PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Skizofrenia merupakan gangguan mental yang sangat berat. Gangguan ini ditandai
dengan gejala-gejala positif seperti pembicaraan yang kacau, delusi, halusinasi, gangguan
kognitif, dan persepsi, dan gejala-gejala lainnya. Gejala skizofrenia ini akan menyebabkan
pasien skizofrenia mengalami penurunan fungsi ataupun ketidakmampuan dalam menjalani
hidupnya, sangat terhambat produktivitasnya dan nyaris terputus relasinya dengan orang lain.
Prevelensi penderita skizofrenia di Indonesia adalah 0,3 – 1 persen dan biasanya timbul
pada usia sekitar 18 – 45 tahun, namun ada juga yang berusia lebih dini. Skizofrenia adalah
gangguan mental yang cukup luas dialami di Indonesia, dimana sekitar 99% pasien rumah
sakit jiwa di Indonesia adalah penderita Skizofrenia. Skizofrenia ini tidak hanya
menimbulkan penderitaan bagi penderitanya, tetapi juga bagi orang-orang terdekatnya.
Biasanya keluargalah yang terkena dampak hadirnya Skizofrenia di keluarga mereka.
Sehingga pengetahuan tentang skizofrenia dan pengenalan tentang gejala-gejala munculnya
skiofrenia oleh keluarga dan lingkungan sosialnya akan sangat membantu dalam pemberian
penanganan pasien penderita skizofrenia lebih dini sehingga akan mencegah berkembangnya
gangguan mental yang sangat berat ini.
Untuk halusinasi sendiri, Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam
membedakan rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien
memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang
nyata. Sebagai contoh klien mengatakan mendengar suara-suara padahal tidak ada orang yang
berbicara. Halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang nyata,
artinya klien menginteprestasikan sesuatu yang nyata tanpa stimulus/ rangsangan dari luar
(Direja.A.H.S, 2011).
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
A. Pengertian Halusinasi
1. Pengertian halusinasi secara umum
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang dialami
oleh pasien gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi berupa suara, penglihatan,
pengecapan, perabaan, atau penghidu tanpa stimulus nyata (Keliat dkk, 2011).
Halusinasi adalah pencerapan (persepsi) tanpa adanya rangsangan apapun
pada panca indra seseorang, yang terjadi pada keadaan sadar/bangun dasarnya
mungkin organic, fungsional, psikotik ataupun histerik (Sunaryo, 2004).
Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan
rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien memberi
persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang
nyata. Sebagai contoh klien mengatakan mendengar suara-suara padahal tidak ada
orang yang berbicara. Halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa
stimulus yang nyata, artinya klien menginteprestasikan sesuatu yang nyata tanpa
stimulus/ rangsangan dari luar (Direja.A.H.S, 2011).
B. Penanganan halusinasi
1. Penanganan halusinasi secara umum
Jika dibiarkan terus menerus, tentu saja halusinasi menjadi hal yang
membahayakan bagi orang yang mengalaminnya. Berikut ini beberapa cara
mengatasi halusinasi yang bisa dilakukan, yaitu :
a. Memeriksa Suhu Tubuh
Banyak kasus dimana demam tinggi menjadi penyebab dari halusinasi,
terutama pada anak-anak dan lansia. Halusinasi biasanya sering terjadi pada
rentang lebih dari 38 derajat celcius. Sehingga jika anda mengalami demam,
segera mungkin untuk memeriksa suhu tubuh anda. Jika suhu tubuh anda
mencapai rentang tersebut, segera mungkin untuk meminum obat pereda demam
yang banyak dijual di apotek terdekat. Selain itu, banyaklah minum air dan
ukurlah suhu tubuh anda dengan rutin.
d. Relaksasi
Cara lainnya yang bisa anda lakukan untuk mengatasi halusinasi adalah
dengan melakukan relaksasi. Cara ini terbilang efektif untuk meredakan tekanan
pada pikiran yang menjadi pemicu dari halusinasi. Relaksasi juga bisa
menenangkan kondisi fisik anda menjadi lebih relaks dari sebelumnya.
e. Perluaslah Pergaulan
Mulailah untuk memperluas pergaulan sosial anda. Dengan cara ini, anda
bisa banyak melakukan aktivitas bersama teman-teman anda dan akan membuat
anda terhindar dari penyebab-penyebab yang dapat membuat halusinasi tersebut
terjadi.
g. Mengalihkan Perhatian
Cara lainnya yang efektif untuk mengatasi halunisasi adalah dengan
mengalihkan perhatian dan fokus anda pada kegiatan-kegiatan yang lebih
menyenangkan dan bermanfaat, misalnya saja seperti mendengarkan musik,
melakukan hobi yang anda senangi, jalan sehat, dan masih banyak lainnya.
Dengan cara-cara tersebut akan sangat efektif membantu anda untuk mengurangi
tingkat keprahan halusinasi yang ada.
h. Memfokuskan Pikiran
Cobalah untuk memfokuskan pikiran anda, percayalah bahwa hal-hal yang
anda dengar dan rasakan merupakan sesuatu yang tidak nyata dan perlu anda
hindari. Jika anda sudah mampu melakukan hal tersebut, maka anda dapat
mengatur otak anda untuk mengendalikan halusinasi yang bisa saja terjadi.
m. Metode Metakognisi
Metode ini digunakan untuk mengatasi halusinasi dengan cara
menyadarkan pasien jika suara ataupun sentuhan yang dirasakan merupakan hal
yang tak nyata yang tidak harus dituruti bahkan jika perlu anda harus
menangkisnya. Anda bisa membuat list hal hal positif yang bisa anda lakukan
untuk menangkis rasa halusinasi yang anda alami.