Anda di halaman 1dari 31

Makalah

DISUSU OLEH :

LILI INTANA .S
NIM : 18172077P
PEMBIMBING :

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (PSIK)

UNIVERSITAS ABULYATAMA

ACEH BESAR

2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji sukur kami panjatkan kehairat ALLAH SWT, atas rahmat dan hidayah-NYA

sehingga proses penyusunan makalah ASUHANdapat diselesaikan. Sebab sebesar apapun

semangat dan keinginan seorang hamba untuk melakukan suatu pekerjaan itu tidak akan

tercapai, namun tanpa pertolongan dan hidayah-NYA, mustahil keinginan dan cita-citanya

dapat terwujud. Karena pada hakekatnya segala daya dan upaya hanya milik-NYA.

Karya tulis ini saya buat sebagai salah satu syarat pengurusan kenaikan pangkat.

Kami ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan

arahan kepada kami beserta keluarga yang selalu memberi support dan motivasi kepada saya,

sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan baik. Saya sangat sadar bahwa

makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu, kritik dan saran dari pembaca

sangat saya harapkan demi penyempurnaan karya tulis selanjutnya.

Banda Aceh, 5 Juli2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i


DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan ...........................................................................................
1.4 Metode Penulisa ...........................................................................................

BAB II KONSEP DASAR

2.1 Definisi ..........................................................................................................

2.2 Upaya Meningkatkan Keluarga Bahagia Pada Usia Pertengahan ................

2.3 Masalah Yang Biasa Ditemukan Oleh Keluarga Usia Pertengahan .............

2.4 Konsep Keperawatan ....................................................................................

2.5 tahap pengkajian ....................................................................................................

2.6 Tahap Diagnosa ............................................................................................

2.7 Tahap Intervensi/Tahap Perencanaan Tindakan Keperawatan Keluarga......

2.8Tahap Implementasi/Tahap Pelaksanaan Keperawatan Keluarga ..................

2.9 Tahap Evaluasi ......................................................................................................

BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Indentitas Umum Keluarga ...........................................................................


3.2 Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga ..............................................
3.3 Pengkajian lingkungan ..................................................................................
3.4 Struktur keluarga ...........................................................................................
3.5 Fungsi Keluarga ............................................................................................
3.6 Stress dan koping keluarga............................................................................
3.7 Harapan Keluarga .........................................................................................
3.8 Pemeriksaan Fisik ..........................................................................................

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ...................................................................................................


4.2 Saran ..............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan dengan

individu manusia.Keadaan yang harus disadari adalah setiap individu merupakan bagian dari

keluarga dan dikeluarga juga semua dapat diekspresikan.Asuhan keperawatan keluarga yaitu

suatu rangkaian kegitatan yang diberi via praktek keperawatan pada keluarga.Asuhan

keperawatan keluarga digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan

keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Agar pelayanan kesehatan

yang diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka perawat harus mengerti, memahami tipe

dan struktur keluarga, tahu tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya dan

perlu paham setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya.

Status sehat atau sakit dalam keluarga saling mempengaruhi satu sama lain. Suatu

penyakit dalam keluarga mempengaruhi seluruh keluarga dan sebaliknya mempengaruhi

jalanya suatu penyakit dan status kesehatan anggota keluarga. Keluarga cenderung dalam

pembuatan keputusan dan proses terapeutik pada setiap tahap sehat dan sakit pada para

anggota keluarga. Keluarga merupakan para anggota sebuah keluarga baiasanya hidup

bersama-sama dalam satu rumah tangga, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap

menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah tangga mereka.

Pada keluarga dewasa merupakan tahap dimana semua anak akan pergi atau keluar

meninggalkan rumah atau orang tuanya. Didalam kehidupan keluarga dewasa dimana orang

tuanya akan merasa banyak kehilangan karena perginya anak-anak dari rumah. Pada keluarga

ini juga terdapat berbagai masalah yang dialami oleh keluarga itu sendiri.Dan perawat sangat
berperan penting dalam memenuhi kebutuhan yang berkaitan dengan kesehatan kepada

keluarga.

