Anda di halaman 1dari 23

Sensor Air Flow Meter

Komponen yang menyusun air flow meter sensor ini yaitu measuring plate, pegas pengembali
dan potensiometer.

Cara kerja sensor air flow meter yaitu ketika udara masuk melalui air flow meter maka akan
membuka measuring plate yang ditahan pegas pengembali. Sehingga measuring plate dan juga
potensiometer bergerak dengan sumbu yang sama dan sudut bukaan dari measuring plate
diubah menjadi perbandingan tegangan oleh potensiometer. Perbandingan tegangan tersebut
diterima oleh ECU berbentuk signal tegangan.
Manifold Absolute Pressure Sensor (MAP Sensor)
Manifold absolute pressure atau sensor tekanan dalam manifold bekerja berdasarkan tekanan
yang ada di dalam intake manifold. Tekanan yang terhitung sebanding dengan udara yang
dialirkan di dalam intake manifold pada satu siklus.

Volume udara yang masuk dapat dihitung dengan cara mengukur tekanan pada intake manifold.
Lalu tekanan intake manifold disensor oleh bagian silicon chip. Silicon chip ini berfungsi untuk
merubah tekanan udara menjadi nilai tahanan, lalu nilai tahanan tersebut dideteksi oleh IC yang
ada pada sensor untuk selanjutnya dikirim ke ECU.

Throttle Position Sensor (TPS)


Throttle Position Sensor atau sensor posisi throttle dipasang menjadi satu bagian dengan throttle
body. Sensor ini mengubah sudut bukaan dari throttle menjadi sebuah tegangan untuk
selanjutnya dikirim ke ECU.

Signal dari TPS ini ada dua yaitu signal IDL dan signal PSW. Signal IDL dipakai untuk
menghentikan aliran bahan bakar sedangkan signal PSW digunakan untuk menambah
penginjeksian bahan bakar.

Water Temperature Sensor (WTS)


Water temperature sensor adalah sensor temperature air yang fungsinya adalah untuk
mendeteksi suhu air pendingin. Pada sensor ini terdapat komponen thermister. Cara kerja dari
WTS atau sensor temperatur air yaitu apabila temperatur mesin masih dibawah suhu kerja
atau temperaturnya rendah dan penguapan bensin juga rendah, maka diperlukan campuran
bahan bakar dan udara yang gemuk.
Tahanan pada thermister menjadi besar ketika suhu air pendingin masih rendah sehingga signal
yang dihasilkan THW akan menjadi tinggi. Hubungan antara tahanan pada thermister dan
temperature dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

Kemudian signal tadi akan dikirim ke ECU supaya ECU memerintahkan injektor untuk
menambah volume bahan bakar yang diinjeksikan Begitupun sebaliknya jika suhu air pendingin
tinggi maka signal tegangan THW akan menjadi turun atau rendah, signal tersebut akan dikirim
ke ECU agar ECU memerintahkan injector untuk mengurangi jumlah bahan bakar yang
diinjeksikan.

Intake Air Temperature Sensor (IATS)


Intake air temperature sensor adalah sensor temperatur udara masuk, sensor ini berfungsi untuk
mendeteksi suhu udara yang masuk. Sensor temperatur udara masuk dilengkapi dengan
thermister yang letaknya ada di dalam air flow meter. Pada EFI sistem tipe D, sensor IATS
diletakkan di kotak saringan udara atau di intake air chamber.

Jumlah volume dan kepadatan udara dapat berubah sesuai dengan perubahan pada temperatur
udara. Sehingga walaupun volume udara yang dihitung oleh air flow meter jumlahnya
kemungkinan sama, namun jumlah injeksi bahan bakar dapat berubah sesuai dengan perubahan
temperatur. Pada suhu di bawah 20 derajat celcius jumlah bahan bakar yang diinjeksikan akan
ditambah, sedangkan jika suhu di atas 20 derajat maka jumlah bahan bakar yang diinjeksikan
akan dikurangi. Dengan demikian maka jumlah perbandingan bahan bakar dan udara akan
terjamin ketepatannya walaupun suhunya berubah-ubah.
Oxygen Sensor (OS)
Oxygen sensor adalah sensor yang berfungsi untuk mendeteksi dan membandingkan apakah
campuran bahan bakar dan udara gemuk atau kurus terhadap campuran udara dan bahan bakar
secara teoritis.

