Anda di halaman 1dari 99

ROAD MAP PENGEMBANGAN

INDUSTRI PRACETAK DAN PRATEGANG


DI INDONESIA
DR.Ir. HARI NUGRAHA NURJAMAN,MT
KETUA UMUM IKATAN AHLI PRACETAK DAN PRATEGANG INDONESIA
www.iappi-Indonesia.org ; fb iappi ; twit: @iappi_indonesia ; ins : iappinesia

INDOBUILDTECH 20 – 24 MARET 2019


ICE BSD CITY
TANGERANG SELATAN
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN

SEJARAH INDUSTRI PRACETAK-PRATEGANG

PERCEPATAN PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR 2014-2019

ROAD MAP INDUSTRI PRACETAK –


PRATEGANG

PENUTUP
Slide-2
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Sistem beton pracetak dan prategang adalah jenis konstruksi
berbasis industri manufaktur yang mempunyai kelebihan dalam aspek
mutu yang terjaga, waktu pelaksanaan yang cepat, biaya yang ekonomis,
bahan baku terdapat di Indonesia, dan memenuhi konsep pembangunan
berkelanjutan (sustainable development/green construction). Pemerintah
sangat mendorong penggunaan sistem pracetak karena dapat
mendorong efisiensi produksi dalam industri konstruksi nasional.
Diharapkan industri pracetak ini nantinya dapat berpartisipasi setidaknya
lebih dari 50% pangsa pasar konstruksi yang menggunakan bahan beton,
dan tersebar secara merata ke seluruh wilayah Indonesia.
Salah satu amanat UU No.2/2017 pada Pemerintah Pusat pada
Pasal 5 ayat 5(c) adalah mendorong pengembangan teknologi prioritas.
Salah satu teknologi yang didorong Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat adalah teknologi industri pracetak dan prategang,
dengan menetapkan rencana strategis penerapan 30% dari industri
konstruksi pada tahun 2019 untuk mendukung Program Percepatan
Pembangunan Infrastruktur (2014-2019).
PENDAHULUAN
Sampai tahun 2018, pertumbuhan kapasitas sesuai dengan
rencana (dari 16.2% (22.65 juta ton) pada tahun 2014 menjadi 26.9%
(36.8 juta ton)) dengan utilisasi yang sebanding dengan demand, yang
didominasi oleh program percepatan pembangunan infrastruktur proyek
strategis nasional. Tiap peningkatan kapasitas membutuhkan investasi
rata-rata Rp 500 milyar. Target 30% (41 juta ton) di tahun 2019 optimis
tercapai, dengan adanya rencana pengembangan kapasitas industri pada
tahun 2019.
Dengan melihat RPJPN sampai tahun 2045 yang masih
membutuhkan pembangunan infrastruktur yang masif serta struktur
demand sisa konstruksi yang umumnya masih konvensional, maka target
50% diprediksi baru akan tercapai pada tahun 2029 dengan target
antara 40% pada (2019 – 2024). Road Map Industri Pracetak dan
Prategang diarahkan untuk memenuhi target tersebut, dengan strategi
utama : memperluas stakeholder.
PENDAHULUAN

6
SEJARAH BETON PRACETAK DAN PRATEGANG

Beton pracetak didefinisikan sebagai


elemen beton struktur yang dicetak di tempat
lain dari posisi akhirnya dalam struktur.

Beton Prategang (Prestressed concrete)


didefinisikan sebagai beton struktural
dimana tegangan dalam diberikan untuk
mereduksi tegangan tarik potensial dalam
beton yang dihasilkan dari beban
Slide-7
SEJARAH BETON PRACETAK
➢ Sistem pracetak sebenarnya sudah ada sejak jaman kuno, dan telah
bertahan berabad-abad