Dari data yang sudah kami sajikan tentang keluarga pada dewasa pertengahan, maka

disini kelompok tertarik untuk membahas lebih spesifik tentang konsep dan asuhan

keperawatan keluarga pada dewasa pertengahan , agar dapat memenuhi kebutuhan akan

informasi yang mengenai kesejahteraan hidup dan khususnya kesehatan, yang nantinya akan

kami bahas secara rinci dan mendalam pada bab selanjutnya.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penulisan ini antara lain :

1. Bagaimana konsep tahap perkembangan keluarga dan tugas pada setiap tahap

2. Bagimana konsep teori asuhan keperawatan keluarga

3. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga dengan masalah hipertensi

padakeluarga dengan anak usia remaja.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Untuk memahami aplikasi konsep dasar asuhan keperawatan keluarga dewasa

pertengahan.

2. Tujuan khusus

a. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar keluarga.

b. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep keluarga dewasa.

c. Mahasiswa dapat menerapkan asuhan keperawatan keluarga dewasa.


C. Metode Penulisan

Dalam pembuatan makalah ini tim penulis menggunakan metode deskriptif yaitu

dengan mengumpulkan data-data yang diambil dari sumber buku perpustakaan dan internet,

diskusi kelompok, serta konsultasi dengan dosen pembimbing.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan dengan

individu manusia. Keadaan yang harus disadari adalah setiap individu merupakan bagian dari

keluarga dan dikeluarga juga semua dapat diekspresikan. Asuhan keperawatan keluarga yaitu

suatu rangkaian kegitatan yang diberi via praktek keperawatan pada keluarga.

Keluarga usia pertengahan merupakan salah satu tahap usia pertengahan bagi

orangtua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun

atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini biasanya dimulai ketika orang tua memasuki

usia45-55 tahun dan berakhir pada saat seorang pasangan pensiun.

Dari definisi tentang keluarga usia pertengahan diatas, dapat ditarik

kesimpulanbahwa keluarga usia pertengahan adalah keluarga yang usianya 40-60 tahun,

dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau

kematian salah satu pasangan didalam keluarga.

B. Upaya Meningkatkan Keluarga Bahagia Pada UsiaPertengahan

Sangat diperlukan pasangan suami istri agar mampu menjalani salah satu

periodeperkawinan tersebut dengan sukses untuk kemudian menuju usia lanjut, cukup banyak

pasangan yang merasakan ganjalan atau konflik, baik pada usia dewasa maupun periode

menjelang usia lanjut. Bila konflik itu dibiarkan, katanya, kemungkinan besar pasangan itu

menderita.

Konflik tersebut juga dapat mengakibatkan stres hingga akhirnya meninggal tanpa
kebahagiaan. Pada usia pertengahan ini juga, sebagian pasangan akan terus berjuang untuk

mengatasi konflik mereka, tetapi sebagian nya lagi akan tetap membiarkan terbengkalai tanpa

penyelesaian hingga meninggal. Inilah alasannya sehingga kita perlu mempelajari

lebihmendalam dan meluas mengenai perkembangan perkawinan, khususnya ditinjau dari

seksologi. Kita harapkan suami istri akan mampu menjalani periode ini dengan sukses untuk

menuju usia lanjut

Ada banyak faktor yang diperlukan pasangan suami istri untuk

mendapatkankebahagiaan pada usia pertengahan, salah satunya adalah faktor fisik. Karena

itu, tiap pasangan disarankan untuk memeriksakan kesehatannya kepada dokter secara teratur

sehingga ada keyakinan bahwa mereka tidak mengalami gangguan penyakit, seperti jantung

koroner, hipertensi, dan diabetes melitus.

Pola hidup yang baik, sesuai dengan aturan kesehatan dan kebahagiaan, pentinguntuk

dilakukan. Selain itu psikoseksual juga salah satu faktor penting untuk diperhatikan karena

pada usia menjelang lanjut, mereka sering jenuh dalam hubungan suami istri.

Ketertarikan yang dulu dirasakan besar belakangan menjadi dingin. Ini merupakan hal

pentingyang harus diketahui penyebabnya, apakah fisik, psikologis, atau seksual, hingga

kehangatan antara pasangan dapat dipulihkan.

