Anda di halaman 1dari 8

1.

Definisi Merokok
Merokok adalah membakar tembakau kemudian dihisap asapnya baik
menggunakan rokok maupun menggunakan pipa. Asap rokok yang dihisap atau
asap rokok yang dihirup melalui dua komponen. Pertama, komponen yang lekas
menguap berbentuk gas. Kedua, komponen yang bersama gas terkondensasi
menjadi komponen partikulat. Dengan demikian, asap rokok yang dihisap dapat
berupa gas sejumlah 85 persen dan sisanya berupa partikel (Sitepoe, 2000).
Merokok adalah menghisap asap tembakau yang dibakar ke dalam tubuh
dan menghembuskannya kembali keluar (Armstrong, 1990). Danusantoso
memaparkan bahwa asap rokok selain merugikan diri sendiri juga dapat
berakibat bagi orang lain yang berada di sekitarnya. Pendapat lain menyatakan
bahwa perilaku merokok adalah sesuatu yang dilakukan seseorang berupa
membakar dan menghisapnya serta dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap
oleh orang-orang disekitarnya (Levy, 1984).
2. Alasan Kebiasaan Merokok
Menurut Komasari dan Helmi (2000), terdapat 4 tahap dalam perilaku merokok :
a. Tahap prepatory
Seseorang mendapatkan gambaran yang menyenangkan mengenai rokok
dengan cara mendengar, melihat atau hasil bacaan. Hal-hal ini menimbulkan
minat untuk merokok.
b. Tahap initiation
Perintisan merokok yaitu tahap apakah seseorang akan meneruskan atau
tidak terhadap perilaku merokok.
c. Tahap becoming a smoker
Apabila seseorang telah mengkonsumsi rokok sebanyak empat batang
per hari maka mempunyai kecenderungan menjadi perokok
d. Tahap maintenance of smoking
Tahap ini sudah menjadi salah satu bagian dari cara pengaturan diri (self
regulating). Merokok dilakukan untuk memperoleh efek fisiologis yang
menyenangkan.

Menurut Sadikin dan Melva (2008), banyak alasan yang mendorong orang untuk
merokok, diantaranya adalah :
a. Social acceptance merupakan alasan yang penting. Seseorang khawatir tidak
diterima di lingkungannya kalau tidak merokok. Ini terlihat pada kalangan
remaja atau dewasa muda. Sebagian menyadari bahwa mereka merokok
apabila sedang bersama lingkungannya.
b. Rasa ingin tahu merupakan alasan yang juga banyak ditemukan oleh
kalangan muda terutama wanita
c. Untuk kesenangan merupakan alasan yang banyak dijumpai pada laki-laki
tetapi alasan ini juga didukung oleh alasan pertama.
d. Mengatasi ketegangan atau stres merupakan alasan yang paling sering
dikemukakan dan sama seringnya untuk laki-laki dan perempuan, yang
muda maupun tua.
e. Demi pergaulan. Alasan ini biasanya dikemukakan oleh mereka yang
sesekali merokok yaitu karena ingin menyenangkan teman atau membuat
suasana menyenangkan, misalnya dalam pertemuan bisnis.
f. Tradisi. Hanya berlaku untuk etnis tertentu.

