PENDAHULUAN
Agar imunisasi dapat menjangkau semua lapisan masyarakat maka sasaran yang
ditujukan ialah orang tua. Khususnya pada ibu atau calon ibu untuk diberikan
penyuluhan tentang pentingnya imunisasi bagi anak, menganjurkan agar ibu membawa
anaknya ke Posyandu.
Pada saat ini imunisasi sendiri sudah berkembang cukup pesat ini terbukti
dengan menurunya angka kesakitan dan angka kematian bayi. Jumlah kasus kematian
Bayi turun dari 33.278 di tahun 2015 menjadi 32.007 pada tahun 2016, dan di tahun
2017 di semester I sebanyak 10.294 kasus. Demikian pula dengan angka kematian Ibu
turun dari 4.999 tahun 2015 menjadi 4912 di tahun 2016 dan di tahun 2017 (semester I)
sebanyak 1712 kasus. ( Depkes RI/2017).
Data Dinas Kesehatan tahun 2015 menunjukkan, dari total jumlah bayi yang
lahir di Aceh—sekitar 107.000 jiwa— hanya 74,1 persen yang mengikuti imunisasi
lengkap sesuai tahapan, sisanya tidak lengkap. Bila dilihat dalam kurun waktu empat
tahun (2012-2015), diperkirakan ada 565 ribu bayi dan balita di Aceh dan 80 ribu di
antaranya tanpa immunisasi lengkap (Dinkes Aceh, 2015).
Pada hakekatnya masalah imunisasi tidak luput dari perhitungan untung rugi.
Dengan imunisasi anak pasti dapat mencapai keuntungan bukan kerugian. Keuntungan
pada imunisasi tidak terlihat dalam bentuk materi.Mungkin pula secara langsung
dirasakan. Anak yang tidak mendapat imunisasi mempunyai resiko tinggi terjangkit
penyakit infeksidan menular. Penyakit ini mungkin menyebabkan ia cacat seumur
hidup, gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak bahkan dapat berakhir dengan
kematian.
1
ditetapkan oleh WHO, Yaitu sesuai dengan cakupan BCG minimal 90%, DPT I dan
DPT II minimal 90%, DPT III minimal 80%, Hepatitis B minimal 90%, Polio minimal
95%, dan Campak minimal 90%. Padahal, umumnya sebagian besar ibu-ibu masih
merasa takut dan enggan membawa anaknya untuk imunisasi ke Posyandu karena
alassan bayinya menjadi sakit setelah pemberian imunisasi dan isu halal haram.
Dari beberapa keterangan diatas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
yang berjudul “ Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Lengkap Pada
Bayi Di Puskesmas “.
a. Manfaat Teoritis
b. Manfaat Praktis
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pengetahuan (knowledge) adalah sesuatu yang hadir dan terwujud dalam jiwa
dan pikiran seseorang dikarenakan adanya reaksi, persentuhan, dan hubungan dengan
lingkungan dan alam sekitar. (Assyari abdullah, 2008)
Pengetahuan adalah dua buah kelebihan manusia disbanding dengan mahluk lain
ciptaan Allah, dengan pengetahuan (knowledge) maka manusia dapat mengetahui apa
air, api, alam dan sebagainya. (Suyanto dan Umi Salamah, 2009)
a. Tahu
b. Memahami
Suatu kemampuan menyelesaikan dengan cara yang benar tentang obyek yang
diketahui dan diiterprestasikan suatu materi dengan benar.Seseorang atau ibu yamg
telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,
menjelaskan, menyimpulkan, tentang materi yang dipelajari.
c. Aplikasi
Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau
kondisi yang nyata.
3
d. Analisa
e. Sintesis
f. Evaluasi
a. Pendidikan
c. Usia
Usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun.
Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang
dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih
dewasa akan lebih dipercaya dari pada orang yang belum cukup tinggi
kedewasaanya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwa nya.
4
2.2 Definisi Imunisasi
b. Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi berarti
diberikan kekebalan terhadap penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten terhadap suatu
penyakit, tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit yang lain. ( Notoatmodjo, 2003)
Dengan banyaknya analisa dari para ahli, peneliti mengambil kesimpulan bahwa
imunisasi adalah suatu usaha untuk memberikan kekebalan pada anak atau seseorang
terhadap penyakit tersebut.
a. Kekebalan aktif
Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat sendiri oleh tubuh untuk menolak
terhadap suatu penyakit tertentu dimana prosesnya lambat tetapi dapat bertahan lama.