Ada beberapa kebutuhan untuk meningkatkan kualitas keluarga pada usia pertengahan

ini, yaitu:

1. Pertahankan Kesehatan Individu dan Pasangan Usia Pertengahan

Dalam masa ini upaya untuk melaksanakan gaya hidup sehat menjadi lebih menonjol

bagi pasangan, meskipun kenyataanya bahwa mungkin mereka telah melakukan kebiasaan-

kebiasaan yang sifatnya merusak diri selama 45-64 tahun. Meskipun dapat dianjurkan
sekarang, karena “lebih baik sekarang dari pada tidak pernah” adalah selalu benar, agaknya

terlalu terlambat untuk mengembalikan begitu banyak perubahan-perubahan fisiologis yang

telah terjadi, seperti tekanan darah tinggi akibat kurangnya olahraga, stress yang

berkepanjangan, menurunnya kapasitas vital akibat merokok.

Motivasi utama orang usia pertengahan untuk memperbaiki gaya hidup merek adalah

karena adanya perasaan rentan terhadap penyakit yang dibangkitkan bila seorang teman atau

anggota keluarga mengalami masalah kesehatan yang serius. Selain takut, keyakinan bahwa

pemeriksaan yang teratur dan kebiasaan hidup yang sehat merupakan cara-cara yang efektif

untuk mengurangi kerentanan terhadap berbagai penyakit juga merupakan kekuatan

pendorong yang ampuh untuk meningkatkan kualitas hidup.

2. Hubungan Serasi Dan Memuaskan Dengan Anak- Anaknya Dan Sebayanya

Dengan menerima dan menyambut cucu-cucu mereka kedalam keluarga dan

meningkatkan hubungan antar generasi, tugas perkembangan ini mendatangkan penghargaan

yang tinggi (Duvall, 1977 dalam friedman , 1988, hal 131). Tugas perkembangan ini

memungkinkan pasangan usia pertengahan terus merasa seperti sebuah keluarga dan

mendatangkan kebahagiaan yang berasal dari posisi sebagai kakek-nenek tanpa tanggung

jawab sebagai orang tua selama 24 jam, karena umur harapan hidup meningkat, menjadi

seorang kakek-nenek secara khusus terjadi pada tahap siklus kehidupan ini (Sprey dan

Matthews, 1982, dalam Friedman, 1988, hal 132). Kakek nenek memberikan dukungan besar

kepada anak dan cucu mereka pada saat krisis dan membantu anak-anak mereka melalui

pemberian dorongan dan dukungan(Bengston dan Robertson, 1985, dalam Friendman, 1988,

hal 132).
Peran yang lebih probelamatik adalah yang berhubungan dengan dan membantu orang

tua lansia dan seringkali anggota keluarga besar lain yang lebih tua. 86% pasangan usia

pertengahan minimal memiliki satu orang tua masih hidup (Hagestad, 1988, dalam Friedman,

1988, hal 132). Jadi, tanggung jawab memberi perawatan bagi orang tua lansia yang lemah

dan sakit-sakitan merupakan pengalaman yang tidak asing.Banyak wanita yang merasa

berada dalam “himpitan generasi” dalam upaya mereka mengimbangi kebutuhan-kebutuhan

orang tua mereka yang berusia lanju, anak-anak, dan cucu-cucu mereka.Berbagai peran antar

generasi kelihatannya lebih bersifat ekslusif dikalangan minoritas seperti keluarga-keluarga

Asia dan Amerika Latin.

3. Meningkatkan Keakraban Pasangan Atau Hubungan Perkawinan

Dalam tahapan keluarga usia pertengahan, pasangan tersebut benar-benar sendirian

setelah bertahun-bertahun dikelilingi oleh anggota keluarga. Meskipun muncul sebagai

sambutan kelegahan, bagi kebanyak pasangan merupakan pengalaman yang menyulitkan

untuk berhubungan satu sama lain sebagai pasangan menikah dari pada sebagai orang tua.

