Anda di halaman 1dari 32

GIZI PADA IBU HAMIL

Riswani Sendana, Steven Ridwan

A. Pendahuluan

Nutrisi atau zat gizi adalah senyawa dari makanan yang digunakan tubuh

untuk fungsi fisiologis normal. Defenisi yang luas ini mencakup senyawa yang

digunakan langsung untuk produksi energi, yang membantu dalam

metabolisme (koenzim), untuk membangun struktur tubuh, atau untuk

membantu dalam fungsi sel tertentu. Suatu zat gizi sangat penting untuk

organisme dalam kelangsungan siklus hidup dan terlibat dalam fungsi

organisme.1

Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi

pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal pada

masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi

yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas

bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan

selama hamil.2

Nutrisi selama kehamilan adalah salah satu faktor penting dalam

pembentukan janin. Pola makan yang baik akan cukup menyediakan gizi yang

dibutuhkan untuk kesehatan selama kehamilan dan mengurangi risiko lahirnya

bayi cacat. Selain itu makanan yang baik akan membantu sistem pertahanan

tubuh ibu hamil terhadap terjadinya infeksi. Makanan yang baik juga akan

melindungi ibu hamil dari akibat buruk, zat – zat yang mungkin ditemui seperti

1
obat-obatan, toksin dan polutan. Asupan makanan selama hamil berbeda

dengan asupan sebelum masa kehamilan untuk memenuhi kebutuhan ibu dan

janin, berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG).3

Perkembangan sistem imun terjadi sejak janin masih berada didalam

kandungan ibu. Diet ibu selama kehamilan dapat mempengaruhi respons imun

dari janin dan resiko alergi selama masa kanak-kanak. Selama masa kehamilan

nutrisi didapatkan oleh janin melalui aliran darah plasenta, sehingga allergen

yang diinhalasi atau termakan ibu dapat terpapar ke janinnya dan menyebabkan

sensitisasi dini. Diet ibu yang tinggi n-6 polyunsaturated fatty acid (PUFA)

juga dapat meningkatkan resiko alergi karena sifat proinflamasinya, sedangkan

diet tinggi n-3 PUFA dan antioksidan dapat memproteksi terhadap asma dan

alergi.4

Gizi ibu hamil adalah makanan atau zat gizi (baik makro maupun mikro)

yang dibutuhkan oleh seorang ibu hamil baik pada trimester I, trimester II,

trimester III serta harus mencukupi jumlah yang dibutuhkan, mutu yang

dipenuhi dari kebutuhan sehari – hari sehingga janin yang dikandungnya dapat

tumbuh dengan baik serta tidak memiliki gangguan. Ibu yang hamil harus

memiliki gizi yang cukup, karena gizi yang didapat akan digunakan untuk

dirinya dan janinnya. Seorang ibu yang tidak memiliki ataupun kekurangan

gizi selama awal kehamilan, maka bayi yang dikandungnya akan menderita

kekurangan gizi.3

Salah satu cara untuk menilai kualitas bayi adalah dengan mengukur berat

bayi pada saat lahir. Seorang ibu hamil akan melahirkan bayi yang sehat bila

2
tingkat kesehatan dan gizinya berada pada kondisi yang baik. Namun sampai

saat ini masih banyak ibu yang hamil yang mengalami masalah gizi khususnya

gizi kurang seperti Kurang Energi Kronis (KEK) dan anemia (Depkes

RI,1996). Hasil SKRT 1995 menunjukkan bahwa 41% ibu hamil menderita

KEK dan 51% yang menderita anemia dan sebesar 50,9% mempunyai

kecenderungan melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).2

Ibu hamil yang menderita KEK dan anemia mempunyai risiko kesakitan

yang lebih besar terutama pada trimester III kehamilan dibandingkan dengan

ibu hamil normal. Akibatnya mereka mempunyai risiko yang lebih besar untuk

melahirkan bayi dengan BBLR, kematian saat persalinan, perdarahan dan

pascapersalinan yang sulit karena lemah dan mudah mengalami gangguan

kesehatan. Bayi yang dilahirkan dengan BBLR umumnya kurang mampu

meredam tekanan lingkungan yang baru, sehingga dapat berakibat pada

terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan, bahkan dapat mengganggu

kelangsungan hidupnya. Selain itu juga, akan meningkatkan risiko kesakitan

dan kematian bayi karena rentan terhadap infeksi saluran pernapasan bagian

bawah, gangguan belajar, masalah perilaku dan lain sebagainya. 2

B. Penilainan Status Gizi Ibu Hamil

Penilaian status gizi ibu hamil dilakakukan dengan pengukuran

Antropometri. Antropometri artinya ukuran tubuh manusia, berhubungan

dengan pengukuran dimensi tubuh dan komposisi dari berbagai tingkat umur

dan tingkat gizi. Pemeriksaan antropometri dilakukan dengan cara mengukur :4

3
1. Berat Badan

Ibu hamil harus memiliki berat badan yang sesuai dengan

bertambahnya umur kehamilan. Kenaikan berat badan yang ideal untuk

ibu gemuk adalah sekitar 7 kg dan 12,5 kg untuk ibu yang tidak gemuk.

Dalam 3 bulan pertama, berat badan ibu hamil akan naik sampai 2 kg

kemudian dinilai normal apabila berat badan naik 0,5 kg setiap

minggunya.5

2. Tinggi Badan

Pengukuran status gizi dengan tinggi badan biasanya tidak dilakukan

karena tinggi badan pada wanita hamil tidak dapat bertambah lagi. Namun

status gizi sebelum kehamilan dapat dilihat dengan mengukur tinggi badan

ibu hamil. Salah satu syarat status gizi ibu hamil yang baik adalah ibu

hamil memiliki tinggi badan minimal 145 cm.5

3. Indeks Massa Tubuh (IMT)

Indeks massa tubuh (IMT) merupakan metode yang biasa digunakan

untuk menentukan kondisi berat badan dan tinggi badan. Cara menghitung

IMT: 5

BB(kg)
IMT =
TB (m) x TB (m)

4. Lingkar Lengan Atas (LILA)

Ukuran LILA digunakan untuk skrining kekurangan energi kronis

yang digunakan untuk mendeteksi ibu hamil dengan risiko melahirkan

BBLR. Pengukuran LILA ditujukan untuk mengetahui apakah ibu hamil

atau wanita usia subur (WUS) menderita Kurang Energi Kronis (KEK).

