Pada BAB ini akan di bahas hasil penelusuran studi kasus selama penulis
melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan Spondilitis Tuberkulosis di
Lantai 6 Paviliun Darmawan RSPAD Gatot Soebroto Jakarta dari tanggal 24 Juni
2018 sampai dengan tanggal 20 Juli 2019. Pengkajian dilakukan oleh penulis
untuk mengidentifikasi masalah keperawatan dengan menggunakan instrument
pengkajian, observasi dan wawancara.
Tabel 3.1
Data Demografi
Karakteristik Pasien Pasien 1 Pasien 2 Pasien 3
Usia 26 tahun 49 tahun 43 tahun
Jenis Kelamin Laki-Laki Laki-Laki Laki-Laki
Pendidikan Terakhir S1 SD SMA
Pekerjaan Pegawai Swasta Wiraswasta Pegawai Swasta
3.2 Pengkajian
Tabel 3.2
Pengkajian
Pengkajian Klien Spondilitis Tuberkulosa Pasien 1 Pasien 2 Pasien 3
Kesadaran Composmentis √ √ √
Nyeri
a. Ringan (1-3) - √ √
b. Sedang (4-6) √ - -
c. Berat (7-10) - - -
Kepala
a. Normocephal √ √ √
b. Benjolan - - -
c. Bersih √ √ √
Mata
a. Mata ikterik √ - -
b. Konjungtiva anemis √ - -
Hidung
a. Cuping hidung √ √ √
b. Polip - - -
c. Simetris √ √ √
Mulut
a. Bersih √ √ √
b. Kotor - - -
c. Mukosa lembab √ √ √
Telinga
a. Simetris √ √ √
b. Penumpukan serumen - - -
c. Gangguan pendengaran - - -
Leher
a. Gangguan menelan - - -
b. Pembengkakan kelenjar getah bening - - -
c. Nyeri saat menelan - √ -
Toraks
a. Simetris √ √ √
b. Suara nafas vesikuler - - -
c. Suara nafas abnormal √ √ √
d. Pernafasan otot bantu dada √ √ √
Abdomen
a. Acites - - -
b. Kembung - - -
c. Nyeri tekan/lepas - - -
d. Bising usus √ √ √
Ekstremitas
a. Rentang gerak terbatas √ √ √
b. Penurunan Kekuatan otot √ √ √
c. Penurunan Keseimbangan √ √ √
d. Edema - - -
3.3 Pemeriksaan Diagnostik
Tabel 3.3
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Diagnostik Pasien 1 Pasien 2 Pasien 3
Hemoglobin (13-18g/dL) 12,6* 11.7* 11.7*
Hematokrit (40-52%) 37* 36* 36*
Eritrosit (4.3-6.0 juta/uL) 4.9 4.5 4.6
Leukosit (4,800-10,800 /uL) 8610 10910 9350
Trombosit (150,000-400,000/uL) 179000 351000 126000
Basofil (0-1%) 0 1 0
Eosinofil (1-3%) 11* 4* 3
Neutrofil (50-70%) 64 65 -
Limfosit (20-40%) 20 24 16
Monosit (2-8%) 5 6 8
Segmen (50-70%) - - 71
MCV (80-96 fL) 76* 80 78*
MCH (27-32 pg) 26* 26* 26*
MCHC (32-36 g/dL) 34 33 33
RDW (11.5-14.5%) 15.90* 15.20* 14.70*
SGOT (<35 U/L) 1134* 15 -
SGPT (<40 U/L) 199* 12 -
LED (<15mm) 27* 70* 16*
Ureum (20-50 mg/dL) 33* 35* 27
Kreatinin(0.5-1.5 mg/dL) 1.13* 0.91 0.29
Natrium ( 135-147mmol/L) 133* 137 133*
Kalium (3.5-5.0 mmol/L) 4.6 4.5 3.8
HIV - Non reaktif -
pH (7.37-7.45) 7.469* 7.466* -
pCO2 (33-44 mmHg) 24.1* 21.4* -
pO2 (71-104 mmHg) 156.0* 130.7* -
Bikarbonat (22-29 mmol/L) 17.6* 15.6* -
Kelebihan Basa (BE) (-2 – 3 -4.5** -6.2 -
mmol/L)
Saturasi O2 (94-98%) 99.6 99.2 -
Magnetic Resonance Imaging gambaran dd/spondylitis kesan
(MRI) proses infeksi bulging
di korpus sentralis
vetebra T10- diskus L4-