Wright dan Leahey (1984, dalam Friedman, 1988, hal 132)menggambarkan tugas

perkembangan ini sebagai “reinvestasi identitas pasangan dengan perkembangan keinginan

independen yang terjadi secara bersamaan. Keseimbangan dependensi- indepedensi antara

pasangan perlu diuji kembali, seperti keinginan independen lebih besar dan juga perhatian

satu sama lain yang penuh arti.

Bagi pasangan yang mengalami masalah, tekanan hidup yang menurun dalam tahun-

tahun postparental tidak mendatangkan kebahagiaan perkawinan, melainkan menimbulkan

“kebohongan”.Menurut Kerckhoff (1976, dalam Friedman, 1988, hal 132), para konselor

perkawinan telah lama mengamati bahwa ketika timbul perselisihan dalam perkawinan
selama tahun-tahun pertengahan, seringkali berkaitan dengan jemunya ikatan, bukan karena

kualitas traumatiknya.Karakteristik umum dari masa ini, berkaitan dengan kepuasan diri

sendiri dan berada dalam kebahagiaan yang membosankan.

C. Masalah Yang Biasa Ditemukan Oleh Keluarga UsiaPertengahan

Menurut fridman (1998) pada fase ini, masalah kesehatan yang dapat terjadi

pada keluarga dewasa pertengahan yaitu :

1. Kebutuhan promosi kesehatan, istirahat yang tidak cukup, kegiatan waktu luang dan

tiduryang kurang, nutrisi yang tidak baik, program olahraga yang tidak teratur,

penguranganberat badan hingga berat badan yang optimum, berhenti merokok, berhenti

atau mengurangi penggunaan alkohol, pemeriksaan skrining kesehatan preventif.

2. Masalah-masalah hubungan perkawinan.

3. Komunikasi dan hubungan dengan anak-anak, ipar, dan cucu, dan orang tua yang

berusian lanjut.

4. Masalah yang berhubungan dengan perawatan : membantu perawatan orang tua yang

lanjut usia atau tidak mampu merawat diri.

D. Konsep Keperawatan

1. Tahap Pengkajian

Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat

mengambildata/informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang

dibinanya.Sumber informasi dari tahapan pengkajian dapat menggunakan metode :

a. Wawancara keluarga

b. Observasi fasilitas rumah

c. Pemeriksaan fisik terhadap anggota keluarga (head to toe)


d. Data sekunder, misalnya hasil laboratorium, hasil X-ray, PAP Smear dan sebagainya.

Hal2 yang perlu di kaji dalam keluarga adalah:

 Data Umum

 Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

 Pengkajian lingkungan

 Struktur Keluarga

 Fungsi Keluarga

a) Fungsi efektif

Hal yang perlu dikaji adalah gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki

dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga, terhadap anggota

keluargalainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan

bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.

b) Fungsi sosialisasi

Hal yang perlu dikaji adalah bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga,

sejauhmana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.

c) Fungsi perawatan kesehatan

Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan perlindungan serta merawat

anggota keluarga yang sakit, sejauh mana pengetahuankeluarga mengenai sehat-

sakit.

 Fungsi reproduksi

 Fungsi Ekonomi

 Stress dan Koping keluarga

 Pemeriksaan Fisik
 Harapan Keluarga

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas

kesehatan yang ada.

2. Tahap Diagnosa

a. Perumusan Diagnosa Keperawatan Keluarga

Tipologi dari diagnosa keperawatan keluarga terdiri dari:

1) Diagnosa Keperawatan Keluarga Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)

Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari

gangguankesehatan.

2) Diagnosa Keperawatan Keluarga Risiko (ancaman kesehatan)

Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan. Misalnyalingkungan

rumah yang kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat, stimulasi tumbuh kembang

yang tidak adekuat.