4
Ambang batas LILA WUS dengan risiko KEK adalah 23.5 cm. Apabila

ukuran kurang dari 23.5 cm, artinya wanita tersebut mempunyai risiko

KEK, dan diperkirakan akan melahirkan berat bayi lahir rendah (BBLR).

Cara ukur pita LILA untuk mengukur lingkar lengan atas dilakukan pada

lengan kiri atau lengan yang tidak aktif. Pengukuran LILA dilakukan pada

pertengahan antara pangkal lengan atas dan ujung siku dalam ukuran cm

(centi meter). Kelebihannya mudah dilakukan dan waktunya cepat, alat

sederhana, murah dan mudah dibawa.6

Tabel 1. Penambahan berat badan selama kehamilan.7

Jaringan dan 10 20 30 40
cairan minggu minggu minggu minggu

Janin 5 300 1500 3400

Plasenta 20 170 430 650

Cairan amnion 30 350 750 800

Uterus 140 320 600 970

Mammae 45 180 360 405

Darah 100 600 1300 1450

Cairan ektraseluler 0 30 80 1480

Lemak 310 2050 3480 3345

Total 650 4000 8500 12500

5
C. Rekomendasi Penambahan Berat Badan Hamil

Kehamilan seringkali dihubungkan dengan penambahan berat badan.

Selama kehamilan sebaiknya berat badan bertambah lebih dari 8 kg yang

disebabkan oleh adanya fetus, plasenta, cairan amnion, dan adaptasi organ ibu

(uterus, payudara, volume darah). Penambahan berat badan yang kurang

menyebabkan cadangan adiposa dan protein ibu dimobilisasikan untuk

mempertahankan kehamilan. Perubahan metabolik pada tubuh ibu yang terjadi

seperti ketonemia, peningkatan eksresi nitrogen, dan penurunan

gluconeogenesis dari asam amino dapat berkurang bila asupan makanan ibu

berkurang, hal ini disebabkan adanya peningkatan resistensi insulin yang

terjadi. Ketonemia dan ketoneria yang terjadi dapat berhubungan dengan

pertumbuhan fetus dan perkembangan neurokognitifnya.8

Penambahan berat badan disarankan dinilai berdasarkan perubahan Indeks

Massa Tubuh (IMT) sebelum kehamilan. Hal ini disebabkan karena obesitas

dapat meningkatkan resiko terjadinya hipertensi gestasional, preeklamsia,

diabetes dalam kehamilan, makrosomia, section caesaria, dan komplikasi

lainnya. Ibu yang mengalami obesitas sebelum kehamilan memiliki rentang

penambahan berat badan yang lebih kecil dibandingkan yang normal.9

Tabel 2. Rekomendasi peningkatan berat badan selama kehamilan.8

IMT (kg/m2) Peningkatan Total Peningkatan Berat


Berat Badan (kg) Badan pada Trimester
II dan III (kg/minggu)
Underweight (<18.5) 12.5-18 0.51 (0.44-0.58)
Normal (18.5-24.9) 11.5-16 0.42 (0.35-0.50)
Overweight (25.0-29.9) 7-11.5 0.28 (0.23-0.33)
Obesitas (≥30.0) 5-9 0.22 (0.17-0.27)

6
Pada ibu yang mengandung janin kembar memiliki resiko yang lebih

tinggi terhadap terjadinya persalinan preterm, kecil masa kehamilan, dan adanya

restriksi pertumbuhan intrauterine. Maka ditetapkan peningkatan berat badan yang

berbeda dengan ibu yang mengandung satu janin.

Tabel 3. Rekomendasi peningkatan berat badan untuk kehamilan janin kembar.8

IMT (kg/m2) Peningkatan Berat Badan (kg)


Normal (18.5-24.9) 17-25
Overweight (25.0-29.9) 14-23
Obesitas (≥30.0) 11-19

D. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Nutrisi pada Ibu Hamil

Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk ibu

hamil. Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan

oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrient. Gizi ibu hamil

adalah makanan sehat dan seimbang yang harus dikonsumsi ibu selama masa

kehamilannya, dengan porsi dua kali makan orang yang tidak hamil. Beberapa

faktor yang mempengaruhi nutrisi ibu hamil adalah:10

1. Faktor Langsung

Nutrisi secara langsung dipengaruhi oleh asupan makanan dan

penyakit, khususnya penyakit infeksi. Faktor-faktor tersebut meliputi:

1) Keterbatasan ekonomi, yang berarti tidak mampu membeli bahan

makanan yang berkualitas baik, sehingga mengganggu pemenuhan

gizi.

7
2) Produk pangan, dimana jenis dan jumlah makanan di negara

tertentu atau daerah tertentu biasanya berkembang dari pangan

setempat untuk jangka waktu yang panjang sehingga menjadi

sebuah kebiasaan turun-temurun.

3) Sanitasi makanan (penyiapan, penyajian, penyimpanan) hendaknya

jangan sampai membuat kadar gizi yang terkandung dalam bahan

makanan menjadi tercemar atau tidak higienis dan mengandung

kuman penyakit.

4) Pembagian makanan dan pangan masyarakat Indonesia umumnya

masih dipengaruhi oleh adat atau tradisi. Misalnya, masih ada

kepercayaan bahwa ayah adalah orang yang harus diutamakan

dalam segala hal termasuk pembagian makanan keluarga.

5) Pengetahuan gizi yang kurang, prasangka buruk pada bahan

makanan tertentu, salah persepsi tentang kebutuhan dan nilai gizi

suatu makanan dapat mempengaruhi status gizi seseorang.

6) Pemenuhan makanan berdasarkan pada makanan kesukaan saja

akan berakibat pemenuhan gizi menurun atau berlebih.

7) Pantangan pada makanan tertentu, sehubungan dengan makanan

yang dipandang pantas atau tidak untuk dimakan. Tahayul dan

larangan yang beragam didasarkan pada kebudayaan daerah yang

berlainan. Misalnya, ada sebagian masyarakat yang masih percaya

ibu hamil tidak boleh makan ikan.

8
8) Selera makan juga akan mempengaruhi dalam pemenuhan

kebutuhan gizi. Selera makan dipicu oleh sistem tubuh (misal

dalam keadaan lapar) atau pun dipicu oleh pengolahan serta

penyajian makanan.

9) Suplemen makanan, ada beberapa suplemen makanan yang

biasanya diberikan untuk ibu hamil, antara lain:

a) Tablet Tambah Darah (TTD) yang mengandung zat besi (Fe)

yang dapat membantu pembentukan sel darah merah yang

berfungsi sebagai pengangkut oksigen dan zat nutrisi makanan

bagi ibu dan janin. TTD mengandung 200 mg ferro sulfat yang

setara dengan 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat.