T11 dan L4- 5,
L5,dd/spondil Spondylosi
itis TB s
Radiologi paru kesan destruksi korpus pneumonia
hilus dan vetebra C4 dan kanan kiri
corakan C5 dengan adanya
bronchovasku penyempitan infeksi
ler kasar, lesi celah diskus spesifik
noduler paru C3-4, C4-5 dan aktif
kanan. C5-6, belum
Dd/coin dd/spondylodisc dapat
lession/ itis disangkal
mestastase
Resiko Infeksi
3.5.3 Pasien 2
Tn. J (49 Tahun) dengan Spondilitis Tuberkulosis datang kerumah sakit pada
tanggal 16 Juni 2019 dengan keluhan 3 bulan yang lalu mendadak seluruh tubuh
lemas dan sulit di gerakan, pada satu bulan yang lalu tiba-tiba klien sulit berjalan
dan sering mengeluh nyeri di bagian leher belakang. Keluhan utama saat ini
adalah kaki dan tangan klien yang sulit di gerakan dan lemas pada tubuh Data
subjektif yang didapat: klien mengatakan susah menggerakan tangan dan kaki
terutama pada kaki, badan lemah , klien mengatakan miring kanan kiri, makan,
mandi dan berpakaian di bantu oleh keluarga, klien mengatakan nyeri jika leher
digerakan, klien mengatakan nyeri hilang ketika istirahat, klien mengatakan nyeri
nyut-nyutan pada leher belakang dan ketika nyeri datang kurang lebih 10menit,
skala nyeri:3. Klien mengatakan sesak, sesak bertambah ketika sehabis merubah
posisi atau memakai baju. Klien mengatakan nafsu makan berkurang dan makan
hanya habis setengah porsi, klien mengatakan nyeri saat menelan, klien
mengatakan terjadi penurunan BB sebanyak 7kg. Data objektif yang di dapat:
Kesadaran composmentis, GCS: 15, klien tampak terpasang O2 nasal kanul 4L,
terdapat nafas cuping hidung, menggunakan otot bantu nafas dada, klien tampak
lelah, rentang gerak terbatas, terdapat deformasi pada tulang leher belakang, klien
tampak meringis sakit ketika merubah posisi, klien terpasang infus RL 500ml
(20tpm) di tangan kanan, makanan klien tampak tidak habis dan hanya habis
setengah porsi, pola diit makan lunak, TTV: TD 130/80mmHg, N 76x/mnt, S:
36,6oC, Rr: 26x/mnt. BB awal: 86kg, BB sekarang: 80kg, TB: 185cm, IMT: 23,
LILA: 23cm. Tonus otot lemah, kekuatan otot 2/2 ekstremitas atas, 2/2
ekstremitas bawah, suara nafas Bronkovesikuler, skala nyeri: 3. Nilai
laboratorium: Analisa Gas Darah (17/06/2019), Ph: 7.466, pCO2: 21.4 mmHg,
pO2: 130.7 mmHg, Bikarbonat: 15.6 mmol/L. Darah Lengkap (25/06/2019), Hb:
11,7 g/dL, Ht: 36%, MCV: 80fL, MCH: 26 pg, RDW: 15.20%, LED: 70mm.
Radiologi Toraks, kesan tidak tampak kelainan pada jantung dan paru, susp
spondilitis TB. Radiologi cervikal, kesan: destruksi korpus vetebra C4 dan C5
dengan penyempitan celah diskus C3-4, C4-5 dan C5-6, dd/spondylodiscitis.
MRI, Kesan: dd/spondylitis. Obat yang didapat selama dirawat yaitu Ranitidine
injeksi 2x1 50mg (IV), Keterolak 3x1 30mg (IV), Gentamicin 2x1 80mg (IV),
Ceftriaxone 2x1 1g (IV), 4 FDC 1x (P.O), Diazepam 2x1 5mg (P.O).
