Tali Pusat Menumbung adalah keadaan tali pusat ada di samping atau di bawah bagian terbawah
janin. Meskipun merupakan komplikasi yang jarang – kurang dari 1 persen (0.3 sampai 0.6
persen) – tetapi artinya besar sekali oleh karena angka kematian janin yang tinggi dan bahaya
untuk ibu bertambah besar akibat tindakan operatif yang digunakan dalam penanganannya.
Penekanan tali pusat antara bagian terbawah janin dengan panggul ibu mengurangi atau
menghentikan aliran darah ke janin dan bila tidak dikoreksi akan menyebabkan kematian bayi.
Tali pusat menumbung. Ketuban pecah. Tali pusat menempati salah satu dari tiga kedudukan:
1. Terletak di samping bagian terbawah janin di PAP. Penumbungan yang tidak begitu nyata
seperti ini lebih sering dari yang umumnya diduga. Keadaan ini dapat menyebabkan kematian
bayi dalam persalinan tanpa meninggalkan bukti-bukti sedikitpun pada persalinan per vaginam.
2. Turun ke vagina.
ETIOLOGI
Bila bagian terbawah janin tidak menutup dan mengisi PAP dengan sempurna maka ada bahaya
terjadinya tali pusat menumbung. Risikonya lebih besar pada presentasi majemuk dan bila
ketuban pecah.
Etiologi fetal
1. Presentasi abnormal: Presentasi abnormal terdapat pada hampir setengah kasus-kasus tali
pusat menumbung. Oleh karena 95 persen presentasi adalah kepala. sebagian besar tali pusat
menumbung terjadi pada presentasi kepala. Meskipun demikian insidensi relatif yang paling
tinggi berturut-turut adalah sebagai berikut: (1) letak lintang; (2) presentasi bokong. terutama
bokong kaki; dan (3) presentasi kepala.
2. Prematuritas. Dua faktor memainkan peranan dalam kegagalan untuk mengisi PAP: (1) bagian
terbawah yang kecil, dan (2) seringnya kedudukan abnormal pada persalinan prematur. Kematian
janin tinggi. Salah satu sebabnya adalah karena bayi yang kecil tidak tahan terhadap trauma dan
anoksia. Sebab yang lain adalah keengganan melakukan ope-rasi besar pada ibu jika
kemungkinan untuk menyelamatkan bayinya hampir tidak ada.
4. Hydramnion. Ketika ketuban pecah, sejumlah besar cairan mengalir ke luar dan tali pusat
hanyut ke bawah.
1. Disproporsi kepala panggul: Disproporsi antara panggul dan bayi menyebabkan kepala tidak
dapat turun dan pecahnya ketuban dapat diikuti tali pusat menumbung.
2. Bagian terendah yang tinggi: Tertundanya penurunan kepala untuk sementara dapat terjadi
meskipun panggul normal, terutama pada multipara. Bila pada saat ini ketuban pecah maka tali
pusat dapat turun ke bawah.
1. Tali pusat yang panjang: Semakin panjang tali pusat maka semakin mudah menumbung.
2. Placenta letak rendah: Jika plasenta terletak dekat cervix maka ia akan menghalangi
penurunan bagian terendah. Di samping itu insersi tali pusat lebih dekat cervix.
Etiologi iatrogenik:
1. Pemecahan ketuban secara artifisial. Bila kepala masih tinggi, atau bila ada presentasi
abnormal maka pemecahan ketuban dapat diikuti dengan tali pusat menumbung.
2. Pembebasan kepala dari PAP. Kepala dinaikkan ke atas panggul untuk mempermudah putaran
paksi.
4. Versi ekstraksi.
Diagnosis tali pusat menumbung dibuat dengan dua cara: (1) melihat tali pusat di luar vulva, dan
(2) meraba tali pusat pada pemeriksaan vaginal. Oleh karena kematian janin tinggi bila tali pusat
sudah keluar melalui introitus, harus dicari cara-cara untuk dapat menegakkan diagnosis lebih
awal.
PEMERIKSAAN VAGINAL
1. Jika terjadi gawat janin yang tidak diketahui sebabnya. dan terutama jika bagian terbawah
belum turun. Sayangnya mungkin gawat janin merupakan gejala yang akhir.
PROGNOSIS
Persalinan
Persalinan tidak terpengaruh oleh tali pusat menumbung.
Ibu
Bahaya untuk ibu hanya apabila dilakukan tindakan traumatik untuk menyelamatkan bayi.
Janin
Kematian perinatal tak dikoreksi sekitar 35 persen. Harapan untuk bayi tergantung pada derajat
dan lamanya kompresi tali pusat dan interval antara diagnosis dan kelahiran bayi. Nasib janin
tergantung pada faktor-faktor sebagai berikut:
1. Semakin balk keadaan janin pada waktu diagnosis dibuat, semakin besar harapan hidupnya.
Tali pusat yang berdenyut keras merupakan gejala yang balk dan sebaliknya tali pusat yang
berdenyut lemah berarti tidak balk.
2. Semakin cepat bayi dilahirkan setelah tali pusat turun ke bawah, semakin baik hasilnya.
3. Janin yang lebih tua utnur kehamilannya lebih besar pula kemampuannya bertahan terhadap
proses-proses traumatik.
