Anda di halaman 1dari 16

MATERI ‘’TAHAPAN PERIZINAN TAMBANG’’

MATERI ‘’DESAIN DAN PERENCANAAN EKSPLORASI’’

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, pekerjaan eksplorasi dilakukan dengan tujuan untuk
mendapatkan data mengenai endapan (bentuk, penyebaran, letak, posisi, kadar/kualitas, jumlah
endapan, serta kondisi-kondisi geologi). Pekerjaan eksplorasi ini harus telah selesai dilakukan sebelum
memasuki tahapan perencanaan penambangan.

Pentahapan-pentahapan kegiatan dalam suatu industri pertambangan (mulai dari eksplorasi,


penambangan, s/d pengolahan) perlu dilakukan dan sebaiknya saling berkesinambungan, karena industri
pengelolaan pertambangan ini mempunyai sifat-sifat, antara lain :
 mempunyai resiko tinggi,
 memerlukan modal yang besar,
 teknologi yang tidak sederhana,
 serta memerlukan pengelolaan yang baik.

Sifat-sifat tersebut muncul akibat faktor-faktor kondisi endapan dan lingkungan, antara lain :
 adanya ketidakpastian mengenai pengetahuan cadangan bahan tambangnya, baik mengenai
jumlah kadar atau kualitas, bentuk, serta letak dan posisi endapan,
 kondisi-kondisi geologi (sifat batuan, struktur, dan air tanah) endapan dan daerah sekitarnya,
 umumnya terletak pada daerah yang jauh dan relatif terpencil.

Secara umum aliran kegiatan industri pertambangan dimulai dengan tahapan prospeksi yang kemudian
dilanjutkan dengan eksplorasi. Tahapan ini mempunyai resiko yang sangat tinggi (high risk), karena
berhubungan dengan resiko geologi. Pada saat memasuki tahapan pre-studi kelayakan (prefeasibility
study) sampai dengan tahapan studi kelayakan (feasibility study), resiko kegagalan mulai diperkecil.

Kegiatan eksplorasi menurut UU No. 11 tahun 1967 berupa penyelidikan geologi pertambangan, yang
berarti suatu penerapan ilmu geologi terhadap operasi penambangan. Dasar suatu operasi
penambangan ialah kepastian geologi dan ekonomi tentang adanya suatu kuantitas (tonase atau volume)
bahan galian, yang disebut sebagai cadangan.

Kepastian dari segi ilmu geologi itu antara lain berkenaan dengan :

 keanekaragaman mineral yang ada dalam bahan galian,


 perubahan kandungan mineral bijih akibat struktur atau lingkungan geologi, dan
 kemungkinan geologinya adanya sejumlah cadangan lain di tempat sekitar letakan yang sudah
diketahui.

Sedangkan kepastian ekonomi, yang datanya berdampak terhadap ongkos penambangan, ditentukan
antara lain oleh dimensi-dimensi letakan bahan galian dipermukaan maupun bawah-permukaan, variasi
kuantitas terhadap kualitas, keanekaragaman sifat teknis batuan dan sifat aliran air-tanah, serta daya
dukung batuan terhadap limbah.
Komoditas sumberdaya alam umumnya dan khususnya komoditas sumberdaya mineral, merupakan
barang nyata yang dapat memenuhi segera permintaan pasar dan dapat diukur dengan nilai uang.
Sedangkan cadangan bijih atau mineral belum merupakan barang nyata, meskipun informasi cadangan
dalam prakteknya dapat diperdagangkan, dan tidak termasuk komoditas sumberdaya mineral. Sesudah
sumberdaya mineral diambil dari kedudukan alaminya, maka ia menjadi komoditas sumberdaya mineral.
Contoh komoditas sumberdaya mineral misalnya ialah logam aluminium, batubara bersih yang telah
ditambang.

Dalam pelaksanaannya, eksplorasi seperti disebut dalam UU tahun 1967 didahului oleh adanya suatu
kegiatan yang disebut sebagai Penyelidikan Umum. Penyelidikan umum ini disebutkan sebagai
penyelidikan secara geologi umum atau geofisika, di daratan, perairan, dan dari udara, segala sesuatu
dengan maksud untuk membuat peta geologi umum atau menetapkan tanda-tanda adanya bahan galian
pada umumnya. Adanya letakan bahan galian yang ditetapkan pada penyelidikan umum lebih lanjut
diteliti secara seksama pada tahap eksplorasi.