a. Piramida terhadap beban angin b. Candi Prambanan thd beban gempa

➢Struktur kayu dan baja pada prinsipnya sama dengan sistem beton pracetak

Slide-8
SEJARAH BETON PRACETAK

Sistem pracetak di luar negeri

Amerika New Zealand


Slide-9
SEJARAH METODA PRACETAK

Sistem pracetak di luar negeri

New Zealand Swiss Slide-10


SEJARAH BETON PRACETAK

Sistem pracetak di luar negeri

Jepang

Slide-11
VBI
Produsen Hollow Core terbesar di Belanda
BAUMA MUNICH 16 APRIL 2013 :
CLARK PACIFIC SACRAMENTO USA 2015
FINLAND
FINLAND
PENGALAMAN INDUSTRIALISASI PERUMAHAN
DI MANCA NEGARA
PENGALAMAN INDUSTRIALISASI PERUMAHAN
DI MANCA NEGARA
PENGALAMAN INDUSTRIALISASI PERUMAHAN
DI MANCA NEGARA
PENGALAMAN INDUSTRIALISASI PERUMAHAN
DI MANCA NEGARA
SEJARAH BETON PRACETAK DI INDONESIA

 Precast Pile
 Introduction in Sarinah Building (1962)
Socket
Joint
Splice by
Prof
Rooseno
(1962)

Wedge
Joint
Splice by
JHS
(1982)
SEJARAH SISTEM PRATEGANG

Semanggi Bridge (1962) – Parliament house (1965) – TY Lin Design


Indonesian Engineering (USA) ,Indonesian Engineering
SEJARAH BETON PRACETAK DI INDONESIA

Start in 1974 with


Precast Government
Company
Bridge

Sheet Pile

Piles

Building Housing Precast Rigid


SEJARAH SISTEM PRATEGANG

 Prestress Development
 System Adoption VSL (Japan), Freyssinet (France)
 Equipment : Paul (Germany), CCL (UK), OVM (China)
SEJARAH SISTEM PRATEGANG

 Prestress Development
 Several application

Ground Anchor Post tension unbonded


Pretension

Posttension External Prestress Heavy Lifting


SEJARAH SISTEM PRATEGANG

 Bridge Structures
 Long span bridge : prestress technology and engineering (Euro
comparison study) in Barelang Bridge (1995)

Paspati Bridge,Bandung (2005) Suramadu Bridge,Surabaya


(2009)

6 long span bridge in Riau Soekarno Bridge,Manado (2015) Merah Putih Bridge,Ambn (2015)
SEJARAH BETON PRACETAK DI INDONESIA
II. PERAN SISTEM PRACETAK DAN PRATEGANG
DALAM INDUSTRI KONSTRUKSI NASIONAL
 Telah berhasil mendorong penggunaan sistem pracetak pada bangunan pemerintah dan swasta,
regulasi khusus untuk sistem pracetak, dan pelatihan serta sertifikasi tenaga kerja konstruksi

Pembuatan Standar
Teknis dan Standar
Kompetensi Kerja

Alih Teknologi

Pengembanga
n Teknologi
Pelatihan/Bimbingan Teknis/Pembinaan Profesi
Berkelanjutan (PPB) dan Sertifikasi Tenaga Ahli dan Terampil

28
II. PERAN SISTEM PRACETAK DAN PRATEGANG
DALAM INDUSTRI KONSTRUKSI NASIONAL
 Studi Banding, Publikasi Seminar, Jurnal dan Pameran Internasional

Beijing 2008 Muenchen 2010 Netherland Lisbon, Finland Bauma Germany 2013
2010 2012

29
II. PERAN SISTEM PRACETAK DAN PRATEGANG
DALAM INDUSTRI KONSTRUKSI NASIONAL
 Studi Banding, Publikasi Seminar, Jurnal dan Pameran Internasional

Kalsruhe Germany
2013 USA Tour 2015 Santiago 2017 International Journal 2017VSL Academy Bangkok
2018

30
DATA ANGGOTA

31
JUMLAH ANGGOTA IAPPI
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2014 2015 2016 2018
Jumlah 119 26 146 103 119 37 93 109 90 1167
TOTAL JUMLAH ANGGOTA IAPPI = 2009