Dimana tubuh anak membuat kekebalan sendiri setelah mengalami atau sembuh
dari suatu penyakit misalnya anak telah menderita campak. Setelah sembuh anak tidak
akan terserang campak lagi, karena tubuhnya telah membuat zat penolakan terhadap
penyakit tersebut.
b. Kekebalan pasif
Kekebalan pasif yaitu tubuh anak tidak membuat zat anti body sendiri tetapi
kekebalan tersebut diperoleh dari luar setelah memperoleh zat penolakan, sehingga
proses cepat tetapi tidak tahan lama.
1) Kekebalan pasif alamiah/ kekebalan pasif bawaan kekebalan yang diperoleh bayi
sejak lahir dari ibunya. Kekebalan ini tidak berlangsung lama ( kira-kira hanya sekitar 5
bulan setelah bayi lahir )misalnya difteri, morbili dan tetanus.
5
2) Kekebalan pasif buatan dimana kekebalan ini diperoleh setelah mendapat suntikan
zat penolakan.
b. Apabila terjadi penyakit tidak akan terlalu parah dan dapt mencegahgejala yang dapat
menimbulkan cacat atau kematian.
a. TBC
c. Difteri
d. Pertusis
e. Titanus
f. Hepatitis
g. Campak
a. BCG
3) Kontra indikasi :
6
4) Efek samping
a) Reaksi normal
(1) Setelah 2-3 minggu pada tempat penyuntikan akan terjadi pembengkakan kecil
berwarna merah kemudian akan menjadi luka dengan diameter 10 mm.
(2) Hal ini perlu diberitahukan kepada ibu agar tidak memberikan apapun pada luka
tersebut dan diberikan atau bila ditutup dengan menggunakan kain kasa kering dan
bersih.
(3) Luka tersebut akan sembuh sendiri dan meninggalkan jaringan parut (scar) dengan
diametr 5-7 mm.
b) Reaksi berat
(1) kadang-kadang terjadi peradangan setempat yang agak berat/abces yang lebih luas.
3) Kontra indikasi :
b) Reaksi berlebihan setelah pemberian imunisasi DPT sebelumnya seperti panas tinggi
dengan kejang, penurunan kesadaran dan syok.
4) Efek samping :
a) Reaksi lokal
(1) Terjadi pembengkakan dan rasa nyeri pada tempat penyuntikan disertai demam
ringan selama 1-2 hari.
(2) Pada keadaan pertama (reaksi lokal) ibu tidak perlu panic sebab panas akan sembuh
dan itu berarti kekebalan sudah dimiliki oleh bayi.
b) Reaksi Umum
7
(2) Pada keadaan kedua ( reaksi umum atau reaksi yang lebih berat ) sebaiknya ibu
konsultasi pada bidan atau dokter.
c. Hepatitis B
d. Polio
3) Kontra indikasi:
4) Efek samping :
a) Reaksi yang timbul biasanya hampir tidak ada, kalaupun ada hanya berak-berak
ringan
b) Efek samping hampir tidak ada,bila ada hanya berupa kelumpuhan pada anggota
gerak dan tertular kasus polio orang dewasa.
e) Campak
3) Kontra indikasi :
8
d) Anak yang defisiensi gizi dalam derjat berat
4) Efek samping :
10-12
c) Dapat terjadi radang otak dalam 30 hari setelah penyuntikan tetapi kejadian ini jarang
terjadi.
9
BAB 3
Keterangan :
Adapun variabel yang diteliti adalah pengetahuan ibu balita tentang imunisasi
dasar lengkap meliputi: pengertian, tujuan dan manfaat, efek samping,
penatalaksanaan. Sedangkan faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah
pendidikan, usia, dan penyuluhan oleh bidan.
Pengetahuan adalah suatu yang diketahui, yang ditangkap dengan panca indera
manusia baik secara formal maupun informal. Semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu
tentang imunisasi dasar lengkap pada bayi diharapkan semakin mudah dalam menerima
informasi tentang imunisasi dasar lengkap.
10
3.2 Definisi Operasional
11
BAB 4
METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang di gunakan dalam penlitian ini adalah penelitian yang
berbentuk penelitian Deskriptif Cross Sectional. Metode penelitian deskriptif adalah
suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran
atau deskriptif tentang suatu keadaan secara obyektif. (Notoatmodjo 2005)
4.2 Variabel
Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan peneliti,
sering kali di katakan variabel penelitian itu sebagai faktor-faktor yang berperan dalam
peristiwa atau gejala yang akan di teliti (Arikunto, 2006).
