukanlah hal yang mudah bagiku karna aku kurang minat
dengan hal-hal yang seperti ini. Mungkin didalam cerita ini mengandung
ketidakjelasaan apa yang dimaksud plot yang masih agak sulit di cerna namun ini
adalah suatu keberhasilan yang aku buat. Sangat lama membuat cerpen ini tapi
mohon apresiasi yang baik tentang cerpen yang susah payah saya buat. Tugas ini
dibuat untuk memenuhi tugas bahasa indonesia yang ditugaskan oleh ibuk Hj.
Marlena. S.Pd. Tahun ajaran 2017/2018

Anda mungkin juga menyukai