32
KONSTRUKSI INDONEISA 2018, PADA ACARA
SEMINAR RANTAI PASOK

ANGOTA IAPPI
1200
1000
800
600
400
200
0
UNIVERSIT
AS &
ASN BUMN SWASTA
PERORANG
AN
JUMLAH 196 1022 765 26

33
SEBARAN ANGGOTA IAPPI
KONSTRUKSI INDONEISA 2018, PADA
ACARA SEMINAR RANTAI PASOK

II. PERAN SISTEM PRACETAK DAN PRATEGANG


DALAM INDUSTRI KONSTRUKSI NASIONAL

 Pada waktu berdirinya anggota perusahaan dan industri pracetak dan prategang termasuk dalam IAPPI

 Pada Acara CECAR-6 20 Agustus 2013 Kementerian PU mendeklarasikan arah industri konstruksi nasional

menuju minimal 50% berbasis industri manufaktur pracetak dan prategang.

 Untuk mendukung arah tersebut, atas arahan Menteri PU, anggota perusahaan diminta membuat asosiasi

perusahaan yang terpisah dari IAPPI, agar dapat dilakukan pembinaan secara lebih terarah. Pada tanggal

29 April 2014 dideklarasikan Asosiasi Perusahaan Pracetak dan Prategang Indonesia (AP3I) -→ ada 40

perusahaan industri

 IAPPI kemudian murni menjadi asosiasi profesi yang anggotanya adalah anggota individu, dan

berkonsentrasi penuh pada urusan piranti lunak, yang salah satunya pembinaan sumber daya manusia

konstruksi.

35
Slide 36

SEJARAH BETON PRACETAK DI INDONESIA

 PENDIRIAN AP3I 29 April 2014


PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR (2014-2019)

Pertemuan 4 K/L/D/I
Provider Infrastruktur
dan stakeholder
konstruksi 23
Desember 2014

Percepatan Pembangunan Infrastruktur 2014-2019


PENDAHULUAN

38
PROGRAM STRATEGIS TAHUN 2015-2019
BIDANG BINA KONSTRUKSI
Peningkatan Sumber Daya
Pembangunan Infrastruktur
125 BUJK
Peningkatan BUJK 50.000 Orang
ke Kualifikasi Besar Jumlah insinyur baru
konstruksi bersertifikat

200.000
Orang
Jumlah teknisi bersertifikat 10.000 orang
10.000 Orang
Jumlah Tenaga 500.000 Jumlah
Ahli/Manajer Proyek Orang instruktur/asesor
Terlatih Jumlah tenaga terampil pelatihan konstruksi
bersertifikat
40.000 Orang
Jumlah 40%
Supervisor/Foreman
Terlatih Pekerjaan
konstruksi yang
Rp.15 Triliun
30% menerapkan
Ekspor jasa
Penggunaan manajemen mutu
dan tertib konstruksi ke luar
beton pracetak negeri
penyelenggaran
konstruksi

39
PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR 2014-2019

 Sejak ditetapkannya Produk Industri Pracetak


dan Prategang sebagai Teknologi Prioritas pada
tahun 2014, terjadi pengembangan produk dan
penerapan yang signifikan pada percepatan
pembangunan infrastruktur dan perumahan