Istilah penyelidikan umum dalam UU tahun 1967 sama artinya dengan Prospeksi Mineral. Prospek
dalam bidang pertambangan berarti sesuatu yang memberi harapan yang dapat bermanfaat bagi
manusia. Secara fisik prospek ini umumnya merupakan sebagian dari letakan bahan galian, misalnya
mineralisasi yang muncul di permukaan bumi atau yang terdapat di bawah permukaan pada batas
daerah yang sedang ditambang. Keseluruhan bagian dari letakan bahan galian belum diketahui dengan
pasti karena belum diselidiki dengan lebih teliti. Itu sebabnya pada suatu prospek masih harus dilakukan
penyelidikan lagi dan ini berlangsung pada tahap eksplorasi.

Eksplorasi mineral itu tidak hanya berupa kegiatan sesudah penyelidikan umum itu secara positif
menemukan tanda-tanda adanya letakan bahan galian, tetapi pengertian eksplorasi itu merujuk kepada
seluruh urutan golongan besar pekerjaan yang terdiri dari :

 peninjauan (reconnaissance atau prospeksi atau penyelidikan umum) dengan tujuan mencari
prospek,
 penilaian ekonomi prospek yang telah diketemukan, dan
 tugas-tugas menetapkan bijih tambahan di suatu tambang.

Di Indonesia sendiri nama-mana dinas atau divisi suatu organisasi perusahaan, lembaga pemerintahan
serta penelitian memakai istilah eksplorasi untuk kegiatannya yang mencakup mulai dari mencari prospek
sampai menentukan besarnya cadangan mineral.

Sebaliknya ada beberapa negara, misalnya Perancis dan Uni Soviet (sebelum negara ini bubar) yang
menggunakan istilah eksplorasi untuk kegiatan mencari mineralisasi dan prospeksi untuk kegiatan
penilaian ekonomi suatu prospek (Peters, 1978). Selanjutnya istilah eksplorasi mineral yang dipakai
dalam buku ini berarti keseluruhan urutan kegiatan mulai mencari letak mineralisasi sampai menentukan
cadangan insitu hasil temuan mineralisasi. Selanjutnya istilah eksplorasi mineral yang dipakai dalam
buku ini berarti keseluruhan urutan kegiatan mulai dari mencari letak mineralisasi sampai menentukan
cadangan insitunya.
7.1 Pentahapan Dalam Perencanaan Kegiatan Eksplorasi
7.1.1 Tahap eksplorasi pendahuluan

Menurut White (1997), dalam tahap eksplorasi pendahuluan ini tingkat ketelitian yang diperlukan masih
kecil sehingga peta-peta yang digunakan dalam eksplorasi pendahuluan juga berskala kecil 1 : 50.000
sampai 1 : 25.000. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah :

A. Studi literatur

Dalam tahap ini, sebelum memilih lokasi-lokasi eksplorasi dilakukan studi terhadap data dan peta-peta
yang sudah ada (dari survei-survei terdahulu), catatan-catatan lama, laporan-laporan temuan dll, lalu
dipilih daerah yang akan disurvei.
Setelah pemilihan lokasi ditentukan langkah berikutnya, studi faktor-faktor geologi regional dan provinsi
metalografi dari peta geologi regional sangat penting untuk memilih daerah eksplorasi, karena
pembentukan endapan bahan galian dipengaruhi dan tergantung pada proses-proses geologi yang
pernah terjadi, dan tanda-tandanya dapat dilihat di lapangan.

B. Survei dan pemetaan

Jika peta dasar (peta topografi) dari daerah eksplorasi sudah tersedia, maka survei dan pemetaan
singkapan (outcrop) atau gejala geologi lainnya sudah dapat dimulai (peta topografi skala 1 : 50.000 atau
1 : 25.000). Tetapi jika belum ada, maka perlu dilakukan pemetaan topografi lebih dahulu. Kalau di
daerah tersebut sudah ada peta geologi, maka hal ini sangat menguntungkan, karena survei bisa
langsung ditujukan untuk mencari tanda-tanda endapan yang dicari (singkapan), melengkapi peta geologi
dan mengambil conto dari singkapan-singkapan yang penting.

Selain singkapan-singkapan batuan pembawa bahan galian atau batubara (sasaran langsung), yang
perlu juga diperhatikan adalah perubahan/batas batuan, orientasi lapisan batuan sedimen (jurus dan
kemiringan), orientasi sesar dan tanda-tanda lainnya. Hal-hal penting tersebut harus diplot pada peta
dasar dengan bantuan alat-alat seperti kompas geologi, inklinometer, altimeter, serta tanda-tanda alami
seperti bukit, lembah, belokan sungai, jalan, kampung, dll. Dengan demikian peta geologi dapat
dilengkapi atau dibuat baru (peta singkapan).

