Anda di halaman 1dari 4

Pelaksanaan kegiatan pembinaan kesehatan lansia dilakukan melalui upaya promotif,preventif,

kuratif dan rehabilitative.

1. Upaya promotif yaitu untuk menggairahkan semangat hidup dan meningkatkan derajat
kesehatan lansia agar tetap berguna, baik bagi dirinya,keluarga, maupun masyarakat. Kegiatan
tersebut dapat berupa
a. Penyuluhan, demonstrasi dan pelatihan bagi petugas panti mengenai hal-hal berikut in;

 Masalah gizi dan diet


 Perawatan dasar kesehatan
 Keperawatan kasus darurat
 Mengenal kasus gangguan jiwa
 Olahraga
 Teknik-teknik berkomunikasi
 Bimbingan rohani
b. Sarasehan, pembinaan mental dan ceramah keagamaan.

c. Pembinaan dan pengembangan kegemaran pada lansia di panti

d. Rekreasi

e. Kegiatan lomba antar lansia di dalam panti atau antar panti

f. Penyebarluasan informasi tentang kesehatan lansia di panti maupun masyarakat luas melalui
berbagai macam media.

2. Upaya preventif yaitu; pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya penyakit-penyakit yang


disebabkan oleh proses penuaan dan komplikasinya. Kegiatanya dapat berupa kegiatan berikut
ini;
a. Pemeriksaan berkala yang dapat dilakukan dip anti oleh petugas kesehatan yang datang ke
panti secara periodik atau di puskesmas dengan menggunakan KMS lansia.

b. Penjaringan penyakit pada lansia, baik oleh petugas kesehatan di puskesmas maupun petugas
panti yang telah dilatih dalam pemeliharaan kesehatan lansia.

c. Pemantauan kesehatan oleh dirinya sendiri dengan bantuan petugas panti yang menggunakan
buku catatan pribadi.
d. Melakukan olahraga secara teratur sesuai dengan kemampuan dan kondisi masing-masing.

e. Mengelola diet dan makanan lansia penghuni panti sesuai dengan kondisi kesehatannya
masing-masing.

f. Meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.


g. Mengembangkan kegemarannya agar dapat mengisi waktu dan tetap produktif.

h. Melakukan orientasi realita, yaitu upaya pengenalan terhadap lingkungan sekelilingnya agar
lansia dapat lebih mampu mengadakan hubungan dan pembatasan terhadap waktu,

3. Upaya kuratif yaitu pengobatan bagi lansia oleh petugas kesehatan atau petugas panti terlatih
sesuai kebutuhan. Kegiatan ini dapat berupa hal-hal berikut ini
a. Pelayanan kesehatan dasar di panti oleh petugas kesehatan atau petugas panti yang telah dilatih
melalui bimbingan dan pengawasan petugas kesehatan/puskesmas.

b. Pengobatan jalan di puskesmas.

c. Perawatan dietetic.

d. Perawatan kesehatan jiwa.

e. Perawatan kesehatan gigi dan mulut.

f. Perawatan kesehatan mata.

g. Perawatan kesehatan melalui kegiatan di puskesmas. h. Rujukan ke rumah sakit, dokter


spesialis, atau ahli kesehatan yang diperlukan.

4. Upaya rehabilitative yaitu untuk mempertahankan fungsi organ seoptimal mungkin. Kegiatn
ini dapat berupa rehabilitasi mental,vokasional (keterampilan/kejuruan), dan kegiatan fisik.
Kegiatan ini dilakukan oleh petugas kesehatan, petugas panti yang telah dilatih dan berada dalam
pengawasan dokter, atau ahlinya (perawat). Pakar psikologi Dr. Parwati Soepangat,M.A.
menjelaskan bahwa para lansia yang dititipkan dip anti pada dasarnya memiliki sisi negative dan
positif. Diamati dari sisi positif, lingkungan panti dapat memberikan kesenangan bagi lansia.
Sosialisasi di lingkungan yang memiliki tingkat usia sebaya akan menjadi hiburan tersendiri,
sehingga kebersamaan ini dapat mengubur kesepian yang biasanya mereka alami. Akan tetapi,
jauh di lubuk hati mereka merasa nyaman berada di dekat keluarganya. Negara Indonesia yang
masih menjunjung tinggi kekeluargaan, tinggal dipanti merupakan sesuatu hal yang tidak natural
lagi, apapun alasannya. Tinggal di rumah masih jauh lebih baik daripada dipanti. Pada saat orang
tua terpisah dari anak serta cucunya, maka muncul perasaan tidak berguna (usless) dan kesepian.
Padahal mereka yang sudah tua masih mampu mengaktualisasikan potensinya secara optimal.

Jika lansia dapat mempertahankan pola hidup serta cara dia memandang suatu makna kehidupan,
maka sampai ajal menjemput mereka masih dapat berbuat banyak bagi kepentingan semua orang.

Sepuluh kebutuhan lansia (10 needs of theelderly) menurut Darmoj (2001) adalah sebagai
berikut;
1. Makanan cukup dan sehat(healty food)
2. Pakaian dan kelengkapannya (cloth and common accessories
3. Perumahan/tempat tinggal/tempat berteduh (home, place to stay)
4. Perawatan dan pengawasan kesehatan (health care and facilities)
5. Bantuan teknis praktis sehari-hari/bantuan hukum (technical,judicial assistance)
6. Transportasi umum (facilities for public transportations)
7. Kunjungan/teman bicara/informasi (visits, companies,informations
8. Rekreasi dan hiburan sehat lainnya (recreational activities,picnic)
9. Rasa aman dan tentram (safety feeling)
10. Bantuan alat-alat pancaindra (other assistance/aids).
Kesinambungan bantuan dana dan fasilitas (continuation of subside and facilities) Hal-hal yang
Perlu Diperhatikan Lansia. Berikut ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan oleh lansia
berkaitan dengan perilaku yang baik (adaptif) dan tidak baik (maladaptif).