3.5.5 Pasien 3
Tn. D (43 Tahun) dengan Spondilitis Tuberkulosis datang kerumah sakit pada
tanggal 01 Juli 2019 dengan keluhan 5 bulan terakhir klien merasa sering nyeri
dibagian kaki dan lemas di seluruh tubuh terutama kaki, sudah 1 bulan mengalami
batuh-batuk tak kunjung sembuh. Keluhan utama saat ini adalah batk-batuk yang
tidak sembuh. Data subjektif yang didapat: klien mengatakan kaki susah di
gerakan, badan lemah, klien mengatakan untuk berjalan harus di bantu orang lain
dan keseimbangan menurun, klien mengatakan nyeri ketika menggerakan kaki,
nyeri di bagian lutut dan panggul, klien mengatakan nyeri hilang ketika istirahat,
klien mengatakan nyeri nyut-nyutan pada kaki terutama lutut dan panggul, ketika
nyeri datang kurang lebih 15menit, skala nyeri:3. Klien mengatakan batuk
berdahak, klien mengatakan dahak berwarna kuning, klien mengatakan selalu
berkeringat lebih pada malam hari, mengatakan sesak, sesak bertambah ketika
sehabis batuk-batuk dan beraktivitas, klien mengatakan susah tidur karena batuk
setiap malam yang mengganggu istirahatnya. Klien mengatakan tidur hanya 4 jam
setiap malam. Klien mengatakan nafsu makan berkurang dan makan hanya habis
setengah porsi, klien mengatakan terjadi penurunan BB sebanyak 10kg. Data
objektif yang di dapat: Kesadaran composmentis, GCS: 15, klien tampak
terpasang O2 nasal kanul 4L, terdapat nafas cuping hidung, menggunakan otot
bantu nafas dada, klien tampak batuk batuk, klien tampak lelah, rentang gerak
terbatas, terdapat deformasi pada tulang leher belakang, klien tampak meringis
sakit ketika menggerakan kaki, klien terpasang infus RL 500ml (20tpm) di tangan
kiri, makanan klien tampak tidak habis dan hanya habis setengah porsi, pola diit
makan lunak, klientampak kuramg segar dan mengantuk. TTV: TD 129/66mmHg,
N 100x/mnt, S: 37oC, Rr: 26x/mnt. BB awal: 60kg, BB sekarang: 47kg, TB:
160cm. IMT:18, LILA:16,Tonus otot lemah, kekuatan otot 4/4 ekstremitas atas,
2/2 ekstremitas bawah, skala nyeri: 3. Nilai laboratorium: Darah Lengkap
(02/07/2019), Hb: 11,7 g/dL, Ht: 36%, Segmen: 71%, Limfosit 16%, MCV: 78fL,
MCH: 26 pg, RDW: 14.70%, LED: 16mm. Radiologi Toraks, kesan pneumonia
kanan kiri adanya infeksi spesifik aktif belum dapat disangkal. MRI, kesan
bulging sentralis diskus L4-5, Spondylosis. Obat yang didapat selama dirawat
yaitu Ranitidine injeksi 2x1 50mg (IV), Keterolak 3x1 30mg (IV), Paracetamol
(drip) 3x1 1g, Gentamicin 2x1 80mg (IV), Ceftriaxone 2x1 1g (IV), 4 FDC 1x
(P.O), Diazepam 2x1 5mg (P.O), Acetyl Cysteine 200mg 3x1 (P.O).
b. Diagnosa ke dua dengan hambatan mobilitas fisik. Tujuan dan kriteria hasil:
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan
mobilitas pasien meningkat dengan kriteria hasil, NOC Mobilitas (0208):
pasien dapat mengatur posisi tubuh, pergerakan otot dan sendi membaik,
pasien dapat mengkoordinasikan tubuhnya. Intervensi keperawatan (NIC)
terapi mobilitas (0224): tentukan keterbatasan dalam melakukan gerakan,
bantu pasien mendapatkan posisi tubuh yang optimal untuk pergerakan sendi
pasif atau aktif, tentukan tingat motivasi pasien untuk mempertahankan atau
mengembalikan mobilitas sendi dan otot, dukung latihan ROM aktif atau
pasif.
c. Diagnosa ke tiga dengan nyeri akut. Tujuan dan kriteria hasil: setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan pasien dapat
mengontrol nyeri nya dengan kriteria hasil, NOC kontrol nyeri (1605): tidak
ada nyeri yang dilaporkan, tidak menangis dan mengerang, tidak ada ekspresi
wajah nyeri, menggunakan tindakan pengurangan nyeri tanpa analgesik (non
farmakologi), menggunakan terapi analgesik yang di rekomendasikan.
Intervensi keperawatan (NIC) manajemen nyeri (1400): lakukan pengkajian
nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi, observasi reaksi non verbal dari
ketidaknyamanan, kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi,
ajarkan teknik non farmakologi yaitu relaksasi nafas dalam, berikan analgesik
untuk mengurangi nyeri.
f. Diagnosa ke enam resiko infeksi. Tujuan dan kriteria hasil: setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan infeksi tidak terjadi
dengan kriteria hasil, NOC kontrol risiko: proses infeksi (1924):
mengidentifikasi tanda gejala infeksi, mempertahankan lingkungan yang
bersih, mencuci tangan, mempraktikan strategi untuk mengontrol infeksi.