Tablet Tambah Darah diminum satu tablet tiap hari di malam

hari selama 90 hari berturut-turut, karena pada sebagian ibu

yang hamil merasakan mual, muntah, nyeri pada lambung, diare,

dan susah buang air besar. Usaha lain untuk menambah asupan

zat besi adalah daging segar, ikan, telur, kacang - kacangan, dan

sayuran segar yang berwarna hijau tua.

b) Kalsium merupakan zat yang dibutuhkan untuk perkembangan

tulang dan gigi bayi, jika asupan kalsium kurang maka

kebutuhan kalsiun diambil dari tulang ibu. Kebutuhan akan

kalsium bagi ibu hamil adalah 950 mg tiap harinya. Asupan

Kalsium bisa didapat dari minum susu, ikan, udang, rumput laut,

9
keju, yoghurt, sereal, jus jeruk, ikan sarden, kacangkacangan,

biji-bijian, dan sayur yang berwarna hijau gelap.

c) Vitamin juga diperlukan untuk menjaga kesehatan ibu yang

hamil. Beberapa vitamin ibu hamil yang dibutuhkan adalah

vitamin C (80 mg) yang berfungsi untuk membantu penyerapan

zat besi, vitamin A (6000 IU), vitamin D (4 mcg). Vitamin ini

dapat diperoleh dari cabe merah, mangga, pepaya, wortel, ubi,

aprikot, dan tomat.

2. Faktor Tidak Langsung

1) Pendidikan keluarga. Faktor pendidikan dapat mempengaruhi

kemampuan menyerap pengetahuan tentang gizi yang diperolehnya

melalui berbagai informasi.

2) Faktor budaya. Masih ada kepercayaan untuk melarang memakan

makanan tertentu yang jika dipandang dari segi gizi, sebenarnya

sangat baik bagi ibu hamil.

3) Faktor fasilitas kesehatan. Fasilitas kesehatan sangat penting untuk

menyokong status kesehatan dan gizi ibu hamil, dimana sebagai

tempat masyarakat memperoleh informasi tentang gizi dan

informasi kesehatan lainnya, bukan hanya dari segi kuratif, tetapi

juga preventif dan rehabilitative.10

10
E. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil

Ibu hamil membutuhkan zat gizi yang lebih banyak dibandingkan dengan

keadaan tidak hamil. Hal ini disebabkan karena selain untuk ibu zat gizi

dibutuhkan bagi janin. Janin tumbuh dengan mengambil zat-zat gizi dari

makanan yang dikonsumsi oleh ibu dan dari simpanan zat gizi yang berada di

dalam tubuh ibu. Selama hamil seorang ibu harus menambah jumlah dan jenis

makanan yang dimakan untuk mencukupi kebutuhan pertumbuhan janin dan

kebutuhan ibu yang sedang mengandung janin serta untuk memproduksi ASI.

Oleh karena itu gizi seimbang untuk ibu hamil harus memenuhi kebutuhan gizi

untuk dirinya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan janin. Prinsip

pertama Gizi Seimbang yaitu mengkonsumsi anekaragam pangan secara

seimbang jumlah dan proporsinya tetap diterapkan.11

Bila makanan ibu sehari-hari tidak cukup mengandung zat gizi yang

dibutuhkan, seperti sel lemak ibu sebagai sumber kalori; zat besi dari simpanan

di dalam tubuh ibu sebagai sumber zat besi janin, maka janin akan mengambil

persediaan yang ada di dalam tubuh ibu. Demikian juga beberapa zat gizi

tertentu tidak disimpan di dalam tubuh seperti vitamin C dan vitamin B yang

banyak terdapat di dalam sayuran dan buah-buahan. Sehubungan hal tersebut,

ibu harus mempunyai status gizi yang baik sebelum hamil dan mengonsumsi

anekaragam pangan, baik proporsi maupun jumlahnya.11

Kenyataannya di Indonesia masih banyak ibu yang saat hamil mempunyai

status gizi kurang, misalnya kurus dan menderita anemia. Hal ini dapat

disebabkan karena asupan makanannya selama kehamilan tidak mencukupi

11
untuk kebutuhan dirinya sendiri dan janinnya. Selain itu kondisi ini dapat

diperburuk oleh beban kerja ibu hamil yang biasanya sama atau lebih berat

dibandingkan dengan saat sebelum hamil. Akibatnya, janin tidak mendapatkan

zat gizi yang dibutuhkan, sehingga mengganggu pertumbuhan dan

perkembangannya. 11

Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu

kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Bagi ibu

hamil, pada dasarnya semua zat gizi memerlukan tambahan, namun yang

sering kali menjadi kekurangan adalah energi protein dan beberapa mineral

seperti zat besi dan kalsium. 3

1. Zat Gizi Makro

a. Karbohidrat

Kebutuhan energi pada ibu hamil lebih banyak dibanding

kebutuhan energi ibu sebelum hamil. Pada ibu hamil trimester 1,

membutuhkan tambahan energi 180 kkal/ hari dari kebutuhan waktu

tidak hamil, sedangkan pada ibu hamil trimester 2 dan 3 membutuhkan

tambahan energi 300 kkal/hari. Energi yang diberikan tinggi berfungsi

untuk menyediakan energi yang cukup agar protein tidak dipecah

menjadi energi. Energi tersebut dibutuhkan untuk memenuhi

metabolisme basal ibu hamil yang meningkat. Pertambahan kalori ini

terutama dibutuhkan pada dua trimester terakhir selama kehamilan

untuk pertumbuhan janin, plasenta, jaringan payudara serta sebagai

12
cadangan lemak. Sumber energi dapat diperoleh dengan mengonsumsi

beras, jagung, singkong, kentang, ubi, gandum, sagu.5

Karbohidrat merupakan sumber utama untuk tambahan kalori yang

dibutuhkan selama kehamilan. Pertumbuhan dan perkembangan janin

selama dalam kandungan membutuhkan karbohidrat sebagai sumber

kalori utama. Pilihan yang dianjurkan adalah karbohidrat kompleks

seperti roti, serealia, nasi dan pasta. Selain mengandung vitamin dan

mineral, karbohidrat kompleks juga meningkatkan asupan serat yang

dianjurkan selama kehamilan untuk mencegah terjadinya konstipasi

atau sulit buang besar dan wasir.12

b. Protein

Protein diberikan tinggi untuk menunjang pembentukan sel – sel

baru bagi ibu dan bayi. Penambahan protein sebesar 10g/kg BB/hari.

