Anda di halaman 1dari 4

AKIBAT MENYONTEK

 Tema = pendidikan
 Alur = maju
 Latar =
1. tempat = di ruang kelas
2. waktu = saat jam belajar sekolah
 Pemain =
1. Nadya Naura Maryam (protagonis)
2. Rivaldy Adrian (antagonis)
3. Isnu Wardana (antagonis)
4. Shania Siti Nur Zharifa (protagonis)
5. Reva Oktavia Azzahra guru matematika (tirtagonis)
6. Amirul Lutfi (antagonis)
Nadya, Shania, Isnu, Rivaldy, dan Lutfi. Kelima orang itu adalah teman satu kelas di VIII-A
SMPN 196 Jakarta. Sebagai ketua kelas, Nadya ditugasi oleh guru matematikanya untuk
memberitahukan kepada teman nya kalau besok ada ulangan matematika pelajaran pertama.
Setelah guru di jam pelajaran terakhir keluar, Nadyapun menyampaikan tugas itu.
Nadya : “Teman-teman. Kata bu Rahma besok ada ulangan matematika bab Lingkaran.”
Shania : “ kapan nad?” (agak heran)
Nadya : “nah pertanyaan yang bagus Shan. Jadi, ulangan nya di jam pertama, untuk itu sebelum
besok ulangan kita harus belajar agar nilai kita bagus!” (dengan nada meyakinkan.)
Rivaldy : “ah gampang!” bisik nya pada temannya, yaitu Isnu. Isnu pun hanya mengangguk.
Bel pulang sekolah pun sudah berbunyi dan mereka pun beranjak pulang.
Ke esokan harinya..
Terlihat beberapa murid sedang belajar untuk persiapan ulangan matematika hari ini. Tapi
sebagian dari murid disana tidak belajar, justru sedang memaikan permainan dalam ponselnya.
Nadya : “Isnu, Kamu tidak belajar? Memangnya kamu sudah yakin, kamu bisa mengerjakan
ulangan hari ini? Aku dan Shania saja masih sibuk menghafal pelajaran yang kemarin. Tapi kamu
malah maen hp terus.” Seru Nadya menasehati temannya.
Isnu : “yaudah sih. Mau jelek kek, mau bagus kek, toh itu nilai aku.” Jawab Isnu dengan santainya
masih memainkan permainan di dalam ponselnya.
Shania : “biarin aja Nad, dia yang bakal nyesel ini” ucap Shania.
Nadya : “yaudah, itu terserah kamu. Awas aja kalo kamu nyontek saat ulangan! Aku akan
memberitahu Bu Reva.” Ancamnya.
Sementara itu Rivaldy sibuk menuliskan beberapa rumus diatas kertas kecil dan di telapak
tangan nya dan Lutfi masih internetan dengan ponselnya.
Shania : “Lutfi, kamu tidak belajar? Atau kamu sudah belajar tadi malam?” tanya nya sambal
melihat ponselnya.
Lutfi : “ah matematika doang, gampang!” jawabnya dengan santai.
Shania : “sok banget haha! Awas saja kalau nilai kamu jelek!”
Pintu pun terbuka bersamaan dengan datangnya Bu Reva yang membawa beberapa soal ulangan
ditangannya dan diapun duduk.
Bu Reva : “Nad, siapkan berdo’a!” pinta nya.
Nadya : “iyah bu. Berdo’a mulai..”
Merekapun mengangkat kedua tangan nya dan berdo’a.
Nadya : “selesai. Siap beri salam!”
Semua murid : “Assalamualaikum Wr.Wb.”
Bu Reva : “waalaikum salam Wr.Wb. Anak-anak, kemari ibu sudah memberitahu kalian melalui
Nadya kalau hari ini ada ulangan matematika. Nah, semua buku yang ada diatas meja harap
dimasuk kan! Kalau ada yang masih diatas meja atau menyontek akan ibu sobek kertas ulangan
nya dan tak akan ibu beri nilai!” ancam Bu Reva dengan tegas.
Akhirnya semua buku dimasuk kan kecuali Lutfi yang menaruh buku nya di kolong meja.
Dan soal-soal pun mulai di bagikan.
Bu Reva : “sekali lagi, yang menyontek tak akan ibu berikan nilai!” ancam bu Reva lagi.
Nadya, dan Shania langsung mengerjakan tanpa ada hambatan terkecuali Rivaldy, Isnu, dan
Lutfi yang memiliki banyak hambatan.
Isnu lalu menaruh ponselnya dikolong meja dan mulai mencari di internet. Rivaldy pun
beraksi dengan membuka kertas kecil dan sesekali melihat telapak tangan nya. Sementara Lutfi
menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal karena pusing mengerjakan soal ini. Lutfi pun
mencolek Rivaldy yang masih sibuk mencari jawaban.
Lutfi : “eh, eh.. Dy!” bisik nya.
Rivaldy : “apaa sih?” jawab nya kesal karena diganggu
Lutfi : “eh, nomor 3 apaan sih?” tanyanya lagi.
Rivaldy : “cari sendirilah!” jawabnya santai.
