DOSEN PENGAMPUH :
Didik Marsigid, AMTG, SKM, M.Kes
DISUSUN OLEH :
DYAH ANDJANI BAHANAWILIS (P21240118013)
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
Jl. Hang Jebat III/F3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12120
Tlp. 021-7397641, 7397643, Fax 62 (021) 7397769
2020
KATA PENGANTAR
Dyah Andjani
BAB 1
PENDAHULUAN
Celah bibir dan atau langitan merupakan kelainan yang sering terjadi pada
congenital deformity setelah clubfoot deformity. Celah bibir adalah suatu keadaan
terbukanya bibir sedangkan celah langitan adalah kelainan terbukanya langit-
langit rongga mulut. Hal ini merupakan suatu perkembangan bibir dan langitan
yang tidak sempurna semasa janin terbentuk. Celah bibir dan atau langitan
mempengaruhi kira-kira 1 dari 750 angka kelahiran. Celah ini berhubungan
dengan banyak masalah termasuk estetik dan bentuk gigi yang abnormal juga
dengan masalah wicara, pendengaran, dan wajah.
Penyebab celah bibir dan atau langitan sampai saat ini belum diketahui
dengan pasti tetapi beberapa hipotesis yang dikemukakan dalam perkembangan
kelainan antara lain faktor genetik dan non genetik. Klasifikasi celah bibir dan
langitan menurut veau cit Smith yang sesuai dengan standarisasi dari nomenklatur
Committee of the American association of cleft lip and palate Rehabilitation.
Dalam makalah ini dikemukan laporan kasus mengenai penatalaksanaan
perawatan celah bibir dan langitan (Cleft Lip Palate) dengan menggunakan alat
protesa atau obturator untuk membantu pembentukkan kontor bibir, fungsi
penelanan dimana sering tersedak dan perkembangan fungsi bicara dengan adanya
bunyi desis atau sengau dalam mengucapkan kata-kata.
BAB 2
DEFINISI
C. Definisi Obturator
Obturator merupakan 1) sebuah protesa maksilofasial yang
digunakan untuk menutup bukaan jaringan kongenital atau dapatan,
khususnya palatum keras dan/atau struktur-struktur jaringan lunak/alveolar
yang berdekatan. 2) komponen protesa tersebut pas dan menutupi defek
dalam rongga mulut atau defek tubuh lainnya. 3) protesa maksilofasial
yang digunakan untuk menutup, atau menjaga integritas rongga mulut dan
bagian-bagian nasal yang diakibatkan oleh proses penyakit kongenital,
dapatan, atau perkembangan, seperti kanker, celah palatal,
osteoradionekrosis palatum. Protesa tersebut memfasilitasi bicara dan
penelanan dengan menggantikan kehilangan jaringan tersebut karena
proses suatu penyakit dan dapat mengurangi regurgitas nasal dan
hypernasal speech, meningkatkan artikulasi, penelanan, dan pengunyahan.
Protesa obturator diklasifikasikan menjadi surgical, interim, dan definitif
yang mencerminkan intervensi periode waktu yang dibutuhkan dalam
rehabilitasi pasien. Restorasi prostetik dari suatu defek seringkali
membutuhkan ketiga obturator tersebut.
Obturator definitif merupakan protesa maksilofasial yang
menggantikan sebagian atau keseluruhan dari maksila dan berhubungan
dengan kehilangan gigi yang diakibatkan oleh trauma atau pembedahan.
Obturator ini dibuat ketika perubahan jaringan atau rekurensi tumor
kemungkinan tidak akan terjadi dan rehabilitasi prostesis permanen dapat
dicapai. Obturator ini diperuntukan dalam jangka panjang.
Obturator immediet atau surgical obturator atau immediate
temporary obturator merupakan protesa maksilofasial sementara yang
diinsersikan saat atau segera setelah pembedahan atau kehilangan
traumatik dari sebagian atau keseluruhan satu atau kedua tulang maksila
dan struktur yang berdekatan (seperti jaringan gingiva, gigi geligi). Revisi
berulang dari obturator bedah penting saat fase penyembuhan terjadi (rata-
rata enam bulan). Beberapa dokter gigi lebih memilih untuk mengganti
banyak atau semua gigi yang diambil karena prosedur pembedahan dengan
obturator bedah, sementara yang lain mungkin tidak mengganti gigi
geliginya.