Tanda-tanda yang sudah diplot pada peta tersebut kemudian digabungkan dan dibuat penampang tegak
atau model penyebarannya (model geologi). Dengan model geologi hepatitik tersebut kemudian
dirancang pengambilan conto dengan cara acak, pembuatan sumur uji (test pit), pembuatan paritan
(trenching), dan jika diperlukan dilakukan pemboran. Lokasi-lokasi tersebut kemudian harus diplot
dengan tepat di peta (dengan bantuan alat ukur, teodolit, BTM, dll.).

Dari kegiatan ini akan dihasilkan model geologi, model penyebaran endapan, gambaran mengenai
cadangan geologi, kadar awal, dll. dipakai untuk menetapkan apakah daerah survei yang bersangkutan
memberikan harapan baik (prospek) atau tidak. Kalau daerah tersebut mempunyai prospek yang baik
maka dapat diteruskan dengan tahap eksplorasi selanjutnya.
7.1.2 Tahap eksplorasi detail

Setelah tahapan eksplorasi pendahuluan diketahui bahwa cadangan yang ada mempunyai prospek yang
baik, maka diteruskan dengan tahap eksplorasi detail (White, 1997). Kegiatan utama dalam tahap ini
adalah sampling dengan jarak yang lebih dekat (rapat), yaitu dengan memperbanyak sumur uji atau
lubang bor untuk mendapatkan data yang lebih teliti mengenai penyebaran dan ketebalan cadangan
(volume cadangan), penyebaran kadar/kualitas secara mendatar maupun tegak.

Dari sampling yang rapat tersebut dihasilkan cadangan terhitung dengan klasifikasi terukur, dengan
kesalahan yang kecil (<20%), sehingga dengan demikian perencanaan tambang yang dibuat menjadi
lebih teliti dan resiko dapat dihindarkan.

Pengetahuan atau data yang lebih akurat mengenai kedalaman, ketebalan, kemiringan, dan penyebaran
cadangan secara 3-Dimensi (panjang-lebar-tebal) serta data mengenai kekuatan batuan sampling,
kondisi air tanah, dan penyebaran struktur (kalau ada) akan sangat memudahkan perencanaan kemajuan
tambang, lebar/ukuran bahwa bukaan atau kemiringan lereng tambang. Juga penting untuk
merencanakan produksi bulanan/tahunan dan pemilihan peralatan tambang maupun prioritas bantu
lainnya.

7.1.3 Studi kelayakan

Pada tahap ini dibuat rencana peoduksi, rencana kemajuan tambang, metode penambangan,
perencanaan peralatan dan rencana investasi tambang. Dengan melakukan analisis ekonomi
berdasarkan model, biaya produksi penjualan dan pemasaran maka dapatlah diketahui apakah cadangan
bahan galian yang bersangkutan dapat ditambang dengan menguntungkan atau tidak.

7.2 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Kegiatan Eksplorasi

7.2.1 Tujuan eksplorasi

Tujuan kegiatan ekpslorasi antara lain untuk mengetahui :

 Melokalisasi suatu endapan bahan galian :


 eksplorasi pendahuluan/prospeksi dan
 eksplorasi detail.
 Endapan/bijih yang dicari : sulfida, timah, bauksit, nikel, emas/perak, minyak/gas bumi,
endapan golongan C, dll.
 Sifat tanah dan batuan :
 untuk penambangan,
 untuk konstruksi,
 dll.
7.2.2 Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan untuk mendapatkan data-data tentang :

 Peta dasar sudah tersedia/belum.


 Peta geologi/topografi (satelit, udara, darat).
 Analisis regional :
 Sejarah,
 struktur/tektonik, dan
 morfologi.
 Laporan-laporan penyelidikan terdahulu.
 Teori-teori dan metode-metode lapangan yang ada.
 Geografi :
 kesampaian daerah (desa/kota terdekat, transportasi),
 iklim/musim (cuaca, curah hujan/banjir),
 sifat angin, keadaan laut, gelombang, dll.,
 tumbuhan, binatang, dan
 komunikasi.
 Sosial budaya dan adat istiadat :
 sifat penduduk,
 kebiasaan,
 pengetahuan/pendidikan,
 mata pencaharian, dll.
 Hukum :
 pemilikan tanah,
 ganti rugi, dan
 perizinan.

