Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi

Sindrom guiilain barre adalah penyakit dimana system kekebalan tubuh seseorang menyerang
system saraf tepi dan menyebabkan kelemahan otot, apabila parah dapat mengakibatkan
kelumpuhan, bahkan otot-otot pernapasan.

2.2. Epidemiologi
Insiden terjadinya GBS sekitar 0,5 - 2 per 100.000 kasus, serta tingkat kejadian pada laki-laki lebih banyak
bila dibandingkan perempuaan (1).
2.3. Klasifikasi Subtipe 12
a. Acute inflammatory demyelinating polyradiculoneuropathy (AIDP)
Mediasi oleh antibody, dipicu oleh infeksi virus atau bakteri sebelumnya, gambaran
elektrofisiologi berupa demielinisasi, remielinisasi muncul setelah reaksi imun berakhir,
merupakan tipe SGB yang sering dijumpai di Eropa dan Amerika.
b. Acute motor axonal neuropathy (AMAN)
Bentuk murni dari neuropathy axonal, 67% pasien seropositif untuk Campylobacteriosis,
elektrofisiologi menunjukkan absen/ turunnya saraf motorik dan saraf sensorik,
penyembuhan lebih cepat, sering terjadi pada anak, merupakan tipe SGB yang sering di
Cina dan Jepang.
c. Acute motor sensory axonal neuropathy (AMSAN)
Degenerasi myelin dari serabut saraf motorik dan sensorik, mirip dengan AMAN hanya
tipe ini juga mempengaruhi sensorik, seringkali terdapat pada dewasa.
d. Miller Fisher Syndrome
Merupakan kelainan yang jarang dijumpai, berupa trias ataxia, areflexia dan
oftalmoplegia, dapat terjadi gangguan proprioseptif, resolusi dalam waktu 1-3 bulan.
e. Acute panautonomic neuropathy
Varian yang paling jarang dari SGB, mempengaruhi system simpatis dan parasimpatis,
gangguan kardiovaskular (hipotensi, takikardi, hipertensi, disaritmia), gangguan
penglihatan berupa pandangan kabur, kekeringan pada mata dan anhidrosis, penyembuhan
bertahap dan tidak sempurna, sering dijumpai juga gangguan sensorik.

Penegakan diagnosis

Anamnesis

 Kelemahan asenden dan asimetris


 Anggota gerak bawah dahulu kemudian menjalar ke atas
 Kelemahan akut dan progresif yang ditandai arefleksia
 Puncak deficit 4 minggu
 Pemulihan 2-4 minggu pasca onset
 Gangguan sensorik pada umumnya ringan
 Ganguan otonom dapat terjadi
 Gangguan saraf kranial
 Gangguan otot-otot pernapasan

Pemeriksaan fisik

 Kelemahan saraf cranial (III, IV, VI, VII, IX, X)


 Kelemahan anggota gerak yang cenderung simetris dan asendens
 Hiporefleksia atau arefleksia
 Tidak ada klonus atau reflex patologis

Pemeriksaan penunjang

Anda mungkin juga menyukai