Anda di halaman 1dari 14

Dedi Junaedi, Desain Pembelajaran Model ADDIE 1

DESAIN PEMBELAJARAN MODEL ADDIE

Dedi Junaedi
Mahasiswa Program Magister (S2)
Program Pascasarjana (PPs) UIN Sunan Gunung Djati Bandung
E-mail : dedi.junaedi305@gmail.com

ABSTRACT
Learning is an interactive process between teachers and learners, where teaching is a teacher's job. As a teacher,
the creativity of a teacher in creating a design instructional will help achieve learning outcomes that are
appropriate to the learning objectives. In making the design instructional there are several models that can be
chosen by a designer (teacher), one of which design instructional is model ADDIE. Writing this journal aims
to explain the design of learning model ADDIE including the stages to develop this model, the writing of this
journal is done through literature study from various local and international sources. ADDIE is acronim for
Analyze, Design, Develop, Implement, and Evaluate, this acronim as well as a step in applying the ADDIE
model in instructional design. The systematic model of ADDIE design makes this model a simple, effective and
efficient model that is easy to apply.

Keyword : Learning, instructional design, ADDIE model.

ABSTRAK
Pembelajaran merupakan proses interaktif antara guru dan peserta didik, dimana mengajar merupakan tugas
seorang guru. Sebagai seorang guru, kreatifitas seorang guru dalam membuat sebuah desain pembelajaran
akan membantu mencapai hasil belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dalam membuat desain
pembelajaran terdapat beberapa model yang dapat dipilih oleh seorang perancang (guru), salah satunya adalah
desain pembelajaran model ADDIE. Penulisan jurnal ini bertujuan memaparkan desain pembelajaran model
ADDIE termasuk tahapan pengembangannya, penulisan jurnal ini dilakukan melalui studi pustaka dari
berbagai sumber lokal dan internasional . ADDIE merupakan singkatan dari Analyze, Design, Develop,
Implement, dan Evaluate, singkatan ini juga sekaligus sebagai tahapan dalam menerapkan model ADDIE
dalam desain pembelajaran. Desain model ADDIE yang sistematis menjadikan model ini termasuk model
yang sederhana, efektif serta efisien sehingga mudah untuk diterapkan.

Kata Kunci : Pembelajaran, desain pembelajaran, model ADDIE.

PENDAHULUAN
Belajar adalah serangkaian kegiatan fisik dan psikis seoseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu
dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan
psikomotor. Belajar memegang peranan penting dalam pembelajaran, karena dalam
pembelajaran terdapat peristiwa belajar dan peristiwa mengajar. Belajar adalah aktivitas
psychofisik yang ditimbulkan karena adanya aktivitas dan interaksi pembelajaran.
Dedi Junaedi, Desain Pembelajaran Model ADDIE 2

