Bab 11
TERMINOLOGI
Haryanto A.G.
"The beginning of wisdom is the callings of things
by their right names "(Ancient China Proverb)
PENDAHULUAN
Kiranya dapat disepakati, bahwa dalam mempelajari tiap hal, apa lagi
suatu cabang ilmu pengetahuan, perlu digunakan satu bahasa yang jelas dan
tegas. Dengan cara ini, kemungkinan teijadinya salah pengertian dan pe-
nafsiran akan dapat dihindari. Masalah ini berkaitan, langsung atau tidak,
dengan kenyataan dalam bidang kedokteran gigi, khususnya Prostodonsia
di Indonesia dimana banyak ragam istilah yang digunakan untuk menggam-
barkan satu hal yang sama. Sebagai contoh, untuk istilah "clasp" dikenal
sebutan cengkeram, cangkolan, cengkeraman. Contoh lain yang tak kalah
menarik, misalnya Prosthodontics, yang diteijemahkan sebagai prostodonti
atau prostodonsia atau ilmugeligi tiruan atau ilmu gigi tiruan.
Dari satu segi, keadaan seperti ini menunjukkan adanya ketidak sepa-
katan. Namun, dari segi lain, hal ini juga memberikan kesempatan kepada
pengguna bahasa untuk menyebut nama sesuatu dengan beberapa sebutan
bermakna sama. Dari aspek penulisan karangan atau buku, fenomena ini
mungkin pula membuat pembaca tidak merasa bosan, karena pengulangan
kata sama beberapa kali dalam satu kalimat atau paragraf.
Dalam hal seperti tersebut di atas, para penyusun menganut paham yang
pernah dikemukakan Prof. Anton M. Muliono. Pada suatu kesempatan, be-
,liau mengungkapkan, bahwa pada hakekatnya yang membentuk istilah bu-
kanlah para ahli bahasa, melainkan para pengguna bahasa itu sendiri.
10
TERMINOLOGI
PENGERTIAN
11
1LMU GE11GI T1RUAN SEBAGIAN LEPASAN
Bila hal ini diterapkan dalam bidang kedokteran gigi, maka bagian seni
dan ilmu kedokteran gigi yang bersangkutan dengan pekeijaan memper-
baiki serta mempertahankan fungsi mulut dengan suatu penggantian tiruan
bagi satu atau lebih gigi yang hilang serta jaringan sekitarnya, termasuk
jaringan orofasial, dinamakan Prostodonsia atau Prostodonti (= prosthodon-
tics = ilmu geligi tiruan). Dikenal pula istilah Prosthetic Dentistry atau Dental
Prosthetics, istilah-istilah yang sekarang sudah jarang dipakai lagi.
Menurut definisi 'ADA' (American Dental Association), prostodonsia ada-
lah ilmu dan seni pembuatan suatu penggantian yang padan (= sesuai) bagi
hilangnya bagian koronal gigi, satu atau lebih gigi asli yang hilang serta ja¬
ringan sekitarnya, agar supaya fungsi, penampilan, rasa nyaman dan kese-
hatan yang terganggu karenanya, dapat dipulihkan. Istilah ini sangat luas
artinya dan dapat digunakan untuk semua bagian restoratif dalam ilmu ke¬
dokteran gigi. Dalam hal ini, alat tiruannya sendiri disebut Geligi Tiruan
(atau protesa, prostesis, restorasi) (denture). Jadi dapat dikatakan bahwa geli¬
gi tiruan adalah protesa yang menggantikan gigi yang hilang serta jaringan
sekitarnya.