3. Zat-Zat Dalam Rokok


Rokok merupakan gabungan dari bahan-bahan kimia. Satu batang rokok
yang dibakar akan mengeluarkan 4000 bahan kimia. Rokok menghasilkan suatu
pembakaran yang tidak sempurna yang dapat diendapkan dalam tubuh ketika
dihisap. Secara umum komponen rokok dapat dibagi menjadi dua golongan
besar, yaitu gas (92%) dan komponen padat atau partikel (8%).
Komponen gas asap rokok terdiri dari karbonmonoksida,
karbondioksida, hidrogen sianida, amoniak, oksida dari nitrogen dan senyawa
hidrokarbon. Partikel rokok terdiri dari tar, nikotin, benzantraccne, benzopiren,
fenol, cadmium, indol, karbarzol, dan kresol. Zat-zat ini beracun, mengiritasi
dan menimbulkan kanker (karsinogen). Nikotin merupakan komponen paling
banyak dijumpai di dalam rokok.
Tar, nikotin dan karbonmonoksida merupakan tiga macam bahan kimia
yang paling berbahaya dalam asap rokok. Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu
bahan kimia dalam komponen padat asap rokok dan bersifat karsinogenik. Pada
saat rokok dihisap, tar masuk ke dalam rongga mulut sebagai uap padat yang
setelah dingin akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna coklat
pada permukaan gigi, saluran nafas, dan paru-paru. Komponen tar mengandung
radikal bebas yang berhubungan dengan risiko timbulnya kanker.
Nikotin merupakan bahan yang bersifat toksik dan dapat menimbulkan
ketergantungan psikis. Nikotin merupakan alkaloid alam yang bersifat toksis
berbentuk cairan tidak berwarna , dan mudah menguap. Zat ini dapat berubah
menjadi coklat dan berbau seperti tembakau jika bersentuhan dengan udara.
Nikotin berperan dalam menghambat perlekatan dan pertumbuhan sel fibroblast
ligamen periodontal, menurunkan isi protein fibroblast, serta dapat merusak sel
membran.
Gas karbonmonoksida dalam rokok dapat meningkatkan tekanan darah
yang akan berpengaruh pada sistem pertukaran haemoglobin. Karbonmonoksida
memiliki afinitas dengan haemoglobin sekitar dua ratus kali lebih kuat dari pada
afinitas oksigen terhadap haemoglobin. Timah hitam (Pb) merupakan komponen
rokok yang sangat berbahaya. Partikel ini terkandung dalam rokok sebanya 0,5
µg. batas ambang timah hitam di dalam tubuh adalah 20 miligram per hari. Efek
merokok yang timbul dipengaruhi oleh banyaknya jumlah rokok yang dihisap,
lamanya merokok, jenis rokok yang dihisap, bahkan berhubungan dengan
dalamnya hisapan rokok yang dilakukan.
4. Dampak Merokok
a. Dampak terhadap paru-paru
Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran
napas dan jaringan paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa
membesar (hipertrofi) dan kelenjar mucus bertambah banyak (hiperplasia).
Pada saluran napas kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat
bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Pada jaringan paru-paru, terjadi
peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli.
b. Penyakit jantung koroner
Merokok terbukti merupakan faktor risiko terbesar untuk mati
mendadak. Risiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali
pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok. Risiko ini meningkat
dengan bertambahnya usia dan jumlah rokok yang diisap.
c. Penyakit stroke
Penyumbatan pembuluh darah otak yang bersifat mendadak atau stroke
banyak dikaitkan dengan merokok. Risiko stroke dan risiko kematian lebih
tinggi pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok. Dalam penelitian
yang dilakukan di Amerika Serikat dan Inggris, didapatkan kebiasaan
merokok memperbesar kemungkinan timbulnya AIDS pada pengidap HIV.
Pada kelompok perokok, AIDS timbul rata-rata dalam 8,17 bulan,
sedangkan pada kelompok bukan perokok timbul setelah 14,5 bulan.
Penurunan kekebalan tubuh pada perokok menjadi pencetus lebih mudahnya
terkena AIDS sehingga berhenti merokok penting sekali dalam langkah
pertahanan melawan AIDS.
Kini makin banyak diteliti dan dilaporkan pengaruh buruk merokok pada
ibu hamil, impotensi, menurunnya kekebalan individu, termasuk pada
pengidap virus hepatitis, kanker saluran cerna, dan lain-lain. Dari sudut
ekonomi kesehatan, dampak penyakit yang timbul akibat merokok jelas
akan menambah biaya yang dikeluarkan, baik bagi individu, keluarga,
perusahaan, bahkan negara.
Penyakit-penyakit yang timbul akibat merokok memengaruhi penyediaan
tenaga kerja, terutama tenaga terampil atau tenaga eksekutif, dengan
kematian mendadak atau kelumpuhan yang timbul jelas menimbulkan
kerugian besar bagi perusahaan. Penurunan produktivitas tenaga kerja
menimbulkan penurunan pendapatan perusahaan, juga beban ekonomi yang
tidak sedikit bagi individu dan keluarga. Pengeluaran untuk biaya kesehatan
meningkat, bagi keluarga, perusahaan, maupun pemerintah.
d. Dampak terhadap terjadinya kanker
Kanker yang dapat diderita seorang perokok. Kanker mulut dan kanker
bibir lebih banyak diderita perokok dibanding mereka yang tidak merokok.
Ini adalah disebabkan panas dari asap rokok itu terutama kalau perokok itu
menggunakan pipa. Perokok juga dapat menderita penyakit kanker
kerongkongan dan usus lima sampai sepuluh kali lebih cenderung dari yang
bukan perokok. Faktor utama penyebab ini adalah karena unsur kimia
seperti carsinogen, arsenic dan bengopyrene yang terdapat pada rokok
tersebut, yang merupakan zat-zat penyebab kanker (Nainggolan, 2006).
e. Dampak terjadi Impotensi
Pada laki-laki berusia 30-40 tahunan, merokok dapat meningkatkan
disfungsi ereksi sekitar 50%. Ereksi tidak dapat terajadi bila darah tidak
mengalir bebas ke penis. Oleh karena itu pembuluh darah harus dalam
keadaan baik. Merokok dapat merusak pembuluh darah, nikotin
menyempitkan arteri yang menuju penis, mengurangi aliran darah dan
tekanan darah menuu penis. Efek ini meningkat bersamaan dengan waktu.
Masalah ereksi ini merupakan peringatan awal bahwa tembakau telah
merusak area lain dari tubuh.
f. Dampak terhadap otak dan daya ingat
Akibat proses aterosklerosis yaitu penyempitan dan penyumbatan aliran
darah ke otak yang dapat merusak jaringan otak karena kekurangan oksigen.
Kelainan tersebut dibagi menjadi 4 bentuk:
1) Tingkat I : penyempitan kurang dari 75% tanpa disertai keluhan.
2) Tingkat II : defisit neurologis sementara
3) Tingkat III : defisit neurologis yang menghilang disekitar 3 hari atau
frekuensinya meningkat.
4) Tingkat VI : terjadi infark otak yang lengkap dan menyebabkan defisit
neurologis yang menetap.
g. Tukak lambung dan tukak usus 12 jari
Di dalam perut dan usus 12 jari terjadi keseimbangan antara pengeluaran
asam yang dapat mengganggu lambung dengan daya perlindungan.
Tembakau meningkatkan asam lambung sehingga terjadilah tukak lambung
dan usus 12 jari. perokok menderita gangguan 4 kali lebih tinggi dari bukan
perokok.

