Anda di halaman 1dari 8

Nama : Karli Boky

Nim : 20180302159

A. Contoh Hukum Mendel I


Pada satu percobaan, Mendel menyilangkan tanaman ercis dan biji kuning
dengan tanaman dari biji hijau. Kedua biji tanaman tersebut merupakan galur
murni, didapat dari individu dengan sifat asli dan murni. Galur murni didapat
dengan mengawinkan individu dengan sifat sama yang dinginkan berkali-kali.
Tanaman galur murni tersebut disebut P1 atau parental (induk) pertama.
Keturunan hasil persilangan disebut F1 atau filial (generasi) pertama. Semua F1
persilangan tersebut adalah biji kuning.
Untuk mengetahui generasi selanjutnya, Mendel menanam biji kuning dari F1
Tanaman tumbuh dan dewasa, melakukan penyerbukan sendiri, dan menghasilkan
keturunan F2 . Hasilnya biji dengan sifat warna hijau muncul kembali pada
generasi F2 . Dari 8.023 biji F2 yang dihasilkan, Mendel menemukan bahwa
6.022 biji adalah kuning dan 2.001 biji lainnya adalah hijau. Hal tersebut
menghasilkan perbandingan biji kuning dan hijau sebesar 3:1
Dari hasil percobaan tersebut, Mendel mencatat dua hal penting.
1. Sifat warna biji hijau menghilang pada generasi F1, namun muncul kembali
pada generasi F2.
2. Ketika sifat warna biji hijau muncul kembali, sifatnya sama dengan biji P1.
(a) Langkah-langkah penyilangan yang dilakukan Mendel. (b) Kesimpulan yang
didapat oleh Mendel
Mendel kemudian berpendapat bahwa pada tanaman F1, informasi untuk
pembentukan biji hijau masih ada, namun tidak terlihat. Mendel juga berpendapat
bahwa setiap tumbuhan P1 memberikan informasi bagi pembentukan warna biji
kuning dan hijau, meskipun akhirnya mereka hanya menghasilkan biji kuning.
Ketika terdapat dua alternatif sifat bagi suatu ciri, sifat yang terlihat adalah
sifat dominan, sedangkan sifat yang kalah dan tidak terlihat adalah resesif. Pada
kasus ini, sifat biji kuning adalah dominan terhadap sifat biji hijau. Pada semua
ciri tanaman ercis yang Mendel amati, ia menemukan bahwa selalu terdapat satu
sifat dominan terhadap sifat lain. Selain itu, perbandingan keturunan pada
generasi pada generasi F2 selalu 3 : 1 untuk sifat dominan terhadap resesif.
Mendel menarik kesimpulan bahwa perbandingan 3 : 1 untuk sifat dominan
terhadap resesif pada F2 dapat terjadi jika setiap individu hanya memiliki dua unit
hereditas untuk setiap ciri yang dipengaruhi. Setiap unit hereditas didapat dari
setiap induk jantan dan betina.
Kini unit hereditas yang diungkapkan Mendel disebut gen, yakni faktor
pewarisan sifat yang mengatur ciri khusus individu, seperti penampakan, perilaku,
dan fisiologis. Pada penelitian Mendel, gen mengatur warna biji, hijau atau
kuning. Setiap bentuk alternatif gen disebut alel. Misalnya, pada gen yang
mengatur warna biji terdapat gen untuk warna biji hijau dengan alel gen untuk
warna biji kuning sehingga gen selalu berpasangan.
Pada individu, alel didapat dari setiap induk dan bersifat dominan atau resesif.
Gen dominan biasanya dilambangkan dengan huruf kapital (besar), sedangkan
gen resesif dilambangkan dengan huruf kecil yang sama. Jika huruf Y
dilambangkan untuk alel gen warna biji kuning maka huruf y dilambangkan untuk
alel gen warna biji hijau.
Berdasarkan hal tersebut, tanaman galur murni dengan sifat biji hijau
memiliki pasangan alel YY, untuk galur murni biji kuning adalah yy. Pasangan
alel ini disebut homozigot, memiliki pasangan yang sama.
Pada F1, pasangan alel didapat dari kedua induk galur murni sehingga semua
generasi F1 memiliki pasangan alel Yy. Pasangan ini disebut heterozigot,
memiliki pasangan yang berbeda. Pasangan alel-alel tersebut merupakan
genotipe, tipe gen pada sel atau individu. Genotipe tidak tampak pada individu,
namun genotipe memengaruhi penampakan sel- sel atau individu. Penampakan
genotipe ini disebut fenotipe.
Pada generasi F1 memiliki genotipe Yy yang mengandung alel untuk sifat biji
warna kuning dan hijau. Akan tetapi, fenotipe generasi tersebut adalah biji warna
kuning. Hal tersebut merupakan ekspresi alel gen dominan.
Hasil percobaan Mendel terhadap sifat dominan dan resesif yang diwariskan,
menghasilkan Hukum I Mendel atau hukum segregasi. Berdasarkan hukum ini,
setiap individu membawa dua unit hereditas(gen sealel) yang memengaruhi suatu
ciri tertentu. Selama meiosis, dua alel tersebut bersegregasi (berpisah) satu sama
lain. Setiap alel kemudian tergabung dalam gamet. Alel akan bergabung kembali
dengan pasangan alel yang sama atau berbeda melalui fertilisasi. Individu diploid
hasil fertilisasi memiliki dua alel untuk setiap ciri. Satu dari setiap induknya.
Pembentukan pasangan alel pada individu melalui fertilisasi terjadi secara
acak. Terdapat suatu metode untuk mengetahui kemungkinan pasangan alel pada
individu baru yang disebut diagram Punnett. Diagram ini memperlihatkan
kemungkinan alel gamet dari pasangan homozigot dan atau heterozigot, serta
kemungkinan pasangan alel pada individu baru.
Pada generasi F2 terdapat biji fenotipe kuning dengan genotipe homozigot
maupun heterozigot. Bagaimana cara Mendel mengetahui genotipe yang berbeda
pada semua biji warna kuning? Mendel melakukan test cross, mengawinkan
tanaman dengan genotipe yang belum diketahui dengan tanaman yang memiliki
genotipe homozigot resesif (biji hijau galur murni). Jika semua keturunan tetap
kuning, berarti biji kuning F2 adalah homozigot. Akan tetapi, jika test cross
mengandung biji kuning dan hijau, berarti biji kuning F2 adalah heterozigot.
Perhatikan gambar berikut