Prostodonsia secara garis besar dibagi dalam tiga cabang ilmu, yaitu:
Prostodonsia Lepasan (Ilmu Geligi Tiruan Lepasan = 'Removable Prostho-
dontics')
Prostodonsia Cekat (Ilmu Geligi Tiruan Cekat = 'Fixed Prosthodotics')
Prostetik Maksilo Fasial ('Maxillo Facial Prosthetics' = Prostetik yang me-
ngenai wajah dan tulang rahang)
12 MIL IK 1
! uxive:,ft yn ci .« j
S u ÿ,
TERMINOLOGI
Dalam Ilmu Geligi Tiruan Lengkap, yang disebut pula Pull Denture Pros¬
thetics atau Complete Denture Prosthetics, dibuat suatu restorasi bila satu atau
kedua lengkung rahang sudah tak ada giginya lagi. Di lain pihak, dalam
Hmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan, dilakukan perawatan untuk penggan¬
tian satu atau lebih, tetapi tidak semua gigi yang hilang dari satu atau dua
lengkung gigi. Penggantian ini dimaksudkan untuk mencegah perubahan
degeneratif yang timbul sebagai akibat hilangnya gigi dan karenanya kese-
hatanmulut yang optimal termasuk fungsi geliginya dapat dipertahankan.
Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan dikenal pula sebagai Partial Denture
Prosthetics atau Removable PartialProsthodontics .
Bagian jaringan mulut yang menahan komponen vertikal dari gaya ku-
nyah, merupakan bagian yang memberikan Dukungan (support) bagi geligi
tiruan sebagian dan dapat meliputi beberapa atau semua gigi yang masih
ada, serta Sisa Tulang Alveolar (= lingir sisa). Sisa Tulang Alveolar, disebut
pula residual ridge atau edentulous ridge adalah bagian tulang alveolar yang
masih ada setelah alveoli tertutup atau menghilang dari prosesus alveolaris
beberapa waktu setelah pencabutan gigi. Gigi yang memteri dukungan tadi,
disebut Gigi Pendukung atau Gigi Penyangga atau Gigi Penahan (= abut¬
ment tooth ).
13
11MU GEUGl TIRUAN SEBAGIANLEPASAN
DUKUNGANGIGI
Geligi tiruan yang menggantikan satu atau lebih, tetapi tidak semua g
serta jaringan sekitarnya dan didukung oleh gigi dan atau jaringan di I
wahnya, serta dapat dikeluar-masukkan ke dalam mulut oleh pemakain;
dikenal sebagai Geligi Tiruan Sebagian Lepasan (= removable partial dentun
Bila dukungannya diperoleh dari geligi semata, alat tiruan ini kadang-1
dang disebut Jembatan Lepasan f= removable bridge). Disebut demikian, ka
na protesa semacam ini menyalurkan gaya kepada geligi yang masih a<
jadi serupa dengan yang terjadi pada sebuah jembatan cekat.
Geligi tiruan yang seluruh dukungannya diperoleh dari geligi disel
Geligi Tiruan Dukungan Gigi (= 'tooth borne partial denture atau tooth s
ported partial denture )(Gambar II-3). Dilain pihak ada geligi tiruan sebag
14
TERMINOLOGI
Pada umumnya protesa sebagian lepasan, baik yang berupa Geligi Tiruan
Sebagian Plat (= plate denture), yang menutupi sebagian besar jaringan mu-
lut, maupun Geligi Tiruan Kerangka Logam (= skeleton denture) yang menu¬
tupi hanya sebagian kecil saja jaringan lunak, biasanya terdiri dari elemen,
basis, konektor dan penahan (Gambaf II-4).
15
ILMU GEI1GI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN
Elemen geligi tiruan adalah gigi tiruan yang dibuat untuk menggantikan
gigi asli yang sudah hilang. Yang dimaksud Basis atau Sadel (= base atau sad¬
dle) adalah bagian protesa yang berhadapan dengan jaringan lunak mulut di
bawahnya. Selain berfungsi memperbaiki kontur jaringan sehingga kembali
menjadi seperti asalnya, basis juga merupakan tempat bagi elemen tiruan
dan menerima dukungan dari gigi pendukung dan atau jaringan sisa tulang
alveolar. Dilihat dari letaknya, sebuah sadel bisa Berujung Tertutup ( =
bounded = paradental) bila ke dua ujung atau sisinya dibatasi gigi asli. Sadel
dikatakan Berujung Bebas (= free end) bila gigi asli hanya menjadi batas pa-
da salah satu sisinya saja, biasanya di bagian posterior (Gambar II-5).