Mengajar merupakan tugas utama seorang guru. Seorang guru yang kreatif akan
selalu berupaya menciptakan ide-ide dalam merancang sistem pembelajaran yang
mampu menghantarkan keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
Menurut Siregar dalam Asep E. Latip bahwa pembelajaran merupakan sebuah
proses yang interaktif dari kegiatan belajar dan mengajar. Perspektif ini mendasari
proses pembelajaran yang berakhir pada terciptanya keseimbangan kegiatan yang
dilakukan oleh pelajar dan pengajar. Seorang pengajar atau pendidik berperan dalam
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi bahan pengajaran, kemudian memilih
metode pengajaran, mengolah media pengajaran, menentukan indikator hasil belajar
bahkan menetapkan karakter yang diharapkan. Pembelajar atau peserta didik berperan
aktif dalam mengeksplorasi, mengelaborasi dan mengkonfirmasi setiap kegiatan yang
difasilitasi oleh pengajar.1
Pembelajaran sebagai suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen yakni
tujuan, materi, metode atau implementasi dan evaluasi. Keempat komponen tersebut
menjadi acuan dalam rangka merancang sebuah desain pembelajaran secara terukur dan
tearah sehingga pembelajaran dapat mencapai pada tujuan yang diharapkan.
Kemampuan seorang guru dalam menentukan, membuat kemudian
mengaplikasikan sebuah desain pembelajaran akan mempengaruhi keberhasilannya
dalam mengajar di sekolah. Karena memang desain pembelajaran adalah sebuah proses
perencanaan pembelajaran dalam upaya membantu aktifitas transfer pengetahuan
antara guru dan peserta didik. Perencanaan pembelajaran tersebut secara prinsip
merupakan penyusuan tujuan pembelajaran, memilih strategi yang tepat dalam
pembelajaran, pembuatan materi, serta melakukan evaluasi pada semua komponen
pembelajaran.
Sebagaiman Robert M. Branch meyebutkan bahwa “Instructional design is an iterative
process of planning performance objectives, selecting instructional strategies, choosing media and selecting
or creating materials, and evaluation”.2 (Desain pembelajaran adalah proses berulang untuk
merencanakan tujuan, memilih strategi pembelajaran, memilih media dan memilih atau
membuat bahan, dan evaluasi).

1 Latip, Asep E., Pembelajaran Berbasi Karakter di Madrasah Ibtidaiyah. (Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 28,

Issue 1, 2016), hlm. 41


2 Branch, R. Maribe., Instructional Design : The ADDIE Approach. (Boston: Speinger US, 2009), hlm. 8
Dedi Junaedi, Desain Pembelajaran Model ADDIE 3

Istilah desain pembelajaran seharusnya bukan menjadi hal yang asing bagi para
guru (baca: pendidik), karena seorang guru dalam aktifitas mengajarnya harus
senantiasa selalu memperhatikan perencanaan, pengembangan, evaluasi, serta
mengelola proses pembelajaran (instructional) secara efektif dan sistematis sehingga
peserta didik berhasil mencapai tujuan pembelajaran, sebagaimana menurut Kemp
Morrison, & Ross (1998) dalam jurnal Zehra dan Edward.3

PEMBAHASAN
Pengertian Desain Pembelajaran
Desain pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut pandang, misalnya
sebagai disiplin, sebagai ilmu, sebagai sistem, dan sebagai proses. Sebagai disiplin,
desain pembelajaran membahas berbagai penelitian dan teori tentang strategi serta
proses pengembangan pembelajaran dan pelaksanaannya. Sebagai ilmu, desain
pembelajaran merupakan ilmu untuk menciptakan spesifikasi pengembangan,
pelaksanaan, penilaian, serta pengelolaan situasi yang memberikan fasilitas pelayanan
pembelajaran dalam skala makro dan mikro untuk berbagai mata pelajaran pada
berbagai tingkatan kompleksitas. Sebagai sistem, desain pembelajaran merupakan
pengembangan sistem pembelajaran dan sistem pelaksanaannya termasuk sarana serta
prosedur untuk meningkatkan mutu belajar.
Sementara itu desain pembelajaran sebagai proses menurut Syaiful Sagala adalah
pengembangan pengajaran secara sistematis yang digunakan secara khusus dari teori-
teori pembelajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran. Pernyataan tersebut
mengandung arti bahwa penyusunan perencanaan pembelajaran harus sesuai dengan
konsep pendidikan dan pembelajaran yang dianut dalam kurikulum yang digunakan.4
Shambaugh dalam Wina Sanjaya, menjelaskan tentang desain pembelajaran
sebagai berikut. An intellectual process to help teachers systematically learners needs and construct
structures possibilities to responsively addres those needs. (Sebuah proses intelektual untuk
membantu pendidik dalam menganalisis kebutuhan peserta didik dan membangun
berbagai kemungkinan untuk merespon kebutuhan tersebut).5