Intervensi keperawatan (NIC) kontrol infeksi (6540): Batasi jumlah
pengunjung, ajarkan pasien cara mencuci tangan, monitor tanda gejala infeksi,
jaga lingkungan tetap bersih, berikan terapi antibiotik yang sesuai, memonitor
hasil laboratorium.
3.6.2 Pasien 2
a. Diagnosa pertama dengan gangguan pertukaran gas. Tujuan dan kriteria hasil:
setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan
pertukaraan gas adekuat dengan kriteria hasil, NOC Ventilasi (0403): nilai
AGD dalam batas normal, tidak ada tanda distres pernafasan,
mendemonstrasikan nafas dalam dan suara nafas yang bersih, tidak ada
sianosis dan dispneu, frekuensi penafasan dalam batas normal. Intervensi
keperawatan (NIC) terapi oksigen (3320): auskultasi bunyi nafas, catat adanya
crakles, ajarkan pasien nafas dalam, atur posisi senyaman mungkin, batasi
untuk beraktivitas, kolaborasi pemberian oksigen, monitor nilai AGD.
b. Diagnosa ke dua dengan hambatan mobilitas fisik. Tujuan dan kriteria hasil:
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan
mobilitas pasien meningkat dengan kriteria hasil, NOC Mobilitas (0208):
pasien dapat mengatur posisi tubuh, pergerakan otot dan sendi membaik,
pasien dapat mengkoordinasikan tubuhnya. Intervensi keperawatan (NIC)
terapi mobilitas (0224): tentukan keterbatasan dalam melakukan gerakan,
bantu pasien mendapatkan posisi tubuh yang optimal untuk pergerakan sendi
pasif atau aktif, tentukan tingat motivasi pasien untuk mempertahankan atau
mengembalikan mobilitas sendi dan otot, dukung latihan ROM aktif atau
pasif.
c. Diagnosa ke tiga dengan nyeri akut. Tujuan dan kriteria hasil: setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan pasien dapat
mengontrol nyeri nya dengan kriteria hasil, NOC kontrol nyeri (1605): tidak
ada nyeri yang dilaporkan, tidak menangis dan mengerang, tidak ada ekspresi
wajah nyeri, menggunakan tindakan pengurangan nyeri tanpa analgesik (non
farmakologi), menggunakan terapi analgesik yang di rekomendasikan.
Intervensi keperawatan (NIC) manajemen nyeri (1400): lakukan pengkajian
nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi, observasi reaksi non verbal dari
ketidaknyamanan, kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi,
ajarkan teknik non farmakologi yaitu relaksasi nafas dalam, berikan analgesik
untuk mengurangi nyeri.
3.6.3 Pasien 3
a. Diagnosa pertama dengan bersihan jalan nafas tidak efektif. Tujuan dan
kriteria hasil: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,
diharapkan kebersihan jalan nafas efektif dengan kriteria hasil, NOC status
pernafasan kepatenan jalan nafas (0410): mendemonstrasikan batuk efektif
dan suara nafas yang bersih, menunjukan jalan nafas yang paten, mampu
meneluarkan sputum. Intervensi keperawatan (NIC) manajemen jalan nafas
(3140): posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi, lakukan fisioterapi
dada, buang sekret dengan memotivasi pasien untuk batuk, ajarkan klien batuk
efektif, auskultasi suara nafas.
b. Diagnosa ke dua dengan hambatan mobilitas fisik. Tujuan dan kriteria hasil:
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan
mobilitas pasien meningkat dengan kriteria hasil, NOC Mobilitas (0208):
pasien dapat mengatur posisi tubuh, pergerakan otot dan sendi membaik,
pasien dapat mengkoordinasikan tubuhnya. Intervensi keperawatan (NIC)
terapi mobilitas (0224): tentukan keterbatasan dalam melakukan gerakan,
bantu pasien mendapatkan posisi tubuh yang optimal untuk pergerakan sendi
pasif atau aktif, tentukan tingat motivasi pasien untuk mempertahankan atau
mengembalikan mobilitas sendi dan otot, dukung latihan ROM aktif atau
pasif.
c. Diagnosa ke tiga dengan nyeri akut. Tujuan dan kriteria hasil: setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan pasien dapat
mengontrol nyeri nya dengan kriteria hasil, NOC kontrol nyeri (1605): tidak
ada nyeri yang dilaporkan, tidak menangis dan mengerang, tidak ada ekspresi
wajah nyeri, menggunakan tindakan pengurangan nyeri tanpa analgesik (non
farmakologi), menggunakan terapi analgesik yang di rekomendasikan.
