Perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel organ maupun individu
KUANTITATIF
Bertambahnya kemampuan (Skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses
pematangan
KUALITATIF
Perkembangan fisik individu usia 1-3 tahun :
18 Bulan Berlari kencang, duduk pada kursi kecil, berjalan menaiki tangga
Motorik dengan berpegang pada 1 tangan, menjelajahi laci-laci dan tempat sampah
Adaptasi Membuat menara 4 tingkat dari kubus, meniru menulis, meniru gerakan
Bahasa vertikal, mentumpahkan kismis dari botolnya
Sosial 10 kata (rata-rata), menamai gambar, mengenal satu atau lebih bagian
tubuh
Makan sendiri, mencari pertolongan jika membutuhkan, komplen jika basah
atau kotor, mencium orang tua dengan mengerutkan bibir
24 Bulan Berlari dengan baik, naik turun tangga, membuka pintu,
Motorik memanjat perabotan rumah tangga, melompat.
Adaptasi Membuat menara tujuh tingkat dari kubus, membuat coretan dengan pola
Bahasa melingkar, meniru gerakan horizontal, meniru melipat kertas dalam
Sosial sekalilihat.
Menggunakan tiga kata dalam satu kalimat (subjek, predikat, objek).
Menggunakan sendok dengan baik, dapat membantu membuka
baju,mendengar cerita ketika ditampilkan gambarnya.
30 Bulan Menaki tangga dengan menggunakan kaki secara bergantian
Motorik Membuat menara Sembilan tingkat dari kubus, membuat gerakan
Adaptasi verticaldan horizontal, tapi tidak membuat gerakan silang, meniru
Bahasa gerakanmelingkar
Sosial Menggunakan kata ganti untuk diri sendiri “saya”, mengetahui nama
lengkap sendiri.
Membantu menaruh benda, berpura pura dalam bermain.
36 Bulan Mengendarai sepeda roda tiga, berdiri menggunakan satu kaki
Motorik Membuat menara sepuluh tingkat dari kubus, membuat
Adaptasi jembatanmenggunakan tiga kubus, menyalin lingkaran, meniru gerakan
Bahasa silang.
Sosial Mengetahui umur dan jenis kelamin, menghitung tiga objek dengan
benar,mengulangi tiga nomor atau sebuah kalimat dengan enam suku kata.
Bermain permainan sederhana (bersama-sama dengan anak
lain),membantu memakai baju (melepaskan kancing baju dan
memakai sepatu),menyuci tangan.
Anak pada usia ini dapat mengerti bahwa ada halangan untuk mencegah dia disekitarnya
dan dapat mengekspresikan perasaan, marah, dan frustasi tanpa memperlihatkannya.
Pengawasan merupakan persoalan utama. Ketidakmampuan dalam mengatur aspek dunia luar,
seperti apa yang harus dibeli atau kapan harus pergi, sering mengakibatkan kontrol interna, yaitu,
watak pemarah. Takut, terlalu lelah, atau ketidaknyamanan fisik dapat juga menimbulkan
kemarahan. Kemarahan biasanya muncul kearah akhir usia 1 tahun dan puncaknya lazim pada
usia antara 2 dan 3 tahun.
Anak-anak prasekolah biasanya mengalami perasaan sulit terhadap orang tuanya,cinta
yang kuat dan kecemburuan serta kebencian dan ketakutan bahwa perasaan marah dapat
menyebabkan pengabaian. Lingkaran emosi ini, kebanyakan di luar kemampuan anak untuk
menganalisa atau mengekspresikan, sering menemukan ungkapan dalam suasana hati yang
sangat labil.
