PERCEPATAN PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR 2014-2019
PENUTUP
Slide-2
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Sistem beton pracetak dan prategang adalah jenis konstruksi
berbasis industri manufaktur yang mempunyai kelebihan dalam aspek
mutu yang terjaga, waktu pelaksanaan yang cepat, biaya yang ekonomis,
bahan baku terdapat di Indonesia, dan memenuhi konsep pembangunan
berkelanjutan (sustainable development/green construction). Pemerintah
sangat mendorong penggunaan sistem pracetak karena dapat
mendorong efisiensi produksi dalam industri konstruksi nasional.
Diharapkan industri pracetak ini nantinya dapat berpartisipasi setidaknya
lebih dari 50% pangsa pasar konstruksi yang menggunakan bahan beton,
dan tersebar secara merata ke seluruh wilayah Indonesia.
Salah satu amanat UU No.2/2017 pada Pemerintah Pusat pada
Pasal 5 ayat 5(c) adalah mendorong pengembangan teknologi prioritas.
Salah satu teknologi yang didorong Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat adalah teknologi industri pracetak dan prategang,
dengan menetapkan rencana strategis penerapan 30% dari industri
konstruksi pada tahun 2019 untuk mendukung Program Percepatan
Pembangunan Infrastruktur (2014-2019).
PENDAHULUAN
Sampai tahun 2018, pertumbuhan kapasitas sesuai dengan
rencana (dari 16.2% (22.65 juta ton) pada tahun 2014 menjadi 26.9%
(36.8 juta ton)) dengan utilisasi yang sebanding dengan demand, yang
didominasi oleh program percepatan pembangunan infrastruktur proyek
strategis nasional. Tiap peningkatan kapasitas membutuhkan investasi
rata-rata Rp 500 milyar. Target 30% (41 juta ton) di tahun 2019 optimis
tercapai, dengan adanya rencana pengembangan kapasitas industri pada
tahun 2019.
Dengan melihat RPJPN sampai tahun 2045 yang masih
membutuhkan pembangunan infrastruktur yang masif serta struktur
demand sisa konstruksi yang umumnya masih konvensional, maka target
50% diprediksi baru akan tercapai pada tahun 2029 dengan target
antara 40% pada (2019 – 2024). Road Map Industri Pracetak dan
Prategang diarahkan untuk memenuhi target tersebut, dengan strategi
utama : memperluas stakeholder.
PENDAHULUAN
6
SEJARAH BETON PRACETAK DAN PRATEGANG
➢Struktur kayu dan baja pada prinsipnya sama dengan sistem beton pracetak
Slide-8
SEJARAH BETON PRACETAK
Jepang
Slide-11
VBI
Produsen Hollow Core terbesar di Belanda
BAUMA MUNICH 16 APRIL 2013 :
CLARK PACIFIC SACRAMENTO USA 2015
FINLAND
FINLAND
PENGALAMAN INDUSTRIALISASI PERUMAHAN
DI MANCA NEGARA
PENGALAMAN INDUSTRIALISASI PERUMAHAN
DI MANCA NEGARA
PENGALAMAN INDUSTRIALISASI PERUMAHAN
DI MANCA NEGARA
PENGALAMAN INDUSTRIALISASI PERUMAHAN
DI MANCA NEGARA
SEJARAH BETON PRACETAK DI INDONESIA
Precast Pile
Introduction in Sarinah Building (1962)
Socket
Joint
Splice by
Prof
Rooseno
(1962)
Wedge
Joint
Splice by
JHS
(1982)
SEJARAH SISTEM PRATEGANG
Sheet Pile
Piles
Prestress Development
System Adoption VSL (Japan), Freyssinet (France)
Equipment : Paul (Germany), CCL (UK), OVM (China)
SEJARAH SISTEM PRATEGANG
Prestress Development
Several application
Bridge Structures
Long span bridge : prestress technology and engineering (Euro
comparison study) in Barelang Bridge (1995)
6 long span bridge in Riau Soekarno Bridge,Manado (2015) Merah Putih Bridge,Ambn (2015)
SEJARAH BETON PRACETAK DI INDONESIA
II. PERAN SISTEM PRACETAK DAN PRATEGANG
DALAM INDUSTRI KONSTRUKSI NASIONAL
Telah berhasil mendorong penggunaan sistem pracetak pada bangunan pemerintah dan swasta,
regulasi khusus untuk sistem pracetak, dan pelatihan serta sertifikasi tenaga kerja konstruksi
Pembuatan Standar
Teknis dan Standar
Kompetensi Kerja
Alih Teknologi
Pengembanga
n Teknologi
Pelatihan/Bimbingan Teknis/Pembinaan Profesi
Berkelanjutan (PPB) dan Sertifikasi Tenaga Ahli dan Terampil
