Anda di halaman 1dari 5

Surodex merupakan implant yang dapat didegradasi berbentuk batang (1.0x0.

5 mm)
yang ditempatkan di sudut bilik mata anterior maupun di sulkus siliaris bilik posterior. Implant
tersebut diinjeksikan menggunakan jarum 25-gauge intrakameral dan memberikan pelepasan
obat DXM 60 µg secara berkelanjutan dengan kinetic mendekati nol selama 7-10 hari. surodex
secara signifikan menurunkan dosis total yang diberikan. Dosis total dalam 1 pellet surodex
(DXM 60 µg) ekuivalen dengan 1 tetes DXM 0.1%. Dokter dapat memonitor secara status dan
kecepatan pemberian secara visual dan juga menyesuaikan terapi pada masing-masing individu.
Selain itu, bila terdapat komplikasi yang signifikan, implant tersebut data diangkat bila
dibutuhkan. Surodex telah melewati 3 fase percobaan klinis di US dan walaupun status
persetujuanya oleh FDA belum diketahui, namun surodex telah popular dan disetujui untuk
digunakan di Siingapura, Cina dan Negara lainya.

Terapi dengan Dexycu diaplikasikan dengan injeksi tunggal intrakameral di akhir


prosedur bedah katarak menggunakan teknologi pemberian obat yaitu Icon’s Verisome untuk
menyebarkan formulasi biodegradasi extended-release. Selama lebih dari 21 hari, dilakukan
pengontrolan pada pemberian DXM, walaupu hal ini tergantung pada pilihan operator, namun
dapat dibuat untuk disebarkan dimana saja dengan durasi 1 minggu sampai 9 bulan dengan
injeksi tunggal. Prosedur tersebut melibatkan injeksi 5-µL droplet suspense DXM IBI-10090 oleh
operator melalui injeksi intrakameral menuju bilik mata depan mengguanan jarum standar 30-
gauge. Pada awal tahun 2018, dexycu merupakan produk intrakameral kerja panjang pertama
yang disetujui oleh FDA di US untuk terapi inflamasi akibat bedah katarak.

Dengan menggunakan alat-alat tersebut, didapatkan keuntungan namun juga kerugian,


yang meliputi kemungkinan kerusakan pada sudut atau endotel kornea dari mirgasi fisik alat
tersebut, kerusakan local pada lokasi implantasi, kesulitan saat ekstraksi, atau pengangkatan
bila diperlukan. Selain itu, bila tekanan intraocular masih tinggi, dokter dapat merasa bahwa
cukup sulit untuk mengontrol dan memonitor alat-alat tersebut dibandingkan dengan formulasi
topical, sehingga dengan mudah dapat dihentikan.

Metode pemberian ini telah diimplementasikan untuk kegunaan lain dan sangat efektif.
Dalam terapi glaucoma, pemberian obat antiglaukoma secara intrakameral melalui teknologi
biodegradasi degan pelepasan berkelanjutan meliki efikasi yang tinggi. Pada tahun 2005,
Navratil dkk menunjukan bahwa terjadi penurunan tekanan intraocular yang berkelanjutan
dalam waktu 6 bulan dengan menggunakan travopost sustained-release secara intrakameral.
Dibandingkan dengan pemberian topical, dibutuhkan konsentrasi travopost dalam humor
aqueous yang signifikan lebih rendah. Jadi, penggunaan pemberian obat dengan implat
intrakameral jangka panjang, entah digunakan untuk glaucoma maupun untuk inflamasi
postoperasi katarak, dapat memberikan manfaat karena membutuhkan ketaatan pasien yang
minimal sehingga kepatuhan terapi akan lebih meningkat.