3) Diagnosa Keperawatan Keluarga Sejahtera/Potensial

Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatankeluarga

dapat di tingkatkan. Khusus untuk diagnosa keperawatan potensial (sejahtera) boleh

tidak menggunakan etiologi.

b. Menetukan Prioritas Masalah Keperawatan Keluarga (menurut Ballon dan Maglaya,

1978).
No Kriteria Skor Bobot

1. Sifat Masalah

Skala :

- Aktual (Tidak/Kurang sehat) 3

- Ancaman kesehatan 2 1

- Keadaan Sejahtera 1

2. Kemungkinal Masalah

Skala :

- Mudah

- Sebagai 2 2

- Tidak Dapat 1

3. Potensial Masalah untuk Dicegah

Skalah :

- Tinggi 3

- Cukup 2 1

- Rendah 1

4. Menonjolnya Masalah

Skala :

- Masalah berat harus segara ditangani 2

- Ada masalah, tapi tidak perlu ditangani 1 1

- Masalah tidak dirasakan 0


Skoring:

Tentukan skor untuk setiap kriteria.Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan

bobot.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas:

1) Kriteria 1:

Sifat masalah, bobot yang lebih berat diberikan pada tidak/kurang sehat karena yang

pertama memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari dan dirasakan oleh

keluarga.

2) Kriteria 2:

Kemungkinan masalah dapat diubah, perawat perlu memperhatikan terjangkaunya

faktor2 sebagai berikut:

 Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani

masalah.

 Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga.

 Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, ketrampilan dan waktu

 Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyarakat:

dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyarakat dan sokongan masyarakat.

3) Kriteria 3:

Potensial masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah:

 Kepelikan dari masalah, yang berhubungan dengan penyakit atau masalah .

 Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada

 Tindakan yang sedang di jalankan adalah tindakan2 yang tepat dalammemperbaiki

masalah.
 Adanya kelompok “high risk” atau kelompok yang sangat peka menambahpotensi

untuk mencegah masalah.

4) Kriteria 4:

 Menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimanakeluarga

melihat masalah kesehatan tersebut. Nilai Skor yang tertinggi yangterlebih dahulu

dilakukan intervensi keperawatan keluarga.

3. Tahap Intervensi/Tahap Perencanaan Tindakan Keperawatan Keluarga

Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan, yang mencakup

tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan kriteria dan standar. Kriteria dan

standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan

keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan.

4. Tahap Implementasi/Tahap Pelaksanaan Keperawatan Keluarga

Tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada keluarga berdasarkan perencanaan

mengenai diagnosa yang telah dibuat sebelumnya. Tindakan keperawatan terhadap

keluarga mencakup hal-hal dibawah ini:

1. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dankebutuhan

kesehatan dengan cara:

a. Memberikan informasi

b. Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan

c. Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah

d. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan cara:

1) Mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan

2) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga


3) Mendiskusikan tentang konsekuensi tipa tindakan

e. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit, dengan

cara:

1) Mendemonstrasikan cara perawatan

2) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah

3) Mengawasi keluarga melakukan perawatan

4) Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan

menjadi sehat, dengan cara:

- Menemukan sumber2 yang dapat digunakan keluarga

- Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin

5) Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, dengan

cara:

- Mengenakan fasilitas kesehatan yang ada

- Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.

5. Tahap Evaluasi

Sesuai dengan rencana tindakan yang telah di berikan, dilakukan penilaian untuk

melihat keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil perlu disusun rencana baru yang

sesuai.Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilaksanakan dalam satu kali

kunjungan ke keluarga.Untuk dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu dan

kesediaan keluarga.

Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional:

a) Sadalah hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjektif setelah dilakukan

intervensi keperawatan, misalnya : keluarga mengatakan nyerinya berkurang.


b) O adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan

intervensi keperawatan, misalnya : BB naik 1 kg dalam 1 bulan.

c)A adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada tujuan yang

terkait dengan diagnosis.

d) P adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga pada

tahapan evaluasi.

Tahapan Evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatifadalah

evaluasi yang di lakukan selama proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi sumatif

adalah evaluasi akhir.


BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. INDENTITAS UMUM KELUARGA

1. Identitas kepala keluarga

Nama : Tn. H

Umur : 57 tahun

Agama : Islam

Suku : Aceh

Pendidikan : S-1

Perkerjaan : Pensiun

2. Komposisi keluarga

a. Tn. H, Laki-laki 57 tahun merupakan suami dan telah pensiun. Pendidikan terakhir Tn.

H adalah sarjana.

b. Ny .T, perempuan 52 tahun merupakan Istri dan seorang ibu rumah tangga.Pendidikan

terakhir SMA.