Dalam penelitian ini variabelnya adalah pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar
lengkap pada bayi.
4.3 Populasi
4.4 Sampel
Sampael adalah sebagian dari keseluruhan objek yang di teliti dan di anggap
mewakili seluruh populasi (Arikunto,2006). Besarnya sampel dalam penelitian ini
adalah 30 orang / total sampling. (Arikunto,2006)
Dari hasil data dengan menggunakan rekam medik secara deskripif melalui tabel
distribusi yang dikonfirmasikan dalam bentuk prosentase dan narasi.
12
Langkah – langkah pengolahan data sebagai berikut :
1. Editing
Proses editing dengan memeriksa kembali data yang telah dikumpulkan rekam
medik ini berarti semua data harus diteliti kelengkapan data yang diberikan.
2. Coding
Untuk memudahkan dalam pengolahan data maka untuk setiap jawaban dari
kuesioner yang telah disebarkan diberi kode sesuai dengan arakter.
3. Skoring
Tahap ini dilakukan setelah ditetapkan kode jawaban atau hasil observasi
sehingga setiap responden atau hasil observasi dapat diberikan skor. Tidak ada pedoman
yang baku untuk scoring namun scoring harus diberikan.
4. Tabulating
Analisa data dilakukan secara deskriptif dengan melihat presentase data yang
terkumpul dan disajikan dengan tabel distribusi frekuensi kemudian dicari dasar
presentasi jawaban masing-masing responden dan selanjutnya dilakukan dengan
menggunakan teori kepustakaan yang ada.
13
N (Σ X Y) - (Σ X Σ Y)a
R=
√ { N Σ X2 – (Σ X)2 } {N Σ Y 2 - (Σ Y) 2 }
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur
dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauhmana hasil
pengukuran tersebut tetap konsisten jika dilakukan pengukuran dua kali atau lebih
terhadap gejala yang sama. Menggunakan uji Cronbach ( Cronbach Alpha) dengan
rumus sebagai berikut :
k. r
α=
1 + ( k – 1). R
( Arikunto, 2006)
Dalam melaksanakan penelitian ini terleih dahulu harus mengajukan izin kepada
Kepala Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua yang digunakan sebagai tempat
penelitian. Setelah mendapat persetujuan kemudian di lakukan penelitian dengan
menekankan kepada masalah etika yang meliputi:
14
1. Informed Concent (Lembar persetujuan menjadi subjek)
2. Anomity
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
I. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian dalam hal ini mencakup kelemahan atau hambatan yang
dirasakan dalam penelitian yaitu:
1. Sampel
Sampel yang digunakan terbatas sehingga untuk memperoleh hasil penelitian yang
akurat belum dapat di capai.
Waktu penelitian sangat terbatas sehingga hasilnya kurang dari sempurna dan kurang
memuaskan.
Instrument pengumpulan data memiliki jawaban yang banyak di pengaruhi oleh sikap
dan jawaban-jawaban pribadi sehingga hasilnya kurang memuaskan secara kualitatif.
4. Peneliti
Peneliti belum memiliki pengalaman dan belum pernah meneliti sehingga hasil
penelitian yang di lakukan kurang sempurna.
15
BAB 5
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi umur ibu yang mempunyai bayi usia 0-12 bulan di
Puskesmas SamaduaTanggal 6-10 Agustus Tahun 2018.
1. <20 6 20
2. 21 – 35 23 76.67
3. >35 1 3.33
Jumlah 30 100
Berdasarkan tabel 5.1 diatas dapat diketahui sebagian besar responden berumur 21-35
tahun yaitu 23 responden (76.67%).
16
B. Karakteristik Responden Menurut Pendidikan
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi pendidikan ibu yang mempunyai anak usia 0-12
bulan di Puskesmas Samadua Tanggal 6-10 Agustus Tahun 2018.
1. SD 12 40
2. SMP 11 36.67
3. SMA 6 20
Jumlah 30 100
A. Data Pengetahuan Ibu Balita Tentang Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi
Tabel 5.3 Distribusi pengetahuan ibu yang mempunyai anak usia 0-12 bulan
tentang imunisasi dasar lengkap pada bayi di Puskesmas Samadua 6-10 Agustus
Tahun 2018.