3 Zehra Ozdilek - Edward Robeck, “Operational Priotrities of Instructional Designers Analyzed Within the

Steps of the ADDIE Instructional Design Model”. (Procedia-Social and Behavioral Sciences, Vol. 1, Issue 1,
2009), Page. 2046
4 Sagala Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran. (Bandung : Alfabeta, 2005), hlm. 139
5 Wina Sanjaya. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. (Jakarta : Kencana, 2009), hlm. 67
Dedi Junaedi, Desain Pembelajaran Model ADDIE 4

Dari beberapa pengertian di atas, dapat dirumuskan bahwa desain pembelajaran


adalah pengembangan pembelajaran secara sistematis untuk memaksimalkan
keefektifan dan efisiensi pembelajaran. Kegiatan mendesain pembelajaran diawali
dengan menganalisis kebutuhan peserta didik, menentukan tujuan pembelajaran,
mengembangkan bahan dan aktivitas pembelajaran, yang di dalamnya mencakup
penentuan sumber belajar, strategi pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, media
pembelajaran dan penilaian (evaluasi) untuk mengukur tingkat keberhasilan
pembelajaran. Hasil evaluasi tersebut digunakan sebagai acuan untuk mengetahui
tingkat efektivitas, efisiensi dan produktivitas proses pembelajaran.

Komponen Utama Desain Pembelajaran


Komponen utama dari desain pembelajaran adalah:
1. Pembelajar (pihak yang menjadi fokus) yang perlu diketahui meliputi,
karakteristik mereka, kemampuan awal dan pra syarat.
2. Tujuan Pembelajaran (umum dan khusus) Adalah penjabaran kompetensi
yang akan dikuasai oleh pembelajar.
3. Analisis Pembelajaran, merupakan proses menganalisis topik atau materi
yang akan dipelajari.
4. Strategi Pembelajaran, dapat dilakukan secara makro dalam kurun satu tahun
atau mikro dalam kurun satu kegiatan belajar mengajar.
5. Bahan Ajar, adalah format materi yang akan diberikan kepada pembelajar.
6. Penilaian Belajar, tentang pengukuran kemampuan atau kompetensi ang
sudah dikuasai atau belum.

Model-model Desain Pembelajaran


Dalam desain pembelajaran dikenal beberapa model yang dikemukakan oleh para
ahli. Secara umum, model desain pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam empat
(4) model, yakni:
1. Model berorientasi kelas,
2. Model berorientasi sistem,
3. Model berorientasi produk,
4. Model prosedural dan model melingkar.
Dedi Junaedi, Desain Pembelajaran Model ADDIE 5

Model berorientasi kelas biasanya ditujukan untuk mendesain pembelajaran level


mikro (kelas) yang hanya dilakukan setiap dua jam pelajaran atau lebih. Contohnya
adalah model ASSURE. Model berorientasi produk adalah model desain pembelajaran
untuk menghasilkann suatu produk, biasanya media pembelajaran, misalnya video
pembelajaran, multimedia pembelajaran, atau modul. Contoh modelnya adalah model
hannafin and peck.
Model beroreintasi sistem yaitu model desain pembelajaran untuk menghasilkan
suatu sistem pembelajaran yang cakupannya luas, seperti desain sistem suatu pelatihan,
kurikulum sekiolah, dan lain-lain. contohnya adalah model ADDIE. Selain itu ada pula
yang biasa kita sebut sebagai model prosedural dan model melingkar. Contoh dari
model prosedural adalah model Dick and Carrey sementara contoh model melingkar
adalah model Kemp.
Adanya berbagai variasi model yang ada, sebenarnya juga dapat menguntungkan
kita sebagai guru, beberapa keuntungan itu antara lain adalah kita dapat memilih dan
menerapkan salah satu model desain pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
yang kita hadapi di lapangan, selain itu juga kita dapat mengembangkan dan membuat
model turunan dari model-model yang telah ada, ataupun kita juga dapat meneliti dan
mengembangkan desain yang telah ada untuk diuji cobakan dan diperbaiki.