16
TERM1NOLOGI
Sebuah cetakan yang dicor dengan salah satu jenis gips akan menghasil¬
kan reproduksi positif berupa Model Rahang (= cast). Dengan bantuan mo¬
del ini, ditambah hasil pemeriksaan klinis sebelumnya, keadaan mulut pen-
derita dapat dipelajari tanpa kehadiran pasien sekali pun, untuk menentu¬
kan rencana perawatan selanjutnya. Karena itulah, model rahang semacam
ini disebut Model Diagnostik (= diagnostic cast atau study cast).
17
11MU GEUG1TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN
Kedudukan dan hubungan rahang atas dan bawah sesuai seperti dalam
mulut dapat ditentukan pada model, setelah dilakukan penentuan Hubung¬
an Rahang Atas dan Bawah (= maxillo-mandibular relationship). Untuk meme-
nuhi maksud ini, kadang-kadang dibutuhkan Galengan Gigit atau Tanggul
Gigit (= occlusion rims atau bite rims), yaitu galengan atau tanggul yang ter-
buat dari malam dan diletakkan di atas basis, untuk menentukan hubungan
oklusi gigi atas dan bawah. Pada tempat bekas galengan malam ini, kemu-
dian disusun elemengigi tiruan.
Hubungan rahang atas dan bawah ditentukan dalam jurusan vertikal dan
horisontal. Hubungan vertikal akan menghasilkan Dimensi Vertikal Oklu-
sal (= occlusal vertical dimension). Dalam menentukan hubungan ini, galang-
an gigit dimasukkan ke dalam mulut dan penderita diminta untuk menutup
mulutnya. Dengan cara ini, hubungan geligi diusahakan berada dalam ke-
adaan Oklusi Sentrik (= centric occlusion), yaitu keadaan oklusi gigi-gigi di-
mana mandibula berada dalam Relasi Sentrik (= centric relation) dengan
maksila.
Pada relasi sentrik ini, terdapat hubungan :
18
TERMINOLOGl
dah baik dan betul, geligi tiruan malam tadi lalu dieor dengan Resin Akrilik
(= acrylic resin). Dalam pengecekan oklusi da iartikulasi biasanya digunakan
Kertas Artikulasi (= articulating paper).
19
Bab IV
PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN
DALAM
PERAWATAN PROSTODONTIK
PENDAHULUAN
Selama ini dikenal ungkapan "premum est non nocere". Ungkapan yang
lebih bersifat etik dalam bidang kedokteran gigi ini berarti "dalam memberikan
perawatan, upayakan supaya kita tidak membahayakan pasien yang dirawat". Bila
hal ini ingin dilaksanakan secara konsekuen maka sebelum perawatan pros-
todontik diberikan seyogyanyalah kita mawas diri terhadap efek yang dalam
jangka waktu panjang dapat timbul sebagai akibat pemakaian geligi tiruan.
Untuk melengkapi uraian dalam bab ini, selain fungsi geligi tiruan akan
dikemukakan pula faktor-faktor positif maupun negatif pemakaian protesis
sebagian lepasan dan kapan serta kepada siapa pula perawatan semacam ini
laik diberikan.
Bila seorang dengan kehilangan gigi datang kepada dokter gigi sebetul-
nya ada tiga pilihan yang dapat dilakukan. Pertama, tidak melakukan peng-
gantian atas gigi yang hilang tadi; kedua, memberikan geligi tiruan cekat dan
pilihan ketiga membuatkan geligi tiruan sebagian lepasan.
30
PERTIMBANGAN-PERT1MBANGAN DALAMPERAWATANPROSTODONT1K
mudah. Pada orang yang sehat, umumnya makanan akan dicernakan de-
ngan cara serupa selama proses pencernaan melalui saluran pencernaan,
baik itu dikunyah atau tidak, sebelum makanan tersebut ditelan.
Dalam pada itu, bagi banyak orang pada masa ini, makanan bukan sema-
ta-mata dibutuhkan kehidupan saja, tetapi juga merupakan bagian dari ke-
nikmatan hidup mereka. Itulah sebabnya, sarana pelengkap kehidupan ini
mungkin saja terganggu bila kemampuan mastikasi menjadi kurang. Selan-
jutnya, bila seseorang telah menderita kesukaran atau gangguan pencernaan,
efisiensi mastikasi jadi terasa makin penting dan perbaikan atas kelainan ini
menjadi sangat vital.