Penelitian klinis: DXM intrakameral

Pada tahun 1999, Tan dkk mebandingkan penggunaan DXM intrakameral (60 µg) melalui
system pemberian surodex dengan tetes mata DXM 0.1% untuk terapi inflamasi postoperasi
setelah bedah katarak menggunakan instrument laser fotometri untuk menilai inflamasi bilik
mata anterior. Penelitian Tan menunjukan mean nilai flare postoperasi lebih rendah pada mata
dengan surodex pada semua kunjungan postoperasi dalam 30 hari setelah operasi. Selama 14
hari pertama, nilai flare pada mata yang mendapat tetes mata DXM 2 kali lebih tinggi
dibandingkan yang mendapat surodex. Namun, dalam 90 hari, tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara kelompok terapi tersebut. Pemeriksaan inflamasi dengan slit-lamp pada nilai
sel dan skor flare juga lebih rendah pada kelompok surodex dibandingkan dengan kelompok
tetes mata DXM pada semua kunjungan postoperasi. Disamping terdapat fakta bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan pada inflamasi postoperasi oleh flare laser antara DX
intrakameral surodex dan steroid topical, namun mata yang mendapatkan surodex menunjukan
flare laser yang lebih sedikit dibandingkan yang mendapat steroid topical pada seluruh interval
postoperasi. Dalam sebuah penelitian serupa, Tan dkk menemukan tidak terdapat [erbedaan
yang signifikan pada penilaian sel dan flare di bilik mata depan dengan slit-lamp antara mata
yang diterapi dengan surodex dan DXM 0.1% topical. Selain itu, tidak terdapat perbedaan yang
signifikan pada pembacaan laser flare meter antara kelompok penelitian selama interval
postoperasi. Gungor dkk mengevaluasi perbedaan tatalaksana inflamasi postoperasi antara
DXM intrakameral (0.4 mg/0.1 mL) dan triamcinolone acetonide intrakameral (2 mg/0.05 mL).
kedua regimen terapi tersebut menurunkan sel dan flare pada bilik mata depan sama efektifnya
tanpa terdapat perbedaan yang signifikan secara statistic pada interval postoperasi. Dalam
sebuah percobaan fase III FDA yang menggunakan system pemberian Dexycu, 63% dan 66%
pasien menunjukan tidak terdapat inflamasi pada bilik mata depan pada hari ke-8 postoperasi
dengan dosis DXM 343 µg atau 517 µg. Sebaliknya, hanya 25% kelompok non terapi yang menunjukan
adanya permbersihan bilik mata depan pada hari ke-8 postoperasi. Keterbatasan yang signifikan pada
penelitian ini yaitu kurangnya perbandingan tentang terapi pada standar pelayanan, seperti DXM
topical.

Secara keseluruhan, terdapat total 6 penelitian yang mendukung bahwa injeksi DXM intrakaeral
(dengan atau tanpa system pemberian obat) secara signifikan menurunkan sel dan flare pada bilik mata
depan postoperasi.

Gejala-gejala subyektif inflamasi postoperasi

Penelitian telah menunjukan bahwa lebih sedikit pasien yang melaporkan adanya gejala
inflamasi postoperasi saat diterapi dengan DXM intrakameral. Singkatnya, kelompok yang diterapi
dengan surodex melaporkan gejala tidak nyaman, nyeri, fotofobia dan lakrimasi yang lebih sedikit
dibandingkan dengan pasien tanpa terapi. Tan, dkk melaporkan penurunan yang signifikan pada gejala
subyektif ketidaknyamanan pada mata, fotofobia dan lakrimasi pada mata yang diterapi dengan surodex
diandingkan dengan pasien yang diterapi dengan DXM topical. Sebaliknya, Wadood, dkk menemukan
bahwa tidak terdapat perbedaan gejala-gejala inflamasi seperti hyperemia kongjungtiva atau injeksi
silier pada mata yang mendapat surodex dibandingkan dengan mata yang mendapat obat DXM tetes.
Dalam penelitian lain, penurunan gejala subyektif dilaporkan pada minggu pertama postoperasi pada
mata yang diterapi dengan surodex. Perbedaan statistical ini dapat diabaikan setelah minggu pertama
tersebut bila dibandingkan dengan tetes mata DXM. Penelitian lain yang menggunakan DXM
intrakameral tanpa system pemberian obat menunjukan tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada
gejala visual subyektif antara mata yang mendapat DXM intrakameral dan yang mendapat prednisolone
topical dan tetes mata ketorolac setelah bedah katarak. Mengingat beberapa penelitian menunjukan
bahwa NSAID topical lebih efektif dibandingkan steroid topical poten lainya dalam mengontrol inflamasi
postoperasi, penggunaan ketorolac dalam penelitian tersebut dalam menjadi faktor perancu yang
menyebabkan kurangnya perbedaan yang signifikan pada gejala inflamasi postoperasinya.
Tajam penglihatan