Desain Pembelajaran Model ADDIE


Desain pembelajaran model ADDIE adalah salah satu desain pembelajaran yang
berorientasi sistem, yakni sebuah desain yang menghasilkan sistem pembelajaran yang
mencakup seluruh komponen pembelajaran. ADDIE merupakan akronim dari Analyze,
Design, Develop, Implement, dan Evaluate. (menganalisis, merancang, mengembangkan, dan
mengevaluasi).6
Model pengembangan ADDIE merupakan model desain pembelajaran yang
berlandasan pada pendekatan sistem yang efektif dan efisien serta prosesnya yang
bersifat interaktif yakni hasil evaluasi setiap fase dapat membawa pengembangan
pembelajaran ke fase selanjutnya. Hasil akhir dari suatu fase merupakan produk awal
bagi fase berikutnya. Model ini terdiri atas 5 fase atau tahap utama yaitu 1) Analyze

6 Branch, R. Maribe., Instructional Design : The ADDIE Approach. (Boston: Speinger US, 2009), hlm.
20
Dedi Junaedi, Desain Pembelajaran Model ADDIE 6

(Analisis), 2) Design (Desain), 3) Develop (Pengembangan), 4) Implement (Implementasi),


5) Evaluate (Evaluasi) (Reyzal Ibrahim, 2011).7
Model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluations)
berawal dari konsep model desain pembelajaran serta teori yang digunakan untuk
angkatan darat AS pada tahun 1950. Selanjutnya, pada tahun 1975 dikembangkan lagi
oleh Florida State University bidang Educational Technology untuk digunakan pada
semua angkatan bersenjata AS.8
Praktisi pendidikan selanjutnya membuat beberapa revisi sehingga sekitar
pertengahan 1980-an muncullah model yang lebih interaktif dan dinamis dari aslinya.
Model ini kemudian dapat digunakan untuk berbagai macam bentuk pengembangan
produk seperti strategi dan metode pembelajaran, media dan bahan ajar. Model
ADDIE dapat menjadi pedoman dalam mengembangkan perangkat dan infrastruktur
program pelatihan atau pembelajaran yang efektif, dinamis dan mendukung proses
pembelajarn dengan beberapa tahapan.
Dibawah ini adalah skema desain sistem pembelajaran model ADDIE.

revisi Analyze revisi

Implement Evaluation Design

revisi Development revisi

Skeam 1. Model ADDIE.

Berikut ini adalah tabel tahapan pengembangan desain pembelajaran model


ADDIE.9

7 Ibrahim, Reyzal, Model Pengembangan ADDIE. (http://jurnalpdf.info/pdf/model-pengembangan-

addie.html diakses tanggal 2 November 2017 pukul 03.16 WIB)


8 Admin Padamu, Desain Pembelajaran Model ADDIE. (https://www.padamu.net. Diakses pada 07

November 2017 pukul 13.15 WIB)


9 ………., Instructional Design : The ADDIE Approach. (Boston: Speinger US, 2009), hlm. 21
Dedi Junaedi, Desain Pembelajaran Model ADDIE 7

Tabel 1. Konsep dan prosedur desain pembelajaran model ADDIE

Konsep Prosedur umum


Identifikasi 1. Validasi masalah pembelajaran
penyebab terjadinya 2. Menentukan tujuan pembelajaran
masalah dalam 3. Mengkonfirmasi sasaran peserta didik.