40
Perkembangan di Lapangan

Jembatan Semanggi 2, Jakarta

41
Perkembangan di Lapangan

Light Rail Train di Palembang Sumatera Selatan

42
Perkembangan di Lapangan

Light Rail Train Jadobetabek

43
Perkembangan di Lapangan

Mass Rapid Transport Jakarta

44
Perkembangan di Lapangan

Inner boring dan Tiang Pancang Besar untuk


Jakarta Giant Sea Wall

45
Perkembangan di Lapangan

Jalan Layang Tol Becakayu di Bekasi Jawa Barat

46
Perkembangan di Lapangan

Jembatan Merah Putih di Ambon Maluku

47
Perkembangan di Lapangan

Rumah Susun Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta

48
Perkembangan di Lapangan

Bendung di Majalengka Jawa Barat dan


Rip Rap di Balikpapan Kalimantan Timur

49
Perkembangan di Lapangan

Jalan Pracetak di Cirebon Jawa Barat


dan Klaten Jawa Tengah

50
Perkembangan di Lapangan

Produk pracetak untuk saluran dan irigasi

51
Perkembangan di Lapangan

Rumah tapak sederhana di Klender, Jakarta Timur

52
PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR (2014-2019)

Infrastructure supporting

Pipe Railway Fence


PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR (2014-2019)
PERKEMBANGAN PASAR PRACETAK PRATEGANG
1. Tiang Pancang 7.294.625
2. Turap 4.505.025
3. Jalan 517.602
4. Jembatan 3.945.028
5. Saluran 569.682
6. Kanstin 24.000
7. Jalan Rel KA 471.531
8. Pagar Beton 41.000
9. Komponen Bangunan Gedung 1.065.323
10. Sistem Bangunan Rumah Tinggal -
11. Komponen Bangunan Retail -
12. Sistem Bangunan Gedung 368.460
13. Sistem Prategang -
14. Tiang Listrik dan Telekomunikasi 52.158
15. Terowongan 50.400
16. Konstruksi Lepas Pantai 1.208.010
17. Sistem Pemipaan untuk Konstruksi Pembangkit Energi 10.000
18. Cable Protection 2.534.400
22.657.245
Sampai tahun 2014 55
PERKEMBANGAN KAPASITAS PRODUKSI PABRIK
ANGGOTA AP3I TAHUN 2014 - 2017
Sumber : Profil dan Direktori AP3I 2017

TAHUN KAPASITAS PRODUKSI (TON/TAHUN JUMLAH PABRIK


2014 24.566.513 57
2015 25.325.469 58
2016 26.776.333 63
2017 33.607.933 74

40000000

35000000
Kapasitas Produksi

30000000
(Ton/Tahun)

25000000

20000000

15000000

10000000

5000000

2014 2015 2016 2017


PERKEMBANGAN KAPASITAS PRODUKSI PABRIK
ANGGOTA AP3I TAHUN 2014 - 2017
Sumber : Profil dan Direktori AP3I 2017

No. Wilayah Kapasitas Produksi Jumlah


(Ton/Th.) Pabrik
1 Sumatera 3.790.580 10
2 Jakarta 1.779.671 3
3 Banten 2.831.883 6
4 Jawa Barat 16.134.194 30
5 Jawa Tengah 1.422.681 6
6 DI Yogyakarta 782.105 1
7 Jawa Timur 6.248.044 12
8 Kalimantan 48.000 1
9 Sulawesi 504.288 3
10 Bali 36.772 1
11 NTB 29.716 1
33.607.933 74
PERKEMBANGAN KAPASITAS PRODUKSI PABRIK
ANGGOTA AP3I TAHUN 2014 - 2017
Sumber : Profil dan Direktori AP3I 2017
ROAD MAP INDUSTRI PRACETAK PRATEGANG

Sistem Prefabrication tadi komponen-komponen


bangunan sudah dibuat dulu di tempat lain, lalu
di lokasi bangunannya nanti tinggal
sambung…sambung..sambung…jadi

Teknologi-teknologi seperti ini yang akan kita


hadapi ke depan dan kita harus tahu mengenai
ini.

Sistem Prefabrication juga untuk semua hal


sekarang ini dibuat. Semuanya serba
cepat…Semuanya serba cepat… oleh sebab itu
kita harus kenali ini, perubahan-perubahan ini
harus kita kenali dan semuanya kita harus
belajar mengenai ini….harus belajar

yang membuat kita memiliki daya saing yang


tinggi

Tanpa itu kita akan ditinggal oleh negara lain.


Kita akan kalah oleh negara-negara lain.