Oksigen sensor ini diletakkan di exhaust manifold dan terdiri dari elemen yang berbahan dasar
zirconium dioxide (semacam keramik). Elemen ini dilapisi dengan lapisan tipis platina di bagian
dalamnya dan juga luarnya. Udara yang masuk ke dalam sensor dan luar sensor akan terkena
gas buang.

Signal Pengapian Mesin


Fungsi signal pengapian mesin adalah untuk menentukan saat pengaian atau timing ignition dan
putaran mesin. Signal ini akan menghitung penentuan awal volume bahan bakar yang
disemprotkan dan akhir dari penyemprotan. Jika tegangan di terminal negatif koil pengapian
mencapai 150 volt atau lebih maka ECU akan mendeteksi signal tersebut.
Signal Starter
Signal starter ini dipakai ketika motor starter memutar poros engkol mesin, dan selama poros
engkol tersebut berputar maka aliran udara akan bergerak lambat dan suhu udara menurun
sehingga campuran udara menjadi kurus. Padahal agar mesin dapat start diperlukan campuran
kaya, maka signal starter ini berfugsi untuk menambah jumlah volume injeksi ketika mesin
dinyalakan/starter. Tegangan yang ada pada signal starter sama besar dengan tegangan yang
dipakai oleh motor starter.

Relay Utama EFI


Relay utana pada mesin EFI digunakan untuk sumber tegangan ECU dan circuit opening relay.
Relau utama EFI berfungsi untuk mencegah penurunan nilai tegangan pada sirkuit ECU. Cara
kerja dari relay utama EFI yaitu ketika kunci kontak di-ON-kan, maka arus akan mengalir ke relay
dan titik kontak akan berhubungan lalu arus akan mengalir dari baterai ke ECU dan circuit
opening relay melalui kedua fusible link, kemudian arus mengalir menuju pompa bahan bakar.

Demikian artikel tentang macam macam sensor pada mesin efi dan prinsip kerjanya,
semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan kita tentang mesin EFI. Salam Otomotif!

Fungsi Dan Letak Sensor-Sensor EFI Pada


Mobil, Pahami Agar Anda Bisa
Menanganinya Ketika Terjadi Gangguan
Ditulis oleh Syamsuddin
Fungsi dan Letak Sensor Pada Mobil Efi, Toyota Avanza adalah mobil yang diproduksi
di Indonesia oleh pabrikan Daihatsu, yang dipasarkan dalam dua merk yaitu Toyota
Avanza dan Daihatsu Xenia. Generasi pertama mobil ini diluncurkan saat Gaikindo
Auto Expo 2003, Nama "Avanza" berasal dari bahasa Italia avanzato, yang berarti
"peningkatan".

Pada tahun 2005 diluncurkan Avanza (1.3 S VVT-i) dengan transmisi "otomatis" dan
sudah dilengkapi teknologi pengereman ABS Pada akhir tahun 2006, diluncurkan
New Avanza-Xenia dengan perubahan tampilan, aksesoris, peningkatan performa
serta mesin baru berteknologi VVT-i yang melengkapi semua versi (facelift). Pada
akhir tahun 2006 juga diluncurkan New Avanza S (1.5 S VVT-i) yang merupakan
versi terlengkap dengan mesin berkapasitas 1.500 cc VVT-i, sensor parkir belakang,
teknologi pengereman ABS serta pelek aluminium 15". Mesin 1.500 cc VVT-i yang
digunakan oleh Toyota Avanza memiliki spesifikasi yang sama persis dengan Toyota
Rush. New Avanza S tersedia dalam dua pilihan transmisi, yaitu transmisi manual
dan transmisi otomatis.

Pada Kesempatan kali ini kami akan mengulas tentang sensor-sensor yang terdapat
pada Mesin Avanza, Xenia, Rush dan Terios (keempat mobil ini memiliki basis
mesin yang sama dengan system injeksi tipe D yang membedakan hanya pada CC-
nya) beserta letak dan fungsinya masing-maisng,
Fungsi Sensor dan Actuator Pada Sistem Injeksi

IAT Sensor (Intake Air Temperature Sensor)

Sensor ini berfungsi untuk mendeteksi temperature atau suhu udara masuk kedalam
ruang filter sebelum masuk kedalam mesin, sensor ini terletak di filter udara dengan
ciri memiliki 2 wire. Adapun Cara Kerja IAT Sensor Silahkan Klik Disini.