Protein yang dikonsumsi sebaiknya yang mempunyai nilai biologis

tinggi, misalnya : daging, susu, telur, keju dan ikan. Protein juga

sebagai zat pembangun atau pembentuk jaringan baru dan membentuk

sistem kekebalan tubuh, dibutuhkan untuk pertumbuhan dan

perkembangan janin yaitu untuk membentuk otot, kulit rambut dan

kuku, pertumbuhan jaringan maternal seperti pertumbuhan jaringan

mammae ibu, pertambahan volume darah serta pertumbuhan jaringan

uterus.2,5

13
c. Lemak

Kebutuhan lemak ibu hamil setiap harinya membutuhkan

tambahan 6 g pada trimester 1 dan 10 g pada trimester 2 dan 3. Lemak

dibutuhkan untuk membentuk energi dan perkembangan sistem saraf

janin. Akumulasi lemak pada jaringan ibu terutama diperlukan sebagai

cadangan energi ibu. Lemak merupakan sumber tenaga yang vital dan

untuk pertumbuhan jaringan plasenta. Pada kehamilan yang normal,

kadar lemak dalam aliran darah akan meningkat pada akhir trimester III

ini berfungsi untuk mendukung persiapannya untuk menyusui setelah

bayi lahir. Lemak dapat juga berfungsi lain, sebagai pembawa vitamin

yang larut dalam lemak, serta fungsi – fungsi lainnya. Khusus mengenai

konsusmsi lemak, harus dipilih lemak yang banyak mengandung asam

lemak esensial yang sangat diperlukan oleh tubuh selama

kehamilan.2,5,12

Lemak memiliki peranan utama untuk menyediakan energi

metabolik, hasil dari matabolisme lemak dapat berupa asam lemak.

Asam lemak dapat dibagi menjadi asam lemak jenuh dan asam lemak

tak jenuh. Pertumbuhan janin didalam kandungan membutuhkan asam

lemak tak jenuh seperti Docosa Hexaenoic Acid (DHA) dan

Arakhidonat Acid (AA). AA dan DHA merupakan asam lemak rantai

panjang tak jenuh yang sangat penting yang berasal dari membaran

lipid dan sangat berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan janin

didalam kandungan.13

14
Asam dokosa heksaenoat atau lebih dikenal dengan DHA (docosa

hexaenoic acid) adalah asam lemak tidak jenuh ganda yang mempunyai

22 buah atom karbon dan 6 buah ikatan rangkap. Ikatan rangkap yang

pertama terletak pada atom karbon ketiga dari gugus metal terakhir,

oleh karena itu termasuk asam omega 3. DHA merupakan salah satu

asam lemak esensial yang dapat disintesis dari Asam Alpha Linolenat

(ALA) melalui proses elongasi dan desaturasi atau dapat diperoleh

langsung dalam bentuk DHA.14

Otak merupakan organ yang kaya akan lemak, jumlahnya

mencapai 60%. Sel saraf menerima zat makanan terutama lemak

dimana sebagian besar adalah Long Chain Poly Unsaturated Fatty Acid

(LC-PUFA), khususnya Docosa Hexaenoic Acid (DHA). DHA adalah

komponen terbesar dari LC-PUFA, banyak ditemukan pada sel otak dan

retina. Menurut nama kimia formal dari IUPAC, DHA mempunyai

nama kimia (4Z,7Z,10Z,13Z,16Z,19Z)docosa 4,7,10,13,16,19 hexanoid

acid, kemudian dialih bahasakan ke dalam bahasa Indonesia dengan

nama Asam dekosa heksanoat atau asam servonat atau asam lemak

esensial omega 3. DHA diproduksi dalam tubuh melalui jalur

biosintesis senyawa precursor ALA, membentuk senyawa antara EPA

dan produk akhir DHA.15

Selama masa kehamilan kebutuhan akan asam lemak esensial

meningkat seiring dengan pertumbuhan janin. Pada trimester 3

kehamilan kebutuhan janin akan Asam Arakidonat (AA) dan

15
Docosahexaenoic Acid (DHA) meningkat karena terjadi pertumbuhan

jaringan otak yang sangat cepat.15 Konsentrasi DHA pada bayi baru

lahir mempunyai korelasi dengan status DHA ibu, sehingga dengan

berlanjutnya kehamilan status DHA pada ibu hamil semakin berkurang,

sedangkan pada bayi semakin tinggi kadar DHA yang dibutuhkan.

Pada periode tumbuh kembang otak, kandungan DHA meningkat pada

membrane sel saraf.14

Untuk mencukupi kebutuhan tersebut janin sepenuhnya

bergantung pada ibu melalui transfer plasenta. Plasenta

bertanggungjawab atas transfer nutrisi antara dua sirkulasi, yaitu

sirkulasi ibu dan janin. Sirkulasi ibu dan janin dipisahkan oleh suatu

lapisan tunggal dari epithelium yang terpolarisasi yaitu

sinsitiotrophoblas, yang kontak langsung dengan darah ibu. Proses

transfer terjadi pada membran mikrovillus dan membran basal dari

sinsitiotrophoblas. Asam lemak melewati placenta dalam bentuk Non-

Esterifed Fatty Acids (NEFA) yang diturunkan dari lipoprotein.

Lipoprotein dihidrolisasi oleh lipoproteinlipase yang terdapat pada

permukaan placenta ibu. Proses transportasi bergantung pada gradien

konsentrasi NEFA dan basal binding site pada membran plasenta.

Gradien konsentrasi NEFA antara ibu dan janin meningkat selama

kehamilan, yang mendorong transfer asam lemak ibu ke janin.

Kebutuhan DHA pada ibu hamil belum dapat ditentukan. Menurut

World’sleading expertson lipids kebutuhan minimal DHA wanita hamil

16
dan menyusui 300 mg perhari. Dari suatu survey nasional di AS

didapatkan rata-rata konsumsi DHA pada trimester akhir ibu hamil

antara 0-100 mg perhari. Kurang lebih 90% wanita mengkonsumsi

DHA di bawah rekomendasi mínimum 300 mg. Penelitian

menunjukkan bahwa pemberian DHA dapat ditoleransi dan tidak

menimbulkan gejala klinik yang serius. Pada wanita hamil pemberian

obat ini menimbulkan efek samping yang ringan yaitu mual dan rasa

tidak nyaman di perut.15

DHA banyak ditemukan pada kuning telur ayam, minyak ikan laut

dalam dan pada alga. Kebanyakan binatang memetabolisme DHA

sedikit, sehingga DHA yang terbentuk dari konsumsi hewan tersebut

dari asam linolenat dan asam lemak omega 3 dari kacang - kacangan

dan alga laut. Asam Dekosaheksanoat adalah asam lemak rantai

panjang yang tidak tersaturasi (LCPUFA’s) yang keduanya bersama

Asam arakidonat (AA) ditemukan pada setiap membran sel tubuh.