Ringkasan Analisis
pembelajaran 4. Mengidentifikasi sumber yang
Analyze dibutuhkan
5. Menentukan pembiayaan
6. Membuat rencana pengelolaan
pembelajaran

Verifikasi 1. Menginventarisir tugas


hasil/prestasi yang 2. Menyusun tujuan pembelajaran

Desain singkat
diinginkan (tujuan 3. Membuat pengujian metode/ strategi
pembelajaran) dan
Design pembelajaran
menentukan
metode/strategi
yang tepat

Mengembangkan 1. Menghasilkan konten


dan memvalidasi 2. Memilih atau mengembangkan media
sumber belajar pendukung
3. Mengembangkan panduan untuk

Sumber belajar
Develop siswa
4. Mengembangkan panduan untuk
guru
5. Melakukan ujian percobaan

Persiapan 1. Menyiapkan guru


lingkungan belajar, 2. Menyiapkan siswa pelaksanaan
dan pelaksanaan
Implement
belajar dengan
Strategi

melibatkan siswa

Menilai kualitas 1. Menentukan kriteria evaluasi


Rencana

produk dan proses 2. Memilih alat evaluasi


evaluasi

Evaluate pembelajaran 3. Melakukan evaluasi

Sumber : Buku Instructional Design The ADDIE Approach

Skema desain pembelajaran model ADDIE membentuk siklus yang terdiri dari 5
tahapan yakni: analisis (Analyze), desain (Design), pengembangan (Development),
implementasi (Implementation) serta evaluasi (Evaluation).
Dedi Junaedi, Desain Pembelajaran Model ADDIE 8

1. Analisis (Analysis)
Desain tahap analisis berfokus pada target audiens. Pada tahap analisis,
dilakukan pendefinisian permasalahan instruksional, tujuan instruksional, sasaran
pembelajaran serta dilakukan identifikasi lingkungan pembelajaran dan
pengetahuan yang dimiliki oleh siswa. Tahap Analisis umumnya membahas
pertanyaan-pertanyaan berikut:
a. Bagaimana latar belakang keseluruhan dari peserta didik seperti usia,
pengalaman masa lalu, tingkat pengetahuan, minat, latar belakang budaya,
dan lain-lain?
b. Apa yang siswa butuhkan untuk menyelesaikan pada akhir program
pembelajaran atau apa kebutuhan siswa?
c. Apa yang diinginkan siswa dari hasil pembelajaran? Apakah pengetahuan,
keterampilan, sikap, perilaku dan lain-lain?
d. Apakah strategi pembelajaran yang digunakan untuk mereka cukup? aspek
apa yang perlu ditambahkan, diklarifikasi dan diperbaiki?
e. Apa fokus tujuan instruksional?
f. Apakah lingkungan belajar kondusif atau tidak? Apa jenis lingkungan belajar
lebih disukai?
g. Apakah akan sumber daya baik itu teknis maupun dukungan sudah
mencukupi?

2. Desain (Design)
Tahap desain terkait dengan penentuan sasaran, instrumen penilaian,
latihan, konten, dan analisis yang terkait materi pembelajaran, rencana
pembelajaran dan pemilihan media. Fase desain dilakukan secara sistematis dan
spesifik. Dalam tahap desain, yang ditanyakan adalah:
a. Sumber media yang akan digunakan seperti Audio, Video dan Grafis.
Apakah sumber tersebut dari pihak ketiga atau siswa membuat sendiri?
b. Berbagai sumber dibutuhkan untuk menyelesaikan pembelajaran. Apa
sumber cukup tersedia untuk menyelesaikan pembelajaran?
c. Tingkat dan jenis kegiatan yang akan dihasilkan selama pembekajaran.
Apakah terjadi kolaboratif, interaktif atau individu?
Dedi Junaedi, Desain Pembelajaran Model ADDIE 9

d. Apa pendekatan atau cara apa yang akan diterapkan pada pembelajaran?
Misalkan behavioris konstruktivis, dan lain-lain.
e. Berapa banyak waktu yang akan ditugaskan untuk setiap tugas dan bagaimana
pembelajaran yang akan dilaksanakan (per pelajaran, bab, modul, dan lain-
lain,)?
f. Apa saja keterampilan kognitif yang ditentukan bagi siswa untuk mencapai
tujuan pembelajaran?
g. Apakah guru memiliki cara untuk menentukan nilai-nilai yang telah dicapai
oleh siswa? Apa metode untuk menentukan kompetensi yang diinginkan oleh
siswa?
h. Bagaimana mekanisme yang dirancang oleh Anda untuk mendapatkan
umpan balik pada bahan ajar?
i. Bagaimana merancang kegiatan pembelajaran sehingga menarik minat siswa?
Anda akan memilih untuk variasi dalam pilihan pengiriman dan jenis media?