Baca Juga: Komponen Dan Cara Kerja Torque Converter


Baca Juga

 Actuator Pada Sistem Efi Beserta Fungsinya Masing-Masing


 Sistem Utama Yang Terdapat Pada Sistem EFI Beserta Fungsinya
 Kelebihan Mesin Dengan Teknologi EFI Dibandingkan Dengan Karburator Pada Mobil Bensin, Perbedaan
Sistem EFI Dengan Sistem Karburator

MAP Sensor ( Manifold Absolute Sensor)


Sensor ini berfungsi untuk mendeteksi kevacuman pada intake manifold
mesin, Biasanya sensor ini terletak dirumah filter dekat dengan throttle Body dengan
ciri memiliki 3 wire. Adapun Cara Kerja MAP Sensor Silahkan Klik Disini.

TPS Sensor (Throttle Position Sensor)

Sensor ini berfungsi untuk mendeteksi seberapa besar katup throttle atau katub gas
dibuka atau seberapa lebar katup gas terbuka saat peda gas diinjak oleh
pengemudi, Sensor ini biasanya terletak pada throttle body atau dekat dengan katup
gas dengan ciri memiliki 3 Wire. Adapun Cara Kerja TPS Sensor Silahkan Klik Disini.

CMP Sensor (Camshaft Sensor)

Sensor ini Berfungsi untuk mendeteksi Posisi Camshaft guna mendeteksi TOP 1
Silinder 1 pada mesin serta untuk mengetahui posisi pembukaan dan penutupan
intake dan exhaust valve. Sensor ini biasanya terletak dekat dengan Camshaft
disebelah kanan atau belakang dengan ciri memiliki 2 wire. Adapun Cara Kerja CMP
Sensor Silahkan Klik Disini.

Baca Juga: Fungsi Komponen Sistem AC Mobil

CKP Sensor ( Crankshaft Position Sensor)

Sensor ini Berfungsi untuk mendeteksi Posisi Cranshaft guna mendeteksi posisi
piston (Pada posisi TMA atau pada posisi TMB), serta untuk mengetahui waktu serta
volume injector melakukan penyemprotan bahan bakar dan memercikkan bunga
api. Sensor ini biasanya terletak dekat dengan pully crankshaft denga ciri memiliki 2
wire. Adapun Cara Kerja CKP Sensor Silahkan Klik Disini.

ISC (Idle Speed Control Valve)

Komponen ini bukan merupakan sensor akan tetapi merupakan actuator yang
memiliki fungsi untuk mengatur volume udara yang masuk kemesin saat idle
(langsam) dengan cara bypass katup gas pada saat kondisi tertutup. atau dengan
kata lain ISC berfungsi untuk mengatur putaran mesin saat stationer atau idle.
Komponen ini biasanya terletak didekat throttle body dekat juga dengan throttle
position sensor atau TPS sensor. Adapun Cara Kerja ISC Silahkan Klik Disini.

Vacuum Switching Valve (VSV) atau EVAP


Komponen ini bukanlah sensor tetapi merupakan aktuator, yang memiliki fungsi
untuk membuka saluran uap bensin dari tanki melalui charcoal canister dan
disalurkan kedalam mesin melalui throttle body, uap bensin dari tanki tersebut akan
ikut terbakar didalam mesin. Katup vsv biasanya bekerja setelah kondisi mesin
sudah panas. Komponen ini biasanya terletak di sekitar throttle body dengan saluran
selang ukuran kecil dengan ciri memiliki 2 wire.

Baca Juga: Fungsi Dan Cara Kerja Air Bag SRS

OCV (Oil Control Valve)

Komponen ini termasuk aktuator yang berfungsi untuk mengatur pembukaan


saluran oli mesin yang masuk ke VVT-I controller. Komponen ini biasanya terletak
disebelah kiri mesin dekat dengan VVT-I dengan ciri memiliki 2 wire. Adapun Cara
Kerja OCV Silahkan Klik Disini.

Knock Sensor

Sensor ini berfungsi untuk mendeteksi terjadinya knocking pada mesin. Knock
sensor terbuat dari piezo electric element yang menghasilkan tegangan saat piezo
electric element-nya berubah bentuk, hal ini terjadi pada saat block silinder vibrasi
yang disebabkan karena terjadinya knocking pada mesin. Adapun Cara Kerja Knock
Sensor Silahkan Klik Disini.