Interim obturator merupakan protesa maksilofasial yang dibuat
untuk mengikuti penyempurnaan penyembuhan awal dari reseksi bedah dri
sebagian atau keseluruhan pada satu atau kedua maksila, seringkali
sebagian besar atau keseluruhan gigi geligi pada daerah defek digantikan
oleh protesa ini. Protesa ini menggantikan surgical obturator yang
biasanya diinsersikan pada saat atau segera setelah reseksi. Umumnya,
interim obturator dibuat untuk memfasilitasi penutupan defek yang
diakibatkan setelah penyembuhan awal selesai. Tidak seperti halnya
surgical obturator, yang biasanya dibuat sebelum pembedahan dan
seringkali diperbaiki di kamar operasi saat pembedahan, interim obturator
dibuat ketika margin defek telah jelas terbentuk dan tidak direncanakan
untuk pembedahan lanjutan. Obturator ini merupakan protesa sementara.,
juga protesa ini seringkali harus diperbaiki (istilahnya adalah modifikasi
protesa obturator) saat prosedur dental berikutnya (misalnya restorasi,
bedah gusi, dll) untuk mengkompensasi penciutan jaringan sebelum
protesa obturator definitive dibuat.
Modifkasi protesa obturator merupakan revisi atau perubahan dari
obturator yang telah ada (surgical, interim, atau definitif); perbaikan yang
dapat mungkin dilakukan meliputi relief dari dasar gigi tiruan yang
diakibatkan adanya penekanan jaringan, penambahan daerah batas
pinggiran agar berfungsi sebagai seal atau separasi antara nasal dan rongga
mulut.
Pediatric speech aid prosthesis merupakan protesa maksilofasial
interim atau sementara yang digunakan untuk menutup defek pada
palatum lunak dan atau keras pada infant atau anak-anak. Protesa ini dapat
menggantikan kehilangan jaringan karena perubahan perkembangan atau
pembedahan. Pertumbuhan lateral normal dari tulang palatal seringkali
membutuhkan penggantian dari protesa.revisi intermiten bagian obturator
dapat menjaga penutupan palatal faringeal (istilahnya adalah speech aid
prosthesis modification). Seringkali, protesa seperti ini tidak dibuat
sebelum gigi geligi desidius erupsi sempurna karena retensi cangkolan
seringkali dibutuhkan. Sinonim dari alat ini adalah bulb, cleft palate
appliance, nasopharyngeal obturator, obturator, prosthetic speech aid,
speech appliance, speech bulb.
1. Mengganti bagian mulut dan dapat digunakan sebagai alat bantu makan.
2. Agar daerah luka atau defek tetap bersih, sehingga dapat mempercepat
proses penyembuhan trauma atau post surgical defect.
3. Membantu pembentukan kembali bentuk palatal atau soft palatal.
4. Memperbaiki fungsi bicara.
5. Memperbaiki posisi bibir dan pipi (fungsi estetik).
6. Memperbaiki fungsi penelanan dan pengunyahan.
BAB 6
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
1. Keuntungan
Mudah dibersihkan dari lem dan kotoran.
Warna stabil mesti terkena ultraviolet.
Mudah dilakukan pewarnaan baik instrinsik maupun ekstrinsik.
Tidak mudah pecah, estetik warna stabil.
Tahan > 2 tahun, tapi perlu dilakukan perawatan kembali.
Mudah dilakukan reparasi.
2. Kerugian
Kaku.
Termal konduktif.
Tidak bisa dibuat duplikat.
Memberikan rasa tidak enak setempat.
BAB 7
PROSTHETHIC FEEDING AIDS
Plat ini merupakan sebuah alat prostodontik yang dibentuk sesuai anatomi
rahang denga celah langit-langitnya sehingga menutup celah. Dengan
mengembalikan kondisi rongga mulut dan hidung yang terpisah akan membantu
dalam pemberian makan.
Kogo dan rekan menemukan bahwa rancangan plat ini ditentukan oleh
dapat tidaknya tekanan intra oral diciptakan. Dirancang dengan menambahkan
ketinggian 2-3 mm ke arah permukaan mekanis belakang palatum durum sehingga
lidah dapat berkontak dengan plat saat penghisapan.
Secara fungsional perawatan plat ini berusaha untuk menormalisir
pemberian susu, posisi lidah dan menelan dengan menutup celah. Macam-macam
prosthetic feeding aids ditinjau dari segi ortopedik yaitu :
1. Tipe aktif, yaitu secara aktif mereposisi letak segmen alveolus dengan
mempergunakan plat yang memakai per dan sekrup.
2. Tipe pasif yaitu menuntun pertumbuhan alveolar ke arah yang lebih baik.
Pemakaian extra moulding berguna untuk menuntun pertumbuhan
alveolaris mereposisi tulang.
Prosthetic feeding aids terdiri dari dua bagian yaitu :
1. Akrilik lunak, merupakan bagian yang menghadap mukosa mulut.
2. Akrilik keras, merupakan bagian yang terletak dibagian tengah langit-
langit dan berguna untuk mendukung dan stabilisasi plat dalam arah
transversal maupun anteroposterior.