Berbagai akibat yang biasanya terasa karena hilangnya gigi dan dibiarkan
tanpa penggantian, tampak pada kenyataan-kenyataan berikut ini.
Erupsi Berlebih
Bila gigi sudah tidak mempunyai antagonis lagi, maka akan terjadi erup¬
si berlebih (= cvereruption). Erupsi berlebih dapat terjadi tanpa atau disertai
?ertumbuhan tulang alveolar. Bila hal ini terjadi tanpa pertumbuhan tulang
ilveolar, maka struktur periodontal akan mengalami kemunduran sehingga
pgi mulai extrusi. Bila teijadinya hal ini disertai pertumbuhan tulang alveo-
ar berlebih, maka akan menimbulkan kesulitan jika pada suatu hari pende-
ita perlu dibuatkangeligi tiruan lengkap.
31
PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN DALAMPERAW/ TAN PROSTODONTIK
5. Pembuatan post dam yang tidak tepat akan menyebabkan udara masuk
ruang antara jaringan lunak dan basis geligi tiruan pada waktu pengu¬
in huruf s. Sebaliknya, post dam yang terlalu menekan menyebabkan
ngguanpengucapan huruf k, g .
6. Geligi tiruan yang tidak stabil atau longgar menyebabkan penderita ter-
ksa menahan protesanya dengan lidah, sehingga ia tak bebas lagi mengu-
?kan kata-kata.
8. Model yang tidak tepat lagi dimensinya, karena terjadinya distorsi ce-
:an rahang.
37
:L\£U GELIGl TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN
Bila demikian halnya, lalu timbul pertanyaan: "Apa gunanya geligi tiru-
an?" Jawaban yang dijumpai dalam banyak kasus, ternyata menunjukkan be-
tapa bermanfaatnya geligi tiruan dalam membantu pengunyahan.
uf
Gambar IV-4: Migrasi Gigi Tetangga
38
PERTIMBANGAN-PERT1MBANGAN DALAMPERAWATANPROSTODONTIK
patan makanan terjebak disitu, sehingga mudah terjadi akumulasi plak inter¬
dental. Hal ini menjurus kepada peradangan jaringan periodontal serta de-
kalsifikasi permukaan proksimal gigi.
Membiarkan ruang bekas gigi begitu saja akan mengakibatkan pula terja-
dinya overerupsi gigi antagonis dengan akibat serupa. Bila overerupsi ini su-
dah demikian hebat sehingga menyentuh tulang alveolar pada rahang la-
wannya, maka akan terjadi kesulitan untuk pembuatan protesa di kemudian
hari.
V|§§
39
ILMU GEUG1T1RUAN SEBAGIANLEPASAN
Trauma Langsung
Mukosa mulut amat rentan terhadap trauma langsung yang diterimany;
dari komponen protesa. Bar lingual yang ditempatkan terlalu dekat kepad,
tepi gingiva, cengkeram kontinu yang kurang mendapat dukungan gigi, tex
benamnya protesa pada gusi, merupakan beberapa contoh yang sering di
jumpai. Demikian pula, lengan cengkeram yang terlalu menekan email gigi
sehingga jaringan seolah-olah sengaja dikikis.
40
PERT1MBANGAN-PERTIMBANGANDALAMPERAWATANPROSTODONTIK
Permukaan Oklusal
Pada geligi tiruan sebagian lepasan yang permukaan oklusalnya tidak di-
desain dengan betul, gerak penutupan rahang mungkin terhalang oleh ada-
nya kontak oklusi prematur.
Hal ini dapat mengakibatkan :
UPAYA NETRALISASI
41
Bab VIII
DUKUNGAN
GELIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN
Anton Margo
PENDAHULUAN
134
DUKUNGAN GEUGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN
Jika semua gaya oklusal didukung oleh gigi-gigi penyangga yang mem-
batasi daerah tak bergigi, maka geligi tiruan ini disebut geligi tiruan sebagian
lepasan dukungan gigi (tooth supported or tooth borne removable partial den¬
ture). Sebaliknya, bila dukungan berasal dari jaringan lunak dan tulang yang
berada di bawahnya, protesa ini dikenal sebagai geligi tiruan sebagian le¬
pasan dukungan jaringan (tissue supported or tissue borne removable partial
denture). Geligi tiruan yang dukungannya diperoleh dari gigi dan jaringan
lunak serta tulang disebut geligi tiruan sebagian lepasan dukungan kombi-
nasi (tooth and tissue supported or tooth and tissue borne or dento-gingivally
removable partial denture).