28
II. PERAN SISTEM PRACETAK DAN PRATEGANG
DALAM INDUSTRI KONSTRUKSI NASIONAL
Studi Banding, Publikasi Seminar, Jurnal dan Pameran Internasional
Beijing 2008 Muenchen 2010 Netherland Lisbon, Finland Bauma Germany 2013
2010 2012
29
II. PERAN SISTEM PRACETAK DAN PRATEGANG
DALAM INDUSTRI KONSTRUKSI NASIONAL
Studi Banding, Publikasi Seminar, Jurnal dan Pameran Internasional
Kalsruhe Germany
2013 USA Tour 2015 Santiago 2017 International Journal 2017VSL Academy Bangkok
2018
30
DATA ANGGOTA
31
JUMLAH ANGGOTA IAPPI
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2014 2015 2016 2018
Jumlah 119 26 146 103 119 37 93 109 90 1167
TOTAL JUMLAH ANGGOTA IAPPI = 2009
32
KONSTRUKSI INDONEISA 2018, PADA ACARA
SEMINAR RANTAI PASOK
ANGOTA IAPPI
1200
1000
800
600
400
200
0
UNIVERSIT
AS &
ASN BUMN SWASTA
PERORANG
AN
JUMLAH 196 1022 765 26
33
SEBARAN ANGGOTA IAPPI
KONSTRUKSI INDONEISA 2018, PADA
ACARA SEMINAR RANTAI PASOK
Pada waktu berdirinya anggota perusahaan dan industri pracetak dan prategang termasuk dalam IAPPI
Pada Acara CECAR-6 20 Agustus 2013 Kementerian PU mendeklarasikan arah industri konstruksi nasional
Untuk mendukung arah tersebut, atas arahan Menteri PU, anggota perusahaan diminta membuat asosiasi
perusahaan yang terpisah dari IAPPI, agar dapat dilakukan pembinaan secara lebih terarah. Pada tanggal
29 April 2014 dideklarasikan Asosiasi Perusahaan Pracetak dan Prategang Indonesia (AP3I) -→ ada 40
perusahaan industri
IAPPI kemudian murni menjadi asosiasi profesi yang anggotanya adalah anggota individu, dan
berkonsentrasi penuh pada urusan piranti lunak, yang salah satunya pembinaan sumber daya manusia
konstruksi.
35
Slide 36
Pertemuan 4 K/L/D/I
Provider Infrastruktur
dan stakeholder
konstruksi 23
Desember 2014
38
PROGRAM STRATEGIS TAHUN 2015-2019
BIDANG BINA KONSTRUKSI
Peningkatan Sumber Daya
Pembangunan Infrastruktur
125 BUJK
Peningkatan BUJK 50.000 Orang
ke Kualifikasi Besar Jumlah insinyur baru
konstruksi bersertifikat
200.000
Orang
Jumlah teknisi bersertifikat 10.000 orang
10.000 Orang
Jumlah Tenaga 500.000 Jumlah
Ahli/Manajer Proyek Orang instruktur/asesor
Terlatih Jumlah tenaga terampil pelatihan konstruksi
bersertifikat
40.000 Orang
Jumlah 40%
Supervisor/Foreman
Terlatih Pekerjaan
konstruksi yang
Rp.15 Triliun
30% menerapkan
Ekspor jasa
Penggunaan manajemen mutu
dan tertib konstruksi ke luar
beton pracetak negeri
penyelenggaran
konstruksi
39
PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR 2014-2019
40
Perkembangan di Lapangan
41
Perkembangan di Lapangan
42
Perkembangan di Lapangan
43
Perkembangan di Lapangan
44
Perkembangan di Lapangan
45
Perkembangan di Lapangan
46
Perkembangan di Lapangan
47
Perkembangan di Lapangan
48
Perkembangan di Lapangan
49
Perkembangan di Lapangan
50
Perkembangan di Lapangan
51
Perkembangan di Lapangan
52
PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR (2014-2019)
Infrastructure supporting
40000000
35000000
Kapasitas Produksi
30000000
(Ton/Tahun)
25000000
20000000
15000000
10000000
5000000
16. SISTEM
1. PENEMUAN 2000an PELAKSANAAN
1800an 1980an
SEMEN (1824) FULL PRECAST
(2020)
62
DEMAND
DEMAND
63
DEMAND
DEMAND
64
DEMAND
65
PERKEMBANGAN PASAR PRACETAK DAN PRATEGANG
Sumber : Profil dan Direktori AP3I 2017
SUB SUB
NO. PRODUK PRODUK
NO. PRODUK PRODUK
1. TIANG PANCANG 9 11. KOMPONEN BANGUNAN RETAIL 3
79
PENGEMBANGAN BIM
80
01. Nanggroe Aceh Darussalam 13. West Java 17. Bali
02. North Sumatera Sadang (4 Pabrik KP 2.530.997 Ton/Th) 18. West Nusatenggara
Medan (2 Pabrik KP 1.039.167 Ton/Th) Cibitung (2 Pabrik KP 1.443.720 Ton/Th) 19. East Nusatenggara
03. R i a u Karawang (7 Pabrik KP 4.855.154 Ton/Th) 20. West Kalimantan
04. Riau Archipelago Cikarang (4 Pabrik KP 1.181.997 Ton/Th) 21. Central Kalimantan