7.2.3 Pemilihan metode

Metode eksplorasi yang digunakan umumnya dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :

 Cara tidak langsung :


 geofisika dan
 geokimia.
 Cara langsung :
 pemetaan langsung dan
 pemboran.
 Gabungan cara langsung dan tak langsung.
7.2.4 Pemilihan alat

Pemilihan alat tergantung pada hal-hal berikut :

 metode yang dipilih,


 keadaan lapangan,
 waktu,
 alat yang tersedia,
 biaya, dan
 ketelitian yang diinginkan.

7.2.5 Pemilihan anggota tim/tenaga ahli

Suatu tim kegiatan eksplorasi umumnya terdiri dari :

 ahli geologi,
 ahli geofisika,
 ahli geologi tambang,
 ahli geokimia,
 operator alat,
 dll.

7.2.6 Rencana biaya

Rencana biaya harus dipertimbangkan secara matang karena berkaitan dengan nilai investisasi yang
dilakukan, dan umumnya meliputi biaya pembukaan lahan untuk base camp, persiapan sarana dan
prasarana (peralatan), biaya operasional selama survei, renumerasi (penggajian), akomodasi dan
kebutuhan logistik, serta pajak.

7.2.7 Pemilihan waktu yang tepat

Waktu kegiatan juga harus ditentukan secara tepat, misalnya disesuaikan dengan kondisi iklim setempat
serta trend kondisi politik, ekonomi atau investasi saat itu. Tidak akan memungkinkan dilakukan suatu
kegiatan eksplorasi di suatu daerah yang sedang berkecamuk perang atau terdapat gangguan
keamanan.

7.2.8 Penyiapan peralatan/perbekalan

 peta dasar,
 alat surveying/ukur atau GPS (Global Positioning System),
 alat kerja :
 alat geofisika,  kompas,
 alat sampling,  meteran,
 palu,  kantong contoh,
 altimeter,  geochemical kit,
 alat bor,  dll.
 alat tulis,
 alat komunikasi,
 keperluan sehari-hari (makan-tidur-mandi, dll.), dan
 obat-obatan/P3K.

Setelah sampai di lapangan (lokasi), maka hal-hal yang harus diperhatikan (disiapkan) adalah :
 membuat base camp,
 mencek peralatan/perbekalan,
 melakukan quick survey di daerah penyelidikan, untuk menentukan langkah-langkah yang
lebih lanjut, serta
 melakukan evaluasi rencana dan perubahan-perubahan sesuai dengan keadaan
sebenarnya (bila perlu).

7.3 Pemilihan Metode Eksplorasi

Dalam pemilihan metode-metode yang akan digunakan, harus disesuaikan dengan jenis endapan yang
akan dicari. Adapun pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan pada masing-masing tahapan eksplorasi serta
pemilihan metode dapat digambarkan secara umum seperti terlihat pada Tabel 7.1.

Tabel 7.1 Tahapan eksplorasi dan metode yang digunakan sesuai dengan endapan mineral yang dicari
Tahapan Metode Jenis endapan
mineral
Pendahuluan Citra landsat semua
Sintesis regional semua

Survei Tinjau Foto udara semua


(Reconnaissance) Aeromagnetik logam dasar
Pemetaan geologi semua
Pengukuran penampang stratigrafi misalnya batubara
Stream sediment sampling logam dasar
Pendulangan mineral berat

Prospeksi umum Pemetaan geologi semua


Stream sediment sampling logam dasar
Pendulangan mineral berat
Gaya berat non-metalik
Seismik singenetik
Magnetik logam dasar
Rock sampling tertentu
semua
Tahapan Metode Jenis endapan
mineral

Prospeksi detail Pemetaan geologi semua


(Eksplorasi Uji sumuran semua
pendahuluan) Geolistrik (tahanan jenis, IP, SP, logam dasar
dll.) singenetik
Seismik refraksi/refleksi logam dasar
Detail magnetik tertentu
Soil sampling (geokimia) logam dasar
Rock sampling (geokimia) semua
Rock sampling (petrografi, alterasi) logam dasar, dll.

Eksplorasi detail Pengambilan conto sistematik semua


dengan: pemboran inti, sumur uji
atau dengan logging geofisika

7.4 Perencanaan Program Eksplorasi

Agar eksplorasi dapat dilaksanakan dengan efisien, ekonomis, dan tepat sasaran, maka diperlukan
perencanaan berdasarkan prinsip-prinsip dan konsep-konsep dasar eksplorasi sebelum program
eksplorasi tersebut dilaksanakan.