Mekanisme tentang dukungan gigi telah diteliti lebih dari 20 tahun, baik
pada manusia maupun hewan percobaan dan sejumlah kesimpulan telah di-
ambil. Sesaat setelah gigi asli erupsi dan terjadi kontak oklusi, maka serat
135
1LMU GEUGI TIRUAN SEBAGIANLEPASAN
periodontal yang tadinya tidak aktif, segera memulai fungsinya. Serat inilah
yang akan memberikan stabilisasi maksimal pada gigi dalam soketnya, serta
memungkinkan kebebasan bergerak secara fisiologik sejauh 0.05 mm ke se-
gala arah.
Gaya oklusal yang dibebankan kepada gigi asli dikontrol oleh mekanisme
refleks neuromuskular dari sistem mastikasi. Mekanisme ini terjadi karena
adanya reseptor refleks di dalam jaringan otot tendon, sendi dan jaringan
periodontal. Sistem inilah yang mengatur pergerakan mandibula.
Karakteristik atau ciri khas gaya oklusal adalah sifatnya yang terputus-
putus (intermittent), berirama dan dinamis. Selama proses tumbuh-kembang
seseorang, terlihat perubahan demi perubahan pola gaya oklusal, umpama-
nya pada saat gigi tumbuh, erupsi, kehilangan gigi antagonis dan pemakaian
geligi tiruan.
Besar dan lama kerjanya suatu gaya dapat menyebabkan perubahan da¬
lam struktur jaringan periodontal. Perubahan ini dapat terlihat, umpamanya
pada pembebanan gaya sampai batas tertentu akan terjadi pembesaran atau
pelebaran membrana periodontal, karena jumlah serat dan kepadatannya
bertambah. Besar gaya oklusal yang dapat ditahan oleh suatu gigi asli ter-
gantung pada kesehatan gigi itu sendiri; gigi yang sehat dengan sendirinya
dapat memikul beban yang lebih besar, dibanding gigi yang kurang atau
tidak sehat. Selanjutnya, kesehatan gigi asli dipengaruhi oleh faktor-faktor
berikut :
.
1 Besar, kecepatan dan lamanya gaya bekerja pada gigi.
2. Status biologik dari ligamen periodontal, yang berkaitan dengan penerimaan
gaya per hari sebelumnya.
3. Umur dan keadaan sistemik penderita.
4. Kebersihan mulut, seperti adanya plak dsb.
136
DUKUNGANGEUGl TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN
dan lamina dura tulang alveolar. Dengan cara ini, gigi asli seolah-olah di-
ilcat dalam soket tulang alveolar. Bila permukaan oklusal gigi asli mene-
rima iekanan, maka serat-serat periodontal akan menegang karena gaya
tersebut. Besarnya gaya yang dapat diterima secara fisiologik oleh serat
periodontal ini teigantung pada kualitas dan kuantitas serat-serat kola-
gennya. Artinya, tergantung dari susunan, jumlah serta kepadatannya.
2. Adanya cairan ekstraselular dalam membrana periodontal. Cairan jaring-
an ini terbendung dengan baik oleh dua macam jaringan keras, yaitu gigi
dan tulang alveolar, karena itu tidak mudah masuk ke dalam jaringan di
sekitarnya. Kalau ada gaya oklusal bekerja, yang cenderung mengurangi
volume cairan ekstraselular, gaya ini akan dilawan oleh gaya hidraulik.
Mekanisme seperti ini mirip dengan cara kerja peredam kejut (shock
breaker) pada sebuah mobil.
137
IIMU GEUGI TIRUAN SEBAG1ANLEPASAN
Sampai saat ini geligi tiruan sebagian lepasan yang mendapat dukungan
gigi asli masih dianggap terbaik, dengan alasan :
1. Gaya perpindahan kurangbelcerja pada geligi tiruan semacam ini, karena pada ke
dua ujung daerah tak bergigi terdapat penahan langsung (direct retainer).
