Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)
SEKSUALITAS DALAM KEHAMILAN

Disusun Oleh :
KELOMPOK 8

AIRINI YULIANTI LELA AMANDA


ASEP MULYANA TRYAN ANAS A
MIA URWATUS SYIFA YUDI MUAMMAR
NASRUDIN JAMIL YULIANI

PROGRAM PROFESI NERS


STIKes KARSA HUSADA GARUT
2016/2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

Topik penyuluhan : Seksualitas dalam kehamilan


Sasaran : Ibu hamil dan keluarga
Hari/tanggal/jam :-
Tempat penyuluhan :-
Waktu :-
Pertemuan :
Penyuluh : Mahasiswa Profesi Ners

A. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan ini diharapkan ibu hamil dan keluarga
dapat memahami aktivitas seksual dalam kehamilan.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan ibu hamil dan keluarga
mampu:
a. Mengetahui aktivitas/ perilaku seksual yang aman.
b. Mengetahui macam-macam aktivitas seksual yang aman.
c. Mengetahui aktivitas hubungan seksual yang aman selama kehamilan
d. Mengetahui variasi posisi hubungan seksual yang aman selama
kehamilan
e. Mengetahui kebaikan dan kelemahan dalam melakukan aktivitas
seksual yang aman selama kehamilan.
B. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Ibu Hamil Waktu Media
dan Keluarga
Pembukaan - Mengucapkan salam - Menjawab salam 5 menit Mikrofon
- Memperkenalkan diri - Memperhatikan
- Menjelaskan materi - Memperhatikan
yang akan diberikan
pada pertemuan ini
- Memberi tahu kontrak - Memperhatikan
waktu penyuluhan.
- Menjelaskan TIU & - Memperhatikan
TIK
Pelaksanaan - Menanyakan kepada - Menjawab 20 menit - Microfon
ibu-ibu hamil pertama - Flip card
kali tentang pengertian - Papan
aktivitas seksual tulis
- Menyimpulkan & - Memperhatikan - Spidol
memperjelas jawaban
ibu-ibu hamil pertama
kali
- Menjelaskan macam- - Memperhatikan
macam aktivitas
seksual
- Memberikan - Bertanya
kesempatan untuk
bertanya
- Memberi balikan & - Diskusi
melemparkan jawaban
kepada ibu-ibu hamil
pertama kali lain
- Memberikan - Memperhatikan
kesimpulan jawaban
- Menanyakan aktivitas - Menjawab
seksual selama
kehamilan
- Menyimpulkan & - Memperhatikan
memperjelas jawaban
ibu-ibu hamil pertama
kali
- Menjelaskan variasi - Memperhatikan
posisi seks selama
kehamilan
- Menjelaskan kebaikan - Memperhatikan
& kelemahan dalam
melakukan hubungan
seksual selama
kehamilan
- Memberikan - Bertanya
kesempatan untuk
bertanya
- Memberi balikan & - Diskusi
melemparkan jawaban
kepada ibu-ibu hamil
pertama kali lain.
- Menyimpulkan & - Memperhatikan
memperjelas jawaban
ibu-ibu hamil pertama
kali
- Memberikan - Menjawab 5 menit Microfon
pertanyaan lisan pertanyaan
- Memberi balikan - Memperhatikan
- Memberi kesimpulan - Memperhatikan
- Menutup pertemuan - Memperhatikan
dengan mengucap
salam.

3. Penutup 5 menit  Evaluasi lisan


 Menyimpulkan materi
 Memberi kesempatan pada orang tua
untuk bertanya
 Memberi salam penutup

C. Media
Leaflet, Banner, proyektor
D. Pengorganisasian
Moderator :
Presentator :
Fasilitator :
Anggota :

E. Setting Acara

F. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab ( Diskusi )
G. Tempat
Gedung Puskesmas Weleri I

H. EVALUASI
1. Strutur
 Membuat SAP
 Kontrak waktu
 Menyiapkan peralatan
 Setting tempat
2. Proses
 Peserta penkes memperhatikan dan mengerti apa yang disampaikan
dalam penyuluhan tersebut.
 Peserta penkes bertanya.
3. Hasil
 Peserta penkes mampu mengetahui aktifitas seksual.
 Peserta penkes mampu mengetahui macam-macam aktifitas seksual.
 Peserta penkes mampu mengetahui aktifitas hubungan seksual selama
kehamilan.
 Peserta penkes mampu mengetahui variasi posisi seksual selama
kehamilan.
 Peserta penkes mampu mengetahui kebaikan dan kelemahan dalam
melakukan aktifitas seksual selama kehamilan.