Presiden Joko Widodo, 12 Maret 2019


ROAD MAP INDUSTRI PRACETAK PRATEGANG
ROAD MAP INDUSTRI PRACETAK DAN
PRATEGANG
Sumber : Profil dan Direktori AP3I 2017
8. PERKEMBANGAN
TEKNOLOGI
4.BETON
PRODUKSI 12. PERKEMBANGAN
2. BETON PRATEGANG
BERTULANG KOMPONEN STRUKTUR 14. REGULASI
(1850)
6.PENINGKATAN 10.
KEMAMPUAN KETERBATASAN
DESAIN LAHAN

16. SISTEM
1. PENEMUAN 2000an PELAKSANAAN
1800an 1980an
SEMEN (1824) FULL PRECAST
(2020)

7. EFISIENSI 11. TEKNOLOGI


BIAYA, WAKTU PELAKSANAAN
3.
PERKEMBANGAN 15. STANDARISASI &
MATERIAL 5.PERATURAN SERTIFIKASI
13. SISTEM
KONSTRUKSI PERENCANAAN 9. BAHAN
JOINT
KIMIA BETON
DASAR PEMBUATAN ROAD MAP

 Berdasarkan analisis, perlu usaha sistematis untuk :


 Pemetaan kebutuhan dan distribusi
 Pemetaan kapasitas dan distribusi,
 Mensinergikan pemegang teknologi (paten, Building Information Modelling
(BIM), tipologi dimensi produk, sistem dan alat bantu produksi, sistem dan
peralatan pendukung pemasangan), pemodal dan regulator
 Pembinaan sumber daya manusia (teknis, manajemen, finansial) baik di industri
pracetak prategang yang sudah ada, industri konstruksi yang berpartisipasi, dan
pada calon tenaga kerja konstruksi di perguruan tinggi dan Pendidikan vokasi
(link & match, pendidikan profesi, dan magang)
 Penelitian dan pengembangan untuk mendukung industri
 Regulasi untuk mengkatalis penerapan produk industri pracetak dan prategang
 Sosialisasi ke seluruh pemangku kepentingan dan penentu kebijakan
 Sertifikasi industri.

62
DEMAND

DEMAND

• Badan Perencanaan Infrastruktur Wilayah


• Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
• Direktorat Sungai dan Pantai
• Direktorat Irigasi dan Rawa
• Pusat Bendungan
• Direktorat Jenderal Cipta Karya
• Program 100-0-100
• Sistem Limbah Terpadu
• Direktorat Jenderal Bina Marga
• Standar Penerapan Teknologi

63
DEMAND
DEMAND

• Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan


• Rumah Susun
• Rumah Khusus
• Perumnas
• REI/APERSI
• Kementerian Perhubungan
• Jalan Rel
• Pelabuhan

64
DEMAND

BPIW sedang menyusun


Rencana Induk
Infraastruktur 2019 -2039
- Jenis Infratsruktur
- Lokasi
- Waktu delivery
Rencana Induk akan
dijadikan Permen PU PR
dan terbuka untuk umum
dalam website

Sistematika Demand yang


pasti

65
PERKEMBANGAN PASAR PRACETAK DAN PRATEGANG
Sumber : Profil dan Direktori AP3I 2017
SUB SUB
NO. PRODUK PRODUK
NO. PRODUK PRODUK
1. TIANG PANCANG 9 11. KOMPONEN BANGUNAN RETAIL 3