Prinsip-prinsip (konsep) dasar eksplorasi tersebut antara lain :

 Target eksplorasi
 jenis bahan galian (spesifikasi kualitas) dan
 pencarian model-model geologi yang sesuai.
 Pemodelan eksplorasi
 menggunakan model geologi regional untuk pemilihan daerah target eksplorasi,
 menentukan model geologi lokal berdasarkan keadaan lapangan, dan
mendiskripsikan petunjuk-petunjuk geologi yang akan dimanfaatkan, serta
 penentuan metode-metode eksplorasi yang akan dilaksanakan sesuai dengan
petunjuk geologi yang diperoleh.

Selain itu, perencanaan program eksplorasi tersebut harus memenuhi kaidah-kaidah dasar ekonomis dan
perancangan (desain) yaitu :

 Efektif ; penggunaan alat, individu, dan metode harus sesuai dengan keadaan geologi
endapan yang dicari.
 Efisien ; dengan menggunakan prinsip dasar ekonomi, yaitu dengan biaya serendah-
rendahnya untuk memperoleh hasil yang sebesar-besarnya.
 Cost-beneficial ; hasil yang diperoleh dapat dianggunkan (bankable).
Model geologi regional dapat dipelajari melalui salah satu konsep genesa bahan galian yaitu Mendala
Metalogenik, yaitu yang berkenaan dengan batuan sumber atau asosiasi batuan, proses-proses geologi
(tektonik, sedimentasi), serta waktu terbentuknya suatu endapan bahan galian.

Beberapa contoh kegiatan perencanaan eksplorasi :

1. Rencana pemetaan, mencakup ;

 perencanaan lintasan,
 perencanaan tenaga pendukung,
yang didasarkan pada keadaan geologi regional.

2. Rencana survei geofisika dan geokimia, mencakup ;

 perencanaan lintasan,
 perencanaan jarak/interval pengambilan data (sampling/record data),
yang didasarkan pada keadaan umum model badan bijih.

3. Perencanaan sampling melalui pembuatan paritan uji, sumuran uji, pemboran eksplorasi, yang
mencakup :

 jumlah paritan uji, sumuran uji, titik pemboran eksplorasi,


 interval/spasi antar paritan (lokasi),
 kedalaman/panjang sumuran/paritan, kedalaman lubang bor,
 keamanan (kerja dan lingkungan),
 interval/metode sampling, dan
 tenaga kerja

yang didasarkan pada proyeksi/interpretasi dari penyebaran singkapan endapan di permukaan.

4. Perencanaan pemboran inti, meliputi :

 target tubuh bijih yang akan ditembus,


 lokasi (berpengaruh pada kesampaian ke titik bor dan pemindahan (moving) alat),
 kondisi lokasi (berpengaruh pada sumber air, keamanan),
 kedalaman masing-masing lubang,
 jenis alat yang akan digunakan, termasuk spesifikasi,
 jumlah tenaga kerja,
 alat transportasi, dan
 jumlah (panjang) core box.

Sedapat mungkin, pada masing-masing perencanaan tersebut telah mengikutkan jumlah/besar anggaran
yang dibutuhkan.

Selain itu, prinsip dasar dalam penentuan jarak sedapat mungkin telah memenuhi beberapa faktor lain,
seperti :
 Grid density (interval/jarak) antar titik observasi. Semakin detail pekerjaan maka grid density
semakin kecil (interval/jarak) semakin rapat.
 Persyaratan pengelompokan hasil perhitungan cadangan/endapan. Contoh pada batubara ;
syarat jarak untuk klasifikasi terukur (measured)  400 m antar titik observasi.

Setiap tahapan/proses eksplorasi harus dapat memenuhi strategi pengelolaan suatu proyek/pekerjaan
eksplorasi, antara lain :

 memperkecil resiko kerugian,


 memungkinkan penghentian kegiatan sebelum meningkat pada tahapan selanjutnya jika
dinilai hasil yang diperoleh tidak menguntungkan ,
 setiap tahapan dapat melokalisir (menambah/mengurangi) daerah target sehingga
probabilitas memperoleh keuntungan lebih besar, dan
 memungkinkan penganggaran biaya eksplorasi per setiap tahapan untuk membantu dalam
pengambilan keputusan.

7.5 Pengelolaan Kegiatan Eksplorasi

Secara umum, suatu manajemen kegiatan eksplorasi telah meliputi beberapa hal berikut, antara lain :

 Jenis kegiatan.
 Operasi lapangan.
 Layanan pendukung.
 Layanan teknis, logistik, dan administrasi.
 Koordinasi, komunikasi, dan pengawasan.
 Analisis dan integrasi data hasil eksplorasi.
 Pengambilan keputusan.

