Assalamualaikum wr.wb
Alhadulillahhirobbil alamin,wabihinasta’inu ala umuriddun ya waddin.wassholatu wassalam ala
asyrofil anbiya’i wal mursalim.sayyidina wa maulana mauhammadin ,wa’ala alihi washohbihi wabaril
wasallim ajmain,ammaba’du.
Dikisahkan bahwa malaikat maut (Izrail) bersahabat dengan Nabi Ya'kub AS. Suatu ketika Nabi Ya'kub
berkata kepada malaikat maut. "Aku menginginkan sesuatu yang harus kamu penuhi sebagai tanda
persaudaraan kita."
"Apakah itu?" tanya malaikat maut. "Jika ajalku telah dekat, beri tahu aku." Malaikat maut berkata,
"Baik aku akan memenuhi permintaanmu, aku tidak hanya akan mengirim satu utusanku, namun aku
akan mengirim dua atau tiga utusanku." Setelah mereka bersepakat, mereka kemudian berpisah.
Setelah beberapa lama, malaikat maut kembali menemui Nabi Ya'kub. Kemudian, Nabi Ya'kub
bertanya, "Wahai sahabatku, apakah engkau datang untuk berziarah atau untuk mencabut
nyawaku?"
"Aku datang untuk mencabut nyawamu." Jawab malaikat maut. "Lalu, mana ketiga utusanmu?"
tanya Nabi Ya'kub. "Sudah kukirim." Jawab malaikat, "Putihnya rambutmu setelah hitamnya,
lemahnya tubuhmu setelah kekarnya, dan bungkuknya badanmu setelah tegapnya. Wahai Ya'kub,
itulah utusanku untuk setiap bani Adam.
Kisah tersebut di atas mengingatkan tentang tiga tanda kematian yang akan selalu menemui kita,
yaitu memutihnya rambut; melemahnya fisik, dan bungkuknya badan. Jika ketiga atau salah satunya
sudah ada pada diri kita, itu berarti malaikat maut telah mengirimkan utusannya. Karena itu,
setiap Muslim hendaknya senantiasa mempersiapkan diri untuk menghadapi utusan tersebut.
Kematian adalah kepastian yang akan dialami oleh setiap manusia sebagaimana yang telah
ditegaskan dalam firman Allah SWT, "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati." (QS Ali Imran [3]:
185).
Karena itu, kita berharap agar saat menghadapi kematian dalam keadaan tunduk dan patuh kepada-
Nya. "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa
kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam." (QS Ali
Imran[3]:102).
Tidaklah terlalu penting kita akan mati, tapi yang terpenting adalah sejauh mana persiapan
menghadapi kematian itu. Rasulullah SAW mengingatkan agar kita bersegera untuk menyiapkan
bekal dengan beramal saleh. "Bersegeralah kamu beramal sebelum datang tujuh perkara:
kemiskinan yang memperdaya, kekayaan yang menyombongkan, sakit yang memayahkan, tua yang
melemahkan, kematian yang memutuskan, dajjal yang menyesatkan, dan kiamat yang sangat berat
dan menyusahkan." (HR`Tirmidzi).
Bekal adalah suatu persiapan, tanpa persiapan tentu akan kesulitan dalam mengarungi perjalanan
yang panjang dan melelahkan. Oleh karena itu, "Berbekallah, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah
takwa." (QS Al-Baqarah [2]: 197).
Kita sudah pahami bersama bahwa kita semua akan meninggalkan dunia ini, tdak ada
satupun manusia yanh hidup kekal di muka bumi ini karena Setiap yang bernyawa pasti akan
mengalami yang namanya mati, ِ( كلِ نَِ ْفسِ ذَائقَةِ ا ْل َم ْوتkul nafsin dza ikotul maut) “Tiap-tiap
yang bernyawa akan merasakan mati”.
Namun kematian itu, kita tidak bisa tahu kapan terjadinya akan menimpa dan menjemput
kita. Mungkin nanti ketika tua, atau 10 tahun lagi, atau 5 minggu lagi, atau 2 hari lagi, atau
bahkan saat ini pun kita dijemput malaikat maut, hanya Allah yang bisa menentukan!
Akankah kita menunggu tua untuk taubat, untuk benar-benar menjalankan perintah-Nya,
padahal tahu bahwa kematian itu bisa menjemput secara tiba-tiba, kapan saja, dimana saja,
dan tidak mentolerir siapa itu orangnya.
Kemudian setelah mati, apakah ada hari pembangkitan sebelum datangnya hari akhir yang
begitu dahsyatnya? Maka jawabnya,“Tentu ada” yaitu alam kubur atau sering disebut
dengan alam barzah.
Akankah disana mendapat kenikmatan, jika itu yang didapatkan sudah barang tentu Surga
yang akan didapatkan kelak. Tetapi sebaliknya jika siksa atau adzab kubur yang dirasakan
maka sudah menjadi kewajiban untuk masuk Neraka terlebih dahulu kelak. Namun apakah
mau menerima Neraka walaupun satu hari? Hanya orang-orang yang sudah tidak waras
mungkin yang mau menerimanya… Naudzubillah
Lalu apakah yang harus kita persiapkan untuk menyambut kematian ini??
Abu Hurairah bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda: "Apabila seseorang itu meninggal dunia
maka terputuslah amalannya kecuali dari tiga perkara, sedekah jariah, ilmu yang
dimanfaatkan dan anak yang soleh mendoakan untuknya."
Dari perkara yang telah disebutkan oleh rosul ini, sebelum ajal menemui kita nanti, maka
kali ini dan untuk selanjutnya kita harus benar-benar kita jalankan dengan sebaik mungkin.
1. Shodaqoh jariyah
Kata jariyah berasal dari jara yang artinya mengalir. Jadi sedekah jariyah adalah sedekah
yang mengalir pahalanya. Shodaqoh yang ada manfaatnya dimasyarakat umum. Ambil
contoh mendirikan masjid atau setidaknya tenaga kita untuk bisa membantu merenovasi
masjid jika dalam pembangunan, sehingga ketika masjid ini dipakai untuk kegiatan ibadah
maka kita akan kecipretan pahala kebaikan dari orang-orang tersebut. Dan banyak lagi
contoh yang lainnya.
Demikian yang bisa saya disampaikan, kurang lebihnya mohon di maafkan. Dan saya akhiri
dengan ucapan
wabillahi taufiq wal hidayah,wa barridho wal inayah
Summa Wassalammualaikum Wr.Wb