2. TURAP 4 12. SISTEM BANGUNAN GEDUNG 4

3. JALAN 8 13. SISTEM PRATEGANG 2

4. JEMBATAN 8 14. TIANG LISTRIK -

5. SALURAN 5 15. TIANG TELEKOMUNIKASI -

6. KANSTIN 1 16. TEROWONGAN -

7. JALAN REL KERETA API 3 17. KONSTRUKSI LEPAS PANTAI 5

8. PAGAR BETON 3 SISTEM PEMIPAAN UNTUK


18. KONSTRUKSI PEMBANGKIT ENERGI
-
KOMPONEN BANGUNAN
9. 13 19. CABLE PROTECTION -
GEDUNG
SISTEM BANGUNAN RUMAH 20 BENDUNGAN -
10 TINGGAL
3
67
PENGEMBANGAN PRODUK, PERALATAN PENDUKUNG
PRODUKSI, INSTALASI DAN METODA KONSTRUKSI
Sumber : Profil dan Direktori AP3I 2017
Pengembangan
peralatan pendukung
produksi menuju
otomatisasi produksi sudah
mulai dilakukan, misalnya
peralatan produksi hollow
core, dinding façade,
pemotong tulangan
otomatis, pencetakan dry
cast, dan universal precast
machine. Proses menuju
otomatisasi ini mutlak
diperlukan untuk
kecepatan, kualitas dan
efisiensi sistem produksi,
karena semakin tidak
cukupnya tenaga kerja
konvensional.
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PRODUKSI
Sumber : Profil dan Direktori AP3I 2017

• Peralatan produksi dengan menggunakan mekanis


• Kemampuan cetakan yang fleksibel
• Kemampuan produksi dengan kapasitas lebih banyak
PT. BETON ELEMENINDO PERKASA
PT. BETON ELEMENINDO PERKASA
PT. BETON ELEMENINDO PERKASA
PT. BETON ELEMENINDO PERKASA
PT. BETON ELEMENINDO PERKASA
PT. BETON ELEMENINDO PERKASA
PENGEMBANGAN METODE KONSTRUKSI
Sumber : Profil dan Direktori AP3I 2017
Pemasangan Girder Beton
ALAT BANTU INSTALASI

Penggunaan Crane Besar untuk


bangunan tinggi

79
PENGEMBANGAN BIM

80
01. Nanggroe Aceh Darussalam 13. West Java 17. Bali
02. North Sumatera Sadang (4 Pabrik KP 2.530.997 Ton/Th) 18. West Nusatenggara
Medan (2 Pabrik KP 1.039.167 Ton/Th) Cibitung (2 Pabrik KP 1.443.720 Ton/Th) 19. East Nusatenggara
03. R i a u Karawang (7 Pabrik KP 4.855.154 Ton/Th) 20. West Kalimantan
04. Riau Archipelago Cikarang (4 Pabrik KP 1.181.997 Ton/Th) 21. Central Kalimantan
Batam (1 Pabrik KP 300.000 Ton/Th) Cilacap (1 Pabrik KP 155.356 Ton/Th) 22. East Kalimantan
05. West Sumatera Bandung (1 Pabrik KP 414.221 Ton/Th) 23. South Kalimantan
06. Jambi Bekasi (2 Pabrik KP 90.300 Ton/Th) 24. North Sulawesi
07. Bengkulu Bogor (3 Pabrik KP 1.162.500 Ton/Th) 25. Gorontalo
08. South Sumatera Subang (2 Pabrik KP 1.028.255 Ton/Th) 26. West Sulawesi
Palembang (3 Pabrik KP 505.433 Ton/Th) Majalengka (1 Pabrik KP 384.167 Ton/Th) 27. Central Sulawesi
09. Bangka Belitung 14. Central Java 28. South Sulawesi
Batam (1 Pabrik KP 90.000 Ton/Th) Semarang (1 Pabrik KP 118.500 Ton/Th) Makassar (2 Pabrik KP 434.167 Ton/Th)
10. Lampung Boyolali (1 Pabrik KP 384.167 Ton/Th) 29. Southeast Sulawesi
(1 Pabrik KP 384.167 Ton/Th) 15. Yogyakarta 30. North Maluku
11. Banten 16. East Java 31. Maluku
Tangerang (1 Pabrik KP 825.000 Ton/Th) Surabaya (1 Pabrik KP 494.507 Ton/Th) 32. West Papua
Bojonegara (1 Pabrik KP 452.470 Ton/Th) Mojokerto (2 Pabrik KP 845.693 Ton/Th) 33. East Papua
12. Jakarta Gersik (3 Pabrik KP 1.538.775 Ton/Th)
(2 Pabrik KP 1.153.300 Ton/Th) Gempol Pasuruan (2 Pabrik KP 447.167 Ton/Th) 81
Sidoarjo (1 Pabrik KP 560.912 Ton/Th)
PENGEMBANGAN SDM