Teori manajemen dapat diterapkan dalam kegiatan eksplorasi. Secara umum, dalam suatu program
penentuan yang mengarah ke eksplorasi harus dimulai dengan hipotesa pekerjaan, yang merupakan
rencana ulang pemilihan fakta-fakta dari beberapa observasi dan intepretasi dengan spekulasi dari
pengeluaran.

Syarat untuk perumusan hipotesis dari suatu penemuan (dalam hal ini endapan bahan galian) adalah
sebagai berikut :

 pengetahuan staf (pekerja) yang baik tentang keadaan/kontrol geologi suatu endapan,
 mempunyai wawasan dan imajinasi,
 mempunyai bakat intuisi,
 mempunyai keberanian,
 mempunyai keyakinan tentang penilaian hipotesis,
 kemampuan untuk berdiri sendiri.
Untuk mencapai kesuksesan dalam eksplorasi, maka urutan-urutan yang perlu diperhatikan oleh seorang
(badan) pengelola eksplorasi antara lain :

 penentuan tujuan jangka panjang yang realistik dan tidak bersifat subjektif,
 pendelegasian tanggung jawab pada masing-masing individu/tim,
 penciptaan suasana kerja yang produktif sehingga mampu merangsang munculnya inovasi-
inovasi dan penemuan-penemuan baru,
 pemastian adanya komunikasi yang baik, baik dari pusat kelapangan, atau dalam satu kerja
tim lapangan,
 penekanan dan proporsi yang baik dalam pengelolaan sumberdaya (manusia, uang, dan
waktu),
 membiasakan dalam peninjauan kembali keputusan sebelum memutuskan/membuat
keputusan akhir (final decission).
MATERI ‘’PERHITUNGAN EKONOMI _STUDI KELAYAKAN’’

Analisis Kelayakan Ekonomi Tambang

Suatu kajian analisis kelayakan ekonomi usaha pertambangan ini bertujuan untuk mengetahui
kelayakan usaha dan kemampuan investasi dalam memberikan keuntungan terhadap jumlah modal yang
ditanam dalam sebuah perusahaan yang bergerak dalam sektor pertambangan nikel.
Dalam analisis kelayakan ekonomi tambang yang digunakan pada penelitian ini menggunakan
kriteria-kriteria keuangan yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Pay Back
Period (PBP).
1. NPV (Net Present Value)
Metode NPV (Net Present Value) digunakan untuk menentukan nilai proyek berdasarkan arus kas
proyek tersebut, dengan demikian NPV dihitung sebagai perbedaan antara arus kas yang
dikeluarkan proyek dengan arus kas yang diterima oleh proyek. Nilai NPV diperhitungkan menjadi
nilai sekarang dengan menggunakan tingkat bunga tertentu. Jumlah NPV proyek yang
direncanakan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan:
NPV = nilai sekarang bersih
(C)t = aliran kas masuk tahun ke-t
(Co)t = aliran kas keluar tahun ke-t
n = umur investasi (tahun)
i = arus pengembalian (rate of return)
t = tahun
Hasil akhir analisis nilai NPV yang didapatkan pada pengolahan data dan
kemudian dijadikan suatu ketentuan sebagai berikut:
a. NPV > 0, investasi yang dilakukan memberikan keuntungan bagi perusahaan, proyek dapat
dijalankan.
b. NPV < 0, investasi yang dilakukan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan, proyek ditolak.
c. NPV = 0, investasi yang dilakukan tidak mengakibatkan perusahaan untung ataupun
kerugian, jika proyek dijalankan atau tidak dijalankan tidak berpengaruh pada keuangan
perusahaan.
2. IRR (Internal Rate of Return)
IRR (Internal Rate of Return) adalah tingkat suku bunga yang dapat membuat besarnya NPV
proyek sama dengan nol. Kriteria penilaian IRR yaitu, jika:
a. RR < IRR minimum dapat dikatakan bahwa usaha tersebut tidak menguntungkan.
b. IRR = IRR minimum, maka usaha komoditas tersebut layak impas.
c. RR > IRR minimum dapat dikatakan bahwa usaha komoditas tersebut
layak untuk diusahakan dan dapat memberikan keuntungan,
dirumuskan sebagai berikut ini:

Keterangan:
Bt = benefit tahun ke-t
Ct = biaya tahun ke-t
T = tahun
n = umur proyek
Atau dengan cara interpolasi yaitu:
(i) Masukan satu nilai i yang cukup rendah sehingga nilai NPV positif.
(ii) Masukan satu nilai i yang cukup tinggi sehingga nilai NPV negatif.
(iii) interpolasi linier