3. Genogram
Ket :

Perempuan :

Laki – laki :

4. Tipe keluarga

a. Jenis keluarga : keluarga “The nuclear family”

b. Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut : keluarga mengatakan sering merasa sakit

-sakitan dan merasa kesepian karena hanya tinggal suami isteri.

5. Agama Dan Kepercayaan Yang Mempengaruhi Kesehatan

Agama Tn. H adalah Islam, dan begitu pula dengan Ny.T. Tn. H dan Ny. T

Mengatakan selalu berusaha untuk memenuhi shalat lima waktu dan mereka selalu berjamaah

di rumah kecuali jika Tn. H tidak ada dirumah, dan begitu juga dengan Ny. T jika Ny. T pergi

pengajian, mereka melakukan shalat sendiri-sendiri.

7. Status Sosial Ekonomi Keluarga

a. Anggota yang keluarga yang mencari nafkah :

Tn.H merupakan pensiuanan PNS

b. Penghasilan : lebih kurang Rp.2.500.000

8. Aktivitas Rekreasi Keluarga

Keluarga mengatakan hanya dirumah, karena biasanya kalau libur anak dan cucunya

berkunjung kerumahnya.Tetapi kadang – kadang juga pergi jalan kerumah anak dan keluarga.

B. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini termasuk dalam tahap perkembangan usia

dewasa pertengahan, dan anak – anak mereka sudahmeninggalkan mereka dari rumah.

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya adalah

memepertahankan kesehatan, karena keluarga cemas ketika salah satunya sakit.

3. Riwayat kesehatan keluarga inti

a Riwayat kesehatan keluarga saat ini :

Ny. T mengatakan pernah mengalami sakit usus buntu dan sekarang sudah

dioperasi.Tn. H mengatakan selama ini megalami sesak napas, dan kadang –kadang

sering kambuh.

b. Riwayat penyakit keturunan

Menurut keluarga tidak ada keluarga yang memilki riwayat sakit yang sama dengan

mereka.

c. Riwayat kesehatan masing – masing anggota keluarg

-Ny. T( 52 Tahun ) mengatakan bahwa dia pernah mengalami usus buntu dan sudah

dioperasi.Klien mengatakan bahwa tekanan darahnya turun naik

Masalah kesehatan :

-Nyeriperut dan pusing

Tindakan yang telah dilakukan :

-Minum obat dan melakukan operasi dirumah sakit negeri.

d. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan : Menurut Tn. H dan Ny. T jika

dirinya sakit biasanya berobat di puskesmas.

e. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :


Ny. T : klien mengatakan bahwa dahulunya sakit usus buntu dan sudah dioperasi dan

klien mengatakan biasanya klien merasakan nyeri pada perut dan minum obat yang

dibelikan anaknya diapotek, klien mengatakan jika klien sakit biasa, dirinya hanya

berobat kepuskesmas.

C. Pengkajian lingkungan

1. Karakteristik rumah

a. Luas rumah : 7 x 12 meter

b. Type rumah : sederhana

c. Kepemilikan : pribadi

d. Jumlah dan ratio kamar/ruangan : 4 kamar tidur, ventilasi/jendela : Ada 10 ventilasi

yang terdapat di dalam rumah

e. Pemanfaatan ruangan : Ruang tamu, ruang tengah/ keluarga, dapur, wc, kamar tidur.

f. Septic tank : ada, letak dibelakang rumah berjarak 1 meter dari rumah

g. Sumber air minum :air gallon

h. Kamar Mandi/ WC : memiliki satu wc dan sekaligus kamar mandi

i. Sampah limbah RT : dibuang ditempat pembuangan sampah sejauh 100 meter

j. Kebersihan lingkungan : keadaan kebersihan lingkungan bersih karena kelurga

mengatakan jika tidak ada aktifitas selalu membersihan samping rumah.

k. Keadaan didalam rumah : rumah Tn. H tampak bersih dan rapi.

l. Keadaan diluar rumah : Halaman rumah Tn. H juga bersih dan rapi terbukti tidak ada

sampah yang berserakan, dipinggir rumah klien juga terdapat sumur yang kecil dan

sudah disemen rapi.