82
PEMBINAAN SDM

Di Lingkungan Industri Pracetak dan Prategang, Industri Konstruksi yang


berminat berpartisipasi

83
PEMBINAAN SDM : LINK & MATCH
PENGEMBANGAN REGULASI NSPK DAN SOSIALIAS

 Standar : SNI untuk Nasional


PENGEMBANGAN REGULASI NSPK DAN SOSIALIASI

 Pedoman dan Surat Edaran


PENGEMBANGAN REGULASI NSPK DAN SOSIALIASI

 Pedoman dan Surat Edaran


Rantai Pasok Pemilik
Pengguna/Investor

Industri Rantai
Pasok

Penyedia Jasa

Hasil Produksi,
Tepat waktu, Produk Konstruksi
kualitas dan biaya
RANTAI PASOK DAN INDUSTRIALISASI
Sumber : Katalog Produk Industri Beton Pracetak dan Pategang 2014
REGULASI RANTAI PASOK

Model Aspal Buton Produk Industri Beton Pracetak dan


Prategang

90
REGULASI RANTAI PASOK

No Aspek Aspal Buton : Permen PU PR No. 18/PRT/M/2018 Pracetak dan Prategang : Rapermen

I Menimbang Kualitas, kemandirian aspal nasional Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Perumahan, Teknolgi Prioritas
Standar MPK untuk dukung Rantai Pasok Sudah ada uji coba, kualitas, keberlanjutan
Sudah ada uji coba Perlu Permen PU PR
Perlu Permen PU PR

II Mengingat UU JK No.2/2017 UU JK No.2/2017


Permen PU PR No.15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemen PU PR Permen PU PR No.15/PRT/M2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemen PU PR

Permen PU PR No.20/PRT/M/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja UPT Kemen PU PR Permen PU PR No.20/PRT/M/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja UPT Kemen PU PR

III Memutuskan

IV Ketentuan Umum Definisi : Aspal Buton, Jalan, para stakeholder yang terlibat,Spesifikasi. Diseminasi,sosialisasi Definisi : Stakeholder, beton pracetak dan prategang, ,Spesifikasi. Diseminasi,sosialisasi
pendampingan teknis, pemantauan dan evaluasi, buffer stock pendampingan teknis, pemantauan dan evaluasi,

Maksud dan Tujuan Maksud dan Tujuan Maksud dan Tujuan


Pedoman untuk stakeholder : efektif, efisien, transparan, akuntabel,dan berkelanjutan
Meningkatan penggunaan Asbuton Meningkatan pemanfaatan industri pracetak dan prategang
Meningkatkan kemampuan pasokan asbuton Peningkatan kualitas infrastruktur dan perumahan
Meningkatkan manfaat ekonomi dan kemandirian industri Asbuton Meningkatkan manfaat ekonomi dan lapangan kerja produktif
Lingkup Pengaturan : penggunaan, pembinaan teknis, pengadaan, monev dan pelaporan
REGULASI RANTAI PASOK

Demand Side Penggunaan Aspal Buton Peningkatan Pemanfaatan Beton Pracetak dan Prategang
Persyaratan teknis
Target minimal penggunaan produk industri beton pracetak dan prategang
Dirjen Bina Marga dan Pemda menetapkan ruas jalan nasional yang menggunakan asbuton ditetapkan dalam
di awal kuartal keempat Renstra Kemen PU PR
BPIW membuat prediksi demand, penyebaran lokasi, dan waktu pelaksanaan
Spesifikasi ada di lampiran Permen PU PR program
Produsen Asbuton harus punya sertifikasi jaminan mutu, yang belum harus ada
rekomendasi Balitbang memberi masukan mengenai standar teknik
Ditjen dan Pusat Bendungan tiap tahun menetapkan infrastruktur/perumahan yang
dari DJBK, DBM dan Balitbang akan
dibangun dengan produk industri pracetak dan prategang
Pemda dapat berperan aktif
Pemda dapat meminta bantuan stimulan