Batam (1 Pabrik KP 300.000 Ton/Th) Cilacap (1 Pabrik KP 155.356 Ton/Th) 22. East Kalimantan
05. West Sumatera Bandung (1 Pabrik KP 414.221 Ton/Th) 23. South Kalimantan
06. Jambi Bekasi (2 Pabrik KP 90.300 Ton/Th) 24. North Sulawesi
07. Bengkulu Bogor (3 Pabrik KP 1.162.500 Ton/Th) 25. Gorontalo
08. South Sumatera Subang (2 Pabrik KP 1.028.255 Ton/Th) 26. West Sulawesi
Palembang (3 Pabrik KP 505.433 Ton/Th) Majalengka (1 Pabrik KP 384.167 Ton/Th) 27. Central Sulawesi
09. Bangka Belitung 14. Central Java 28. South Sulawesi
Batam (1 Pabrik KP 90.000 Ton/Th) Semarang (1 Pabrik KP 118.500 Ton/Th) Makassar (2 Pabrik KP 434.167 Ton/Th)
10. Lampung Boyolali (1 Pabrik KP 384.167 Ton/Th) 29. Southeast Sulawesi
(1 Pabrik KP 384.167 Ton/Th) 15. Yogyakarta 30. North Maluku
11. Banten 16. East Java 31. Maluku
Tangerang (1 Pabrik KP 825.000 Ton/Th) Surabaya (1 Pabrik KP 494.507 Ton/Th) 32. West Papua
Bojonegara (1 Pabrik KP 452.470 Ton/Th) Mojokerto (2 Pabrik KP 845.693 Ton/Th) 33. East Papua
12. Jakarta Gersik (3 Pabrik KP 1.538.775 Ton/Th)
(2 Pabrik KP 1.153.300 Ton/Th) Gempol Pasuruan (2 Pabrik KP 447.167 Ton/Th) 81
Sidoarjo (1 Pabrik KP 560.912 Ton/Th)
PENGEMBANGAN SDM
82
PEMBINAAN SDM
83
PEMBINAAN SDM : LINK & MATCH
PENGEMBANGAN REGULASI NSPK DAN SOSIALIAS
Industri Rantai
Pasok
Penyedia Jasa
Hasil Produksi,
Tepat waktu, Produk Konstruksi
kualitas dan biaya
RANTAI PASOK DAN INDUSTRIALISASI
Sumber : Katalog Produk Industri Beton Pracetak dan Pategang 2014
REGULASI RANTAI PASOK
90
REGULASI RANTAI PASOK
No Aspek Aspal Buton : Permen PU PR No. 18/PRT/M/2018 Pracetak dan Prategang : Rapermen
I Menimbang Kualitas, kemandirian aspal nasional Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Perumahan, Teknolgi Prioritas
Standar MPK untuk dukung Rantai Pasok Sudah ada uji coba, kualitas, keberlanjutan
Sudah ada uji coba Perlu Permen PU PR
Perlu Permen PU PR
Permen PU PR No.20/PRT/M/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja UPT Kemen PU PR Permen PU PR No.20/PRT/M/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja UPT Kemen PU PR
III Memutuskan
IV Ketentuan Umum Definisi : Aspal Buton, Jalan, para stakeholder yang terlibat,Spesifikasi. Diseminasi,sosialisasi Definisi : Stakeholder, beton pracetak dan prategang, ,Spesifikasi. Diseminasi,sosialisasi
pendampingan teknis, pemantauan dan evaluasi, buffer stock pendampingan teknis, pemantauan dan evaluasi,
Demand Side Penggunaan Aspal Buton Peningkatan Pemanfaatan Beton Pracetak dan Prategang
Persyaratan teknis
Target minimal penggunaan produk industri beton pracetak dan prategang
Dirjen Bina Marga dan Pemda menetapkan ruas jalan nasional yang menggunakan asbuton ditetapkan dalam
di awal kuartal keempat Renstra Kemen PU PR
BPIW membuat prediksi demand, penyebaran lokasi, dan waktu pelaksanaan
Spesifikasi ada di lampiran Permen PU PR program
Produsen Asbuton harus punya sertifikasi jaminan mutu, yang belum harus ada
rekomendasi Balitbang memberi masukan mengenai standar teknik
Ditjen dan Pusat Bendungan tiap tahun menetapkan infrastruktur/perumahan yang
dari DJBK, DBM dan Balitbang akan
dibangun dengan produk industri pracetak dan prategang
Pemda dapat berperan aktif
Pemda dapat meminta bantuan stimulan
Ketentuan Teknis
Katagori fix plant dan mobile plant
Kriteria penggunaan, tipologi, peralatan produksi dan instalasi , spesifikasi teknis
menjadi lampiran Permen PU PR
Sanksi
Bagi pengguna jasa dan penyedia jasal
94
95
96
SERTIFIKASI INDUSTRI
Indonesia set Plant Certification in National standard since 2014, adopted from ACI 301M-10,
that must accordance with PCI Plant Certification
Indonesia release concrete specification code SNI 6880:2016 by adopting ACI 301M-10
SERTIFIKASI INDUSTRI