1. Baik 5 16.67
2. Cukup 16 53.33
3. Kurang 5 16.67
Jumlah 30 100
17
B. Data Pengetahun Ibu Balita Tentang Pengertian Imunisasi
Tabel 5.4 Distribusi pengetahuan ibu mempunyai anak usia 0-12 bulan tentang
pengertian imunisasi dasar lengkap pada bayi di puskesmas Samadua 6-10
Agustus Tahun 2018.
1. Baik 8 26.67
2. Cukup 9 30
3. Kurang 8 26.67
Jumlah 30 100
Berdasarkan tabel 5.4 diatas dapat diketahui kurang dari 50 % yaitu 9 responden
(30%) memiliki pengetahuan tentang pengertian imunisasi dalam batasan yang cukup.
C. Data Pengetahuan Ibu Balita Tentang Tujuan Dan Manfaat Imunisasi Dasar
Lengkap Pada Bayi.
Tabel 5.5 Distribusi pengetahuan ibu yan mempunyai bayi usia 0-12 bulan tentang
tujuan dan manfaat imunisasi dasar lengkap di Puskesmas Samadua Tanal 6-10
Agustus Tahun 2018.
1. Baik 7 23.33
2. Cukup 8 26.67
3. Kurang 12 40
4. Tidak baik 3 10
Jumlah 30 100
18
D. Data Pengetahuan Ibu Balita Tentang Efek Samping Imunisasi Dasar Lengkap
Pada Bayi.
Tabel 5.6 Distribusi pengetahuan ibu tentang efek samping imunisasi dasar
lengkap di Puskesmas Samadua
1. Baik 5 16.67
2. Cukup 5 16.67
3. Kurang 11 36.66
4. Tidak baik 9 30
Jumlah 30 100
Berdasarkan tabel 5.6 diatas dapat diketahui sebagian besar responden memiliki
pengetahuan kurang tentang efek samping imunisasi dasar lengkap yaitu 11 responden
(36.66%).
Tabel 5.7 Distribusi pengetahuan ibu yang mempunyai bayi usia 0-12 bulan
tentang penatalaksanaan imUnisasi pada bayi di Puskesmas Samadua tanggal 6-10
Agustus 2018
1. Baik 5 16.67
2. Cukup 13 43.33
3. Kurang 8 26.67
Jumlah 30 100
19
5.2 Pembahasan
5.2.1 Pengetahuan ibu balita tentang imunisasi dasar lengkap pada bayi di
Puskesmas Samadua.
Berdasarkan analisa dan interpretasi data yang didapat bahwa lebih dari 50%
berpengetahuan cukup yaitu 16 responden (53,33%).
Hasil analisis ini didukung oleh umur responden. Dari data dapat diketahui
bahwa sebagian besar responden berumur 21-35 tahun yaitu 23 responden (76.67%).dan
kurang dari 50% responden berumur <> 35 ahun yaitu1 responden (3.33%)
Usia 21-35 tahun merupakan usia yang reproduktif bagi seseorang untuk dapat
memotivasi diri memperoleh pengetahuan yang sebanyak banyaknya. Usia adalah umur
individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun. Jadi semakin
matang usia seseorang, maka dalam memahami suatu masalah akan lebih mudah dan
dapat menambah pengetahuan (Nursalam dan Pariani, 2001).
Semakin banyak umur atau semakin tua seseorang maka akan mempunyai
kesempatan dan waktu yang lebih lama dalam mendapatkan informasi dan pengetahuan.
Dengan demikian semakin tua umur responden maka tingkat pengetahuan ibu balita
tentang imunisasi dasar lengkap pada bayi semakin baik.
20
Dengan demikian pemberian informasi mengenai imunisasi dasar lengkap pada
bayi yang diberikan akan mudah diterima oleh responden sehingga akan semakin
termotivasi untuk membawa bayinya untuk mendapatkan imunisasi dasar lengkap.
5.2.2 Pengetahuan ibu balita tentang pengertian imunisasi dasar lengkap pada
bayi secara khusus.