5. Kematian Akibat Merokok


Jumlah perokok di seluruh dunia kini mencapai 1,2 milyar orang dan 800
juta di antaranya berada di negara berkembang seperti Indonesia. Menurut data
WHO, Indonesia merupakan negara ketiga dengan jumlah perokok terbesar di
dunia setelah Cina dan India. Peningkatan konsumsi rokok berdampak pada
semakin tingginya beban penyakit dan angka kematian akibat rokok. Tahun
2030 diperkirakan angka kematian akibat rokok adalah mencapai 10 juta jiwa,
dan 70% di antaranya berasal dari negara berkembang. Saat ini 50% kematian
akibat rokok berada di negara berkembang. Bila kecenderungan ini terus
berlanjut, sekitar 650 juta orang akan terbunuh oleh rokok, dan setengahnya
adalah usia produktif dan akan kehilangan usia hidup (lost life) sebesar 20
sampai 25 tahun (Infodatin, 2015)
Menurut Effendi, M (2007), Kebiasaan merokok telah menyebabkan 1
dari 10 kematian orang dewasa di seluruh dunia dan telah mengakibatkan 5,4
juta kematian. Fakta memperlihatkan, bahwa 1 kematian untuk setiap 6,5 detik
fakta tersebut tentu sangat mengejutkan. Tingginya angka kematian akibat
merokok mungkin akan semakin meningkat lagi dalam setiap tahunnya,
mengingat kebiasaan merokok kini telah merambah hingga ke kalangan anak-
anak dan remaja.