ECT Sensor (Engine Coolant Temperature) atau Water Temperature Sensor

Sensor ini berfungsi untuk mendeteksi temperature cairan pendingin guna memberi
sinyal untuk menghidupkan kipas radiator saat mesin sudah panas dan
mematikannya pada saat mesin masih dingin. Sensor ini terletak didekat rumah
thermostat dengan ciri memiliki 2 wire. Adapun Cara Kerja ECT Atau WTS Sensor
Silahkan Klik Disini.

Lamda Sensor atau Oxygen Sensor

Sensor ini berfungsi untuk mendeteksi kandungan oksigen didalam gas buang sisa hasil
pembakaran mesin guna mengontrol rasio atau perbandingan campuran bahan bakar dan
udara (AFR), jika AFRnya lebih kurus dibandingkan AFR Stoichiometri (14:1), maka
kandungan oksigen pada gas buang ditambah dan jika AFRny lebih gemuk dibandingkan
AFR Stoichiometri (14:1), Maka kandungan oksigen pada gas buang dikurangi, oksigen
sensor terletak di knalpot atau exhaus manifold,atau juga sebelum Catalic converter dan
sesudah Catalic converter. Adapun Cara Kerja Oksigen Sensor Silahkan Klik Disini.

9 Macam Sensor Pada Sistem EFI + Fungsinya


Amrie Muchta 1/08/2018
Sensor pada mesin injeksi - Sistem efi atau electronic fuel injection apabila
diterjemahkan akan berarti sistem pemasukan bahan bakar elektronik. Ingat, bukan
bahan bakarnya yang bersifat elektronik tapi sistem pemasukannya bersifat
elektronika.

Bagaimana bisa ?

Dulu pada sistem bahan bakar konvensional, karburator menjadi ujung tombak.
Fungsinya untuk memasukan bensin ke aliran udara yang menuju intake dengan
perbandingan yang pas.

Kita mengenal AFR (air fuel ratio), yang dijadikan acuan volume bahan bakar yang
dimasukan ke mesin. Umumnya AFR dikatakan ideal pada angka 14 hingga 15
banding 1.

AFR tersebut harus dijaga pada putaran mesin berbapapun, sehingga untuk
membuatnya selalu ideal, karburator menggunakan prinsip kevakuman.

Namun kevakuman ini dinilai kurang efektif dan menimbulkan efek pemborosan
bahan bakar. Sehingga diremukanlah sistem pemasok tanpa melalui karburator atau
yang biasa disebut sistem EFI.

EFI tidak bekerja menggunakan prinsip kevakuman seperti karburator, namun


menggunakan prinsip cairan bertekanan. Dalam hal ini, bensin yang memiliki
tekanan tertentu akan keluar (injected) ketika ujung saluran terbuka.

Injektor menjadi ujung saluran yang membuka dan menutup saluran bensin untuk
mengatur pemasukan bensin. Selengkapnya bisa anda baca pada Cara kerja sistem
EFI.

Sensor Pada Mesin EFI


Untuk pembahasan kali ini, akan kita ulas selengkapnya tentang sensor-sensor yang
ada pada mesin EFI.

Apa itu sensor ?

Sensor adalah komponen pendeteksi suatu keadaan. Dalam sistem Elektronika, kita
mengenal input-control-output. Output akan melakukan sebuah aksi berdasarkan
perintah control. Sementara control memberi perintah berdasarkan acuan dari input.

Dalam hal ini, input itu adalah sensor, lalu control sebagai ECU dan output adalah
injector.
Sensor apa saja yang ada pada mesin EFI ?

1. IAT Sensor

Intake aie temperature sensor berfungsi mendeteksi suhu udara yang masuk ke
intake manifold. Letak sensor ini ada pada box filter tepatnya setelah filter udara.

IAT sensor bekerja menggunakan thermister dengan tipe NTC (negative


temperature coeficient) dimana resistansi pada thermister akan semakin berkurang
ketika suhu yang dideteksi semakin meningkat.

Perubahan resistansi ini dimanfaatkan untuk mengirimkan tegangan balik dengan


nilau yang memiliki arti. ECU akan menterjemahkan nilai tegangan ini sehingga tahu
apakah udara yang masuk itu dingin atau panas.

Kalau udara yang masuk dingin maka bensin yang dimasukan juga harus lebih
banyak karena udara dingin memiliki masa lebih besar. Sementara kalau udara lebih
panas, maka bensin yang dimasukan akan dikurangi.