2. Praktis tidak terjadi pergerakan protesa ke arah jaringan lunak, sehingga tidak
terjadi trauma pada jaringan di bawah basis. Dengan demikian pelapisan basis
tak perlu dilakukan.
3. Fungsi utama gigi asli memang untuk menahan beban kunyah dan gaya oklusal
akan disalurkan ke tulang alveolar melalui akar gigi.
4. Serat-serat periodontal bertindak sebagai peredam kejut.
5. Reseptor refleks yang terdapat padamembrana periodontal, otot, tendon dan sendi
rahang berfungsi mengatur pergerakan mandibula. Jika ada gaya oklusal yang
melebihi gayafisiologik, maka gigitan penderita akan terhenti secara refleks.
138
DUKUNGAN GEUGl TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN
139
1LMU GEUGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN
ti
142
B a b IX
GAYA-GAYA
DAN PERGERAKAN ROTASI
PADA PROTESA SEBAGIAN LEPASAN
Anton Margo
PENDAHULUAN
Protesa sebagian lepasan hanya dapat berfungsi dengan baik dan mem-
buat si pemakai merasa nyaman, bila si pembuat memahami berbagai gaya
yang terjadi pada sebuah geligi tiruan dan pergerakan rotasi yang berlang-
sung selama fungsi. Gaya-gaya ini meliputi Gaya Oklusal atau Vertikal,
Gaya Lateral, Gaya Antero-posterior dan Gaya Perpindahan.
Di lain pihak pergerakan rotasi yang mungkin timbul, bisa berupa Rotasi
di sekeliling Garis Fulkrum, Rotasi pada Sumbu Longitudinal dan Rotasi pada
Sumbu Imajiner yang tegak lurus pada pusat rahang.
MACAM-MACAM GAYA
Gaya Oklusal
Gaya oklusal yang sering pula disebut gaya vertikal, adalah gaya yang
timbul pada waktu bolus makanan berada di permukaan oklusal geligi
143
1LMU GEUGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN
lit
Gambar DC-1 :Gaya oklusal disalurkan melalui sartdaran ke gigi penyangga.
tiruan sebelum dan pada saat berfungsi atau oklusi. Gaya oklusi ini hendak-
nya disalurkan kepada gigi asli.
Pada geligi tiruan yang pada kedua sisinya masih dibatasi gigi asli
(bounded saddle), gaya oklusal akan disangga oleh sandaran oklusal ceng-
keram. Dengan cara ini, gaya oklusal tadi akan disalurkan ke akar gigi lalu
ke membrana periodontal sampai akhirnya diterima oleh tulang alveolar.
Pada geligi tiruan berujung bebas (free end) sebagian gaya oklusal akan
diterima oleh gigi penyangga, sedangkan sisanya oleh jaringan mukosa di
bawahbasis protesa (Gambar XI-2).
Besar gaya kunyah yang teijadi pada saat mastikasi tergantung pada usia,
jenis kelamin, kekuatan otot mastikasi, macam gigi antagonis, kebiasaan ma-
kan serta lokasi gigi yang diganti. Pada penderita usia lanjut, gaya kunyah
144
GAYA-GAYA DANPERGERAKANROTASI
lebih kecil dibanding mereka yang masih muda, begitu pula gaya kunyah
laki-laki lebih besar dari pada wanita. Jika gigi antagonis masih asli, gaya ku¬
nyah lebih besar dari pada yang palsu. Gaya kunyah pada gigi tiruan metal
dan porselen lebih besar dibanding yang plastik. Penderita dengan otot
kunyah kuat akan menghasilkan gaya kunyah lebih besar dari pada mereka
yang otot kunyahnya lemah. Dalam pada itu, kebiasaan makan makanan
keras juga menghasilkan gaya lebih besar pula, seperti halnya gigi Molar bila
dibanding Premolar.
Gaya Lateral
Kontak oklusi antara gigi-gigi dan aktivitas otot-otot di sekitar geligi tiru¬
an pada saat pengunyahan akan menimbulkan gaya horisontal. Berdasarkan
arahnya, gaya horisontal dapat dibagi menjadi Gaya Lateral dan Gaya
Antero-posterior.
