Anda di halaman 1dari 6

Nama = Aulia Zahro

NPM = 1112018019

Penyimpangan hukum mendel

Hukum Mendel telah menjelaskan bagaimana suatu keturunan


memiliki perbandingan perbandingan tertentu. Perbandingan itu terkadang tidak
sesuai dengan yang terdapat dilapangan. Penyimpangan semu hukum Mendell
merupakan bentuk persilangan yang menghasilkan rasio fenotif yang berbeda
dengan dasar dihibrid menurut hukum Mendell. Meskipun tampak berbeda
sebenarnya rasio fenotif yang diperoleh merupakan modifikasi dari penjumlahan
rasio fenotif hukum Mendel semula.
Macam penyimpangan hukum Mendell adalah sebagai berikut:
1. Polimeri
Polimeri adalah suatu gejala dimana terdapat banyak gen
bukan alel tetapi mempengaruhi karakter/sifat yang sama. Polimeri
memiliki ciri: makin banyak gen dominan, maka sifat karakternya makin
kuat.
Contoh: A + B = gen kaki berbulu
A + B = gen kaki polos
Gen kaki berbulu dominan terhadap gen kaki polos.
Contoh: perkawinan antara ayam jantan kaki berbulu dengan ayam betina
kaki polos (masing-masing homozigot) akan didapat keturunan F1
semuanya kaki berbulu. Jika F1 telah dewasa disilangkan kembali akan
didapat F2 yang bervariasi.
skema perkawinanya:

P1 genotipe AA BB x aa bb
Fenotipe Kaki berbulu kaki polos
Gamet AB, AB ab,ab

F1 genotipe Aa Bb (jumlah ada 16 yang 8 jantan dan 8 lainnya betina)

P2 genotipe Aa Bb x Aa Bb
Fenotipe Kaki berbulu kaki berbulu
F2 genotipe Fenotipe jumlah
A-B- kaki berbulu 9
A-bb kaki berbulu 3
aa B - kaki berbulu 3
aa bb kaki polos 1
jika ada perkawinan dihibrid (Aa Bb x Aa Bb) seperti diatas maka
hasilnya:
- Macam fenotipe = 2 (kaki berbulu dan kaki polos)
- Rasio fenotipe = kaki berbulu:kaki polos = 15:1

2. Kriptomeri
Kriptomeri merupakan suatu peristiwa dimana suatu faktor
tidak tampak pengaruhnya bila berdiri sendiri, tetapi baru tampak
pengaruhnya bila ada faktor lain yang menyertainya. Kriptomeri memiliki
ciri khas: ada karakter baru muncul bila ada 2 gen dominan bukan alel
berada Bersama
Contoh: persilangan Linaria maroccana berbunga merah homozigot
dengan
Linaria maroccana berbunga putih homozigot. Hasil dari
perkawinan ini adalah F1 tanaman berbunga ungu, dan F2 terdiri
atas tanaman berbunga ungu, merah, dan putih dengan
perbandingan 9:3:4
Bunga merah = AAbb A = Antosiadinin
Bunga putih = aaBB B = Basa

Keterangan:
a. Di mana A (antosianid in) bertemu dengan B (basa), timbullah
warna ungu, jadi 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 13, adalah ungu (9).
b. Di mana A bertemu dengan bb (asam), timbullah warna merah, jadi
6, 8, 14 adalah merah (3).
c. Di mana ada aa, di situlah timbul warna putih, jadi 11, 12, 15, 16
adalah putih (4).
Kejadian tersebut di atas ini disebut kriptomeri (bagian tersembunyi).
Airsel yang bersifat basa itu merupakan faktor tersembunyi. Adanya basa
itu baru diketahui, setelah kita melihat pergatian warna merah menjadi
ungu.1

3. Epistasis/Hipostasis
Epistasis/hipostasis merupakan suatu peristiwa dimana suatu gen
dominan menutupi pengaruh gen dominan lain yang bukan alelnya. Gen
yang menutupi disebut epistasis, dan yang ditutupi disebut hipostasis. 2
Contoh: diketahui pada tanaman jeruk (Citrus sp)
Jika A = gen kulit merah B = gen kulit kuning
a = gen kulit hijau b = gen kulit hijau
A epistatis terhadap B
B hipostatis dari A

Jika ada perkawinan dihibrid (AaBb x Aa Bb), hasilnya:


Genotipe Fenotipe Jumlah
A-B- merah 9
A-bb merah 3
Aa B- kuning 3
Aa bb hijau 1
- Macam fenotipe = 3 (merah+kuning+hijau)
- Rasio fenotipe = merah : kuning : hijau = 12 : 3 :1

4. Interaksi Gen
Juga disebut Atavisme, jika dua buah gen yang
berbeda alel akan saling memengaruhi pada bagian tubuh
yang sama1, misal:
R = gen pial ros gen P = gen pial biji R+P = pial
walnut
R = gen pial bilah p = gen pial
Contoh: perkawinan antara ayam jantan berpial Ros/mawar
dengan ayam betina berpial biji/pea maka akan didapat
semua F1 berpial walnut/gergaji. Jika F1 kelak dewasa
kemudian saling disilangkan kembali akan didapat F2 yang
bervariasi:

Skema perkawinannya:
P1 genotipe RR pp X rr PP
Fenotipe pial ros pial biji
Gamet Rp, Rp, Rp, Rp rP, rP, rP, rP
F1 genotipe Rr Pp (jumlah ada 16 yang 8 jantan dan 8 lagi
betina)

P2 genotipeRr Pp X Rr Pp
Fenotipe pial walnut pial walnut
Gamet RP, Rp, rP, rp RP, Rp, rP, rp
F2 genotipe Fenotipe jumlah
R-P- pial walnut 9
R-pp pial ros 3
rr P- pial biji 3
rr pp pial bilah 1
Jika ada perkawinan dihibrid (Rr Pp x Rr Pp) seperti di atas
maka hasilnya:
- macam fenotipe = 4 (pial walnut : ros: biji : bilah)
- Rasio fenotipe = pial walnut: ros : biji : bilah = 9 :
3:3:1

5. Gen Komplementer
Juga disebut interaksi gen yang saling melengkapi untuk factor
kenormalan/ warna tertentu, contoh pada tanaman kacang (Lathyrus
odoratus)
Contoh: persilangan antara kacang ungu dengan kacang
putih (masing-masing homozigot) akan didapat F1 yang
semuanya berfenotipe ungu, jika F1 disilangkan kembali
akan didapat F2 yang bervariasi dengan skema perkawinan
sebagai berikut:

P1 genotipeCC PP x cc pp
Fenotipe ungu putih
Gamet CP, CP, CP, CP cp, cp, cp, cp

F1 genotipe Cc Pp (jumlah ada 16 yang 8 bunga jantan dan


8 lagi bunga betina)

P2 genotipeCc Pp Cc Pp
Fenotipe unggu unggu
Gamet CP, Cp, cP, cp CP,Cp, cP, cp
F2 genotipe fenotipe jumlah
C-P- ungu 9
C-pp putih 3
cc P - putih 3
cc pp putih 1

Hasil perkawinan dihibrid (Cc Pp x Cc Pp) di atas didapat:


- Macam fenotipe 2 (ungu dan putih)
- Rasio fenotipe= ungu: putih = 9:7
Daftar Pustaka

1. Corebima, AD, 1997, Genetika mendel, Surabaya, Airlangga University


Press
2. Prof. Dr. D. Dwidjoseputro, 1977, Pengantar Genetika, Jakarta, Bhratara.

Anda mungkin juga menyukai