Perhitungan IRR minimum dengan metode WACC (Weighted average cost of capital) merupakan
salah satu jenis discount rate dengan mempertimbangkan cost of equity dan cost of debt
perusahaan berdasarkan rasio debt-equity. Komponen WACC adalah sebagai berikut:
(a) Komposisi pinjaman
Komposisi hutang adalah peminjaman modal sebagai sumber dana pembiayaan proyek
yang akan dilakukan
(b) Komposisi modal
Komposisi modal adalah sumber dana pembiayaan proyek dari perusahaan sendiri.
(c) Biaya Modal (Cost of equity)
Cost of equity merupakan tingkat kembalian minimum yang secara teoritis mampu diberikan
perusahaan kepada pemilik saham. Cost of equity diberikan sebagai kompensasi resiko
yang bersedia diambil oleh investor untuk menanamkan modal ke perusahaan. dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

Keterangan:
Ke = Cost of Equity
Rf = Risk Free Rate
Rc = Country Risk Premium
Β = Equity Beta
EMRP = Equity Market Risk Premium

(d) Rf (Risk Free Rate)


Risk free rate merupakan tingkat pengembalian bebas resiko atau
tingkat pengembalian yang diketahui secara pasti oleh para investor.
(e) Rc (Country Risk Premium)
Investasi di negara berkembang lebih beresiko dibandingkan dengan investasi di negara
maju, hal ini disebabkan karena Negara berkembang memiliki dasar perekonomian yang
lebih lemah dibandingkan dengan negara maju. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat kredit
yang lebih rendah serta tingkat pinjaman luar negeri yang lebih tinggi pada negara
berkembang. Perbedaan incremental dalam biaya pinjaman antara negara berkembang dan
negara maju disebut dengan country risk premium dan dapat ditentukan dengan resiko dasar
yang dikenakan pada pinjaman di negara tersebut.
(f) β (Equity Beta)
β adalah ukuran dari hubungan paralel dari sebuah saham biasa dengan seluruh tren dalam
pasar saham. Bila β > 1,00 artinya saham cenderung naik dan turun lebih tinggi daripada
pasar. β < 1,00 artinya saham cenderung naik dan turun lebih rendah daripada indeks pasar
secara umum (general market index). Bila nilai β sama dengan 1 yang artinya
kecenderungan kenaikan dan penurunan saham sebanding dengan indeks pasar secara
umum.
g) EMRP (Equity Market Risk Premium)
EMRP menunjukkan pengembalian tambahan dari risk free rate yang dibutuhkan investor
untuk melakukan investasi secara aman.
(h) Biaya Pinjaman (Cost of debt)
Biaya Pinjaman adalah tingkat pengembalian yang harus dilunasi oleh perusahaan terhadap
hutang-hutangnya.
Maka, perhitungan WACC dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:
E = Komposisi modal
D = Komposisi pinjaman
TC = Total modal + pinjaman
Ke = Cost of Equity
Kd = Cost of Debt

Sumber : Market-Risk-Premia.com
Gambar 3.9
Penentuan Risk Free Rate dan EMRP

Market-Risk-Premia.com merupakan bagian dari Fenebris.com yang merupakan konsultan