Sebanyak 6 penelitian melaporkan adanya perbaikan yang signifikan pda tajam penglihatan pada
mata yang diberikan DXM intrakameral. Sejumlah 4 dari 6 penelitian tersebut melaporkan perbaikan
secara kualitatif sedangkan 2 lainya melaporkan perbaikan secara kuantitatif menggunakan log MAR
(Tabel 2). Pada hari ke-30 dan 60 postoperasi, nilai mogMAR yaitu 0.07 dan 0.06 pada kedua penelitian
yang melaporkan tajam penglihatan secara kuantitatif pada mata yang diinjeksi dengan DXM
intrakameral. Sebaliknya, pada 5 penelitian yang melaporkan logMAR tajam penglihatan setelah
penggunaan steroid topical postoperasi (tipe steroid bervariasi) berkisar dari -0.066 sampai 0.15 setelah
sekitar 6-8 minggu postoperasi (Tabel 2). Tajam penglihatan postoperasi tidak berbeda secara signifikan
pada mata yang mendapat DXM intrakameral dibandingkan dengan yang mendapat steroid topical.
Perlu dicacat bahwa, tidak ada mata yang kehilangan tajam penglihatan koreksi terbaiknya dengan
penggunaan DXM intrakameral maupun topical.

KEAMANAN DAN TOLERABILITAS

Tekanan intraocular

Salah satu masalah pemberian steroid topical yaitu kontrol tekanan intraocular (TIO). Terdapat
beberapa usulan mekanisme dimana kortikosteroid menginduksi terjadinya peningkatan TIO. Telah
diketahui bahwa kompleks reseptor glukokortikoid menyebabkan cross-linking pada serat aktin di
trabecular mashwork (TM). Dapat juga terdapat inhibisi protease dan fagositosis sel endothelial
trabecular mashwork yang menyebabkan gangguan drainase dari material ekstra di TM. Hal ini
berdampak pada peningkatan induksi steroid pada tekanan intraocular akibat menurunnya aliran ke
dalam bilik mata anterior atau posterior yang membutuhkan konsentrasi obat yang lebih rendah, hal ini
dapat menyimpulkan bahwa pemberian obat secara intrakameral tidak akan meningkatkan tekanan
intraocular sebesar pemberian secara topical. Penelitian lainya telah menunjukan bahwa nilai elevasi
TIO umumnya lebih besar setelah pemberian steroid sub-Tenon dan atau intravitreal. Roth, dkk
menunjukan bahwa peningkatan TIO lebih besar dari 20 mmHg lebih sering terjadi pad mata yang
mengalami glaucoma setelah pemberian triamcinolone acetonide intravitreal.

Sama halnya, injeksi triamcinolone sub-Tenon lebih sering menyebabkan hipertensi ocular yang
refrakter terhadap terapi meadi yang maksimal. Pemberian DXM topical juga meningkatkan nilai TIO.
Sebuah inverstigasi oleh Pleyer, dkk menunjukan bahwa DXM tetes 0.1% yang diberikan 4 kali sehari
selama 6 minggu menyebabkan peningkatan TIO sebanyak 8.6 mmHg. Peningkatan TIO yang ditemkan
pada kortikosteroid topical lain termasuk farmakologi generasi terbaru (misalnya rimexolone,
difuprednate dan loteprednol etabonate), memiliki perubahan yang sebanding. Nilai peningkatan TIO ini
secara signifikan lebih sering ditemukan pad DXM intrakameral (injeksi maupun sustained-release).

Anda mungkin juga menyukai