HASIL PERIKANAN
Disusun Oleh :
472016031
SALATIGA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Tujuan dalam pratikum ini adalah agar praktikan mampu mengetahui bentuk dan struktur
fisik hasil pertanian serta mengetahui ciri-ciri ikan segar dan ikan busuk secara subjektif dan
objektif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ikan adalah hewan berdarah dingin, ciri khasnya adalah bertulang belakang, insang dan
sirip. Ikan mengandung enzim yang dapat menguraikan protein yang menyebabkan timbulnya
bau tidak sedap. Lemak ikan mengandung asam lemak tidak jenuh ganda yang sangat mudah
mengalami proses oksidasi atau hidrolisis yang menghasilkan bau tengik. Mengkonsumsi
protein pada ikan sangat bermanfaat bagi tubuh sebagai zat pembangun jaringan sel, pengatur
system metabolisme, dan bahan bakar di dalam tubuh (Dika, F, dkk. 2017).
Ikan merupakan hasil perairaran yang banyak dimanfaatkan oleh manusia karena
beberapa kandungan dalam ikan yang sangat berguna bagi tubuh manusia. Ikan merupakan
salah satu hasil perikanan yang dibutuhkan oleh manusia karena kandungan yang ada dalam
ikan tersebut. Pada daging ikan terdapat senyawa-senyawa yang sangat dibutuhkan oleh tubuh
yang terdiri dari protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral. Kandungan air dalam ikan
cukup tinggi yaitu 76%. Selain itu, kandungan protein dalam ikan juga tinggi namun tidak
setinggi kandungan air yaitu 24%. Kandungan air yang cukup tinggi dalam ikan dapat
menyebabkan ikan mudah mengalami pembusukan. Air merupakan media yang cocok untuk
kehidupan bakteri pembusuk atau mikroorganisme lain, sehingga ikan sangat cepat mengalami
proses pembusukan. Selain itu suhu dan kelembaban udara serta lingkungan yang kotor dapat
mempercepat proses pembusukan. Hal ini sangat merugikan karena dengan kondisi yang
demikian banyak ikan yang tidak dimanfaatkan (Tamuu, H, dkk. 2014).
Kesegaran ikan merupakan faktor yang sangat penting dan erat hubungannya dengan
mutu ikan. Ikan dalam keadaan masih segar memiliki mutu yang baik sehingga nilai jualnya
tinggi, sebaliknya jika ikan kurang segar memiliki mutu yang rendah sehingga harganya
rendah. Kesegaran ikan tidak dapat ditingkatkan melainkan dipertahankan sehingga tingkat
kesegaran ikan dapat dipertahankan maka diperlukan penanganan yang tepat agar ikan bisa
sampai ke tangan konsumen atau pabrik pengolahan dalam keadaan segar (Tamuu, H, dkk.
2014).
BAB III
METODOLOGI
Dika, F, dkk. 2017. Uji Kandungan Protein dan Lemak Pada Ikan Bada (Pisces : Rasbora Spp.)
di Sungai Kumu Kecamatan Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa FKIP Prodi Biologi, 3(1).
Irmawan, S. 2009. Status Ikan Kembung di Kabupaten Barru. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kesehatan Universitas Brawijaya : Malang.
Jica. 2008. Bantuan Teknik untuk Industri Ikan dan Udang Skala Kecil dan Menengah
Indonesia. Japan International Cooperation Agency : Jakarta.
Liviawaty, dkk. 2010. Penanganan Ikan Segar. Widya Padjajaran : Bandung.
Munandar, A, dkk. 2009. Kemunduran Mutu Ikan Nila Pada Penyimpan Suhu Rendah dengan
Perlakuan Cara Kematian dan Penyiangan. Jurnal Teknologi Hasil Perikanan Indonesia,
12(2).
Tamuu, H, dkk. 2014. Mutu Organoleptik dan Mikrobiologis Ikan Kembung Segar dengan
Penggunaan Larutan Lengkuas Merah. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 11(4) :
164-168.
LAMPIRAN FOTO