1. Perilaku yang kurang baik

a. Kurang berserah diri


b. Pemarah, merasa tidak puas, murung, dan putus asa
c. Sering menyendiri
d. Kurang melakukan aktivitas fisik/olahraga/kurang gerak
e. Makan tidak teratur dan kurang minum
f. Kebiasaan merokok dan meminum minuman keras
g. Minum obat penenang dan penghilang rasa sakit tanpa aturan
h. Melakukan kegiatan yang melebihi kemampuan
i. Menganggap kehidupan seks tidak diperlukan lagi
j. Tidak memeriksakan kesehatan secara teratur

2. Perilaku yang baik

a. Mendekatkan diri pada Tuhan YangMaha Esa


b. Mau menerima keadaan, sabar danoptimis, serta meningkatkan rasa percaya diri dengan
melakukan kegiatan yang sesuaii dengan kemampuan.
c. Menjalin hubungan yang baik dengan keluarga dan masyarakat.
d. Melakukan olahraga ringan setiap hari.
e. Makan dengan porsi sedikit tetapi sering,memilih makanan yang sesuai,serta banyak minum.
f. Berhenti merokok dan meminum minuman keras.
g. Minumlah obat sesuai anjuran dokter/petugas kesehatan
h. Mengembangkan hobi sesuai kemampuan
i. Tetap bergairah dan memelihara kehidupan seks
j. Memeriksakan kesehatan secara teratur

3. Manfaat perilaku yang baik

a. Lebih takwa dan tenangTetap ceria dan banyak mengisi waktu luang
b. Keberdayaannya tetap diakui oleh keluarga dan masyarakat
c. Terhindar dari kegemukan dan kekurusan serta penyakit berbahaya seperti jantung, paru-paru,
diabetes, kanker, dan lain-lain
d. Mencegah keracunan obat dan efekk samping lainnya
e. Mengurangi stress dan kecemasan
f. Hubungan harmonis tetap terpelihara
g. Gangguan kesehatan dapat diket↲ahui dan diatasi sedini mungkin
Beberapa sifat penyakit pada lansia yang membedakannya dengan penyakit pada orang dewasa
seperti yang dijelaskan berikut ini

1. Penyebab penyakit pada lansia pada umumnya berasal dari dalam tubuh
(endogen), sedangkan pada orang dewasa berasal dari luar tubuh (eksogen). Hal ini
disebabkan karena pada lansia telah terjadi penurunan fungsi dari berbagai organ-
organ tubuh akibat kerusakan sel-sel karena proses menua, sehingga produksi
hormon, enzim, dan zat-zat yang diperlukan untuk kekebalan tubuh menjadi
berkurang. Dengan demikian, lansia akan lebih mudah terkena infeksi. Sering pula,
penyakit lebih dari satu jenis (multipatologi), dimana satu sama lain dapat berdiri
sendiri maupun saling berkaitan dan memperberat.
2. Gejala penyakit sering tidak khas/tidak jelas Misalnya, penyakit infeksi paru
(pneumonia) sering kali didapati demam tinggi dan batuk darah, gejala terlihat
ringan padahal penyakit sebenarnya cukup serius, sehingga penderita menganggap
penyakitnya tidak berat dan tidak perlu berobat.
3. Memerlukan lebih banyak obat (polifarmasi) Akibat banyaknya penyakit pada
lansia, maka dalam pengobatannya memerlukan obat beranekaragam dibandingkan
dengan orang dewasa. Selain itu, perlu diketahui bahwa fungsi organ-organ vital
tubuh seperti hati dan ginjal yang berperan dalam mengolah obat-obat yang masuk
ke dalam tubuh telah berkurang. Hal ini menyebabkan kemungkinan besar obat
tersebut akan menumpuk dalam tubuh dan terjadi keracunan obat dengan segala
komplikasinya jika diberikan dengan dosis yang sama dengan orang dewasa. Oleh
karena itu, dosis obat perlu dikurangi pada lansia. Efek samping obat sering pula
terjadi pada lansia yang menyebabkan timbulnya penyakit-penyakit baru akibat
pemberian obat tadi (iatrigenik), misalnya poliuri atau sering BAK akibat pemakaian
obat diuretic (obat untuk meningkatkan pengeluaran air seni), dapat terjatuh akibat
penggunaan obat-obat penurunan tekanan darah, penenang, antidepresi, dan lain-
lain. Efek samping obat pada lansia biasanya terjadi karena diagnosis yang tidak
tepat , ketidakpatuhan meminum obat, serta penggunaan obat yang berlebihan dan
berulang-ulang dalam waktu yang lama.
4. Sering mengalami gangguan jiwa Pada lansia yang telah lama menderita sakit
sering mengalami tekanan jiwa (depresi). Oleh karena itu, dalam pengobatannya
tidak hanya gangguan fisiknya saja yang diobati, tetapi juga gangguan jiwanya yang
justru sering tersembunyi gejalanya. Jika yang mengobatinya tidak teliti akan
mempersulit penyembuhan penyakitnya.

Anda mungkin juga menyukai