SOLUSI

Mengadakan kampannye

Menurut Roger Storey (1987) antar Venus (2004,7) kutipan Kibthya (2011) kampanye
ialah serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan mendapatkan efek
tertentu pada sejumlahbesar khalayak yang dilakukan secara berkelanju tan pada kurun
waktu tertentu. Sedangkan menurut Charles U. Larson dalam (Venus ,2004:11),
Kampanye dibedakan menjadi beberapa kategori, salah satu diantaranya ialah
ideologically oriented campaignsatau kampanye yang berorientasi pada tujuan –tujuan
yang bersifat khusus, dan seringkali berdimensi perubahan sosial, karena itu kampanye
jenis ini sering disebut sebagai change campaigns, yaitu kampanye yang ditujukan
untuk menangani masalah –masa lah sosial perubahan sikap dan perilaku publik yang
terkait. Menurut Pfau dan Parrot dalam (Venus, 2004:10), apapun ragam dan tujuannya,
komunikasi dalam kampanye harus dapat menciptakan upaya perubahan yang selalu
terkait denganaspek pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan perilaku
(behavioral).Maka dari itu komunikasi pesan kampanye ini diharapkan dapat
memberikan efek menggugah kesadaran dan perhatian warga negara untuk lebih
mengetahui dan memahami.
Screening Film
Program kali ini menggunakan metode ini dikarenakan media yang cukup efektif untuk
dilakukan di masyarakat pedesaan. Selain menarik minat masyarakat dengan menonton
film pesan yang ingin disampaikan dapat lebih cepat diterima oleh masyarakat terutama
remaja.
Poster
Media poster adalah metode selanjutnya yang digunakan untuk melakukan sosialisasi
bahaya merokok ini. Metode ini dilakukan secara door to door. Selain agar lebih dapat
focus pada setiap masyarakat hal ini juga dikarenakan susahnya mencari waktu untuk
mengumpulkan warga.

Nurmiyanto, dkk. 2013. Sosialisai bahaya rokok guna menigkatkan kesadaran


masyarakat akan besarnya dampak buruk rokok bagi kesehatan. Yogyakarta. Jurnal
Inovasi dan Kewirausahaan.

Armstrong, M. (1990). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Gramedia


Dwijayanti, Fifi, dkk. (2012). Analisis Proporsi Perokok Tingkat SMK di Kota
Semarang. Jurnal Ilmiah Mahasiswa. Vo. 2. No. 2
Effendi, I. (2008). Menilai Fatwa MUI Tantang Merokok.
http://www.analisadaily.com/index.php?option=com_content&view=article&id=6638:
menilai-fatwa-mui-tentang-larangan-merokok-&catid=205:13-September-
2014&Item=207 (diakses 14 Januari 2017)
Infodatin. 2015. Prilakiu Merokok Masyarakat Indonesia. Jakarta : Kemenkes RI
Kosen, Soewarto. (2008). Dampak Kesehatan dan Ekonomi Perilaku Merokok di
Indonesia. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. Vol. 11. No. 3
Komasari, D. dan Helmi AF. (2000). Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Merokok pada
Remaja. Jurnal Psikologi Universitas Gajah Mada
Levy, M.R. (1984). Life and Health. New York: Random Haouse
Nainggilan, R, A. (2006). Anda Mau Berhenti Merokok? Pasti Bisa. Bandung:
Indonesia Publishing House
Sadikin, Zunilda D dan Melva L. (2008). Program Berhenti Merokok. Majalah
Kedokteran Indonesia. Vol. 58. No. 4
Sitepoe, Mangku. (2000). Kekhususan Rokok di Indonesia. Jurnal Fakultas Kesehatan
Masyarakat. Medan: Universitas Sumatera Utara
WHO. (2007) Profil Tembakau di Indonesia. TCSC-IAKMI

Anda mungkin juga menyukai