Diagram Punnett dan test cross yang dilakukan Mendel. (a) Jika biji F2
homozigot dan (b) jika biji F2 heterozigot
B. Contoh Hukum Mendel II
Mendel melakukan sebuah percobaan untuk mempelajari bagaimana dua ciri,
bentuk dan warna biji, dapat berinteraksi dalam pewarisan sifat. Setelah
mengetahui pada bentuk biji, sifat biji bulat dominan terhadap biji kisut, Mendel
menyilangkan galur murni biji bulat kuning (RRYY) dengan galur murni biji kisut
hijau (rryy).
Persilangan dengan dua ciri beda ini disebut persilangan dihibrid.
Sebelumnya Mendel melakukan persilangan tanaman ercis dengan satuciri yang
sebut persilangan monohibrid. Persilangan dihibrid antara galursemua biji bulat
kuning.
Pada persilangan antara F1 dan F1, dihasilkan generasi F2 yangbervariasi.
Termasuk dua fenotipe baru yang belum terlihat pada keduainduk. Tampaknya,
alel dari gen untuk warna dan bentuk biji memisah sehingga dihasilkanempat jenis
polen dan sel telur dengan kombinasi gen yang berbeda. Setiapgamet dapat
memiliki kombinasi gen RY, ry, rY, atau Ry. Rekombinasi atau penyusunan
kembali gen-gen yang terjadi melalui fertilisasimenghasilkan 16 kombinasi alel.
Dari 16 kombinasi, dihasilkan 9 macam genotipe dan 4 macam fenotipe dengan
perbandingan 9:3:3:1.
Persilangan dihibrid dan kombinasi sifat yang didapatkan
Dari hasil tersebut, Mendel menyimpulkan hasilnya dan dikenal dengan
Hukum II Mendel, hukum pengelompokan secara bebas (independent assortment).
Hukum ini menyatakan bahwa alel dari gen yang berbeda dibagikan secara acak ke
dalam gamet-gamet dan fertilisasi terjadi secara acak pula.
Persilangan monohibrid menghasilkan perbandingan fenotipe 3:1. Adapun
persilangan dihibrid menghasilkan perbandingan fenotipe 9:3:3:1. Hal tersebut
dapat diketahui menggunakan segitiga Pascal. Perhatikan Tabel berikut.
Segitiga Pascal untuk Mengetahui Perbandingan Fenotipe

Perbedaan dari masing-masing contoh tersebut adalah :

a. Hukum Mendel I
Hukum Mendel I dengan contoh ciri tanaman ercis biji kuning dan biji hijau..
Mendel menanam biji kuning dari F1 Tanaman tumbuh dan dewasa, melakukan
Berdasarkan hal tersebut, tanaman galur murni :
1. Sifat biji hijau memiliki pasangan alel YY, untuk galur murni biji kuning adalah
yy. Pasangan alel ini disebut homozigot, memiliki pasangan yang sama.
2. Pada F1, pasangan alel didapat dari kedua induk galur murni sehingga semua
generasi F1 memiliki pasangan alel Yy. Pasangan ini disebut heterozigot,
memiliki pasangan yang berbeda. Pasangan alel-alel tersebut merupakan genotipe,
tipe gen pada sel atau individu. Genotipe tidak tampak pada individu, namun
genotipe memengaruhi penampakan sel- sel atau individu. Penampakan genotipe
ini disebut fenotipe.
3. Pada generasi F1 memiliki genotipe Yy yang mengandung alel untuk sifat biji
warna kuning dan hijau. Akan tetapi, fenotipe generasi tersebut adalah biji warna
kuning. Hal tersebut merupakan ekspresi alel gen dominan.
b. Hukum Mendel II
Hukum Mendel II dengan contoh pada bentuk biji, sifat biji bulat dominan
terhadap biji kisut, Mendel menyilangkan galur murni biji bulat kuning (RRYY)
dengan galur murni biji kisut hijau (rryy). Setiap gamet dapat memiliki kombinasi
gen RY, ry, rY, atau Ry. Rekombinasi atau penyusunan kembali gen-gen yang
terjadi melalui fertilisasi menghasilkan 16 kombinasi alel. Dari 16 kombinasi,
dihasilkan 9 macam genotipe dan 4 macam fenotipe dengan perbandingan 9:3:3:1.
Hasil yang didapatkan :
1. Genotipe : RY Fenotipe : Bulat kuning perbandingan fenotipe 9/16
2. Genotipe : Ry Fenotipe : Bulat hijau perbandingan fenotipe 3/16
3. Genotipe : ry Fenotipe : kusut kuning perbandingan fenotipe 3/16
4. Genotipe : rryy Fenotipe : kusut hijau perbandingan fenotipe 1/16

Anda mungkin juga menyukai