Lampiran Pertanyaan

Pertanyaan:
1. Sebutkan macam-macam aktivitas seksual ?
2. Sebutkan aktivitas seksual yang tidak boleh dilakukan selama kehamilan ?
Jawab:
1. Macam-macam aktivitas seksual:
a. Berfantasi
b. Masturbasi/onani
c. Cium kening
d. Cium basah
e. Meraba
f. Petting
g. Oral sex
2. Aktivitas seksual yang tidak boleh dilakukan:
a. Posisi menekan/membebani perut
b. Penetrasi dalam
c. Mengeluarkan sperma ke dalam
d. Berhubungan 6 minggu sebelum dan 6 minggu setelah persalinan.

Lampiran Materi
SEKSUALITAS DALAM KEHAMILAN

A. Pengertian
Aktivitas seksual atau perilaku seksual sebagai perilaku muncul karena
adanya dorongan seksual dan bentuk yang bermacam-macam, mulai dari
pergerakan tangan, berpelukan, bercumbu, sampai dengan hubungan seks
(Happy & Herisanto, 2000). Ada yang berpendapat lain bahwa hubungan
seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual baik
dengan lawan jenis maupun dengan sesama (Sarwono, 2003). Hubungan
seksual dapat menyesuaikan diri, bukan dari tuntutan masyarakat, tetapi juga
dengan kebutuhan individu mengenai kebahagiaan, perwujudan diri sediri
atau peningkatan kemampuan individu untuk mengembangkan kepribadian
yang lebih baik.
Hubungan seksual ini dapat menyesuaikan diri, bukan saja tuntutan
masyarakat, tetapi juga kebutuhan individu mengenai kebahagiaan,
perwujudan diri sendiri atau peningkatan kemampuan individu untuk
mengembangkan kepribadian yang lebih baik (Marasmis, 1999).

B. Macam Aktivitas Seksual


Aktivitas seksual secara umum dapat dibedakan menjadi 8 macam yaitu:
1. Berfantasi
Adalah perilaku membayangkan mengimajinasikan aktivitas seksual yang
bertujuan untuk menimbulkan perasaan erotisme dampaknya adalah
aktivitas seksual ini dapat berlanjut ke kegiatan lainya seperti berciuman
atau pun seksual lainya.
2. Masturbasi atau onani
Adalah perilaku atau kegiatan yang biasa merangsang organ kelamin
untuk mendapatkan kepuasan seksual.

3. Cium kening
Aktivitas seksual berupa sentuhan pipi dengan bibir. Aktivitas ini
menyebabkan imajinasi atau fantasi seksual menjadi berkembang.
4. Cium basah
Aktivitas seksual berupa sentuhan bibir dengan bibir. Ciuman seperti ini
dapat mengembangkan dorongan seksual hingga tak terkendali. Orang
akan mudah melakukan aktivitas seksual selanjutnya tanpa disadari.
5. Meraba
Kegiatan meraba bagian-bagiab sensitif rangsang seksual, seperti
payudara, leher, paha atas, vagina, penis, pantat dan lain-lain. Sehingga
melemahkan diri dan akal sehat yang dapat melanjutkan ke aktivitas
seksual lainnya.
6. Petting
Keseluruhan aktivitas ke non intercourse (sehingga menempel alat
kelamin). Akibatnya bisa ketagihan.
7. Oral sex
Adalah memasukkan alat kelamin ke dalam mulut lawan jenisnya
sehingga dapat menimbulkan kepuasan seksual yang sama pada saat
intercourse.
8. Intercourse atau senggama
Aktivitas seksual dengan memasukkan alat kelamin laki-laki ke alat
kelamin wanita. Kegiatan ini dapat merobek selaput dara pada wanita.
(Munajat, 2000).