Keduanya terutama terkonsentrasi pada organ otak selain juga pada

retina dengan proporsi yang besar. Pada organ otak, DHA terutama

terkonsentrasi pada membrane presinaptik, sedangkan pada retina,

DHA ditemukan pada daerah sinaptik dan membran fotoreseptor. DHA

dan AA terakumulasi secara cepat pada sistem saraf pusat (SSP) janin

pada periode triwulan terakhir kehamilan, DHA yang belum terbentuk

masuk melalui sirkulasi fetomaternal dalam uterus dan setelah bayi

17
lahir, asam lemak diberikan ibu melalui produksi ASI. Bayi juga dapat

mensintesa asam lemak ini dari prekusornya yaitu asam linolenat.15

Bayi dan balita dengan asupan DHA tinggi menunjukkan

perkembangan otak yang lebih matang dan performa yang lebih optimal

pada ukuran perhatian dan menjadi lebih fokus perhatiannya daripada

bayi yang menerima DHA rendah. Hal ini bermanfaat untuk menguji

bayi dan balita usia 4-18 bulan yang belum menerima pembelajaran dari

lingkungannya. Dalam hal ini DHA meningkatkan fungsi kerja otak

melalui peningkatan jumlah sel otak secara optimal sehingga

didapatkan hasil kinerja otak yang lebih optimal dalam segi konsentrasi,

memori, fokus, kemampuan reasoning serta kemampuan untuk

memecahkan masalah. DHA mulai diterima janin sejak dalam

kandungan melalui siklus fetomaternal. Janin menerima DHA sesuai

dengan asupan yang dikonsumsi ibu. Perkembangan otak janin secara

signifikan terjadi pada triwulan terakhir kehamilan. Triwulan ketiga

termasuk waktu yang krusial bagi perkembangan otak janin dan disebut

masa emas perkembangan otak pada janin. Setelah janin lahir, maka

bayi akan menerima asupan DHA dari ASI. Perkembangan masa otak

bayi secara drastis terjadi mulai usia 0 - 18 bulan, sedangkan otak masih

terus berkembang sampai usia 5 tahun. Disebutkan pula bayi yang

mendapatkan ASI akan memiliki fungsi visual dan status neurologis

yang lebih optimal daripada yang mendapatkan susu formula. DHA

ditemukan tinggi kandungannya pada telur ayam, minyak ikan dan pada

18
ikan yang hidup di laut dalam seperti ikan tuna, ikan tongkol dan ikan

sardin atau ikan pindang. DHA pada telur terkonsentrasi dari kacang -

kacangan yang dimakan oleh ayam, sedangkan ikan laut

mendapatkannya dari ganggang laut. DHA terbentuk dari konsumsi

hewan dari asam linolenat dan asam lemak omega 3 dari jenis kacang -

kacangan dan alga laut. Telur ayam merupakan bahan pangan yang

relatif mudah dijumpai atau dibudayakan dan ikan laut merupakan

sumber yang menjajikan hasil yang sangat besar bagi Negara kepulauan

seperti Indonesia.15

2. Zat Gizi Mikro

a. Kalsium, Fosfor dan Vitamin D

Kalsium adalah salah satu zat gizi yang sangat penting untuk ibu

hamil, di samping fosfor dan Vitamin D, ketiga zat gizi ini dibutuhkan

untuk pembentukan tulang dan gigi pada janin. Apabila konsumsi

ketiga zat gizi ini tidak mencukupi untuk ibu hamil melalui fetus,

melalui plasenta akan mengambil ketiga zat gizi tersebut dari ibu secara

maksimal untuk pembentukan tulang dan gigi.2 Kebutuhan vitamin D

ibu hamil yaitu 15 mcg/hari. Vitamin D dapat diperoleh dari ikan, susu,

munyak ikan, kuning telur mentega dan hati.5

Vitamin D merupakan vitamin yang larut lemak dan dapat

ditemukan pada minuman yang difortifikasi seperti susu atau jus. Kulit

manusia juga membentuk vitamin D bila terekspos sinar matahari.

Setelah diserap dari mulut atau dari kulit, proses selanjutnya terjadi di

19
liver, kemudian di ginjal untuk menjadikan bentuk aktif 1,25-

dihydroxyvitamin D, yang membantu penyerapan kalsium dari usus

sehingga dapat menyokong pertumbuhan dan mineralisasi tulang.

Defisiensi vitamin D merupakan hal yang umum terjadi pada ibu hamil,

terutama pada kelompok yang berisiko tinggi seperti vegetarian, tinggal

di iklim dingin dan ras kulit hitam. Defisiensi vitamin D berat sering

kali dikaitkan dengan rakitis kongenital dan fraktur. Suplemen vitamin

D dapat diberikan 1000-2000 IU/hari).8

b. Fe (zat besi)

Jumlah sel darah merah ibu hamil bertambah sampai 30% dari

sebelum hamil. Maka, dibutuhkan tambahan zat besi untuk

pembentukan sel darah merah yang baru.5 Kebutuhan Fe untuk ibu

hamil meningkat untuk pertumbuhan janin. Zat besi akan disimpan oleh

janin di hati selama bulan keenam kehidupannya untuk ibu hamil pada

trimester ketiga harus meningkatkan zat besi untuk kepentingan kadar

HB dalam darah untuk transfer pada plasenta, janin, dan persiapan

kelahiran. Kebutuhan Fe selama kelahiran enam minggu / 1.000 kal.2

Sumber Fe yang baik untuk dikonsumsi oleh ibu hamil adalah dari

sumber hewani karena bernilai biologis yang tinggi. Besi banyak

terdapat pada daging, hati, dan sayuran hijau seperti: bayam, kangkung,

daun singkong, daun pepaya, dan sebagainya.2 Kekurangan hemoglobin

disebut anemia atau disebut penyakit kurang darah dapat

membahayakan kesehatan ibu dan bayi seperti Berat Bayi Lahir Rendah

20
kurang dari 2500 g (BBLR), perdarahan dan peningkatan risiko

kematian.11 Tablet besi secara rutin diberikan pada masa kehamilan

karena ibu hamil membutuhkan zat besi dua kali lipat. Suplemen

vitamin C membantu penyerapan besi, sementara susu dan teh

menghambat penyerapan. Wanita dengan defisiensi besi memiliki level

ferritin <15 μg/L. Sedangkan efek samping besi yang pada umumnya

muncul adalah berupa nyeri perut, konstipasi nausea, dan muntah.