Berdasarkan analisa dan interpretasi data yang didapat bahwa kurang dari 50%
berpengetahuan cukup yaitu 9 responden (30%) kurang dari 50% berpengetahuan baik
yaitu 8 responden (26.67%), dan kurang dari 50% berpengetahuan kurang yaitu 8
responden (26.67%) dan kurang dari 50% berpengetahuan tidak baik yaitu 5 responden
(16.66%). Hal ini dapat dilihat dari jawaban yang benar pada kuisioner tentang
pengertian imunisasi dasar lengkap pada bayi dikutip dari Oktaria (2007). Hal ini dapat
dilihat dari latar belakang pendidikan mereka rata-rata rendah (SD) dan cukup yaitu
SMP dan SMA disamping itu juga di tunjang sebelumnya mereka ada yang pernah
mendapatkan informasi tentang imunisasi dasar lengkap dari media atau penyuluhan,
pencapaian pengetahuan cukup diatas mungkin disebabkan adanya pengalaman dalam
penerapan imunisasi dasar lengkap dan pernah mendapat informasi.
5.2.3 Pengetahuan ibu balita tentang tujuan dan manfaat imunisasi dasar
lengkap pada bayi.
Berdasarkan analisa dan interpretasi data yang didapat diketahui bahwa dari 30
responden kurang dari 50% berpengetahuan kurang yaitu 12 responden (40%) dan
berpengetahuan baik yaitu 7 responden (23.33%).
21
Sebagian besar responden menjawab pada item soal yang benar tentang tujuan
imunisasi pada bayi yaitu untuk memberi kekebalan pada anak dikutip oleh
(Notoatnodjo, 2003) hal ini dapat dilihat dari latar belakang pendidikan yang cukup dan
kurang yaitu SMP dan SD disamping itu juga tidak pernah mendapat informasi.
Kurang dari 50% berpengetahuan tidak baik yaitu 3 responden (10%). Hal ini dapat
dilihat dari jawaban yang salah tentang tujuan manfaat imunisasi pada item. Hal ini
dapat dilatarbelakangi pendidikan yang kurang tidak pernah mendapatkan informasi
tentang imunisasi pada anak dan sama sekali tidak memiliki pengalaman tentang
imunisasi dasar lengkap pada bayi. Hal ini diperkuat oleh Notoatmodjo (2005) bahwa
pengalaman merupakan sumber pengetahuan.
5.2.4 Pengetahuan ibu balita tentang efek samping imunisasi dasar lengkap pada
bayi.
Berdasarkan analisa dan interpretasi data dapat diketahui bahwa sebagian besar
berpengetahuan kurang yaitu 11 responden (36.66%), kurang dari 50% berpengetahuan
tidak baik yaitu 9 responden (30%), dan berpengetahuan cukup yaitu 5 responden
(16,67%) dan berpengetahuan baik yaitu 5 responden (16.67%).
Hal ini dimungkinkan karena memahami informasi tentang imunisasi dasar lengkap
pada bayi yang diperoleh, menurut Notoatmodjo (2003) mengatakan bahwa memahami
yaitu suatu kemampuan untuk menjelaskan atau menginterprestasikan secara benar
tentang obyek yang diketahui dan dan dapat di interprestasikan dengan benar.
Kurang dari 50% berpengetahuan kurang yaitu 5 responden (16,67%). Hal ini di
lihat dari item soal tentang imunisasi dasar lengkap pada bayi. Pencapaian pengetahuan
kurang hal ini di sebabkan pendidikan yang rendah sama sekali tidak mempunyai
pengalaman dan tidak pernah mendapatkan informasi. Hal ini di perkuat oleh
22
Notoatmodjo (2003) bahwa pengalaman merupakan guru yang baik untuk memperoleh
pengetahuan.
Berdasarkan anlisa dan interpretasi data dapat diketahui bahwa sebagian besar
berpengetahuan cukup yaitu 13 responden (43.33%), kurang dari 50% berpengetahuan
kurang 8 responden (26.67%), 5 responden (16.67%) berpengetahuan baik dan 4
responden (13.33) berpengetahuan tidak baik.
Berdasarkan uraian diatas, semakin tinggi pendidikan maka semakin baik pula
dalam mengaplikasikan materi dalam perkembangan anak yang diperoleh. Responden
yang berpendidikan tinggi akan lebih baik dalam keaktifan membawa anak untuk
mendapat imunisasi dibandingkan dengan responden yang berpendidikan rendah dan
tidak pernah mendapatkan informasi.
23
BAB 6
6.1 SIMPULAN
Dari hasil penelitian diketahui bahwa pengetahuan ibu balita tentang imunisasi
dasar lengkap pada bayi di Puskesmas Samadua Samadua sebagian besar
berpengetahuan cukup yaitu 16 responden (53,33%).
6.2 SARAN
24