Gaya lateral timbul pada saat rahang bawah bergerak dari posisi kontak
oklusi eksentrik ke posisi sentrik atau sebaliknya. Gaya ini merupakan gaya
yang paling merusak gigi asli maupun tulang alveolar pada daerah tak bergi-
gi, karena hanya sebagian serat periodontal atau mukosa saja yang berfungsi
menyangganya.
145
IIMUGEUGl TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN
I
1
Gambar IX-4 :Gaya horisontal dan aktivitas otot di sekitar geligi tiruan
Gambar IX-5 :Gaya lateral pada rahang atas (A) dan bawah (B)
Untuk mencegah kerusakan gigi asli dan resorpsi tulang alveolar berle-
bih, gaya lateral harus diimbangi dengan kombinasi dari beberapa cara ber-
ikut ini :
Gaya Antero-Posterior
Gaya ini terjadi pada pergerakan rahang dimana gigi depan ada pada po-
sisi edge to edge atau oklusi protrusif ke oklusi sentrik dan sebaliknya. Pada
146
GAYA-GAYA DANPERGERAKANROTAS1
Pergerakan semacam ini pada protesa rahang bawah dapat diatasi de-
ngan :
1. Penempatan lengan cengkeram sampai ke permukaan mesial, jika cengkeram
berasal dctri sandaran distal.
2. Penempatan sandaran dan konektor minor di sisi mesial gigi penyangga.
3. Perluasan basis sampai retromolar pad.
4. Pengurangan sudut tonjolgigi.
5. Penyusunan oklusi dan artikulasi harmonis.
Gaya Pemindah
Gaya pemindah atau pelepas (displacing or dislodgingforces) tinibul karena
pada saat mastikasi, makanan lengket melekat pada permukaan oklusal ge¬
ligi tiruan dan pada saat mulut terbuka protesa akan tertarik ke arah oklusal.
* ** A B
Gambar 1X-6: Gaya Anteroposterior pada (A) protesa atas dan (B) protesa bawah.
147
ILMU GEUG1 T1RUAN SEBAG1AN LEPASAN
Gambar IX-7 :Gaya perpindahan karena makanan lengket atau aktivitas otot.
Gaya perpindahan ini ditahan oleh lengan retentif cengkeram dan bagian
retentif lainnya dari geligi tiruan psebagian lepasan.
Pada geligi tiruan sebagian lepasan berujung bebas akan terjadi Pergerak¬
an Rotasi pada saat fungsi. Dalam hal ini, ada tiga kemungkinan pergerakan
rotasi, masing-masing rotasi pada garis fulkrum, pada sumbu longitudinal
dan pada sumbu imajiner yang tegak lurus pusat rahang.
-
MACAM MACAM PERGERAKAN ROTASI
148
GAYA-GAYA DANPERGERAKANROTASI
merupakan pusat rotasi geligi tiruan dalam arah vertikal. Bila ada gaya oklu-
sal yang diterima protesa, maka geligi tiruan akan bergerak ke arah jaringan
mukosa. Besarnya pergerakan ini tergantung pada besarnya kompresibilitas
mukosa yang bersangkutan. Garis fulkrum juga merupakan pusat rotasi ba¬
sis protesa menjauhijaringan mukosa, bila yang bekerja adalah gaya perpin-
dahan. Kalau lengan cengkeram cukup retentif dan efektif menahan san-
daran oklusal tetap pada kedudukannya, maka disini hanya terjadi perge¬
rakan rotasi saja.
Pergerakan rotasi ini terjadi pada sumbu longitudinal yang melalui pusat
sandaran dan puncak lingir. Pada saat geligi tiruan berfungsi, basis ujung
bebas akan berotasi pada puncak lingir. Pergerakan iotasi ini dapat ditang¬
gulangi dengan ketegaran konektor utama dan lengan retentif cengkeram
pada sisi rahang lainnya. Jadi penempatan lengan cengkeram sebaiknya bila¬
teral.
Pada desain unilateral, ke dua lengan cengkeram harus retentif.
149
1LMU GEUGI TIRUAN SEBAGIANLEPASAN
150