3. Pengembangan (Development)
Dalam tahan pengembangan dilakukan pembuatan dan penggabungan
konten yang sudah dirancang pada tahapan desain. Pada fase ini dibuat
storyboard, penulisan konten dan perancangan grafis yang diperlukan. Hal ini
bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
a. Apakah membuat bahan ajar sesuai jadwal?
b. Apakah ada tim kerja di beberapa siswa? Apakah ada anggota yang bekerja
secara efektif dalam sebuah tim?
c. Apakah siswa berkontribusi sesuai kapasitasnya?
d. Apakah bahan yang dihasilkan dimaksudkan untuk tugas siswa?

4. Implementasi (Implementation)
Fase ini, dibuat prosedur untuk pelatihan bagi peserta pelatihan dan
instrukturnya/ fasilitator. Pelatihan bagi fasilitator meliputi materi
kurikulum,hasil pembelajaran yang diharapkan, metode penyampaian dan
prosedur pengujian. Aktivitas lain yang harus dilakukan pada fase ini meliputi
penggandaan dan pendistribusian materi dan bahan pendukung lainnya, serta
Dedi Junaedi, Desain Pembelajaran Model ADDIE 10

persiapan jika terjadi masalah teknis dan mendiskusikan rencana alternatif


dengan siswa.
Beberapa contoh implementasi yang dapat ditentukan:
a. Advis pada metode pilihan pencatatan data aktual dari pengalaman siswa
saat berinteraksi dengan belajar.
b. Apa tanggapan emosional yang diberikan oleh guru dan siswa selama
pebelajaran?Apakah mereka benar-benar tertarik, bersemangat, kritis atau
bertahan?
c. Sebagai hasil pembelajaran, apakah guru melihat bahwa siswa dapat
memahami topik dengan segera atau apakah mereka perlu bantuan?
d. Bagaimana menangani setiap kesalahan yang mungkin terjadi selama
pembelajaran. Apa reaksi guru ketika kegiatan untuk siswa tidak berjalan
seperti yang direncanakan?
e. Ketika masalah teknis dan lain muncul apakah guru memiliki strategi
‘cadangan’?
f. Apakah implementasi untuk skala kecil atau skala besar?
g. Ketika kelompok siswa mendapat materi, apakah mereka dapat bekerja
secara mandiri atau memerlukan bimbingan?

5. Evaluasi (Evaluations)
Setiap tahap proses ADDIE melibatkan evaluasi formatif. Ini adalah
multidimensional dan merupakan komponen penting dari proses ADDIE. Ini
mengasumsikan bentuk evaluasi formatif dalam tahap pengembangan. Evaluasi
dilakukan selama tahap implementasi dengan bantuan instruktur dan siswa.
Setelah pelaksanaan pembelajaran selesai, evaluasi sumatif dilakukan untuk
perbaikan pembelajaran. Perancang seluruh tahap evaluasi harus memastikan
apakah masalah yang relevan dengan program pelatihan diselesaikan dan apakah
tujuan yang diinginkan terpenuhi.