Lutfi : “eh, entar aku bilangin ke bu Reva nih kalu kamu nyontek.” Ancamnya.
Rivaldy : “nomor 3, B. Nomor 4, apaan?” tanya nya balik sambil kembali bisik-bisik.
Lutfi : “nomor 4, C. Nomor 5 apaan?”
Rivaldy : “nomor 5 aku belum. Tanya Isnu tuh!”
Lutfi : “Nu, nomor 5 udah belum?” tanya nya yang berbalik kebelakang sedikit sambal berbisik.
Isnu : “nomor 5, D.” Jawabnya santai berbisik pula.
Lutfi : “tahu darimana kamu Nu?”
Isnu : “aku nyari di google..” jawabnya.
Sementara di sisi lain, Shania melihat mereka sedang menyontek dan bekerja sama.
Shania : “Nadya, Nadya.. lihat deh! kayanya Rivaldy ngelihat jawabanya di tangan deh.” bisiknya
sambil menunjuk ke arah Rivaldy, Lutfi, dan Isnu.
Nadya : “Isnu juga. Dia nyari jawabanya di internet.” Ucapnya sambil melihat kearah 3 orang tadi.
Shania : “Bilangin Bu Reva, Nad! Biar tau rasa!” suruhya.
Nadya : “bentar ya” Nadyapun menghampiri Bu Reva.
Nadya : “Bu Reva..” panggilnya.
Bu Reva : “ada apa?”
Nadya : “Isnu mencari jawaban lewat internet bu, ditangan Rivaldy juga ada tulisan, Lutfi
daritadi menanyakan jawaban ke Isnu dan Valdy bu.” Ujarnya.
Shania : “BENER TUH BU! Robek aja kertasnya! ”
Rivaldy : “eggak bu. Itu semua bohong.”ucapnya tak ingin disalahkan.
Bu Reva : “Rivaldy coba perlihatkan tanganmu!” sambil berdiri mengarah pada bangku Rivaldy.
Rivaldy : “saya enggak nyontek bu.” Sangkalnya.
Bu Reva : “coba mana?”
Rivaldypun memperlihatkan tanganya yang berisi rangkungman matematika dengan
perlahan dan ketakutan.
Bu Reva : “kenapa kamu lakukan itu? Tadikan ibu sudah bilang tak ada yang boleh menyontek.
Kalian harus percaya sama diri kalian sendiri!” tanya nya sambil marah.
Rivaldy : “Isnu dan Lutfi juga tuh bu! Masa saya doang yang kena.” Jawabnya merasa tidak adil.
Bu Reva langsung mengambil lembar jawaban mereka dan merobeknya.
Bu Reva : “yang sudah kumpulkan! Pelajaran setelah istirahat baru akan dibahas lagi.” Ujarnya.
Bel istirahat berbunyi. Tatapan sinis mereka lemparkan pada Nadya dan Shania
Lutfi : “Nad, kok kamu tadi gitu sih?” tanya nya agak kesal.
Nadya : “salah sendiri.”
Shania : “Nad, Nad, jadi tadi ada yang nyontek ngajak ngajak temen nya, eh ketauan, haha.”
sindirnya pada Lutfi.
Rivaldy : “yaudah sih, kaya kamu nggak pernah nyontek aja.” Belanya.
Shania : "maaf ya, aku gak kayak kalian!"
Nadya : “sudah, sudah.. kenapa pada marah gini sih?” Sahut nya melihat mereka bertengkar.
Terjadi peperangan antara mereka berenam, saling beradu mulut, dan kelas pun menjadi
ricuh. Lutfi ingin mendorong Nadya, tapi mungkin karena lantainya licin membuat Lutfi justru
terjatuh dan mengundang tawa yang lain.
Bel pun berbunyi, tapi hal ini tak mengakhiri pertempuran mereka karena sama sekali tak
didengarnya.
Ckkkkkkrrrriiiiiiiiiiiiiikkk..
Pintu terbuka dan Bu Reva masuk dengan keadaan seperti ini. ia memukul meja dengan telapak
tangan nya, dan merekapun berhenti dengan keadaan sangat kacau.
Bu Reva : “coba jelaskan. Kenapa kalian bertengkar seperti ini?”tanya nya mecoba menjadi
penengah.
Semua murid diam menunduk tak ada yang menjawab.
Bu Reva : “Nadya, kamu sebagai ketua kelas. Kenapa ini bisa terjadi?” Tanya nya tegas.
Nadya : “jadi mereka marah gara-gara kita ngadu kalau mereka menyontek bu.” Jawabnya masih
menundukan kepala.
Bu Reva : “kalian seharusnya memang tak boleh menyontek! Mau jadi apa penerus bangsa ini
kalau kalian terus dibodohi dengan menyontek? Walaupun salah, setidaknya kalian sudah
menjawab soal dengan jujur. Karena kejujuran adalah kunci dari kesuksesan. Sekarang kalian
semua berminta maaf..” perintahnya.
Awalnya masih canggung, namun akhirnya mereka berjabat tangan dan saling
memaafkan dengan tertunduk malu. Tetapi Rivaldy, Isnu, dan Lutfi harus mengikuti ulangan lagi
dan tidak boleh menyontek. karena bau bangkai akan tercium cepat atau lambat. Dan tak akan
ada asap jika tak ada api.

Anda mungkin juga menyukai