Perkembangan Spiritual
Motorik Halus
Menggambar
Menentuka ukuran dan bentuk
Puzzle
Menggambar wajah/bentuk
Membentuk adonan
Menunjuk mata dan hidungnya
Sosial
Mengancing
Permainan yang membutuhkan interaksi dengan teman
Membuat rumah buatan
Menaruh minat kepada apa yang dikerjakan oleh orang yang lebih besar
Bahasa
Ajak bicara, cerita
Lihat TV
Beri perintah
Baca buku bergambar
Menyusun dua kata
Motorik Kasar
Latihan memanjat
Berlari
Melompat
Melempar
Main bola, dan keseimbangan
Motorik halus
Memotong gambar tempelan
Mengelompokkan benda menurut jenis
Mencocokkan gambar dan benda
Konsep jumlah
Balok mainan anak
Bahasa
Ajari nama
Cerita mengenai diri anak
Menyebut nama benda-benda
Menyatakan keadaan suatu benda
Sosial
Pergi keluar dengan anak
Anak belajar membersihkan tubuh
Berdandan
Berpakaian
Perkembangan perilaku mengikuti usia, Balita merupakan masa yang eksploratif, aktif dan impulsif
dalam rangka untuk membangun pengalaman, beberapa masalah perilaku yang sering terjadi pada usia
dini:
GANGGUAN TIDUR
Gangguan tidur terkait dengan kondisi mental dan kesehatan anak. Gangguan tidur
dapat memburuk kondisi mental dan kesehatan. Kebutuhan tidur anak bervariasi
tergantung tahap usia.
Kebutuhan Tidur
Bayi (3-11 bulan) 9-12 jam saat malam, 30 menit – 2 jam tidur siang, 1
– 4 kali perhari.
Untuk mengatasi masalah tidur anak perlu beberapa kebiasaan sehat, antara lain:
1. Jadwal tidur rutin.
2. Kegiatan santai sebelum tidur. Misalkan mendongeng membaca buku. Hindari menonton TV sebelum
tidur atau bermain game, atau kegiatan fisik yg terlalu aktif.
Melakukan penyesuaian asosiasi tidur. Banyak mereka mengalami kesulitan tidur terkait dengan
asosiasi yang terkait dengan perilaku/tindakan tertentu. Yang paling sering antara lain: digendong,
menggunakan empeng (pacifier), minum susu (baik dengan botol atau menyusui) dll. Untuk mengatasi
gangguan tidur maka orang tua harus mengajari ulang agar bayi dapat membangun pola tidur yang baik,
membangun asosiasi yang baik, misalnya dengan bantal/guling, selimut dan berdoa sebelum tidur.
Secara perlahan orang tua juga mengurangi kehadirannya disaat anak tidur atau mau tidur.
MASALAH MAKAN
Keluhan masalah makan sering dialami oleh orang tua, masalah makan mempengaruhi
perkembangan seorang anak yang pada akhirnya akan menurunkan kualitas tumbuh
kembang anak. Masalah makan dapat dibedakan menjadi masalah organik (faktor anak
misal kelainan anatomi, fisiologis) dan non organik (sosial/pola asuh).
Untuk mengatasi masalah makan anak perlu beberapa kebiasaan sehat, antara lain:
1. Jangan mengancam, memaksa anak untuk makan.
2. Sajikan struktur saat makan baik dengan penekanan pada jadwal yang teratur dan posisi (duduk) makan
yang benar.
3. Hanya sajikan makanan yang sehat.
4. Pertimbangkan anak untuk memilih makanan sehat yang tersaji
5. Batasi waktu makan tidak lebih 30 menit.
6. Hindari bentuk makanan spesial terutama pada anak yang “picky eater”. Bila anak menolak makan jangan
digantikan dengan pemberian “snack” atau makanan special
Referensi
Arif, Y.S. 2009. Perumbuhan dan Perkembangan Anak. Surabaya: Universitas Airlangga. [serial online]
http://ners.unair.ac.id/materikuliah/konsep%20pertukem%20anak%20(edit).pdf [diakses pada 30
April 2017]
Romadona, N. & A. Deteksi Dini dan Stimulasi Tumbuh Kembang Anak. Bandung: Pendidikan Guru TK
Universitas Pendidikan Indonesia. [serial online]
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PGTK/197011292003122-
NUR_FAIZAH_ROMADONA/DETEKSI_DINI_TUMB_KEMBANG/DETEKSI__DINI_DAN_STIMULASI_TUMB
UH_KEMBANG_ANAK.pdf [diakses pada 29 April 2017]
Sufyanti, A.Y. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Toddler. Surabaya: Universitas Airlangga. [serial
online] http://www.ners.unair.ac.id/materikuliah/todler%20edit.pdf [diakses pada 30 April 2017]