Tahapan-tahapan model ADDIE menurut Chaeruman (2008) adalah sebagai


berikut : 10

10 Chaeruman. Mengembangkan Sistem Pembelajaran dengan Model ADDIE. (Jakarta: PT Remaja


Rosdakarya, 2008)
Dedi Junaedi, Desain Pembelajaran Model ADDIE 11

a. Tahap analisis: suatu proses mendefinisikan apa yang akan dipelajari oleh peserta
belajar. Maka untuk mengetahui atau menentukan apa yang harus dipelajari, kita
harus melakukan beberapa kegiatan, diantaranya adalah melakukan needs assessment
(analisis kebutuhan), mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis
tugas (task analysis). Oleh karena itu, output yang akan kita hasilkan adalah berupa
karakteristik atau profil calon peserta belajar, identifikasi kesenjangan, identifikasi
kebutuhan dan analisis tugas yang rinci didasarkan atas kebutuhan.
b. Tahap desain: tahap ini dikenal juga dengan istilah membuat rancangan. Ibarat
bangunan, maka sebelum dibangun gambar rancang bangun (blue-print) diatas kertas
harus ada terlebih dahulu. Apa yang kita lakukan dalam tahap desain ini? Pertama
kita merumuskan tujuan pembelajaran. Selanjutnya menyusun tes, dimana tes
tersebut harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yag telah dirumuskan tadi.
Kemudian menentukan strategi pembelajaran yang tepat harusnya seperti apa
untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam hal ini ada banyak pilihan kombinasi
metode dan media yang dapat kita pilih dan tentukan yang paling relevan.
Disamping itu, pertimbangkan pula sumber-sumber pendukung lain, misalnya
sumber belajar yang relevan, lingkungan belajar yang seperti apa seharusnya.
c. Tahap pengembangan: pengembangan adalah proses mewujudkan blue-print atau
desain tadi menjadi kenyataan. Jika dalam desain diperlukan suatu perangkat lunak
berupa multimedia pembelajaran, maka multimedia tersebut harus dikembangkan,
atau diperlukan modul cetak, maka modul tersebut perlu dikembangkan. Begitu
pula halnya dengan lingkungan belajar lain yang akan mendukung proses
pembelajaran semuanya harus disiapkan dalam tahap ini. Satu langkah penting
dalam tahap pengembangan adalah uji coba sebelum diimplementasikan. Tahap uji
coba ini memang merupakan bagian dari salah satu langkah ADDIE, yaitu evaluasi.
Lebih tepatnya evaluasi formatif, karena hasilnya digunakan untuk memperbaiki
sistem pembelajaran yang dikembangkan.
d. Tahap implementasi: langkah nyata untuk menerapkan sistem pembelajaran yang
sedang kita buat. Artinya, pada tahap ini semua yang telah dikembangkan diset
sedemikian rupa sesuai dengan peran atau fungsinya agar bisa diimplementasikan.
Misalnya, jika memerlukan perangkat lunak tertentu maka perangkat lunak tersebut
harus sudah diinstal. Jika penataan lingkungan harus tertentu, maka lingkungan
Dedi Junaedi, Desain Pembelajaran Model ADDIE 12

dibuat tertentu dan juga harus ditata. Barulah diimplementasikan sesuai skenario
atau desain awal.
e. Tahap evaluasi: evaluasi adalah proses untuk melihat apakah sistem pembelajaran
yang sedang dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak. Sebenarnya
tahap evaluasi bisa terjadi pada setiap empat tahap di atas. Evaluasi yang terjadi
pada setiap empat tahap diatas itu dinamakan evaluasi formatif, karena tujuannya
untuk kebutuhan revisi. Misalnya, pada tahap rancangan, mungkin kita memerlukan
salah satu bentuk evaluasi formatif misalnya review ahli untuk memberikan input
terhadap rancangan yang sedang kita buat. Pada tahap pengembangan, mungkin
perlu uji coba dari produk yang kita kembangkan atau mungkin perlu evaluasi
kelompok kecil.