4. Semakin kurang trauma pada kelahiran bayi, semakin baik prognosis untuk ibu dan anak.
5. Pembukaan cervix mungkin merupakan faktor yang terpenting. Jika pembukaan -Judah
lengkap pada waktu diagnosis dibuat maka akan banyak bayi yang dapat diselamatkan. Semakin
kecil pembukaan prognosisnya semakin jelek. Perkecualian untuk ini adalah jika dapat dilakukan
sectio caesarea dengan segera. dalam hal mana prognosisnya sama baik atau lebih balk pada
pembukaan cervix yang masih kecil.
6. Kematian janin bertambah dengan semakin panjangnya interval antara pecahnya ketuban dan
kelahiran bayi.
PENANGANAN TALI PUSAT MENUMBUNG
Tali pusat menumbung dibiarkan dan persalinan diteruskan pada keadaan-keadaan sebagai
berikut:
3. Bila janin masih sangat prematur sehingga tidak ada harapan untuk dapat hidup. Tidak ada
gunanya memberikan risiko pada ibu.
Usaha-usaha untuk mengurangi kompresi tali pusat dan memperbaiki keadaan janin adalah
sebagai berikut:
1. Penolong memasukkan satu tangan ke dalam vagina dan mendorong bagian terendah ke atas
menjauhi tali pusat. Pada waktu yang bersiumum dilakukan persiapan untuk menolong
persalinan.
2. Pasien diletakkan dalam sikap lutut-dada (knee chest) atau Trendelenburg, dengan pinggul di
atas dan kepala di bawah.
Jika pembukaan sudah lengkap dilakukan usaha-usaha untuk pelbagai presentasi sebagai berikut:
2. Presentasi kepala, kepala tinggi: versi ekstraksi. Cara ini mengandung bahaya terjadinya
ruptura uteri tetapi oleh karena ini merupakan usaha dalam keadaan putus asa untuk
menyelamatkan anak maka risiko tersebut harus diambil.
3. Presentasi bokong: Kedua kaki diturunkan dan bayi dilahirkan sebagai presentasi bokong kaki
secepat mungkin.
4. Letak lintang: Versi dalam menjadi presentasi kaki dan segera dilakukan ekstraksi.
1. Sectio caesarea merupakan pilihan utama selama bayinya cukup bulan dan dalam keadaan
baik. Nasib bayi pada sectio caesarea jauh lebih baik dibanding kelahiran dengan cara lain.
Bahaya untuk ibu juga sangat kurang dibanding dengan melahirkan bayi secara paksa pada
pembukaan yang belum lengkap. Sementara dilakukan persiapan operasi.
diadakan usaha-usaha untuk mengurangi kompresi tali pusat seperti tersebut di atas.
2. Reposisi tali pusat dapat dicoba jika tidak dapat dikerjakan sectio caesarea. Tali pusat dihawa
ke atas ke dalam uterus. sedang bagian terendah janin didorong ke bawah masuk panggul
kemudian ditahan. Kadang-kadang reposisi tali pusat berhasil tetapi umumnya kita kehilangan
banyak waktu yang berharga pada waktu melakukannya.
3. Jika usaha ini tidak berhasil. pasien dipertahankan dalam posisi Trendelenburg dengan harpan
tali pusat tidak tertekan sehingga bayi tetap dapat hidup sampai pembukaan menjadi cukup lebar
untuk memungkinkan lahirnya bayi.
4. Dilatasi cervix secara manual, insisi cervix, dan cara-cara lain untuk memaksakan pembukaan
cervix tidak akan pernah dapat diterima. Keberhasilannya kecil sedang risiko untuk ibu besar.
Profilaksis
Manipulasi obstetrik yang memungkinkan ketuban pecah prematur (seperti pemecahan ketuban
secara artifisial pada kepala yang belum turun atau pada adanya malpresentasi) dan yang
memperbesar insidensi tali pusat menumbung harus dihindari. Pasien-pasien yang ketubannya
pecah di rumah baik sebelum atau dalam persalinan harus dikirim ke rumah sakit.
Jenis lilitan tali pusat yang paling sering dijumpai adalah lilitan tali pusat sekitar leher anak. Dari
waktu ke waktu dijumpai lilitan tali pusat sebanyak empat kali dan pernah dilaporkan ada yang
sampai sembilan kali. Tali pusat dapat membentuk lilitan sekitar badan, bahu, dan tungkai atas
atau bawah. Keadaan ini dijumpai pada air ketuban yang berlebihan, tali pusat yang panjang, dan
bayi yang kecil.
Dalam kehamilan umumnya tidak timbul masalah. Kadang-kadang pada waktu janin turun dalam
persalinan lilitan menjadi cukup kencang sampai mengurangi aliran darah yang melalui tali pusat
dan mengakibatkan hipoksia janin.
Hanya kadang-kadang saja lilitan tali pusat menyebabkan kematian janin atau bayi baru lahir.
Tetapi pada kasus-kasus dengan lilitan tali pusat lehh sering dijumpai kelainan denyut jantung
janin, air ketuban yang bercampur mekonium dan bayi-bayi yang memerlukan resusitasi. Telah
dilaporkan nilai Apgar yang jauh Iebih rendah. Tidak pernah ada indikasi untuk melahirkan bayi
secara radikal atau tergesa-gesa pada kelainan-kelainan tali pusat selain tali pusat yang
menumbung.