Intervensi keperawatan (NIC) manajemen nyeri (1400): lakukan pengkajian
nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi, observasi reaksi non verbal dari
ketidaknyamanan, kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi,
ajarkan teknik non farmakologi yaitu relaksasi nafas dalam, berikan analgesik
untuk mengurangi nyeri.
e. Diagnosa ke lima dengan gangguan pola tidur. Tujuan dan kriteria hasil:
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan pola
tidur efektif dengan kriteria hasil, NOC tidur (0004): jumlah jam tidur dalam
batas normal (6-8jam/hari), pola tidur, kualitas dalam batas normal, perasaan
segar sesudah tidur/istirahat. Intervensi keperawatan (NIC) peningkatan tidur
(1850): jelaskan pentingnya tidur cukup, monitor pola tidur pasien, fasilitasi
untuk mempertahankan aktivitas sebelum tidur (membaca, dengar lagu,
menulis, dll), ajarkan tentik non farmakolgi (guide imaginery), terapkan
kenyamanan seperti pijat atau ubah posisi nyaman.
b. Diagnosa 2
Hari ke 1 Kamis (27/06/2019) menentukan keterbatasan dalam melakukan
gerakan, respon subjektif: klien mengatakan badan lemas terutama pada kaki dan
tangan, respon objektif: keterbatasan rentang gerang pada kedua tangan dan kaki.
Membantu pasien mendapatkan posisi tubuh yang optimal untuk pergerakan,
respon subjektif: klien mengatakan nyaman posisi setengah duduk, respon
objektif: klien tampak nyaman berada pada posisi semi fowler. Menentukan
tingkat motivasi pasien untuk mempertahankan atau mengembalikan mobilitas
sendi dan otot, respon objektif: kekuatan otot 3/3 ekstremitas atas dapat melawan
gaya gravitasi, 2/2 ekstremitas bawah hanya dapat menggerakan persendian.
Melakukan latihan Range Of Motion (ROM), respon subjektif: klien mengatakan
mengerti cara latihan menggerakan tangan dan kaki, klien mengatakan akan
melatih tangan dan kaki di bantu oleh keluarga, respon objektif: klien tampak
melakukan ROM pasif, klien kooperatif.
c. Diagnosa 3
Hari ke 1 Kamis (27/06/2019) melakukan pengkajian nyeri komprehensif, respon
subjektif: P: klien mengatakan nyeri ketika miring kanan dan kiri, klien
mengatakan nyeri berkurang dengan istirahat, Q: klien mengatakan nyeri seperti
nyut-nyutan, R: klien mengatakan nyeri pada tulang bagian belakang dan nyeri
tidak menyebar, S: skala nyeri 4 (nyeri sedang), T: klien mengatakan lamanya
nyeri 5menit. Mengobservasi reaksi non verbal, respon klien tampak meringis
sakit ketika merubah posisi tubuh. Mengkaji tipe dan sumber nyeri, respon
subjektif: klien mengatakan nyeri dari belakang tubuh. Mengajarkan teknik non
farmakologi (relaksasi nafas dalam), respon subjektif: kien mengatakan mengerti
cara melakukan nafas dalam, klien mengatakan akan melakukan nafas dalam jika
sakit muncul lagi, respon objektif: klien tampak mempraktikan teknik relaksi
nafas dalam, klien tampak kooperatif. Memberi analgesik untuk mengurangi
nyeri, respon objektif: klien tampak di beri injeksi Keterolac 30mg (1amp/IV).
d. Diagnosa 4
Hari ke 1 Kamis (27/06/2019) memonitor adanya mual dan muntah, respon
subjektif: klien mengatakan ada mual tapi tidak muntah, respon objektif: klien
tampak sedang mual, klien tampak tidak mutah. Memonitor adanya kehilangan
berat badan, respon subjektif: klien mengatakan berat badan turun kurang lebih
5kg, klien mengatakan berat badan awal 55kg, respon objektif: BB: 50kg, TB:
162cm, IMT: 19, LILA: 17,5 cm. Memonitor hasil laboratorium, respon objektif:
hasil lab Hb: 12,6g/dl, Ht: 37%, SGOT 1134U/L, SGPT 199 U/L. Memonitor
intake nutrisi, respon subjektif: klien mengatakan makan hanya habis 5 sendok,
respon objektif: klien tampak hanya menghabiskan ¼ porsi makan saja.