Kelebihan dan Kekurangan Model ADDIE


Dalam aplikasinya di lapangan, model ADDIE ini tentu saja mempunyai
kelebihan dan kekurangan, kelebihan dan kekurangan desain pembelajaran model
ADDIE ini diantaranya:11
a. Kelebihan model ini sederhana dan mudah dipelajari serta strukturnya yang
sistematis.
Seperti kita ketahui bahwa model ADDIE ini terdiri dari 5 komponen yang
saling berkaitan dan terstruktur secara sistematis, artinya dari tahapan yang pertama
sampai tahapan yang kelima dalam pengaplikasiannya harus secara sistematik, tidak
bisa diurutkan secara acak atau kita bisa memilih mana yang menurut kita ingin di
dahulukan. Karena kelima tahap/langkah ini sudah sangat sederhana jika
dibandingkan dengan model desain yang lainnya. Sifatnya yang sederhana dan
terstruktur dan sistematis maka model desain ini akan mudah dipelajari oleh para
pendidik.
b. Kekurangan model desain ini adalah dalam tahap analisis memerlukan waktu yang
lama.
Dalam tahap analisis ini pendesain atau pendidik diharapkan mampu
menganalisis dua komponen dari siswa terlebih dahulu dengan membagi analisis
menjadi dua yaitu analisis kinerja dan alisis kebutuhan. Dua komponen analisis ini
yang nantinya akan mempengaruhi lamanya proses menganalisis siswa sebelum

Nurmaya, Model Pembelajaran: 7 Model Pembelajaran. (https://mayalink.wordpress.com/2015/11/13/


11

model-pembelajaran-7-model-pembelajaran/, diakses tanggal 17 November 2017)


Dedi Junaedi, Desain Pembelajaran Model ADDIE 13

tahap pembelajaran dilaksanakan. Dua komponen ini merupakan hal yang penting
karena akan mempengaruhi tahap mendesain pembelajaran yang selanjutnya.

KESIMPULAN
Desain pembelajaran model ADDIE merupakan singkatan dari Analyze
(analisis), Design (desain), Develop (pengembangan), Implement (implementasi
/eksekusi), Evaluate (evaluasi). Sebagiamana namanya desain pembelajaran model
ADDIE merupakan desain pembelajaran dengan pendekatan sistem sehingga diantara
tahapan-tahapannya tidak bisa terpisahkan. Tahapan ADDIE yang sistematis
menjadikan model ini merupakan model yang sederhana dan mudah diterapkan. Proses
pembelajaran ADDIE bersifat interaktif dengan tahapan-tahapan dasar yang efektif,
efisien, dan dinamis.
Dedi Junaedi, Desain Pembelajaran Model ADDIE 14

DAFTAR PUSTAKA

Admin Padamu, Desain Pembelajaran Model ADDIE. https://www.padamu.net. Diakses


pada 07 November 2017 pukul 13.15 WIB.

Branch, R. M. 2009. Instructional Design : The ADDIE Approach. Boston: Springer US.

Chaeruman. 2008. Mengembangkan Sistem Pembelajaran dengan Model ADDIE. Jakarta: PT


Remaja Rosdakarya

Gage, Nathaniel L. 2009. A Conception Of Teaching. Boston: Springer US

Ibrahim, Reyzal. 2011. Model Pengembangan ADDIE diakses melalui


http://jurnalpdf.info/pdf/model-pengembangan-addie.html diakses tanggal 2
November 2017 pukul 03.16 WIB

Latip, Asep E. 2016. Pembelajaran Berbasi Karakter di Madrasah Ibtidaiyah. Jurnal


Pendidikan Islam, Vol. 28, Issue 1.

Nurmaya. 2015. Model Pembelajaran: 7 Model Pembelajaran.


(https://mayalink.wordpress.com/model-pembelajaran-7-model-pembelajaran/,
diakses tanggal 17 November 2017

Sagala Syaiful. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.

Wina Sanjaya. 2009. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : Kencana.

Zehra Ozdilek - Edward Robeck. 2009. “Operational Priotrities of Instructional Designers


Analyzed Within the Steps of the ADDIE Instructional Design Model”. Procedia-Social
and Behavioral Sciences, Vol. 1, Issue 1.

Anda mungkin juga menyukai