Selain suplemen, makanan yang kaya akan besi antara lain daging

merah, babi, ikan, dan telur.8

c. Yodium

Yodium merupakan salah satu mineral untuk pembentukan hormon

tiroksin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, serta untuk

mengatasi kekurangan yodium selama kehamilan yang hilang melalui

urine. Untuk ibu hamil kebutuhan yodium adalah 125 mikrogram/ hari.

Apabila kekurangan yodium, janin besar kemungkinan menjadi kretin.2

d. Zink

Zink berperan pada pembentukan retinol biding protein sehingga

Vitamin A tidak dapat ditransfer ke fetus. 2

e. Magnesium (mg)

Magnesium berperan sebagai pembentukan tulang .2

f. Mangan (Mn)

Bekerja sama dengan Fe. 2

21
g. Asam folat

Asam folat dibutuhkan selama kehamilan untuk pemecahan sel dan

sintesis DNA. Selain itu, asam folat dibutuhkan untuk menghindari

terjadinya anemia megaloblastis pada ibu hamil. Perbedaan mencolok

dibandingkan dengan multivitamin lainnya adalah dosis asam folat yang

berguna untuk mendukung pertumbuhan sel, replikasi sel, pembelahan

sel, dan sintesis nukleotida untuk janin dan perkembangan plasenta.

Asam folat adalah wujud sintetik dari vitamin B folat. Asam folat

tersedia dalam bentuk suplemen dan difortifikasi dalam makanan.

Kebutuhan asam folat bertambah pada masa kehamilan karena cepatnya

pembelahan sel pada proses perkembangan janin. Suplemen asam folat

(400-800μg/hari) yang dikonsumsi sebelum konsepsi dapat mengurangi

risiko kegagalan pembentukan selubung saraf janin. Sehingga wanita

direkomendasikan untuk mengkonsumsi makanan yang kaya akan

sumber folat maupun makanan yang sudah difortifikasi dengan asam

folat. Wanita dengan riwayat defek pembentukan selubung saraf harus

mengkonsumsi dosis lebih tinggi yaitu 4 mg. Defisiensi asam folat

berkaitan dengan anemia megaloblastik pada kehamilan. 3,8

Pada masa kehamilan kadar folat dalam darah sangat berpengaruh

untuk memenuhi kebutuhan tubuh, oleh karena itu asupan asam folat

juga ditingkatkan pada masa kehamilan. Folat pada kehamilan

dibutuhkan dalam meningkatkan proliferasi sel, pertumbuhan jaringan

22
uterus, dan plasenta. Selain itu, folat juga berfungsi dalam pertumbuhan

janin dan ekspansi volume darah dari sang ibu.16

Anemia megaloblastik adalah suatu keadaan yang ditandai oleh

adanya perubahan abnormal dalam pembentukan sel darah, sebagai

akibat adanya ketidaksesuaian antara pematangan inti dan sitoplasma

pada seluruh sel seri myeloid dan eritorid. Anemia megaloblastik

merupakan manifestasi yang paling khas untuk defisiensi folat.

Mekanisme biokimiawi yang mendasari terjadinya perubahan

megaloblastik adalah terganggunya konversi dump menjadi dTMP.

Dalam keadaan normal dump dikonversi menjadi dTMP dengan adanya

enzim timidilat sintetase yang membutuhkan koenzim folat. Pada

defisiensi folat dump diubah menjadi dUTP melebihi kapasitas kerja

enzim dUTP dalam sel melalui konversi kembali menjadi dump,

akibatnya terjadi penumpukan dUTP di dalam sel, sehingga terjadi

kelambatan dalam sintesis DNA.17

Asam folat merupakan komponen penting yang harus dipenuhi

sebelum kehamilan dan selama masa-masa awal kehamilan untuk

mencegah defek tabung saraf serta berbagai abnormalitas kongenital

yang terkait dengan asam folat seperti defek jantung, anomali saluran

kemih, cleft oral facial, dan defek anggota gerak. Oleh karena itu,

pemberian suplementasi asam folat diberikan untuk wanita yang sedang

mempersiapkan kehamilan. Semua wanita yang berada dalam usia

reproduktif (12-45 tahun) yang masih memiliki kemungkinan untuk

23
hamil disarankan untuk mengkonsumsi asam folat dalam suplementasi

multivitamin dalam kunjungan kesehatanya.1

Neural tube defect (NTD) atau defek tuba neuralis adalah suatu

kelainan kongenital yang terjadi akibat kegagalan penutupan lempeng

saraf (neural plate) yang terjadi pada minggu ketiga hingga keempat

masa gestasi. Defisiensi folat ternyata dapat menyebabkan kelainan

berat yang mengenai jaringan non hemopoietik, yaitu neural tube defect

NTD yang terjadi dapat merupakan isolate NTD (tanpa disertai kelainan

kongenital lain) yang kekambuhannya dapat dicegah dengan pemberian

folat. Walaupun telah diketahui bahwa suplemen asam folat pada masa

perikonsepsi dapat menurunkan risiko terjadinya kehamilan dengan

NTD, namun penyebab pasti terjadinya NTD masih belum diketahui.

