Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN

NAPZA
A. LATAR BELAKANG
Fenomena penyalahgunaan zat mempunyai banyak implikasi untuk penelitian otak,
psikiatri klinis, dan masyarakat pada umumnya. Dinyatakan dengan sederhana, beberapa zat
dapat mempengaruhi keadaan mental yang dirasakan dari dalam (sebagai contohnya, mood)
maupun aktivitas yang dapat diobservasi dari luar (yaitu, perilaku). Sebetulnya NAPZA
banyak dipakai untuk kepentingan pengobatan, misalnya menenangkan pasien atau
mengurangi rasa sakit. Tetapi karena efeknya “enak” bagi pemakai, maka NAPZA kemudian
dipakai secara salah, yaitu bukan untuk pengobatan tetapi untuk mendapat rasa nikmat
Fenomena penyalahgunaan napza adalah fenomena ice berg (gunung es) artinya jumlah
penderita penyalahgunaan napza yang tampak dipermukaan lebih kecil dibanding dengan
yang tersembunyi (kasus yang tak nampak). Telah banyak usaha yang dilakukan oleh banyak
orang dan para ahli bahkan dari banyak negara tetapi korban penyalahgunaan napza masih
saja terus terjadi. Maraknya korban penyalahgunaan napza dibanyak tempat itu membuktikan
bahwa usaha yang dilakukan belum mampu mencegah penyalahgunaan napza itu secara
optimal.
Banyak hal dan banyak faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya penyalahgunaan
napza tersebut, oleh karena itu penyalahgunaan napza selalu bersifat multifaktorial. Tingginya
angka insidensi dan prevalensi penyalahgunaan napza, bukan hanya menjadi tanggung jawab
para dokter/psikiater saja dan bukan pula hanya menjadi fanggung jawab para penegak hukum
(polisi) tetapi harus menjadi tanggung jawab semua pihak. Masyarakat tidak boleh terlalu
permisif terhadap para pelaku penyalahgunaan napza tetapi harus lebih peduli terutama dalam
usaha pencegahannya. Dari survey organisasi kesehatan dunia (WHO) yang dilakukan pada
14 negara dapat diperlihatkan bahwa 24 % pengunjung fasilitas pelayanan kesehatan umum
menderita gangguan jiwa dan 6 % penderita penyalahgunaan Napza. Tidak pernah problem
yang berkaitan dengan penyalahgunaan napza itu berdiri sendiri. Hampir semua profesi
disiplin ilmu terlibat dalam usaha penanggulangan napza.
B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah dilaksanakan penyuluhan selama 30 menit peserta penyuluhan dapat mengetahui
tentang NAPZA dan Penyalahgunaannya.
b. Tujuan Khusus
Setelah dilaksanakan penyuluhan, pasiendan keluarga dapat menyebutkan:
1) Pengertian NAPZA
2) Jenis-Jenis NAPZA
3) Penyalahgunaan NAPZA
4) Tahapan Pemakaian NAPZA
5) Faktor Risiko Penyalahgunaan NAPZA
6) Dampak Penyalahgunaan NAPZA
7) Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA
8) Terapi dan Rehabilitasi

C. RENCANA KEGIATAN
a. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
b. Media
1. PPT
2. Leaflet
c. Materi
(terlampir)
d. Waktu dan Tempat
- Waktu : 23 November 2019
- Pukul : 09.00 WIB
- Tempat : Aula SMP Negeri 2
e. Penyuluh : dr. Afriyani, Evike Astriyani AMK, Herlin Eriza Amd.Keb
f. Sasaran : Siswa siswi SMP Negeri 2
g. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta

1 Pendahuluan 5 menit - Salam Pembuka - Menjawab Salam


- Menjelaskan tujuan penyuluhan - Mendengarkan dan
- Menyebutkan materi/pokok memperhatikan
bahasan
2 Pelaksanaan 15 menit Menjelaskan materi penyuluhan - Menyimak dan
secara berurutan dan teratur : memperhatikan materi

1. Pengertian NAPZA
2. Jenis-Jenis NAPZA
3. Penyalahgunaan NAPZA
4. Tahapan Pemakaian NAPZA
5. Faktor Risiko Penyalahgunaan
NAPZA
6. Dampak Penyalahgunaan
NAPZA
7. Pencegahan Penyalahgunaan
NAPZA
8. Terapi dan Rehabilitasi
3 Evaluasi 8 - Memberikan kesempatan kepada - Aktif bertanya dan menjawab
klien untuk bertanya pertanyaan
- Memberi kesempatan kepada
klien untuk menjawab pertanyaan
yang dilontarkan
4 Penutup 2 menit - Menyimpulkan materi yang - Menjawab salam
telah
disampaikan

