DISUSUN OLEH :
Tn. D usia 35 tahun, pendidikan menengah pariwisata, bekerja sebagai penata rias alamat
Bekasi Jawa Barat. Pasien tinggal sendiri di kost Jakarta Selatan. Sebelum sakit pasien memiliki
kegiatan yang cukup padat, dari pagi sampai siang bekerja di salon kecantikan. Pasien tidak
menggunkaan alcohol dan narkotik suntik. Pasien pernah mengkonusmsi ekstasi lebih dari 1
tahun dan sudah berhenti setahun yang lalu sejak merasakan sakit. Pasien mengatakan bahwa ia
sering melakukan hubungan seks bebas sejenis.
Selama sakit dirumah, pasien tidak bekerja, pasien hanya tiduran saja. Kebiasaan
merokok berhenti. Dirumah sakit pasien duduk dan berjalan seperlunya karena cepat lelah.
Pasien masuk rumah sakit dalam rumahs akit (MRS) dengan keluhan utama muntah darah 2 hari
selama masuk rumah sakit bercampur makanan, darah merah segar ±1/2 gelas. Batuk – batuk
dengan sputum kuning kental. Terkadang sesak.
Pada pemeriksaan fisik diperoleh data tanda-tanda vital tekanan darah 110/70 mmHg,
nadi 80x/menit, frekuensi nafas 20x/menit, suhu 36,3 C, status general kepala dalam batas
normal (dbn), konjungtiva pucat, leher jvp 5-2 cmH2O, tidak terdapat pembesaran kelenjar getah
bening, telinga dbn, hidug dbn, tenggorokan dbn, terdapat kandidiasis oral, jantung dbn, paru
vesikuler, ronchi +/+, wheezing -/-, abdomen lemas, tahanan, ekstremitas tidak terdapat edema.
Aktivitas duduk, jalan perlahan ROM bebas, konsep diri arah positif. Secara psikologis
pasien dalam batas normal. Pasien tampak berbicara dengan pasien lain dan dengan perawat.
Pasien menggunakan O2 2 liter/menit. Pasien Nampak bernafas dalam dan panjang bila
beraktivitas.
Untuk minum pasien menggunakan air kemasan gelas dan botol, persedian cukup.
Asupan minum 1000 - 2000 ml perhari. Pasien mampu mengamil minum sendiri. Keadaan
rongga mulut kurang baik, tampak plak putih ( kandidiasis ) didinding rongga kanan dan kiri.
Pasien sering berkeringat. Pasien mendapatkan terapi, NaCl 0,9 % /jam Makan disediakan rumah
sakit dalam bentuk paket 1 porsi nasi lunak, buah, snack, telur, dan susu atau kacang hijau. Diit
1900 kkl. Pasien merasa mual pada bau makanan yang tajam, tidak nafsu makan. Berat badan
menurun 15 kg dalam 2 bulan.
Pasien diare ±5 x/hari, coklat, tidak terlalu banyak, berbau khas. Pasien tidak mengalami
masalah dalam berkemih. Pasien defekasi dan berkemih dikamar mandi.
Pasien mendapatkan obat anti jamur yang diberikan 2-3 tetes 3x/hari. New diatab 3x2
tablet. RHZE pada pemeriksaan thorax AP/PA di dapatkan kesan : Infiltrat kedua lapang paru.
Hasil laboratorium didapatkan jumlah T Helper (CD4+) 32.
3. Identifikasi infeksi oportunistik yang terjadi pada kasus HIV/AIDS diatas dan klasifikasikan
berdasarkan system organ yang terganggu.
: infeksi oportunitunistik pada kasus HIV/AIDS pada Tn.D yaitu :
1) infeksi pada saluran pencernaan atas tepatnya di rongga mulut (kandidiasis
oral( Candidiasis juga dikenal sebagai thrush, disebabkan oleh sejenis jamur umum (dan
biasanya tidak berbahaya( yang disebut Candida. Infeksi oportunistik ini termasuk
cukup umum, biasanya ditemukan pada pasien HIV dengan jumlah CD4 antara 200 dan
500 sel/mm3. Candida dapat mempengaruhi kulit, kuku, dan selaput lendir disekujur
tubuh, terutama di mulut dan vagina. Namun, candidiasis hanya dianggap sebagai Ol
ketika menginfeksi esofagus (saluran menelan( atau saluran pernapasan bawah, seperti
trakea dan bronkus (saluran bernapas(, atau jaringan paru – paru yang lebih dalam.