C. Hubungan Seksual Dalam Kehamilan


Perubahan lain yang dapat terjadi pada aktivitas seks adalah pada masa
hamil. Keinginan seks pada waktu hamil sebagian besar tidak berubah, bahkan
sebagian kecil makin meningkat, berkaitan denganmeningkatnya hormon
estrogen. Oleh karena itu hubungan seksual waktu hamil, bukan merupakan
halangan. Pada kehamilan makin tua teknik pelaksanaannya agak sulit, karena
perut makin membesar. Pada saat itu dapat dilakukan posisi siku lutut wanita.
Dikemukakan bahwa menjelang 2 minggu persalinan persalinan diharapkan
jangan melakukan hubungan seks, karena dapat terjadi ketuban pecah dan
memulai persalinan (Manuaba, 1999).
Frekuensi, intensitas, posisi untuk kegiatan seksual memerlukan
penyesuaian bagi wanita hamil karena perubahan kontur tubunya (Hamilton,
1995).
Pada kehamilan normal tanpa komplikasi apapun boleh dilakukan
hubungan seksual seperti semasa belum hamil (Fadjari, 2002). Ada yang
menambahkan bahwa hubungan seksual dalam kehamilan tidak boleh
dilakukan apabila ibu mengalami penyakit jantung, hipertensi, riwayat abortus
yang berulang-ulang maupun alasan dokter yang tidak boleh dianjurkan untuk
melakukannya (Indiarti, 2004), hamil dengan perdarahan, hamil dengan tanda
infeksi, kehamilan dengan ketuban yang telah pecah atau hamil dengan luka
disekitar alat kelamin luar (Manuaba, 2004). Padahal perlu diketahui bahwa
hubungan seksual pada wanita bisa merangsang pelepasan oksitosin. Dimana
pelepasan oksitosinmembuat perasaan lebih baik, rileks dan nyaman.
Sedangakn pada pria hubungan seksual dapat menyebabkan aliran darah dari
testosteron adekuat yang berguna untukmemperkuat tulang dan otot (Indarti,
2004).
Di lain pihak, beberapa pasangan sangat khawatir bila melakukan
hubungan seks selama kehamilankarena akan membahayakan bayinya.
Menurut Solihah (2005) hal ini tidak benar pada kehamilan normal, karena
alat kelamin pria tidak akan dapat melakukan kontak langsung terhadap fetus
(calon bayi) karena keberadaannya dilindungi oleh dinding otot uterin dan
cairan amniotik. Lebih lanjut dikatakan bahwa hubungan seks selama
kehamilan aman dilakukan karena ada lendir penyumbat disekitar leher rahim
(cervix) yang akan mencegah air mani dan bakteri masuk ke dalam uterus.
Andik (2005) juga menyebutkan bahwa kontak seksual tidak akan menggangu
janin karena cairan ketuban akan menjadi shock absorben yang amat baik,
sehingga gerakan saat melakukan senggama maupun kontraksi rahim atau
orgasme akan teredam oleh cairan tersebut dan tidak akan menggangu janin.
Menurut Solihah (2005) kadang kala kontraksi atau orgasme dimasa
kehamilan trimester pertama mengakibatkan detak jantung fetus menjadi
pelan, tapi hal ini belum pernah menyebabkan dampak yang membahayakan
bagi fetus.
Selain itu kebaikan yang didapat jika melakukan aktivitas seksual selama
kehamilan adalah:
1. Kebebasan untuk melakukan hubungan seks tanpa perasaan risau tentang
cara pencegahan kehamilan yang sering dirasakan oleh pasangan sebelum
istri hamil.
2. Setengah wanita akan merasa lebih seksi dan percaya diri. Pembesaran
payudara memberikan kesan yang lebih sensual dan bergairah pada suami.
3. Pertambahan pengaliran darah ke vulva menjadikan wanita hamil lebih
mudah dirangsang dan mencapai orgasme berkali-kali dibandingkan
dengan wanita yang tidak hamil.
4. Payudara wanita hamil lebih sensitif kepada rangsangan.
Hubungan kelamin tidak dilarang dalam kehamilan, kecuali 6 minggu
sebelum dan 6 minggu setelah persalinan. Apabila melakukan
koitus/hubungan seksual pada trimester I di khawatirkan janin masih belum
kuat untuk berimplantasi. Sedangkan pada trimester II janin sudah kuat
berimplantasi, meskipun pada saat trimester II diperbolehkan pada saat
melakukan hubungan seksual diusahakan sperma dikeluarkan di luar karena
sperma mengeluakan prostate gladin yaitu suatu hormon yang dapat
meningkatkan kontraksi uterus, sehingga apabila sperma masuk maka perut
ibu akan tegang. Pada riwayat abortus habitualis dan primi tua sebaiknya tidak
dianjurkan untuk melakukan hubungan kelamin dalam kehamilan muda.
Perdarahan, walaupun sedikit merupakan kontra indikasi koitus. Ada yang
bisa dianjurkan jalan keluar yang lainnya yaitu apabilasuami tidak dapat
mengendalikan hawa nafsu birahinya, yaitu dengan memanipulasi
ekstragenetal dengan tangan sangan istri (seperti masa mastrubasi), atau penis
digosok-gosokkan di antara kedua payudara atau diantara kedua paha
(Sarwono, 2005).
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam aktivitas seksualitas yaitu:
1. Aspek bio-psiko-sosial dari seksualitas yaitu:
a. Aspek biologis berhubungan dengan anatomi, organ seks, hormon,
pusat otak dan saraf.
b. Aspek psikologis dan social
Reaksi wanita
Reaksi wanita hamil bervariasi tergantung pada usia kehamilan
(berkisarantara bahagia, ungkapan rasa benci, marah, sedih dan
tekanan).
Trimester I
 Kehadiran bayi tidak dipahami dan ibu sangat introvert
 Bersikap menyelidiki untuk meyakinkan kehamilanya.
Trimester II
 Ibu bahagia dan memfokuskan perhatian pada janin
 Aktivitas seksual yang optimal.
Trimester III
 Perlidungan bayi meningkat
 Mudah merasa takut atau tersinggung, terisolir dan meminta
perhatian
 Perubahan body image akan mempengaruhi sikap kehamilan dan
seksualitas.
Reaksi pria
 Kehamilan dapat menimbulkan konflik
 Tidak mengetahui bahwa intercourse diperoleh selama kehamilan
 Merasa bahwa cinta dan perhatian dari istri berkurang
 Sebagai suami akan menerima tubu istri, akan tetapi sebagian lagi
akan mempunyai perasaan negatif
 Ada suami cemburu takut kehilangan perhatian dan cinta istri
setelah bayinya lahir.