BAB 8
PROSEDUR PEMBUATAN
5. Bagian defek pada model kerja diblok dengan gips untuk menutupi daerah
yang terlalu gerong. Kemudian dibuat pola malam, pada bagian langit-
langit diberi tambahan lapisan malam untuk bagian akrilik keras.
6. Penanaman Pola Malam / Flasking
Olesi seluruh permukaan bagian dalam cuvet atas dan bawah
dengan vaselin yang bertujuan untuk mempermudah dalam proses
deflasking.
Aduklah adonan gips dengan ketentuan pabrik, kemudian letakkan
dicuvet bagian bawah lalu model ditanam dalam cuvet tersebut.
Permukaan gips dibuat landai dan sisa gips ditepi cuvet harus
dibersihkan. Permukaan gips dirapikan menggunakan amplas dan
undercut dihilangkan. Tunggu hingga setting time.
Setelah setting time olesi gips dengan vaselin yang bertujuan untuk
mempermudah pada saat membuka cuvet atas dan bawah.
Luvet atas dipasang lalu isi dengan adonan gips kedua dan
tuangkan kedalam cuvet sampai penuh sambil diketuk secara
perlahan agar gips dapat masuk ke daerah yang sempit lalu pres
sampai kelebihan gips keluar metal to metal kontak.
Setelah gips mengeras maka siap untuk melakukan presos boiling
out.
7. Pembuangan Pola Malam (Boiling Out)
Air dipanaskan sampai mendidih lalu cuvet dimasukkan ke dalam
panci dan diamkan selama + 5 menit. Kemudian cuvet diangkat dan
dibuka dengan pisau malam lalu sisa wax disiram dengan air panas
agar tidak ada residu.
Setelah proses boiling out selesai, kemudian mendapatkan mould
space serpihan gips dibersihkan dan tepi-tepi tajam dirapihkan.
8. Packing
Sebelum melakukan packing, sebaiknya permukaan gips yang
masih hangat diolesi CMS kecuali pada pola malam.
Alat dan bahan harus disiapkan terlebih dahulu.
Adonan akrilik dibuat dengan menggunakan wet method, yaitu
mencampurkan monomer dan polimer kedalam mixing jar.
Adonan akrilik diaduk dengan mnggunakan lecron lalu ditutup.
Setelah adonan akrilik mencapai dough stage, dibentuk menjadi
gulungan kemudian diaplikasikan kedalam mould space dengan jari
tangan lalu plastic cellophane diletakkan di antara cuvet atas dan
cuvet bawah disatukn kemudian dipres.
Pres dilakukan secara perlahan-lahan sampai metal to metal kontak
agar akrilik dapat mengalir ke semua daerah dan kelebihannya
mengalir keluar cuvet.
Cuvet dibuka lalu kelebihan akrilik yang menempel dibersihkan
kemudian cellophane diletakkan kembali dan dilakukan pres kedua.
Cuvet dibuka dan apabila tidak ada kelebihan akrilik, akrilik diolesi
dengan liquid kemudian dilakukan pres terakhir tanpa cellophane.
Proses curing siap untuk dilakukan.
9. Curing
Tahap ini merupakan tahap penyempurnaan polimerisasi bahan acrylic.
Dengan cara:
Air dipanaskan sampai mendidih lalu cuvet yang telah dipasang
dimasukkan kedalam panci tersebut dan didiamkan selama 1 jam.
Kompor dimatikan, kemudian hand press diangkat dan didiamkan
sampai kembali pada suhu kamar.
10. Deflasking
Cuvet dibuka setelah suhu mendingin atau normal.
Protesa dipisahkan dari gips dengan menggunakan pisau gips secara
hati-hati agar protesa tidak patah.
Perawatan dini pada bayi celah bibir dan langit-langit adalah penting,
idealnya dirawat dan dievaluasi oleh suatu tim karena bayi dengan celah bibir dan
langit-langit akan mengalami gangguan pada saat makan dan minum sehingga
terdapat hambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental, sosial.
Penggunaan prosthetic feeding aids secara dini sangat membantu bayi
celah bibir dan langit-langit untuk mendapatkan nutrisi, membuat kondisi optimal
segmen rahang atas untuk berkembang dan tumbuh serta memberi efek psikologis
yang baik bagi orang tua bayi.
Perawatan celah bibir dan langit-langit harus ditangani oleh tim ahli
terpadu dan komprehensif dalam bidang bedah mulut, prostetik, pediatric, THT,
psikologi, speech terapi dan dokter gigi.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber lain :
1. file:///C:/Users/L430/Documents/GTC/31-111-1-PB.pdf
2. http://breyyy.blogspot.com/2012/01/kti-2012brena.html
3. https://www.scribd.com/doc/310242935/Obturator