2. MAF Sensor

Air flow meter adalah sensor yang berfungsi mendeteksi masa udara berdasarkan
alurannya. Sama seperti IAT sensor ini juga terletak setelah filter udara malah
biasanya IAT dan MAF itu terletak menjadi satu.

Cara kerja MAF adalah dengan memanfaatkan kawat panas, panas pada kawat
dihasilkan oleh listrik yang mengalir. Ketika udara mengalir melewati sensor maka
suhu kawat akan turun dan arus listrik yang digunakan untuk memanaskan kawat
harus lebih besar.

Semakin cepat aliran udara artinya semakin besar listrik yang diperlukan untuk
memanaskan kawat. Besar kecil listrik ini digunakan untuk mendeteksi masa udara
berdasarkan alirannya.

3. TP Sensor
Throtle position sensor atau TPS berfungsi untuk mendeteksi sudut buka katup.
Seperti yang kita ketahui, EFI tidak memiliki karburator tapi masih memiliki throtle
body.

Fungsi throtle body ini yakni untuk mengatur RPM mesin dengan memanfaatkan
katup gas mirip pada katup gas sistem bahan bakar konvensional.

TPS akan mendeteksi berapa derajat kemiringan katup gas untuk mengetahui
tingkat kecepatan yang dimaksudkan pengemudi agar bisa menyuplai bensin
dengan volume yang pas.

Advertisement

Cara kerja TP sensor dengan memanfaatkan variabel resitor. Ada satu tuas yang
terhubung ke poros katup gas. Sehingga ketika katup gas bergerak, tuas ini juga
bergerak.

Pergerakan tuas akan mempengaruhi nilai resistansi dari sensor tersebut. Ini mirip
seperti sensor ketinggian bahan bakar didalam tanki.

4. MAP Sensor

Manifold absolute pressure sensor merupakan sensor yang menghitung kevakuman


didalam intake manifold (setelah katup gas). Pada sistem karburator, kevakuman
intake akan menunjukan load yang diterima mesin.

Begitu juga pada sistem EFI, MAP dipakai untuk mengetahui load mesin.

Cara kerjanya dengan memanfaatkan membran yang dapat bergerak sesuai


kevakuman didalam intake. Pergerakan membran ini lalu akan mempengaruhi
resistansi dari sensor MAP.

5. CKP & CMP Sensor


Crankshaft position sensor adalah sensor yang mengukur kecepatan crankshaft.
Fungsinya sebagai pengukur RPM mesin dan mengetahui posisi TOP masing-
masing silinder.

Sementara Camshaft position sensor adalah sensor yang mengukur putaran poros
nok. Fungsinya untuk mengetahui posisi TOP silinder 1.

Cara kerjanya dengan menggunakan pick up coil, dimana ada stator coil dan
didekatnya terdapat rotor magnet. Namun jumlah gerigi pada CKP itu sesuai jumlah
silinder. Dan peletakan gerigi itu pas dengan posisi TOP masing-masing silinder.

Sensor ini akan menghasilkan sinyal PWM berbentuk gelombang sempurna yang
akan digunakan ECU untuk menentukan timming pembukaan injector dan RPM
mesin.

6. ECT Sensor

Engine coolant temperature sensor berfungsi untuk mengukur suhu air pendingin
didalam mesin. Hasil pengukuran ini akan mengetahui apakah mesin dalam
keadaan dingin atau panas.

Kalau dingin, maka sistem EFI akan mengaktifkan cold start injection (hanya pada
beberapa mobil).

Cara kerjanya sama seperti sensor suhu udara yang menggunakan thermister tipe
NTC. Umumnya, dalam satu mobil itu ada dua buah ECT sensor.

ECT sensor 1 terletak sebelum radiator, fungsinya untuk mendeteksi suhu air
pendingin yang keluar dari mesin. Sensor ini akan akurat dalam membaca suhu
mesin.

ECT sensor 2 terletak setelah radiator, fungsinya untuk mengukur air yang telah
melewati radiator. Sensor ini akan memberikan feedback terkait kinerja radiator
dalam mendinginkan air pendingin.

7. Oxygen Sensor
Oxygen sensor berfungsi untuk mendeteksi kandungan oksigen pada gas buang.
Melalui sensor ini ECU mengetahui bagaimana proses pembakaran mesin. Apakah
berlangsung sempurna atau premature.