- Menyampaikan terima kasih atas


perhatian dan waktu yang telah
diberikan
- Mengucapkan salam
SATUAN ACARA PENYULUHAN
NAPZA
A. LATAR BELAKANG
Fenomena penyalahgunaan zat mempunyai banyak implikasi untuk penelitian otak,
psikiatri klinis, dan masyarakat pada umumnya. Dinyatakan dengan sederhana, beberapa zat
dapat mempengaruhi keadaan mental yang dirasakan dari dalam (sebagai contohnya, mood)
maupun aktivitas yang dapat diobservasi dari luar (yaitu, perilaku). Sebetulnya NAPZA
banyak dipakai untuk kepentingan pengobatan, misalnya menenangkan pasien atau
mengurangi rasa sakit. Tetapi karena efeknya “enak” bagi pemakai, maka NAPZA kemudian
dipakai secara salah, yaitu bukan untuk pengobatan tetapi untuk mendapat rasa nikmat
Fenomena penyalahgunaan napza adalah fenomena ice berg (gunung es) artinya jumlah
penderita penyalahgunaan napza yang tampak dipermukaan lebih kecil dibanding dengan
yang tersembunyi (kasus yang tak nampak). Telah banyak usaha yang dilakukan oleh banyak
orang dan para ahli bahkan dari banyak negara tetapi korban penyalahgunaan napza masih
saja terus terjadi. Maraknya korban penyalahgunaan napza dibanyak tempat itu membuktikan
bahwa usaha yang dilakukan belum mampu mencegah penyalahgunaan napza itu secara
optimal.
Banyak hal dan banyak faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya penyalahgunaan
napza tersebut, oleh karena itu penyalahgunaan napza selalu bersifat multifaktorial. Tingginya
angka insidensi dan prevalensi penyalahgunaan napza, bukan hanya menjadi tanggung jawab
para dokter/psikiater saja dan bukan pula hanya menjadi fanggung jawab para penegak hukum
(polisi) tetapi harus menjadi tanggung jawab semua pihak. Masyarakat tidak boleh terlalu
permisif terhadap para pelaku penyalahgunaan napza tetapi harus lebih peduli terutama dalam
usaha pencegahannya. Dari survey organisasi kesehatan dunia (WHO) yang dilakukan pada
14 negara dapat diperlihatkan bahwa 24 % pengunjung fasilitas pelayanan kesehatan umum
menderita gangguan jiwa dan 6 % penderita penyalahgunaan Napza. Tidak pernah problem
yang berkaitan dengan penyalahgunaan napza itu berdiri sendiri. Hampir semua profesi
disiplin ilmu terlibat dalam usaha penanggulangan napza.
B. TUJUAN
c. Tujuan Umum
Setelah dilaksanakan penyuluhan selama 30 menit peserta penyuluhan dapat mengetahui
tentang NAPZA dan Penyalahgunaannya.
d. Tujuan Khusus
Setelah dilaksanakan penyuluhan, pasiendan keluarga dapat menyebutkan:
9) Pengertian NAPZA
10) Jenis-Jenis NAPZA
11) Penyalahgunaan NAPZA
12) Tahapan Pemakaian NAPZA
13) Faktor Risiko Penyalahgunaan NAPZA
14) Dampak Penyalahgunaan NAPZA
15) Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA
16) Terapi dan Rehabilitasi

C. RENCANA KEGIATAN
a) Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
b) Media
a) PPT
b) Leaflet
c) Materi
(terlampir)
d) Waktu dan Tempat
- Waktu : 21 November 2019
- Pukul : 13.00 WIB
- Tempat : Aula SMK Kesehatan Widya
e) Penyuluh : dr. Afriyani, Evike Astriyani AMK, Irham Hamidi AMK
f) Sasaran : Siswa siswi SMK Kesehatan Widya
g) Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta

1 Pendahuluan 5 menit - Salam Pembuka - Menjawab Salam


- Menjelaskan tujuan penyuluhan - Mendengarkan dan
- Menyebutkan materi/pokok memperhatikan
bahasan
2 Pelaksanaan 15 menit Menjelaskan materi penyuluhan - Menyimak dan
secara berurutan dan teratur : memperhatikan materi

1. Pengertian NAPZA
2. Jenis-Jenis NAPZA
3. Penyalahgunaan NAPZA
4. Tahapan Pemakaian
NAPZA
5. Faktor Risiko
Penyalahgunaan NAPZA
6. Dampak Penyalahgunaan
NAPZA
7. Pencegahan
Penyalahgunaan NAPZA
8. Terapi dan Rehabilitasi
3 Evaluasi 8 - Memberikan kesempatan kepada - Aktif bertanya dan menjawab
klien untuk bertanya pertanyaan
- Memberi kesempatan kepada
klien untuk menjawab pertanyaan
yang dilontarkan
4 Penutup 2 menit - Menyimpulkan materi yang - Menjawab salam
telah
disampaikan

- Menyampaikan terima kasih atas


perhatian dan waktu yang telah
diberikan
- Mengucapkan salam

Anda mungkin juga menyukai