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


a. Kebiasaan : setiap bulan Ny. T melakukan pengajian dengan tetanga.

b. Aturan/kesepakatan : apabila ada orang baru atau tamu yang menginap wajib lapor

RT / RW

3. Mobilitas geografis keluarga : klien mengatakan dia hanya dirumah saja tetapi biasanya

jika ingin pergi, keluarga berkunjung kerumah anak dan keluarganya.

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat : keluarga mengatakan tiap

bulan klien ada melakukan kegiatan arisan keluarga dan pengajian dengan tetanga.

5. System pendukung keluarga : Saat ini dalam keluarga ada maslah dalam kesehatan,

hubungan satu anggota keluarga dengan yang lainnya cukup baik dan sudah terbiasa

saling pengertian.

D. Struktur keluarga

1.. Struktur kekuatan keluarga : Dalam pengambilan keputusan keluarga Tn. H dan Ny. T

selalu memutuskan secara bersama-sama dan memilih yang terbaik.Perbedaan-perbedaan

pendapat yang ada selalu bisa di atasi jika mereka bicara dengan baik- baik.

2. Struktur peran ( peran masing – masing anggota keluarga ) : Dalam keluarga Tn. H sebagai

kepala keluarga berkewajiban memipin keluarga dan dibantu Ny. T.

E. Fungsi keluarga

1. Fungsi Afektif : klien mengatakan selama ini klien antara suami istri saling tolong

menolong dan saling pengertian dan selalu komunikasi kepada anak –anak mereka.

2. Fungsi sosialisasi : klien mengatakan sampai sejauh ini baik dan hubungan dengan

keluarga besarnya mau pun kecil baik –baik saja. Hubungan keluarga dengan orang lain

pun baik, terutama tetangga-tetangga terdekat.

F. Stress dan koping keluarga


1. Stressor jangka pendek : klien mengatakan merasa kesepian karena dahulunya terasa

ramai dirumah tetapi sekarang hanya tinggal berdua saja.

2. Sressor jangka panjang : keluarga mengatakan cemas apa bila salah satu, suami atau istri

terlebih dahulu yang meninggal, akan sangat menyakitkan

3. Respons keluarga terhadap stressor : jika terdapat masalah selalu diselesaikan dengan

anak –anak juga.

4. Strategi koping : klien mengatakan itu memang waktu yang tepat, dimana anak sudah

menikah dan membangun rumah tangga sendiri.

H. Harapan keluarga

1. Terhadap masalah kesehatan : klien mengatakan mungkin ini masalah yang didapatkan

dimasakan lanjut usia.

2. Terhadap petugas kesehatan yang ada : klien mengatakan agar mahasiswa yang datang

bisa berbagi pengetahuan.

I. Pemeriksaan Fisik
1. Tn. H : Keadaan umum baik,
BB :85 kg
TB :165 cm
Kepala: Hitam tampak ubun disela – sela rambut dan agak keriting.Konjungtiva pink, sclera
pucat.penglihatan agak mulai menurun.
Leher : normal
Dada : normal
TD : 130/80 mmHg

N : 66 x/i

RR : 22x/i

Abdomen : normal
Genetalia : -

Eksremitas atas dan bawah : berfungsi dengan baik

2. Ny.T: Keadaan umum baik,

BB :52 kg
TB :150 cm
Kepala : normal
Leher : normal
Dada : normal
TD : 140/90 mmHg

N : 69 x/i

RR : 18x/i

Abdomen : normal

Genetalia : -

Eksremitas atas dan bawah : berfungsi dengan baik

I. Tipologi masalah kesehatan

Masalah Kesehatan:

Ancaman :

 Resiko kesepian

 Ketidakefetifan manajemen kesehatan diri.

Kurang atau tidak sehat: -

Defisit : -
j. Daftar Masalah Pengkajiaan Khusus Berdasarkan 5 Tugas Keluarga Dengan Diagnosa

Resiko Kesepian

1. Mengenal Masalah

 keluarga sudah bisa mengenal masalah

 Keluarga mengatakan biasanya merasa kesepian, keluarga meengatakan menelpon

atau melihat foto –foto anaknya.,

2. Mengambil keputusan yang tepat

 keluarga bermusyawarah untuk berkunjung kerumah anak cucu terdekat.