Menganjurkan klien makan sedikit tapi sering, respon subjektif: klien mengatakan
akan mencoba makan sedikit tapi sering agar makanan habis, respon objektif:
klien tampak mengerti penjelasan perawat, klien tampak kooperatif. Berkolaborasi
dengan ahli gizi dan memberikan diit sesuai terapi, respon objektif: pola diit
pasien yaitu makan lunak.
e. Diagnosa 5
Hari ke 1 Kamis (27/06/2019) mengkaji tanda infeksi, respon objektif: kulit
tampak tidak ada tanda infeksi. Menjaga kulit tetap kering, respon subjektif: klien
mengatakan kulit mengelupas di seluruh tubuh, respon objektif: kulit tampak
kering. Memberikan klien krim atau lotion yang mengandung obat, respon
subjektif: klien mengatakan kulit di olesi salep Noroid, respon objektif: klien
tampak sedang diolesi krim Noroid di bagian kulit yang terkelupas.
Mempertahankan linen tetap kering, respon objektif: linen tampak bersih dan
kering.
f. Diagnosa 6
Hari ke 1 Kamis (27/06/2019) Membatasi jumlah pengunjung, respon subjektif:
klien mengatakan hanya ibu saja yang menjaga di kamar, respon objektif: klien
tampak mengerti, klien tampak kooperatif, tampak 1 orang yang menjaga.
Mengajarkan pasien cara mencuci tangan, respon subjektif: klien mengatakan
mengerti 6 cara cuci tangan yg benar, klien mengatakan akan menggunakan cara
itu untuk cuci tangan, respon objektif: klien tampak mengerti, klientampak
kooperatif, klien tampak mempraktikan cara cuci tangan. Memonitor tanda gejala
infeksi, respon objektif: kulit klien tampak mengelupas, kulit tampak kemerahan,
klien tampak menggaruk, kulit teraba hangat. Menjaga lingkungan tatap bersih,
respon objektif: kamar tampak bersih, kasur tampak tidak ada kain atau pakaian
yang menggantung. Memberikan terapi antibiotik yang sesuai, respon objektif:
Ceftriaxone 1g (IV). Memonitor hasil laboratorium, respon objektif: SGOT:
1134, SGPT: 199, Leukosit: 8610
b. Diagnosa 2
Hari ke 1 Kamis (27/06/2019) menentukan keterbatasan dalam melakukan
gerakan, respon subjektif: klien mengatakan badan lemas dan susah menggerakan
tubuh terutama pada kaki dan tangan, respon objektif: keterbatasan rentang gerang
pada kedua tangan dan kaki. Membantu pasien mendapatkan posisi tubuh yang
optimal untuk pergerakan, respon subjektif: klien mengatakan nyaman posisi
setengah duduk, respon objektif: klien tampak nyaman berada pada posisi semi
fowler. Menentukan tingkat motivasi pasien untuk mempertahankan atau
mengembalikan mobilitas sendi dan otot, respon objektif: kekuatan otot 2/2
ekstremitas atas hanya dapat menggerakan persendian, 2/2 ekstremitas bawah
hanya dapat menggerakan persendian. Melakukan latihan Range Of Motion
(ROM), respon subjektif: klien mengatakan mengerti cara latihan menggerakan
tangan dan kaki, klien mengatakan akan melatih tangan dan kaki di bantu oleh
keluarga, respon objektif: klien tampak melakukan ROM pasif, klien kooperatif.
b. Diagnosa 2
Hari ke 1 Kamis (04/07/2019) menentukan keterbatasan dalam melakukan
gerakan, respon subjektif: klien mengatakan kaki susah di gerakan, respon
objektif: keterbatasan rentang gerang pada kedua kaki. Membantu pasien
mendapatkan posisi tubuh yang optimal untuk pergerakan, respon subjektif: klien
mengatakan nyaman posisi setengah duduk, respon objektif: klien tampak nyaman
berada pada posisi semi fowler. Menentukan tingkat motivasi pasien untuk
mempertahankan atau mengembalikan mobilitas sendi dan otot, respon objektif:
kekuatan otot 4/4 ekstremitas atas dapat melawan gravitasi dan menahan tahanan
ringan, 2/2 ekstremitas bawah hanya dapat menggerakan persendian. Melakukan
latihan Range Of Motion (ROM), respon subjektif: klien mengatakan mengerti
cara latihan menggerakan tangan dan kaki, klien mengatakan akan melatih tangan
dan kaki di bantu oleh keluarga, respon objektif: klien tampak melakukan ROM
pasif, klien kooperatif.