Gejala yang paling jelas adalah bintik atau bercak putih dilidah atau tenggorokan.
Thrush dapat diobati dengan obat antijamur yang diresepkan. Kebersihan oral yang baik
dan penggunaan obat kumur klorheksidin dapat membantu mencegah infeksi ini.
2) Infeksi pada saluran pernafasan ( trakea, esofagus, atau paru – paru (.
pada Tn.D ditandai dengan batuk – batuk dengan sputum kuning kental dan keluhan
muntah darah segar + ½ gelas.
4. Buat patofisiologi kasusu HIV/AIDS diatas secara lengkap.
Seks bebas dengan sesama
jenis melalui anal
Bernafas panjang dalam dan Merasa mual, tidak nafsu MK : Bersihanjalan nafas
panjang bila beraktivitas makan, BB menurun 15 kg tidak efektif
dalam 2 bulan
Tanggal/jam: -
keluarga yang dihubungi : -
telp : -
Masuk : dari rumah sendiri
Alat yang digunakan : … kursi roda … ambulan … brankar
Alasan masuk RS : muntah darah 2 hari SMPS bercampur makanan, darah merah segar +
½ gelas, batuk – batuk dengan sputum kuning kental, terkadang sesak.
Masuk RS terakhir … alasan …
Riwayat penyakit sekarang : HIV/AIDS
Riwayat pengobatan sebelumnya …
e. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : lemas
Perkusi :
Palpas :
Auskultasi :
suara peristaltik usus : …ada …tdk ada.
f. Musculoskletal
ROM : bebas
Keseimbangan : stabil
Menggenggam (kanan/kiri) : -
Kemampuan otot kaki : lemah ( cepat lelah )
Menggunakan :
4. Pola nutrisi
Diet khusus : 1900kkl
Anjuran diet sebelumnya : tidak
Nafsu makan : menurun
Mual : mual
BB turun 2 bulan terakhir : menurun 15 kg
Kesulitan menelan : ya
Riwayat masalah kulit / kesulitan penyembuhan : ya
5. Pola eliminasi
Kebiasaan BAB : + 5x/hari
Kebiasaan BAK : normal
Lakontinent :-
Penggunaan banatuan : tidak
8. Pola koping
Masalah utama selama masuk RS (keuangan, perawatan diri, lainnya) :
tidak ada
Kehilangan / perubahan yang terjadi sebelumnya : tidak
Takut terhadap kekerasan : tidak
Pandangan terhadap masa depan : optimis
V. Pemeriksaan Diagnostik
- Pemeriksaan laboratorium : jumlah T helper (CD4+) 32
- Pemeriksaan lain :
Thoraks : AP/PA didapatkan kesan : infiltrate dikedua lapang paru
Rontgen : -
EKG : -
Pengobatan : obat anti jamur 2 -3 tetes 3x/hari. New diatab 3 x 2 tablet
A. Diagnosa Keperawatan
Pengelompokan Data
DS :
Klien mengatakan sesak nafas,
Pasien merasa mual pada bau yang tajam dan tidak
nafsu makan
Klien mengatakan di rumah sakit hanya duduk dan
berjalan seperlunya karena cepat lelah.
DO :
Klien nampak bernafas dalam dan panjang bila
beraktivitas.
Pasien nampak menggunakan O2 2 liter/menit
BB klien menurun 15kg dalam 2 bulan
B. Rencana Pulang
Tunggal : tidak di ketahui
Keinginan tinggal setelah pulang : dirumah
Pelayanan kesehatan yang digunakan sebelumnya : -
Kendaraan yang digunakan saat pulang : tidak tahu
Antisipasi terhadap keuangan setelah pulang ? ya
Antisipasi masalah perawatan diri ? ya
Bantuan yang diperlukan setelah pulang ? tidak ada
Do :
Klien nampak bernafas
dalam dan panjang bila
beraktivitas.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI). Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat PPNI