3.Merawat anggota keluarga yang sakit ataupun punya masalah

 Klien mengatakan biasanya kesepian kita saling bercerita.

4.Memodifikasi lingkungan

 Keluarga kadang – kadang merasa kesiapan karena hanya diam berdua saja

dirumah.

 Keluarga memasang foto anak- anak dan cucunya diruangan tamu dan kamarnya.

5.Memanfaatkan sarana kesehatan : -

k. Diagnosa Keperawatan Keluarga Prioritas

1. Resiko Kesepian berhubungan dengan kurang mengetahui tugas perkembangan dewasa

pertengahan

l. Rencana Keperawatan

Dx keperawatan :

Resiko Kesepian b.d Kurang mengetahui tugas perkembangan dewasa pertengahan

Intervensi Keperawatan:

Tujuan dan kriteria hasil :


Kesepian tidak terlalalu larut setelah dilakukan tindakan selama 3 X 45 menit.Dengan KH :

1. Klien mengatakan tidak terlalu sepi lagi.

2. keluarga mengatakan bahwa dirinya sudah mengerti tugas perkembangannya.

Tindakan keperawatan:

1. kaji faktor penyebab keluarga merasa kesepian.

2. beri informasi kepada keluarga tentang tugas perkembangan.

3. ajarkan klien cara – cara mengatasi kesepian.

4. ajak pasien untuk mengevaluasi kembali.

Rasional:

1. untuk memastikan faktor penyebab kesepian.

2. agar klien makin memahami tentang tugas perkembangan.

3. agar klien mampu mengatasi kesepian secara wajar.

4. untuk mengetahui kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesepian.


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat.Selain itu keluarga juga mempunyai

tahap perkembangan salah satunya keluarga dengan anak dewasa pertengahan. Kondisi

keluarga usia dewasa pertengahan berkisar antara usia 40-60 tahun dan anak terakhirnya telah

meninggalkan rumah atau sudah menikah. Tugas yang harus terpenuhi pada keluarga dengan

usia ini adalah mampu menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan,

mempertahankan hubungan-hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para orangtua

lansia dan anak-anak, memperkokoh hubungan perkawinan.

Peran perawat keluarga dengan anak usia dewasa pertengahan adalah pelayanan

kesehatan yang ditujukan pada keluarga sebagai suatu inti pelayanan untuk mewujudkan

keluarga sehat serta membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara

meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan

keluarga. Selain itu peran atau tugas perawat yang lain ialah sebagai pendidik, coordinator,

pelaksanaan, pengawas kesehatan, konsultan, kolaborasi, fasilitator, penemu kasus,

modifikasi lingkungan.

B. Saran

1. Perawat

Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan, hal pertama yang harus dilakukan

adalah membangun hubungan saling percaya dengan didasarkan sifat empati bukan
simpati, dan mengetahu tugas perkembangan keluarga khususnya keluarga dengan anak

usia dewasa pertengahan.

2. Keluarga

Keluarga memahami tugas perkembangan khususnya pada keluarga dengan usia

dewasa pertengahan dan mampu mengaplikasikannya terhadap keluarganya.


DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, wahit iqbal. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Buku 1. Jakarta : EGC

Mubarak, wahit iqbal. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Buku 2. Jakarta : EGC

Setiawati, santun. 2008. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Trans info media

M. Friedman, marilyn. 1998. Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC

8riedman. 1998.Buku Ajar Keperawatan Keluarga; Riset, Teori dan praktek" Edisi Kelima

Jakarta.FKUI

Jhonson, R dan Leni, 2010 Keperawatan KeluargaJogjakarta : Nuha Medika

Padila. 2012. Buku Ajar :Keperawatan KeluargaIogyakarta: Nuha Medika

Setiadi. 2008. Konsep &proses keperawatan KeluargaJogjakarta : Graha Ilmu

Sylvia A, Price& Loraraine M, Wilson. 2005.Potofisiologi Konsep Klinik Proses – proses

Penyakit Edisi 6. Volume 1

Anda mungkin juga menyukai