c. Diagnosa 3
Hari ke 1 Kamis (04/07/2019) melakukan pengkajian nyeri komprehensif, respon
subjektif: P: klien mengatakan nyeri ketika kaki di gerakan, klien mengatakan
nyeri berkurang jika istirahat, Q: klien mengatakan nyeri seperti nyut-nyutan, R:
klien mengatakan nyeri pada kaki daerah lutut dan pinggul, S: skala nyeri 3 (nyeri
ringan), T: klien mengatakan lamanya nyeri 15menit. Mengobservasi reaksi non
verbal, respon klien tampak meringis sakit ketika menggerakan kaki. Mengkaji
tipe dan sumber nyeri, respon subjektif: klien mengatakan nyeri dari kaki terutama
di lutut dan pinggul. Mengajarkan teknik non farmakologi (relaksasi nafas dalam),
respon subjektif: kien mengatakan mengerti cara melakukan nafas dalam, klien
mengatakan akan melakukan nafas dalam jika sakit muncul lagi, respon objektif:
klien tampak mempraktikan teknik relaksi nafas dalam, klien tampak kooperatif.
Memberi analgesik untuk mengurangi nyeri, respon objektif: klien tampak di beri
injeksi Keterolac 30mg (1amp/IV).
d. Diagnosa 4
Hari ke 1 Kamis (04/07/2019) memonitor adanya mual dan muntah, respon
subjektif: klien mengatakan ada mual tapi tidak muntah, respon objektif: klien
klien tampak tidak mutah. Memonitor adanya kehilangan berat badan, respon
subjektif: klien mengatakan berat badan turun kurang lebih 10kg, klien
mengatakan berat badan awal 60kg, respon objektif: BB: 47kg, TB: 160cm.
IMT:18, LILA:16. Memonitor hasil laboratorium, respon objektif: hasil lab Hb:
11,7g/dl, Ht: 36%. Memonitor intake nutrisi, respon subjektif: klien mengatakan
makan hanya habis ½ porsi, respon objektif: klien tampak hanya menghabiskan ½
porsi makan saja. Menganjurkan klien makan sedikit tapi sering, respon subjektif:
klien mengatakan akan mencoba makan sedikit tapi sering agar makanan habis,
respon objektif: klien tampak mengerti penjelasan perawat, klien tampak
kooperatif. Berkolaborasi dengan ahli gizi dan memberikan diit sesuai terapi,
respon objektif: pola diit pasien yaitu makan lunak.
e. Diagnosa 5
Hari ke 1 Kamis (04/07/2019) menjelaskan pentingnya tidur cukup, respon
subjektif: klien mengatakan mengerti pentingnya tidur cukup, respon objektif:
klien tampak antusias mendengar penjelasan perawat, klien kooperatif.
Memonitor pola tidur pasien, respon subjektif: klin mengatakan tidur kurang lebih
hanya 4 jam, respon objektif: klien tampak mengantuk dan tidak segar.
Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum tidur (membaca,
mendengar musik, menulis, dll), respon subjektif: klien mengatakan akan
mencoba salah satu cara tersebut, respon objektif: klien tampak ingin membaca
buku, klien kooperatif. Mengajarkan teknik non farmakologi (Guide Imaginery),
respon subjektif: klien mengatakan mengerti cara relaksasi, klien mengatakan
lebih tenang setelah melakukan teknik relaksasi, respon objektif: klien tampak
mempraktikan Guide Imaginery, klien tampak kooperatif. Menerapkan
kenyamanan, ubah posisi, respon subjektif: klien mengatakan nyaman dengan
posisi setengah duduk, respon objektif: klien tampak nyaman dengan posisi semi
fowler.
3.8 Evaluasi
3.8.1 Pasien 1
a. Diagnosa 1, Subjektif: klien mengatakan masih sedikit sesak, klien
mengatakan melakukan teknik nafas dalam jika sesak, klien mngatakan
nyaman dengan posisi setengah duduk. Objektif: frekuensi pernafasan
26x/menit, suara nafas: bronkovesikuler, tampak terpasang O2 nasal kanul 4L,
tampak pernafasan cuping hidung, klien tampak pada posisi semi fowler, nilai
AGD: Ph 7,469, PCO2 24,1, Po2: 156,0, Bikarbonat 17,6. Analisa: Masalah
belum teratasi. Planning: Lanjutkan intervensi: auskultasi bunyi nafas, catat
adanya crakles, ajarkan pasien nafas dalam, atur posisi senyaman mungkin,
batasi untuk beraktivitas, kolaborasi pemberian oksigen, monitor nilai AGD.
3.8.2 Pasien 2
a. Diagnosa 1, Diagnosa 1, Subjektif: klien mengatakan sudah tidak sesak, klien
mengatakan melakukan teknik nafas dalam jika sesak, klien mengatakan
nyaman dengan posisi setengah duduk. Objektif: frekuensi pernafasan
22x/menit, suara nafas: bronkovesikuler, klien tampak tidak terpasang O2
nasal kanul, tidak ada pernafasan cuping hidung, klien tampak pada posisi
semi fowler, nilai AGD: Ph 7,462, PCO2 25,0, Po2: 112,2, Bikarbonat 18,0.