2. Usia ibu
3. Kesiapan ibu

D. Posisi Seks Selama Kehamilan


Posisi ataupun variasi seks yang dapat dilakukan selama kehamilan antara
lain:
1. Pasangan berbaring pada satu sisi dimana pria ada di depan wanita dengan
posisi menyamping berhadapan dengan wanita. Posisi ini bisa mengurangi
sebagian berat badannya sehingga tidak menekan rahim yang semakin
besar, manfaatnya ranjang sebagai penopang hubungan intim.
2. Wanita berbaring dipingir atau dengan kedua kaki ditekuk dan bokong
berada di pinggir kasur. Kemudian pria berlutut dan berdiri di hadapan
wanita, lakukan penetrasi dangkal agar tidak menggangu janin.
3. Berbaring saling menyamping satu arah atau biasa dikenal dengan posisi
sedok. Ini adalah posisi yang tepat untuk melakukan penetrasi dangkal.
4. The woman on top position, istri duduk diatas suami sementara suami
duduk di kursi. Posisi ini tidak membebani perutdan membuat pasangan
tidak memberikan beban kepada rahim. Dapat juga posisi pria tidur
terlentang dan wanita mengambil posisi di atas pria.
(Surinah, 2004)
DAFTAR PUSTAKA

Fadjari. (2003). Nova: Kumpulan masalah kesehatan berintim-intim saat hamil.