Ketentuan Teknis
Katagori fix plant dan mobile plant
Kriteria penggunaan, tipologi, peralatan produksi dan instalasi , spesifikasi teknis
menjadi lampiran Permen PU PR

Pembinaan Pembinaan Teknis Pembinaan Teknis


Ditjen Bina Konstruksi bekerjasama dengan asosiasi profesi dan industri
Ditjen Bina Marga, Balitbang, BPSDM melakukan sosialisasi, diklat teknis, menyelenggarakan
pendampingan teknis menurut tusi masing-masing sosialisasi, pendampingan teknis, pelatihan, sertifikasi, dan monev

Supply Side Pengadaan Asbuton Pengadaan bahan


Sesuai ketentuan pengadaan barang dan jasa Sesuai ketentuan pengadaan barang dan jasa
Kestabilan harga dan pasokan dalam suatu perioda tertentu Ditjen Bina Marga
menetapkan Satuan kerja memasukkannya dalam dokumen kontrak
Produsen industri menjamin ketersediaan produk yang memenuhi spsifikasi teknis
buffer stock dan
kewajaran harga
Koordinasi rantai pasok dengan sistem informasi
Peran serta masyarakat
REGULASI RANTAI PASOK

Sanksi
Bagi pengguna jasa dan penyedia jasal

Ketentuan Peralihan Ketentuan lain-lain


Produsen Asbuton harus memiliki sertifikat manajemen mutu paling lambat 3 tahun SOP dan Juknis dikeluarkan 1 bulan setelah Permen berlaku
Setiap perubahan rencana peningkatan produksi harus disetujui Dirjen
Ketentuan Penutup Efektif berlaku mulai tahun anggaran…..
Permen lama dinyatakan tidak berlaku
Sosialisasi, Bimbingan Teknis, Pelatihan dan Pendampingan teknis langsung ke
Balai/Satker Strategis/SNVT/BUMN Pelaksana, Konsultan

94
95
96
SERTIFIKASI INDUSTRI
 Indonesia set Plant Certification in National standard since 2014, adopted from ACI 301M-10,
that must accordance with PCI Plant Certification

Indonesia release concrete specification code SNI 6880:2016 by adopting ACI 301M-10
SERTIFIKASI INDUSTRI

Distribution of Precast Plant in US that have PCI Plant


Certification
Almost exist in all US States
Range of services is 400 mile radius
PENUTUP
Sistem beton pracetak dan prategang adalah jenis konstruksi berbasis
industri manufaktur yang mempunyai kelebihan dalam aspek mutu yang terjaga,
waktu pelaksanaan yang cepat, biaya yang ekonomis, bahan baku terdapat di
Indonesia, dan memenuhi konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable
development/green construction).
Industri ini berkembang pesat dalam 4 tahun terakhir ini karena mendukung
percepatan pembangunan infrastruktur dengan pertumbuhan kapasitas dari 16.2%
(22.65 juta ton) pada tahun 2014 menjadi 26.9% (36.8 juta ton) pada tahun 2018,
dan optimis mencapay target 30% (41 juta ton) di tahun 2019.
Dengan melihat RPJPN sampai tahun 2045 yang masih membutuhkan
pembangunan infrastruktur yang masif serta struktur demand sisa konstruksi yang
umumnya masih konvensional, maka target 50% diprediksi baru akan tercapai pada
tahun 2029 dengan target antara 40% pada (2019 – 2024). Road Map Industri
Pracetak dan Prategang diarahkan untuk memenuhi target tersebut, dengan strategi
utama : memperluas stakeholder, karena besarnya investasi yang dibutuhkan (+/- Rp
500 milyar per penambahan kapasitas 1 juta ton) membutuhkan pertumbuhan
demand yang setara

Anda mungkin juga menyukai