Nim : 20180302159
Diagram Punnett dan test cross yang dilakukan Mendel. (a) Jika biji F2
homozigot dan (b) jika biji F2 heterozigot
B. Contoh Hukum Mendel II
Mendel melakukan sebuah percobaan untuk mempelajari bagaimana dua ciri,
bentuk dan warna biji, dapat berinteraksi dalam pewarisan sifat. Setelah
mengetahui pada bentuk biji, sifat biji bulat dominan terhadap biji kisut, Mendel
menyilangkan galur murni biji bulat kuning (RRYY) dengan galur murni biji kisut
hijau (rryy).
Persilangan dengan dua ciri beda ini disebut persilangan dihibrid.
Sebelumnya Mendel melakukan persilangan tanaman ercis dengan satuciri yang
sebut persilangan monohibrid. Persilangan dihibrid antara galursemua biji bulat
kuning.
Pada persilangan antara F1 dan F1, dihasilkan generasi F2 yangbervariasi.
Termasuk dua fenotipe baru yang belum terlihat pada keduainduk. Tampaknya,
alel dari gen untuk warna dan bentuk biji memisah sehingga dihasilkanempat jenis
polen dan sel telur dengan kombinasi gen yang berbeda. Setiapgamet dapat
memiliki kombinasi gen RY, ry, rY, atau Ry. Rekombinasi atau penyusunan
kembali gen-gen yang terjadi melalui fertilisasimenghasilkan 16 kombinasi alel.
Dari 16 kombinasi, dihasilkan 9 macam genotipe dan 4 macam fenotipe dengan
perbandingan 9:3:3:1.
Persilangan dihibrid dan kombinasi sifat yang didapatkan
Dari hasil tersebut, Mendel menyimpulkan hasilnya dan dikenal dengan
Hukum II Mendel, hukum pengelompokan secara bebas (independent assortment).
Hukum ini menyatakan bahwa alel dari gen yang berbeda dibagikan secara acak ke
dalam gamet-gamet dan fertilisasi terjadi secara acak pula.
Persilangan monohibrid menghasilkan perbandingan fenotipe 3:1. Adapun
persilangan dihibrid menghasilkan perbandingan fenotipe 9:3:3:1. Hal tersebut
dapat diketahui menggunakan segitiga Pascal. Perhatikan Tabel berikut.
Segitiga Pascal untuk Mengetahui Perbandingan Fenotipe
a. Hukum Mendel I
Hukum Mendel I dengan contoh ciri tanaman ercis biji kuning dan biji hijau..
Mendel menanam biji kuning dari F1 Tanaman tumbuh dan dewasa, melakukan
Berdasarkan hal tersebut, tanaman galur murni :
1. Sifat biji hijau memiliki pasangan alel YY, untuk galur murni biji kuning adalah
yy. Pasangan alel ini disebut homozigot, memiliki pasangan yang sama.
2. Pada F1, pasangan alel didapat dari kedua induk galur murni sehingga semua
generasi F1 memiliki pasangan alel Yy. Pasangan ini disebut heterozigot,
memiliki pasangan yang berbeda. Pasangan alel-alel tersebut merupakan genotipe,
tipe gen pada sel atau individu. Genotipe tidak tampak pada individu, namun
genotipe memengaruhi penampakan sel- sel atau individu. Penampakan genotipe
ini disebut fenotipe.
3. Pada generasi F1 memiliki genotipe Yy yang mengandung alel untuk sifat biji
warna kuning dan hijau. Akan tetapi, fenotipe generasi tersebut adalah biji warna
kuning. Hal tersebut merupakan ekspresi alel gen dominan.
b. Hukum Mendel II
Hukum Mendel II dengan contoh pada bentuk biji, sifat biji bulat dominan
terhadap biji kisut, Mendel menyilangkan galur murni biji bulat kuning (RRYY)
dengan galur murni biji kisut hijau (rryy). Setiap gamet dapat memiliki kombinasi
gen RY, ry, rY, atau Ry. Rekombinasi atau penyusunan kembali gen-gen yang
terjadi melalui fertilisasi menghasilkan 16 kombinasi alel. Dari 16 kombinasi,
dihasilkan 9 macam genotipe dan 4 macam fenotipe dengan perbandingan 9:3:3:1.
Hasil yang didapatkan :
1. Genotipe : RY Fenotipe : Bulat kuning perbandingan fenotipe 9/16
2. Genotipe : Ry Fenotipe : Bulat hijau perbandingan fenotipe 3/16
3. Genotipe : ry Fenotipe : kusut kuning perbandingan fenotipe 3/16
4. Genotipe : rryy Fenotipe : kusut hijau perbandingan fenotipe 1/16