Jakarta: Samindra Utama.

Hamilton, Persis Marry. (1995). Dasar-dasar keperawatan maternitas. Jakarta:


EGC.

Happy, M.L. & Herisanto, R.L. (2000). Tanya jawab seputar seksual remaja.
Jakarta: PKBI.

Manuaba I.B.G. (1999). Memahami kesehatan reproduksi wanita. Jakarta: Arcan.

Maramis. (1999). Catatan ilmu kedokteran jiwa. Surabaya: Airlanga University


Press.

Munajat, N. (2002). Perkembangan seksualitas remaja. Jakarta: PKBI

Sarwono, S.W. (2003). Psikologi remaja. Jakarta: raja Grafindo Persada.

Solihah, Lutfiatus. (2005). Rahasia hamil sehat. Yogyakarta: Diva Press.

Surrinah. (2004). Posisi hubungan seks yang terbaik selama kehamilan. Retrieved
November 04, 2004, From www.ifoibu.com
AKTIVITAS HUBUNGAN SEKSUAL DALAM
SEKSUAL/PERILAKU SEKSUAL KEHAMILAN
SEKSUALITAS DALAM Segala tingkah laku yang didorong oleh Kehamilan normal tanpa komplikasi

KEHAMILAN hasrat seksual baik dengan lawan jenis boleh dilakukan hubungan seksual
maupun dengan sesama. seperti semasa belum hamil, asal tidak
mempunyai riwayat penyakit jantung,
MACAM-MACAM AKTIVITAS abortus, hamil dengan perdarahan,
By:
SEKSUAL kehamilan dengan ketuban yang sudah
KELOMPOK 8
Berfantasi pecah.

PROGRAM PROFESI NERS Masturbasi/onani


Cium kening Tidak Perlu Khawatir bila melakukan
STIKes KARSA HUSADA GARUT
Cium basah hubungan seks selama kehamilan,
2016/2017
Meraba selama memperhatikan:
Petting Frekuensi, intensitas, posisi dalam
Oral sex berhubungan.
VARIASI POSISI SEKS Setengah wanita akan merasa lebih karena bila sperma masuk perut ibu
Pasangan berbaring pada satu sisi seksi dan percaya diri. akan menjadi tegang

dimana pria ada di depan wanita Pertambahan pengaliran darah ke Dan trimester III hubungan seks tidak
dengan posisi menyamping vulva menjadikan wanita hamil lebih dilarang kecuali
berhadapan dengan wanita. mudah dirangsang dan mencapai 6 minggu sebelum dan 6 minggu
Wanita berbaring dipingir atau orgasme. setelah persalinan

dengan kedua kaki ditekuk dan Payudara wanita hamil lebih sensitif
bokong berada di pinggir kasur. kepada rangsangan. Kesimpulan:
Berbaring saling menyamping satu Tetapi Aktivitas seks yang tidak boleh
arah atau biasa dikenal dengan posisi Kadang kala kontraksi/ orgasme dimasa dilakukan selama kehamilan:
sedok kehamilan muda (Trimester I) Posisi yang menekan/ membebani
Istri duduk diatas suami sementara mengakibatkan detak jantung fetus perut ibu hamil
suami duduk di kursi. menjadi pelan-pelan, tapi hal ini belum Penetrasi dalam
pernah menyebabkan dampak yang Mengeluarkan sperma kedalam
KEBAIKAN YANG DIDAPAT
membahayakan bagi fetus. Tidak berhubungan 6 minggu
JIKA MELAKUKAN AKTIVITAS
SEKSUAL SELAMA Sedangkan Trimester II diperbolehkan sebelum dan 6 minggu setelah
KEHAMILAN:
melakukan hubungan seks diusahakan persalinan.
Kebebasan untuk melakukan
sperma dikeluarkan diluar,
hubungan seks tanpa perasaan risau.

Anda mungkin juga menyukai