Diduga bahwa gangguan metabolisme homosistein berperan dalam

terjadinya NTD. Hal ini ditunjang oleh beberapa studi yang

menunjukkan kadar homosistein total dalam plasma yang lebih tinggi

pada pasien NTD maupun wanita hamil dengan NTD, juga ditemukan

kadar homosistein yang lebih tinggi pada cairan amnion kehamilan

dengan NTD. Brouwer dkk, mengemukakan kemungkinan gangguan

metabolism pada ibu atau gangguan transport dari ibu ke janin

merupakan faktor penting dalam terjadinya NTD. Van der Put dan

Whitehead dalam studinya masing-masing menemukan bahwa mutasi

C677T pada gen metilen tetra hidrofolat reduktase merupakan salah

satu penyebab peningkatan konsentrasi homosistein plasma total.17

24
h. Vitamin E

Dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi ibu dan janinnya saja, karena

Vitamin E terdapat pada asam lemak esensial yaitu: asam lemak

linoleate.2

i. Vitamin A

Dibutuhkan untuk peralatan atau organ reproduksi ibu dan

perkembangan janin atau fetus.2 Vitamin A penting untuk diferensiasi

dan proliferasi sel, juga untuk perkembangan tulang belakang, jantung,

mata, dan telinga. Angka mortalitas pada anak dari ibu dengan

defisiensi vitamin A cenderung lebih tinggi dan dapat dikaitkan dengan

penurunan fungsi sistem imun. Pemberian dosis vitamin A yang terlalu

banyak (>10,000 IU/hari) berkaitan dengan defek kraniofasial (wajah,

palatum, telinga) dan kardiak. Dosis maksimal suplemen vitamin A

pada kehamilan adalah 8000 IU/hari. Adapun efek teratogenik dari

vitamin A berasal dari retinol, bukan karoten seperti yang dapat

ditemukan pada wortel.8

j. Vitamin K

Diberikan untuk menghindari terjadinya kelainan darah pada

janin.2

k. Vitamin C

Dibutuhkan 60 mg/ hari untuk ibu hamil, Vitamin C dibutuhkan

untuk pembentukan substansi ekstraseluler jaringan pada janin. 2 Selain

itu, vitamin C berperan sebagai antikolagen yang dapat mempercepat

25
proses penyembuhan luka, selain itu vitamin C dapat meningkatkan

daya tahan tubuh terhadap infeksi serta dapat membantu penyerapan

besi. Vitamin C dapat diperoleh dari buah dan sayuran seperti jeruk,

kiwi, tomat, papaya, bayam dan sebagainya.5

l. Vitamin B

Dibutuhkan untuk ibu hamil cukup tinggi karena berperan sebagai

koenzim agar zat gizi kalori protein dapat diganti sebagai energi. 2

Tabel 5. Rekomendasi diet untuk ibu hamil dan wanita menyusui.8

Gizi Tidak hamil Hamil Laktasi


Vitamin A (μg / d) 700 770 1300
Vitamin D (μg / d) 5 15 15
Vitamin E (mg / d) 15 15 19
Vitamin K (μg / d) 90 90 90
Folat (μg / d) 400 600 500
Niasin (mg / d) 14 18 17
Riboflavin (mg / d) 1.1 1.4 1.6
Tiamin (mg / d) 1.1 1.4 1.4
Vitamin B 6 (mg / d) 1.3 1.9 2
Vitamin B 12 (μg / d) 2.4 2.6 2.8
Vitamin C (mg / d) 75 85 120
Kalsium (mg / d) 1.000 1.000 1.000
Besi (mg / d) 18 27 9
Fosfor (mg / d) 700 700 700
Selenium (μg / d) 55 60 70
Seng (mg / d) 8 11 12

F. Gizi Seimbang untuk ibu hamil

1) Biasakan mengkonsumsi anekaragam pangan yang lebih banyak

Ibu Hamil perlu mengonsumsi aneka ragam pangan yang lebih banyak

untuk memenuhi kebutuhan energi, protein dan zat gizi mikro (vitamin dan

mineral) karena digunakan untuk pemeliharaan, pertumbuhan dan

26
perkembangan janin dalam kandungan serta cadangan selama masa

menyusui. Zat gizi mikro penting yang diperlukan selama hamil adalah zat

besi, asam folat, kalsium, iodium dan zink.11

Kebutuhan protein selama kehamilan meningkat. Peningkatan

kebutuhan ini untuk pertumbuhan janin dan untuk mempertahankan

kesehatan ibu. Sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi pangan sumber

protein hewani seperti ikan, susu dan telur. Ikan, daging, hati dan tempe

adalah jenis pangan yang baik untuk ibu hamil karena kandungan zat

besinya tinggi. Ibu hamil juga disarankan untuk mengkonsumsi satu tablet

tambah darah perhari selama kehamilan dan dilanjutkan selama masa nifas.

Kebutuhan asam folat selama kehamilan juga meningkat karena digunakan

untuk pembentukan sel dan sistem saraf termasuk sel darah merah. Sayuran

hijau seperti bayam dan kacang-kacangan banyak mengandung asam folat

yang sangat diperlukan pada masa kehamilan. Buah berwarna merupakan

sumber vitamin yang baik bagi tubuh dan buah yang berserat karena dapat

melancarkan buang air besar sehingga mengurangi resiko sembelit (susah

buang air besar). 11

Kebutuhan kalsium meningkat pada saat hamil karena digunakan

untuk mengganti cadangan kalsium ibu guna pembentukan jaringan baru

pada janin. Apabila konsumsi kalsium tidak mencukupi maka akan

berakibat meningkatkan risiko ibu mengalami komplikasi yang disebut

keracunan kehamilan (pre eklampsia). Selain itu ibu akan mengalami

pengeroposan tulang dan gigi. Perhatian khusus agar diberikan pada ibu

27
hamil usia remaja oleh karena masih dalam periode pertumbuhan yang

memerlukan kalsium lebih banyak. Sumber kalsium yang baik adalah

sayuran hijau, kacang–kacangan dan ikan teri serta susu.11

Iodium merupakan bagian hormon tiroksin (T4) dan triiodotironin

(T3) yang berfungsi untuk mengatur pertumbuhan dan perkembangan bayi.

Iodium berperan dalam sintesis protein, absorsi karbohidrat dan saluran

cerna serta sintesis kolesterol darah. Zat iodium memegang peranan yang

sangat besar bagi ibu dan janin. Kekurangan iodium akan berakibat

terhambatnya perkembangan otak dan sistem saraf terutama menurunkan IQ

dan meningkatkan risiko kematian bayi. Disamping itu kekurangn iodium

dapat menyebabkan pertumbuhan fisik anak yang dilahirkan terganggu

(kretin). Dampak pada perkembangan otak dan system syaraf ini biasanya

menetap. Sumber iodium yang baik adalah makanan laut seperti ikan,

udang, kerang, rumput laut. Setiap memasak diharuskan menggunakan

garam beriodium.11

Mengatasi “Hiperemesis Gravidarum” (rasa mual dan muntah

berlebihan) dapat dilakukan dengan menganjurkan makan dalam porsi kecil

tetapi sering, makan secara tidak berlebihan dan hindari makanan berlemak

serta makanan berbumbu tajam (merangsang). 11

2) Batasi mengkonsumsi makanan yang mengandung garam tinggi

Pembatasan konsumsi garam dapat mencegah hipertensi selama

kehamilan. Selama ibu hamil diusahakan agar tidak menderita hipertensi.