berasal dari Frankfurt, Jerman yang menyediakan jasa konsultan bagi perusahaan terhadap kondisi stock
market (harga saham untuk investasi). Berdasarkan gambar 3.9 diatas didapat nilai risk free rate yaitu
4,15% dan equity market risk premium yaitu 4,06%. Penentuan Country Risk Premium berdasarkan
penelitian (Aswath Damodaran, 2017) yang berisi peringkat obligasi terbaru dan spread default yang
sesuai untuk berbagai negara. Spread default merupakan selisih harga jual dan harga beli, dari nilai
spread default ini perusahaan pialang mendapatkan profit.
Peringkat obligasi dikeluarkan oleh lembaga yang secara khusus bertugas memberikan peringkat
atas semua obligasi yang diterbitkan perusahaan, dalam penelitian Aswath menggunakan standar
Moody’s Investor Service sebagai perusahaan yang bergerak dibidang pemberian peringkat suatu
obligasi yang digunakan dalam Pasar Modal Indonesia.
3. PBP (Payback Period)
PBP (Payback Period) merupakan penilaian investasi suatu proyek yang didasarkan kepada
pelunasan biaya investasi oleh net benefit dari proyek atau jangka waktu tercapainya net benefit
yang diperoleh sama dengan tingkat biaya investasi yang sudah dikeluarkan. Kriteria penilaian,
PBP ditentukan dengan menghitung waktu yang diperlukan agar akumulasi arus kas berubah dari
nilai negatif menjadi nilai positif, dan keuntungan dari investasi telah sama dengan biaya
investasi. Analisis terhadap metode Payback Periode dijelaskan sebagai berikut:
a. Metodenya sederhana dan perhitungannya mudah.
b. Dapat mengontrol dalam mempertimbangan tingkat resiko investasi. Investasi yang tingkat
resikonya tinggi harus mempunyai periode payback secepat mungkin untuk mengurangi
pengaruh resikonya.
c. Metode payback period dapat mengurangi lost opportunity risk pada perusahaan.
d. Metode payback period mempresentasikan titik pulang pokok. Proyek yang mempunyai umur
lebih lama dari periode paybacknya akan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
Sebaliknya proyek yang mempunyai umur lebih pendek dari periode paybacknya akan
merugikan perusahaan. Namun disamping keuntungan diatas, metode payback period
mempunyai beberapa kelemahan, diantaranya:
a) Tidak memperhitungkan nilai uang terhadap waktu.
b) Tidak memperhitungkan aliran kas setelah payback period tercapai. Untuk mengatasi
kelemahan dalam memperhitungkan nilai waktu terhadap uang dan mengikutsertakan laju
pengembalian bunga (interest rate) dalam perhitungannya, maka digunakan metode
discounted payback period. Secara matematis dinyatakan sebagai berikut:

Keterangan:
PBP = payback periode (tahun)
Ft = total aliran kas selama n periode
i = laju pengembalian bunga

3.10 Analisis Cash Flow


Cash Flow (Aliran Kas) adalah aliran pemasukan dan pengeluaran uang yang terjadi selama
periode operasi (Stermole & Stermole, 1987). Analisis aliran kas penting dilakukan untuk mengetahui
potensi pendapatan pada masa sekarang dan pada masa yang akan datang pada suatu kegiatan
pertambangan. Analisis Discounted Cash Flow (DCF) merupakan analisis yang berhubungan dengan
pendapatan atau keuntungan yang ditimbulkan karena adanya pembelanjaan dan atau investasi yang
memperhitungkan nilai waktu dari uang dan interest rate. Perhitungan aliran kas dilakukan untuk
menganalisis investasi selama umur proyek dengan dasar hitungan per tahun. Perhitungan dilakukan
dengan 48 mempertimbangkan aliran masuk tahunan dan aliran keluar tahunan. Aliran kas investasi
dapat bernilai negatif maupun positif.
Aliran kas perusahaan tambang biayanya bernilai negatif diawal proyek dan akan bernilai positif
pada masa produksi, namun tergantung pada jumlah produksi, harga bahan tambang, pasar dan situasi
ekonomi. Sedangkan pada masa akhir produksi aliran kas cenderung menurun sesuai dengan
berkurangnya cadangan dan produksi, bahkan bias pula negatif karena harus mengeluarkan biaya
reklamasi, biaya penutupan tambang dan biaya sosial lainnya.

3.11 Analisis Sensitivitas


Analisis sensitivitas merupakan suatu teknik untuk mengevaluasi dampak dari ketidakpastian
investasi dengan menentukan bagaimana tingkat profitabilitas akan bervariasi akibat perubahan
parameter sensitivitas. Hasil dari analisis sensitivitas adalah menentukan satu atau beberapa parameter
investasi yang secara signifikan berpengaruh terhadap keekonomian suatu proyek.
Parameter investasi yang menjadi parameter sensitivitas antara lain biaya penambangan, biaya
pengolahan, pendapatan, nilai tukar, suku bunga, inflasi, dan lain-lain. Tujuan dari analisis sensitivitas
yaitu sebagai berikut:
1. Menilai apa yang akan terjadi dengan hasil analisis kelayakan suatu kegiatan investasi atau bisnis
apabila terjadi perubahan didalam perhitungan biaya atau manfaat.
2. Analisis kelayakan suatu usaha ataupun bisnis perhitungan umumnya didasarkan pada proyeksi-
proyeksi yang mengandung ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi diwaktu yang akan
datang.
3. Analisis pasca kriteria investasi yang digunakan untuk melihat apa yang akan terjadi dengan
kondisi ekonomi dan hasil analisa bisnis jika terjadi perubahan atau ketidaktepatan dalam
perhitungan biaya atau manfaat.

Anda mungkin juga menyukai