Sensor oksigen bekerja dengan memanfaatkan bahan Zirconia yang dapat


menghasilkan tegangan listrik apabila terkena molekul oksigen didalam gas buang.

Jumlah oksigen yang terkandung nantinya bisa menjadi indikator apakah seluruh
gas didalam ruang bakar terbakar dengan sempurna atau ada beberapa molekul gas
yang tidak terbakar.

8. Fuel pressure sensor

Fuel pressure sensor berfungsi untuk mendeteksi tekanan pada selang bahan bakar.
Ini karena besar kecil tekanan bahan bakar juga bisa mempengaruhi volume bensin
yang keluar dari injektor.

Kalau tekanan bensin besar, maka saat injetor terbuka selama satu detik akan lebih
banyak bensin yang keluar dibandingkan kalau tekanan bahan bakar rendah.

Cara kerjanya dengan memanfaatkan sebuah katup yang bisa bergerak sesuai
tekanan didalam saluran bahan bakar. Pergerakan katup tersebut akan
mempengaruhi relay resistansi dari sensor.

9. APP sensor (khusus DBW)

Acelerated Pedal Position sensor adalah sensor yang digunakan untuk mengukur
sudut pembukaan pedal gas. Sensor ini, akan mengetahui seberapa dalam pedal
gas diinjak oleh pengemudi.

APP sensor hanya disediakan pada mobil-mobil DBW (drive by wire) yang tidak
memiliki sensor TPS. Drive by wire adalah skema pengaturan RPM mesin tanpa
kawat gas. Jadi dari pedal gas menggerakan throtle body itu melalui sensor tanpa
kawat gas.
Cara kerjanya hampir sama seperti TPS sensor, dimana ada variabel resistor yang
memiliki nilai resistansi sesuai pergerakan katup.

Demikian artikel lengkap dan jelas mengenai macam macam sensor EFI. Semoga
bisa menambah wawasan kita semua.

Pemeriksaan Komponen Elektronik Pada


Mobil EFI Yang Mogok
Berikut ini beberapa cara yang bisa anda lakukan untuk mengecek dan memeriksan
rangkaian kelistrikan pada kendaraan Xenia dan Avanza apabila kendaraan anda mati total
atau mogok ditengah jalan. Dengan hanya bermodalkan alat pengukur kelistrikan, anda
dapat dengan mudah untuk memperbaiki kerusakan yang sedang terjadi.

Adapun beberapa komponen yang harus anda periksa diantaranya yaitu :

A. Pemeriksaan Power Suply ( Sumber tegangan)


Wering Diagram Power Suply

1. Lakukan pemeriksaan tegangan baterai.


2. Periksa kondisi sekering EFI 15A yang terdapat di JB 1 .
3. Periksa kondisi sekering Engine 10A yang terdapat di JB 2.
4. Periksa kerja EFI Main Relay.

B. Pemeriksaan Sekering EFI 15 A (Amper)


Fuse Box pada ruang mesin

Pemeriksaan ini menggunakan multitester/ AVO meter dengan skala OHM


1. Lepaskan sekering EFI 15A dari R/B yang terdapat di ruang mesin.
2. Periksa tahanan Fuse EFI : nilai tahanan dibawah 1 Ohm.
3. Jika sekering OK pasang kembali.

4. Periksa tegangan pada posisi kaki Fuse EFI dan pastikan tegangan akan ada terus
menerus walaupun kunci kontak OFF

C. Pemeriksaan Sekering Enggine 10 A (Amper)


Jika pemeriksaan pada Sekering EFI 15A sudah OK tetapi mesin masih tidak mau hidup
juga maka lakukan pemeriksaan pada Fuse Engine 10A. Pemeriksaan dilakukan
menggunakan Ohm Meter.
Junction Blok pada ruang kabin

1. Lepaskan Fuse E/G 10A dari J/B 2 yang terdapat di ruang pengemudi diatas pedal gas.
2. Periksa tahanan Fuse E/G : nilai tahanan dibawah 1 Ohm.