Analisa: Masalah belum teratasi. Planning: Lanjutkan intervensi: auskultasi
bunyi nafas, catat adanya crakles, ajarkan pasien nafas dalam, atur posisi
senyaman mungkin, batasi untuk beraktivitas, kolaborasi pemberian oksigen,
monitor nilai AGD.
b. Diagnosa 2, Subjektif: klien mengatakan lemas pada kaki, klien mengatakan
tangan dapat bergerak. Objektif: klien tampak mengalami keterbatasan rentang
gerak kedua kaki dan tangan, terutama pada kaki, kekuatan otot 4/4
ekstremitas atas dapat melawan gaya gravitasi dan dapat menahan tahanan
ringan, 2/2 ekstremitas bawah hanya dapat menggerakan persendian, klien
tampak melakukan Range Of Motion pasif. Analisa: masalah belum teratasi.
Planning: lanjutkan intervensi: tentukan keterbatasan dalam melakukan
gerakan, bantu pasien mendapatkan posisi tubuh yang optimal untuk
pergerakan sendi pasif atau aktif, tentukan tingat motivasi pasien untuk
mempertahankan atau mengembalikan mobilitas sendi dan otot, dukung
latihan ROM aktif atau pasif.
d. Diagnosa 4, Subjektif: klien mengatakan tidak ada mual dan tidak ada muntah,
klien mengatakan nafsu makan sudah membaik, klien mengatakan telah
mencoba makan sedikit tapi sering. Objektif: pola diit makan lunak, klien
tampak tidak mengalami penurunan berat badan, BB: 80kg, TB: 185cm, IMT:
23, LILA: 23cm, hasil lab Hb: 11,7 g/dL, Ht: 36%, makan tampak habis 1
porsi. Analisa: masalah belum teratasi. Planning: Lanjutkan intervensi:
monitor adanya mual dan muntah, monitor adanya kehilangan BB dan
perubahan status nutrisi, monitor hasil laboratorium (Hb dan Ht), monitor
intake nutrisi, anjurkan klien makan sedikit tapi sering, kolaborasi dengan ahli
gizi dan memberi diet sesuai terapi.
3.8.3 Pasien 3
a. Diagnosa 1, Subjektif: klien mengatakan masih sedikit sesak, klien
mengatakan masih batuk-batuk, klien mengatakan melakukan nafas dalam jika
sesak, klien mengatakan mudah mengeluarkan dahaknya. Objektif: frekuensi
pernafasan 24x/menit, suara nafas ronchi, klien tampak pada posisi semi
fiwler, pernafasan cuping hidung tidak ada, klien tampak mempraktikan teknik
batuk efektif. Analisa: masalah belum teratasi. Planning: lanjutkan intervensi:
posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi, lakukan fisioterapi dada,
buang sekret dengan memotivasi pasien untuk batuk, ajarkan klien batuk
efektif, auskultasi suara nafas.
b. Diagnosa 2, klien mengatakan kaki masih susah digerakkan, klien mengatakan
lemas. Objektif: klien tampak mengalami keterbatasan rentang gerak pada
kedua kaki, kekuatan otot 4/4 ekstremitas atas dapat melawan gaya gravitasi
dan dapat menahan tahanan ringan, 2/2 ekstremitas bawah hanya dapat
menggerakan persendian, klien tampak melakukan Range Of Motion pasif.
Analisa: masalah belum teratasi. Planning: lanjutkan intervensi: tentukan
keterbatasan dalam melakukan gerakan, bantu pasien mendapatkan posisi
tubuh yang optimal untuk pergerakan sendi pasif atau aktif, tentukan tingat
motivasi pasien untuk mempertahankan atau mengembalikan mobilitas sendi
dan otot, dukung latihan ROM aktif atau pasif.
d. Diagnosa 4, Subjektif: klien mengatakan tidak ada mual dan tidak ada muntah,
klien mengatakan nafsu makan bertambah, klien mengatakan telah mencoba
makan sedikit tapi sering. Objektif: pola diit makan lunak, klien tampak tidak
mengalami penurunan berat badan, BB: 47kg, TB: 160cm. IMT:18, LILA:16,
hasil laboratorium Hb: 11,7 g/dL, Ht: 36, makan tampak habis 1 porsi.
Analisa: masalah teratasi. Planning: hentikan intervensi