28
Hal ini disebabkan karena hipertensi selama kehamilan akan meningkatkan

risiko kematian janin, terlepasnya plasenta, serta gangguan pertumbuhan.11

3) Minum air putih yang lebih banyak

Air merupakan cairan yang paling baik untuk hidrasi tubuh secara

optimal. Air berfungsi membantu pencernaan, membuang racun, sebagai

penyusun sel dan darah, mengatur keseimbangan asam basa tubuh, dan

mengatur suhu tubuh. Kebutuhan air selama kehamilan meningkat agar

dapat mendukung sirkulasi janin, produksi cairan amnion dan meningkatnya

volume darah. Ibu hamil memerlukan asupan air minum sekitar 2-3 liter

perhari (8 – 12 gelas sehari).11

4) Batasi minum kopi

Kafein bila dikonsumsi oleh ibu hamil akan mempunyai efek diuretic

dan stimulans. Oleh karenanya bila ibu hamil minum kopi sebagai sumber

utama kafein yang tidak terkontrol, akan mengalami peningkatan buang air

kecil (BAK) yang akan berakibat dehidrasi, tekanan darah meningkat dan

detak jantung juga akan meningkat. Pangan sumber kafein lainnya adalah

coklat, teh dan minuman suplemen energi. Satu botol minuman suplemen

energi mengandung kafein setara dengan 1-2 cangkir kopi. Disamping

mengandung kafein, kopi juga mengandung inhibitor (zat yang mengganggu

penyerapan zat besi) Konsumsi kafein pada ibu hamil juga akan

berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan janin, karena

metabolisme janin belum sempurna. 11

29
Menurut British Medical Journal (2008) konsumsi kafein bagi ibu

hamil tidak melebihi 100 mg/hari atau1-2 cangkir kopi/hari. Oleh karenanya

dianjurkan kepada ibu hamil, selama kehamilan ibu harus bijak dalam

mengonsumsi kopi sebagai sumber utama kafein, batasi dalam batas aman

yaitu paling banyak 2 cangkir kopi/hari atau hindari sama sekali.11

G. Gizi Kurang Pada Ibu Hamil

Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimblkan

masalah, baik pada ibu maupun pada janin, seperti diuraikan berikut ini.2

a) Terhadap Ibu

Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan risiko dan

komplikasi pada ibu antara lain: anemia, pendarahan, berat badan ibu

tidak bertambah secara normal dan terkena penyakit infeksi

b) Terhadap persalinan

Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat

mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya

(prematur), perdarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan

operasi cenderung meningkat.

c) Terhadap janin

Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses

pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi

lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia

intrapartum (mati dalam kandungan ), lahir dengan berat badan lahir

rendah.

30
DAFTAR PUSTAKA

1. Wijayanti, N.2017. Fisiologi Manusia dan Metabolisme Zat Gizi.Malang :


UB Press. Hal 2
2. Addriani, M., Wirjatmadi, B.2016. Peran Gizi Dalam Siklus Kehidupan.
Jakarta: Prenadamedia Group.
3. Simbolon,D.,Jumiyati.,Rahmadi, A., 2018. Pencegahan dan
Penanggulangan Kurang Energi Kronok (KEK) dan Anemia pada Ibu
Hamil. Yogyakarta: CV Budi Utama.
4. Sausenthaler S, Koletzko S, Schaaf B, Lehmann I, Borte M, Herbarth
O,dkk. 2007. Maternal diet during pregnancy in relation to eczema and
allergic sensitization in the offspring at 2 y of age1-3. Am J Clin Nutr
5. Ilmiani, T.K. 2019. Hubungan Pengetahuan Gizi Ibu Hamil dengan
Peningkatan Berat Badan Selama Kehamilan di Puskesmas Bandar
Lampung. Skripsi. Bandar Lampung. Fakultas Kedokteran Universitas
Lampung
6. Holil, M., Wiyono,S., Harjatmo,T.2017.Penilaian Status Gizi.Kemenkes
RI
7. Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. Hal 180
8. Kominiarek, M, A. 2017. Nutrition Recomendations in Pregnancy and
Lactation. North Arm.J.mcna
9. Wu G, Bazer FW, Cudd TA, Meininger CJ, Spencer TE. 2004. Maternal
Nutrition and Fetal Development. J Nutr.
10. Rachmawati,A., Anggraeni, P.I., Putri. S.A.2015. Nutrisi Ibu Hamil dan
Pertumbuhan Janin. Makalah. Malang.. Program Studi Ilmu Kesehatan
Masayarakat
11. Menteri Kesehatan RI. 2014.Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 41 Tahun 2014 Tentang Pedoman Gizi Seimbang.Jakarta
12. Yosephin, B., dkk.2019. Buku Pegangan Petugas KUA sebagai
konselor1000 HPK dalam mengedukasi calon pengantin menuju Bengkulu
Bebas Stunting .CV Budi Utama
13. Syari, M., Serudji, J., Mariati, U.2015. Peran Asupan Zat Gizi
Makronutrien Ibu Hamil terhadap Berat Badan Lahir Bayi di Kota Padang.
Jurnal Kesehatan Andalas
14. Parti, D,D. 2015. Pengaruh Pemberian Suplemen DHA pada Ibu Hamil
terhadap Berat Badan dan Lingkar Kepala Bayi Baru Lahir. J.K.G. Unej
15. Arini,L,D,D., Firdaus,E,N. 2019. Pengaruh Asupan Dha Dan Protein Pada
Ibu Hamil Terhadap Berat Badan Dan Panjang Janin Di Rumah Bersalin
Nissa Tegalgede, Karanganyar. Prosiding Call For Paper SMIKNAS

31
16. Prasetyo, A,C., Bardosono, S. 2015. Korelasi Antara Asupan Asam Folat
dengan Kadar Folat Dalam Darah Pada Ibu Hamil Trimesrer Pertama. FK
UI
17. Tangkilisan,H,A., Rumbajan, D.2002.Defisiensi Asam Folat. Sari Pediatri
18. Moore, A.dkk. 2015. Pre-conception Folic Acid and Multivitamin
Supplementation for the Primary and Secondary Prevention of Neural
Tube Defects and Other Folic Acid-Sensitive Congenital Anomalies. J
Obstet Gynaecol Can

32

Anda mungkin juga menyukai