3. Jika sekering OK pasang kembali.

4. Periksa tegangan pada posisi kaki Fuse E/G dan pastikan tegangan akan ada jika kunci
kontak pada posisi ON

D. Pemeriksaan EFI Main Relay

EFI main relay berfungsi untuk mengaktifkan Engine ECU ( Control Unit EFI ). Jadi
walaupun tidak ada sekering yang putus tetapi relay ini rusak maka sistim EFI menjadi tidak
dapat berfungsi.
Kotak EFI Main Relay

1. Lepaskan Relay EFI dari J/B 2 yang terdapat di ruang pengemudi diatas pedal gas.
2. Periksa tegangan pada kaki relay ( 3 ) yang terdapat pada J/B 2, tegangan > 11 Volt.
Dan akan ada terus walaupun kunci kotak OFF
3. Periksa tegangan pada kaki relay ( 2 ) yang terdapat pada J/B 2, tegangan > 11 Volt.
Ketika kunci kontak ON.

E. Pemeriksaan Main EFI Relay


Jika tegangan pada dudukan EFI Main Relay yang terdapat pada J/B 2 Ok, pemeriksaan
kita lanjutkan ke EFI Main Realy
Konstruksi Main EFI Relay

1. Ukur tahanan pada kaki relay antara no 1 dan no 2 nilai tahanan kurang lebih 170 ohm.

2. Ukur nilai tahanan antara kaki relay no 3 dan 5, nilai tahanan harus > 10 Kilo ohm.

3. Beri tegangan dengan baterai pada kaki no 1 dan 2, kemudian ukur nilai tahanan antara
kaki relay no 3 dan 5, nilai tahanan harus dibawah 1 Ohm.

F. Pemeriksaan Power Suply Pada ECM ( Electronic Control Module)

Jika pemeriksaan sampai pada relay sudah Ok sekarang pemeriksaan kita lanjutkan pada
ECU ( Engine ECU )

Melepas Soket Pada ECM

Lepaskan Connector E8 pada engine ECU Putar kunci kontak pada posisi ON.Periksa
tegangan yang terdapat pada pin no 7
Terminal Pada Soket ECM

1. Tegangan pada pin no 7 harus sama dengan tegangan baterai.

2. Jika pada pin no 7 tidak terdapat tegangan. Periksa hubungan antara pin no 5 pada EFI
main relay yang terdapat pada J/B 2 dengan pin no 7 pada connector E8 ( nilai tahanan < 1
Ohm )

G. Pemeriksaan Sirkuit Pumpa Bahan Bakar

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar relay bahan bakar menjadi ON pada saat
kunci kontak pada posisi start.
Sirkuit_pumpa_bahan_bakar

1. Ada input ke ECM pada terminal STA

2. Pada saat signal STA masuk ke ECM, ada signal N1 dan N2 ( dari crank sensor )

4. Selama mesin hidup signal N1 dan N2 harus tetap masuk ke ECM

H. Pemeriksaan Signal NE ( Crank Sensor /sensor Crankshaft)

Signal NE, akan memberi inputan ke Engine ECU / ECM mengenai Rpm Mesin
untukmenentukan ijeksi bahan bakar dan mengaktifkan kerja pompa secara terus menerus.

Diagram Crank Sensor

Troubleshooting Tune Up Toyota Avanza


Perbaikan ini dilakukan, apabila ada kerusakan khusus dalam mesin kendaraan yang akan
mempengaruhi kinerja dari semua bagian sistem EFI (Electronic Fuel Injection).

SISTEM
TROUBLESHOOT BERMASALAH KEMUNGKINAN
 Jumlah suplai bahan
bakar kurang
 Pompa bahan bakar
Sistem Bahan bakar, EFI, rusak
Mesin Susah Hidup dan Pengapian  Baterai habis
 Injector tersumbat atau
mati
 Socket injector mati
 Busi tidak memercik
kan bunga api
 Busi tidak memercik
kan bunga api
 Koil mati / Tidak meng
alirkan arus
Mesin Pincang / Bergetar  Injector tersumbat/tidak
Dengan Kuat Sistem Pengapian dan EFI menyemprotkan bahan bakar
 Percikan Busi terlalu
kecil
 Saluran bahan bakar
kotor
 Kualitas bahan bakar
jelek
 Oli sudah terlalu kotor
dan kental
 Injector kotor
 Saringan udara kotor
 Campuran bahan bakar
udara tidak tepat
Mesin Mbrebet Pada Sistem Bahan bakar, EFI,  Celah katup terlalu
Kecepatan Tertentu dan Pengapian rapat
 Setelan bahan bakar
tidak tepat
 Throttle tidak rapat
 Setelan Katup tidak
tepat
 Mesin Overheating
 Sistem saluran bahan
bakar tidak tepat
Mesin Boros Sistem EFI Dan Pendinginan  Injector bocor

Anda mungkin juga menyukai